Kau Bukan Milikku

Kau Bukan Milikku

Prolog

..._____________...

Kisah yang terlalu klasik namun tak termakan oleh masa. Bukan tentang cinta dalam diam  yang berakhir bahagia. Bukan, bukan itu. Namun bukan pula kisah romance pada umumnya. Bukan juga kisah cinta dalam diam dari seorang gadis miskin menyukai laki-laki kaya, lalu berakhir bahagia. Bukan itu. Terlalu mudah tertebak alurnya, jika akan berakhir seperti itu.

Ini hanya kisah klasik, seorang korban bullying yang memiliki kisah yang sama, kemudian ia juga menyukai seseorang dalam diamnya. Namun penjahat bullying bermain secara elegan. Namun mental ya tetap mental. Hancur pada akhirnya. 

Pernah terlintas dalam pikiran seorang Aleena Zain, sesuatu yang terjadi didunia ini tidak pernah adil. Orang yang hidup dengan kekayaan, maka mereka akan terus bahagia. Berbeda dengan orang yang tidak mampu, mereka akan terus menderita. Itulah hasil pemikiran sempit yang pernah terlintas dalam benak seorang Aleena. Aleena selalu berpikir mereka sukses dan bahagia karena mereka memiliki privilege  yang besar dari keluarganya. Cara berpikirnya selalu menggunakan fixed mindset. Dimana aku merasa orang sukses bukan karena kerja kerasnya, tapi karena pengaruh orang tuanya, baik secara finansial maupun dukungan. Lalu yang Aleena dapatkan hanyalah rasa iri yang membara. Kenapa bukan aku yang berada diposisi itu. Seharusnya, andai dan kata-kata lainnya yang hanya membuang waktu. 

Berbagai pikiran itu berkecamuk dalam benak seorang Aleena. Antara menerima dan juga mengeluh dalam kenyataan sangatlah berbeda tipis. Orang-orang disekitarnya selalu melemparkan kalimat bercandaan yang sengaja membuat sayatan hati terlalu menyakitkan. Simpel tapi menyakitkan. Luka siapa yang tahu, jika bukan kita yang memahami diri sendiri.

'Eh Aleena, minggir dong! kalau nulis tuh yang bener.'

'Kenapa yang nulis nggak Ahdia Rifaya aja sih? Padahal kan Rifa cantik banget. Nggak seperti yang nulis yang di depan itu.'

 'Itu tulisan apa tanjakan sih?'

'Yang bener dong kalau nulis. Bisa nulis nggak sih? Masa masih bagusan tulisan anak SD"

'Ganti aja ganti, nggak enak banget dilihat'

'Kamu nyadar nggak sih? tulisan kamu tuh jelek' perkataan itu keluar dari segerombolan anak laki-laki di kelasku sendiri. Mereka seperti paling famous, paling wow, paling membuat darah tinggi, dan mereka paling hebat dalam menjatuhkan mental orang lain. 

 Ada lagi kata-kata yang keluar secara tidak manusiawi. Ada beberapa kata yang sering aku dengar dari orang sekitar yang tidak menyukaiku.

'Eh ada kerbau betina lewat'

 'Aleena kamu tuh kurus banget kek papan berjalan'

'Kamu tuh nggak cantik sih tapi jelek'

'Item banget sih mukanya' entahlah aku sudah muak dengan perkataan orang-orang.

 'Kok sekarang gendutan, kemarin kayaknya masih kurusan deh' iya-iyalah orang dikasih makan. Pasti ngembang. 

'Muka kamu kok gitu banget sih' tatapannya dengan tidak menyukai.

 'Jorok banget sih itu muka, sampai jerawatan gitu?' entahlah, sudah berapa kali orang-orang mengatakan kalimat itu.

'Lah, perasaan kamu nggak pernah jerawatan deh. Kok sekarang muka kamu jerawatan banyak banget' kata orang yang tidak mengerti tentang seberapa besar aku mengobati tapi tak kunjung sembuh. Lagian tidak ada satu orang pun didunia ini yang berkeinginan memiliki muka berjerawat. 

'Makanya perawatan' mahal cuy. 

'Kok jijik yah ngeliat muka kamu sekarang.' kata perempuan bermulut cabe habanero menatapku dengan tatapan jijik. Dia tidak sadar kalau dia pernah mengalami jerawatan sampai lebih parah dari pada aku. Mentang-mentang muka dia sudah sembuh total, bahkan sekarang menjadi mulus, eh ternyata sekarang malah mengatai orang.

'Kamu cobain deh pakai produk ****** biar gak jerawatan.' Kata orang yang tidak tahu -menahu seberapa banyak aku coba produk tapi gagal total.

'Eh, ada bidadari bintang lima. Alias dari kecomberan' kata segerombolan anak laki-laki adik kelas ku ketika aku melewati koridor kelas mereka.

'Rambut kamu ada yang keluar tuh dua helai' kata salah satu anak perempuan mengingatkan dengan cara yang tidak baik. Ia malah menarik rambutku yang keluar tanpa sengaja. Lalu ia juga menarik rambutku sampai kepalaku sakit. Aku hanya diam. Ada beberapa helai juga rambutku rontok.

'Eh itu ada kuna, Eh Kuna dapat salam dari Aleena. Salam cinta katanya' kata mereka berbohong, lalu mereka terbahak menertawaiku. Mereka sengaja menjodohkan aku dengan orang yang tidak aku sukai.

'Bener tuh, Aaleena suka sama kamu' kata seorang perempuan yang menggunakan kedok sahabat, tapi nyatanya dialah orang yang tidak memiliki hati.

'Kalian cocok deh sama-sama buruk rupa'

'Ayo dong samperin Kuna nya, jangan cuman diem aja'

'Ciee ... kaya ada yang lagi kasmaran'

Itulah kata-kata yang selalu aku dengar. Simpel, tapi menyakitkan. Dear Allah, sudahkah aku menderita. Aku lelah atas perkataan mereka. Aku baru menyadari selama ini aku mengalami bullying. Sampai aku tidak ada mood ingin masuk sekolah lagi. Rasa malu begitu besar. Ketakutan begitu hebat. Tidak memiliki keberanian. Hancurlah mentalku.

Biasanya anak SMA selalu rentang dengan kisah cinta abu-abu bukan? Nah kalau Aleena, jangankan cinta lawan jenis. Hidupnya saja penuh bullying. Dia tidak pernah memikirkan cinta? Memangnya ada yang suka sama Aleena? Mustahil sekali kalau ada yang menyukainya. 

Bertahan hidup dengan segala kondisi yang tidak memungkinkan, merupakan paksaan yang tidak ingin melanjutkan kehidupan masa depannya. Kata-kata menyakitkan terus datang. Hanya diam yang terus Aleena lakukan. Melihat semua orang tidak menyukainya sampai membuat mentalnya hancur. Semua hal tersebut merupakan kebiasaan yang dilakukannya selama dibully. Namun pada akhirnya Aleena menyerah karena kehidupannya telah,

         'Retak'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!