Sleepwalking Syndrome?

Ray sedikit lega karena ada Joko yang senantiasa menjaga Kinan. Tapi entah kenapa juga merasa sangat terganggu melihat Joko yang hampir tidak pernah meninggalkan Kinan sendiri kecuali saat tidur dan mandi. Joko bahkan tidur di lantai di dekat sofa yang Kinan tiduri.

"Kinan, kenapa kamu tidak mencoba untuk kembali tidur di kamarmu?"

Kinan menggeleng, "Saya selalu mimpi buruk setiap kali tidur di kamar."

"Ada puluhan kamar di rumah ini, kenapa kau tidak mencoba menemukan yang paling nyaman untukmu daripada di sofa?"

"Saya sudah mencoba beberapa kamar tapi sama saja. Tenanglah, saya tidak masalah tidur disini. Saya merasa lebih baik dan ada Joko juga yang menjagaku."

Ray tidak punya argumen lagi.

"Ampun Ndoro, mimpi buruk seperti apa yang selalu mengganggu Ndoro?"

"Entahlah, aku merasa seperti ada seseorang yang selalu mengejar dan membunuh saya. Dan selalu berulang seperti itu."

"Apa kau melihat wajah orang itu?" Ray tiba-tiba saja ikut penasaran.

Kinan menggeleng.

"Kinan siapa sebenarnya Patih Praloyo? Kenapa dia tega membunuh pengasuhmu?"

“Patih Praloyo adalah panglima perang kepercayaan ayahku. Dua puluh tahun yang lalu, ia melakukan pemberontakan untuk menjatuhkan kekuasaan ayahku, Raja Haryodiningrat. Karena tak ingin kalah dengan pengkhianat, ayahku akhirnya tewas di medan perang. Sejak saat itu, ibu menyuruhku untuk pergi jauh bersama Mbok Darsih. Lalu entah bagaimana tersebar kabar bahwa ibuku tewas bersama seorang anak kecil yang dikira adalah aku. Setelah itu, Patih Praloyo mengambil alih seluruh kekuasaan kraton dan bersikap semena-mena. Ia memaksa rakyat untuk menanam buah, sayur dan biji-bijian. Lalu akan menjual hasilnya keluar. Begitu juga dengan hasil ternak dan tambang. Karena sempat ada wabah yang melanda keraton, Patih kemudian membawa keluarganya pindah entah kemana. Namun ia menempatkan orang kepercayaannya untuk menjadi pamong (pemerintah) dan pasukannya di kraton untuk mengawasi rakyat yang dipekerjakan secara paksa tanpa upah. Akhirnya kematian meningkat, kemiskinan menjamur, dan kebodohan kian parah. Kami tidak pernah tahu dimana patih praloyo berada tapi kami masih dapat merasakan kekejaman dan kelalimannya hingga saat ini.”

“Jadi ia bersembunyi di suatu tempat tapi tetap mengendalikan kekayaan alam dan pemerintahan Kraton dari jauh?” Tanya Ray penasaran.

Kinan mengangguk, “Jika ia tahu aku masih hidup, maka ia tidak akan tinggal diam. Karena hanya aku yang bisa mengambil alih kekuasaannya dengan Parakraton dan lencana ini.”

"Ampun Ndoro, apakah Ndoro sudah menemukan petunjuk tentang keberadaan Parakraton?"

Kinan menggeleng lesu

"Ampun Ndoro, lalu bagaimana bisa Ndoro menikah dengan rakyat jelata disini?"

Ray geram dengan pernyataan Joko yang menyebutnya sebagai rakyat jelata. Kinan yang langsung tanggap berusaha meredam amarah Ray.

"Tenang, Ray. Joko tidak bermaksud apa-apa. Kami biasa menyebut orang yang bukan keturunan raja sebagai rakyat jelata. Itu saja."

Ray memutuskan untuk kembali ke kamarnya sebelum amarahnya benar-benar meledak. Ia tidak menyangka akan begitu dipandang rendah dan remeh oleh dua orang kampung yang tidak jelas asal-usulnya. Ray merasa perlu memberi mereka pelajaran agar tahu dengan siapa mereka berhadapan.

Malam itu Ray benar-benar gelisah. Entah apa yang membuatnya sulit terlelap. Ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan membopong Kinan yang sudah terlelap pindah ke kamarnya.

Kinan terkejut ketika bangun dan sudah berada di kamar Ray, "Bagaimana mungkin saya bisa berada di sini?"

"Entahlah, kurasa kau mengidap semacam sleep walking syndrome, tidur sambil jalan." jawab Ray santai.

"Jadi maksud anda, saya berjalan masuk kesini dalam keadaan tidur?" Kinan tidak percaya bahwa dalam tidurpun ia bisa melakukan hal yang sangat memalukan. "Maaf, Ray. Saya akan pastikan ini tidak terjadi lagi."

Kinan benar-benar bingung apakah semua yang Ray katakan benar adanya karena ia belum pernah seperti itu sebelumnya. Bagaimanapun juga Kinan merasa senang karena malam itu, ia tidak lagi memimpikan hal buruk seperti yang biasa dialaminya.

***

Joko menjaga Kinan dengan sangat baik. Tak jarang Ray melihat Joko selalu setia membantu Kinan membereskan semua kekacauan yang ditinggalkan Kinan, menyiapkan makanan kesukaan Kinan, meracik teh melati cengkeh kesukaan Kinan, menemani Kinan berolahraga, berlatih bela diri hingga memanah. Joko seakan hafal semua yang Kinan suka dan tidak suka. Dan ia selalu siaga untuk membuat majikannya itu merasa aman dan nyaman.

Semakin lama Ray merasa terganggu dengan kedekatan mereka. Ray merasa buruk karena sebagai suami, ia tidak tahu apapun soal Kinan. Tidak seperti Joko, ia bahkan seringkali salah menawarkan hal-hal yang justru tidak disukai Kinan. Ray pernah mengajak Kinan golf padahal ia lebih suka berkuda, membawakan Kinan cake kekinian padahal ia sangat suka wajik dan lemper, membelikan Kinan high heel padahal ia sangat suka flatshoes karena geraknya yang aktif.

Ego lelaki Ray memberontak. Ia tidak suka pria lain lebih mengenal istrinya daripada dirinya sendiri. Selain itu, Joko juga memiliki postur tubuh yang tinggi, tegap dan dada bidang. Sehingga tidak jarang orang salah mengira Joko sebagai suami Kinan. Ray tidak ingin gosip murahan tentang Joko dan Kinan yang sudah dikuburnya, muncul kembali ke permukaan.

"Yah, ini hanya soal ego. Aku tidak ingin ada orang yang tidak kompeten jadi lebih unggul dariku. Itu saja." Bela Ray pada diri sendiri.

Pagi itu, sebelum berangkat ke kantor, Ray melihat Kinan sedang berlatih bela diri dengan Joko di halaman rumah. Kinan tampak sangat piawai dan gesit menyerang dan menangkis serangan balik dari Joko. Ray melihat mereka begitu dekat dan akrab. Kinan tampak sangat menikmati latihannya. Sangat jauh berbeda dengan saat Ray mengajaknya menghadiri undangan pertunjukan opera dan balet. Meskipun tampak senang, Ray tahu bahwa saat itu Kinan hanya berpura-pura untuk menyenangkannya.

Tiba-tiba saja Ray merasa gelisah dan tidak nyaman. Perasaan yang belum pernah dimilikinya sebelumnya. Selama ini Ray tergolong orang yang sangat pandai mengendalikan diri, tapi entah kenapa, meskipun ia tahu Joko hanya seorang pengawal bagi Kinan, Ray merasa tidak senang dengan kedekatan mereka.

Edward yang baru tiba tahu pasti bahwa Ray sedang terbakar api cemburu walau hanya dengan melihat sekilas mata.

"Jadi, apa yang sedang sangat menarik perhatian anda, Tuan?"

Ray berusaha mengendalikan kagetnya karena tiba-tiba saja Edward sudah ada di sampingnya, menemaninya melihat keakraban Kinan dan Joko.

Ray bergegas pergi, "Apa kau sudah membawa yang aku minta?"

"Sudah, Tuan." Edward menyerahkan KTP milik Kinan yang baru jadi.

"Sepertinya kita perlu menguji coba kartu ini." Ray menyerahkan kembali KTP Kinan kepada Edward. "Siapkan dua tiket pesawat ke Lombok, besok pagi!"

"Anda yakin hanya ke Lombok, Tuan? Tidak ingin ke Maldives atau Venesia?" Edward senang akhirnya Ray ingin membawa Kinan berbulan madu.

"Aku tidak punya cukup waktu untuk menunggumu mengurus paspor Kinan."

Bukan Ray namanya kalau tidak punya alasan yang logis untuk mengelak dari Edward.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!