Serra melamun sesaat dan dengan muka melasnya dia memohon "Gak mah aku gak mau, please jangan ya mah, jangan kirim aku ke pesantren aku…aku janji gak bakal bikin ulah lagi, Serra mohon"
Mama yang sebenarnya kasihan melihat putrinya memohon seperti itu tapi mau bagaimana lagi, toh papa yang memaksa.
"Jangan memohon pada mama Serra, karena ini semua perintah papa, mama tidak bisa berbuat apa-apa dan lagi kesalahan yang kamu lakukan ini sudah keterlaluan" Perjelas mama sambil membawa semua baju-baju ke kasir. "ayo kita pulang" ajak Mama
"Gak, aku gak mau pulang" gertak Serra
"Oh kamu mau kalo papa yang jemput?" **ancamnya, yahh meskipun sebenarnya pikiran Serra sedikit kacau untungnya ia masih bisa berfikir, jika papa yang bertindak beliau bisa mengamuk sekalipun ditengah keramaian.
Dengan berat hati akhirnya Serra menuruti perkataan Mama nya, mereka berdua akhirnya keluar dari mall dan pulang menuju rumah mereka. Hingga tibalah dirumah, ternyata oh ternyata papa sudah berada didepan gerbang rumah yang sedari tadi menunggu kedatangan Serra dan disampingnya terdapat dua koper yang berjajar**.
"Papa mau pergi kemana?" tanya Serra
"lebih tepatnya bukan papa yang pergi tapi kamu" tunjuknya
"maksud papa, papa ngusir aku dari rumah?"
"dari pada banyak tanya, mending sekarang kamu ikut papa" ujarnya sambil menyeret Serra ke dalam mobil.
"pah lepasin sakit" Keluh putrinya itu tapi papa tidak mendengarkan, begitupun mama yang ikut membantu papa.
Seketika mobil melaju dengan kencang nya hingga sampai lah mereka di PONDOK PESANTREN DARUL Ta'zim. **Dan kedatangan mereka ternyata disambut antusias oleh pak kyai mukhtar yang sering disebut (abah) oleh santri dan sekaligus pemilik pondok pesantren ini.
Karena ternyata papa Serra selama ini telah memberikan banyak sekali bantuan, soalnya pondok pesantren ini kekurangan biaya jadi bisa dibilang bantuan yang** diberikan oleh papa sangat berarti bagi mereka.
"Assalamu'alaikum abah" ujar papa sambil bersalaman dengan pak kyai begitu juga mama dan Serra.
"Waalaikumsalam, ayo ayo silahkan masuk" jawabnya. Dan masuklah mereka ke dalam pesantren dan dipersilahkan masuk kerumah pak kyai, disana mereka mereka dijamu dengan baik.
"Maaf bah, langsung ke intinya saja, abah sudah tau kan kedatangan saya kesini untuk apa, ini Serra anak perempuan saya satu-satunya dan tujuan saya membawa nya kesini agar bisa menjadikan dia lebih baik lagi." ujar papa.
"Oh ini Serra toh, mashAllah cantiknya, InsyaAllah nak Abizar kami disini para ustadz dan ustadzah akan mengajar Serra sebisa mungkin agar kelak ia menjadi anak yang soleha"
"Terimakasih banyak abah, jika Serra berbuat macam-macam hukum saja dia sampai jera, karna saya sebagai orangtua kadang tidak tega menghukum anak sendiri"
kata hati Serra ("Papa apa-apaan sih so dramatis banget")
"Maaf bah, saya tidak bisa berlama-lama disini karena masih ada urusan diluar, kalau begitu saya dan istri izin pamit dulu, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, warohmatulohi wabarakatuh, hati-hati dijalan yah nak Abizar"
Begitulah Papa dan Mama beranjak pergi meninggalkan Serra, lantas kenapa Serra hanya diam saja tidak kah seharusnya dia memohon-mohon kepada Papa nya sampai air mata penghabisan, entahlah walaupun dia melakukan semua itu pasti akan percuma saja pikirnya.
"umairoh, tolong antar Serra ke kamar yang sudah disediakan yah" kata pak kyai kepada Umairoh yang ternyata anaknya berumur 23tahun sekaligus ustadzah disini.
"Na'am abi, yu serra kita kekamar kamu" ajak ustadzah umairoh. Dan akhirnya Serra mengikuti nya dari belakang hingga sampailah di sebuah kamar yang berisi 2 buah ranjang susun
"Nah disini tempat tidur kamu yang diatas"
Serra menganga dan berkata "hah kok kecil sih ranjang nya gak ada yang lebih gede gitu"
"Tidak ada Serra semua tempat tidur disini ranjang susun semua yang memang tidak besar, nah disini lemari baju kamu"
"ini lemari? ini mah laci bukan lemari masa kecil banget nanti baju aku yang 2 koper itu mau dikemanain" keluh Serra
"Dicoba dulu Serra muat kok, ayo kita beresin barang-barang kamu". Mereka berdua pun akhirnya membongkar 2 koper itu yang hendak dibereskan, ada koper berwarna hitam dan kuning, Tapi alangkah terkejutnya ternyata didalam koper itu bukan berisi baju semua hanya yang berwarna hitam isinya baju dan kerudung, warna kuning berisi makanan ringan dan skincare entah lah Serra harus senang atau marah karna disatu sisi dia bisa terus skincare'an tapi disisi lain baju satu koper baginya sedikit dan bukan hanya itu Serra malah dibuat terkejut karena.....
"Hah kok ini baju gamis semua sih, ini apa lagi?"
"itu namanya sarung batik, dan disini diwajibkan memakai baju yang tertutup ya"
"huh"
"jangan begitu Serra, ayok kita lanjut bereskan" pinta kembali ustadzah. Beres-beres pun dilanjutkan sampai semua baju dan skincare Serra tersusun rapi dilemari
"Btw ini Skincare aku gak bakal disita kan?" tanya Serra
"Yang kami sita disini itu make-up Serra, bukan skincare contohnya lipstick, bedak, dan masih banyak lagi"
"ohhh"
"Karena kamu baru datang silahkan istirahat saja dulu nanti kalau kamu mau liat-liat sekitar pesantren silahkan minta sama teman sekamar kamu, oh dan satu lagi, ustadzah minta kamu pakai kerudungnya yah, kalau begitu ustadzah pamit dulu" ucapnya panjang lebar. Selesai ustadzah keluar, langsung Serra merebahkan setengah badannya dia melamun sejenak, tanpa disadari air matanya jatuh dipipi, pikirannya kemana-mana ingin sekali dia mengumpat meluapkan semua amarahnya karena lama juga Serra menangis sampai-sampai dirinya terlelap tidur dikasur.
Beberapa menit kemudian datanglah 3 orang santriwati yang masuk kedalam kamar itu**
"Astagfirullah" ujar salah satu dari mereka terkejut
"oh…kayanya ini anak itu deh…yang tadi bu ustadzah bilang"
"Coba kamu bangunin aku takut"
"Alah gitu doang takut,…permisi kak bangun bentar lagi dzuhur" katanya sambil menepuk-nepuk pundak Serra…seketika tangan santri itu ditepis kencang.
"Berisik, ada apa sih" kata Serra, dan ia segera bangun dari tidurnya.
"Maaf tapi bentar lagi dzuhur, kita harus mandi, makan, terus solat dan gak boleh terus tidur kayak gini" jelas santriwati itu
"Oke, kalo gitu dimana kamar mandinya?"
"Ayok aku anter, eh tapi…kakak pake kerudung dulu"
"Harus ya, katanya disini cewek semua kenapa harus pake?"
"Ya meski begitu kita tetap harus menutup aurat kita"
"Tapi gw gak tau pake kerudung kain kek gini"
Santriwati yang mendengar itu langsung mencari sesuatu di lemarinya "Bentar…nih pake jilbab aku aja, gak ribet kok"
Serra pun menerima jilbab itu dan memakainya tanpa mengucapkan terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments