Kuserahkan Suamiku Kepada Pelakor
Dring!
‘’Handphone siapa yang berbunyi? Mas Deno? Nggak, aku hapal bagaimana bunyi nada pesannya. Tapi handphone siapa?’’ aku yang sedang menidurkan si kecil, bergegas mencari bunyi benda pipih itu. Kucari di seluruh ruang lemari, tak kutemui. Aneh! Di mana benda pipih itu sebenarnya? Ia kembali berdering, kali ini lebih lama. Kucoba merungkukkan kepala sedikit ke bawah. Cahaya apa itu?
‘’Handphone siapa ini sebenarnya? Hanphone Mas Deno? Nggak, aku tahu bagaimana bentuk handphone suamiku,’’
‘’2 Panggilan tak terjawab dan 2 pesan dari WA? Siapa?’’ dengan hati terus bertanya, bergegas kutelusuri.
‘’Chika sayangku?’’ membaca nama yang tertulis itu membuat dadaku terasa sesak, hatiku bak ditusuk ribuan belati, dan tanpa disadari buliran air mata lolos begitu saja.
‘’Apa Mas Deno begitu tega bermain di belakangku? Kalo nggak, siapa yang bernama Chika itu? Aku harus cek pesan di WAnya,’’ lirihku pelan dengan buliran air mata yang terus menetes.
‘’Mas, kapan sih mau menikahiku? Kita udah 4 tahun pacaran loh, Mas,’’
Kali ini tubuhku lemas tak berdaya, kubantingkan benda pipih itu ke ranjang.
‘’Empat tahun kamu selingkuh Mas? Kenapa aku nggak pernah tahu, begitu licik dan pandainya kamu menutupinya dari aku! Ya, bagaimana pun menyimpan bangkai suatu saat baunya akan tercium juga!’’
‘’Kau mau bermain denganku, Mas! Okey, aku ikuti permainanmu.’’ Kuseka air mataku dengan kasar.
‘’Ya, lelaki brengsek itu nggak perlu ditangisi. Air matamu akan terbuang sia-sia saja, Nela!’’
Kuraih benda pipih itu kembali dan kuhapus pesan yang dikirimkan pelakor itu dengan tangan gemetaran, begitupun dengan panggilan tak terjawab. Lalu kuletakkan kembali di bawah lemari.
‘’Begitu rapatnya kau tutupi dari aku, Mas!’’
Kukembali merebahkan tubuh ke ranjang sembari menatap langit-langit kamar dan sesekali melirik buah hatiku sekarang yang berumur 5 tahun.
Jika memandang ke anak hatiku sungguh terasa teriris dan iba dengannya, tetapi aku tak tahu harus bagaimana sekarang ini. Hatiku sungguh terasa perih sekali. Beraninya mas Deno bermain api di belakangku apalagi sudah 4 tahun, tetapi aku tak pernah tahu-menahu soal itu saking rapatnya dia menutup perselingkuhannya. Ya, bangkai yang disimpan lama-kelamaaan pasti baunya akan tercium juga keluar.
‘’Kau kira aku ini wanita apaan, Mas!’’ gumamku tersenyum sinis. Seketika pintu berderit. Aku berpura-pura tidur. Ya, pasti mas Deno yang memasuki kamar. Mungkin dia habis mandi, biasanya dia pergi ke kantor lebih pagi.
‘’Sayang, kamu masih tidur? Apa kamu nggak sholat?’’ cuih! Aku jijik mendengar kata ‘’Sayang’’ dari mulut lelaki seperti kamu mas. Sholat? Berpura-pura baik kamu ternyata ya agar perselingkuhanmu tertutupi.
‘’Tukang selingkuh, nyuruh aku sholat. Hahah!’’ gumamku dalam hati. Aku masih berusaha berpura-pura terlelap.
‘’Yang, bangun dong. Udah jam berapa ini, bikini aku sarapan. Biasanya kamu lebih awal bangun daripadaku,’’ dia mengguncang tubuhku pelan.
‘’Apaan sih, Mas. Aku masih ngantuk nih. Kamu bikin mie aja sana!’’ suaraku berpura-pura seperti orang bangun tidur. Kuusap mata perlahan.
‘’Mie? Kok kamu gitu sih? Kan kamu tahu, aku nggak suka makan mie. Kamu kenapa begini?’’ terdengar suaranya mulai kesal denganku. Nanti malah curiga mas Deno dengan sikapku. Ahh! Aku harus bersikap seperti biasanya. Aku bergegas duduk sambil mengumpulkan nyawa.
‘’Ma’af deh, Sayang,’’ lirihku.
‘’Iya, kok kamu bicara kayak gitu. Kamu kan tahu kalo Mas nggak suka mie,’’ ucapnya lirih yang masih merapikan rambut lantas menatap ke cermin. Aku menyunggingkan bibir.
‘’Habisnya aku ngantuk banget, Mas.’’
‘’Ya udah, aku bikini kamu sarapan. Tapi aku nyuci muka dulu sebentar.’’ dia hanya mengangguk lantas tersenyum menatapku.
‘’Sandiwara kamu sungguh luarbiasa, Mas!’’ gumamku dalam hati.
Aku bergegas melangkah ke kamar kecil. Beberapa menit kemudian, aku telah selesai mencuci muka. Lantas menuju dapur. Kubuka kulkas. Alhamdulillah ada ikan dan juga sayur kol. Sebenarnya aku malas memasak buat suami yang tukang selingkuh, tetapi apalah daya sekarang aku hanya bisa bersikap seperti biasanya walau begitu menyakitkan. Aku bergegas menyiapkan semua bahan. Membersihkan ikan terlebih dahulu lantas memoles dengan bumbu-bumbu halus yang kubeli kemaren yaitu bawang putih, bawang merah, kunyit, dan kububuhi garam kasar sesuai selera. Lalu kurebus hingga matang.
‘’Hatiku sungguh sakit. Terbayang olehku isi pesan wanita pelakor itu!’’ aku mengepalkan tangan.
‘’Lelaki pembohong dan nggak tahu diri, nggak seharusnya aku pertahankan!’’ kesalku dalam hati.
Seketika ikanku tampak sudah matang bergegasku menggorengnya. Beberapa menit kemudian, aku telah selesai memasak dan membereskan dapur terlebih dahulu. Seketika tangannya melingkar di pinggangku membuat sulit untuk bergerak, tanganku terhenti yang tengah mengelap kompor gas. Aku merasa muak dan jijik.
‘’Mas, ngapain sih? Ini aku sedang kerja loh,’’ sungutku. Mencoba untuk melepaskan rangkulannya namun tenaganya mengalahkan tenagaku.
‘’Mas kangen kamu, masa suami sendiri dimarahin.’’ Cuih! Aku sangat muak! Seperti hendak keluar isi perutku mendengar ucapanmu yang mungkin juga kamu ucapkan ke pelakor itu.
‘’Sudah basi tahu nggak!’’ kesalku dalam hati.
‘’I—iya, Mas. Kan Mas tahu, aku lagi kerja,’’ lirihku kembali. Dia masih bergelayut manja.
‘’Mas pasti laper kan? Ya udah sarapan dulu, kan Mas mau kerja. Ntar telat loh!’’ ucapku melepaskan tangan Mas Deno dari pinggangku.
Tampak dia terheran menatapku. Mudahan dia tak curiga dengan sikapku.
Tanpa memperdulikannya aku bergegas membawa masakanku ke ruang makan. Dan menatanya di meja.
‘’Baunya sungguh mengunggah selera,’’ ucapku tersenyum memandangi masakanku dan kuletakkan nasi di meja makan. Seketika mas Deno menghenyak di kursi.
‘’Kamu kok berubah sekarang, Yang?’’ aku menatapnya heran dan berpura-pura tak mengerti apa yang diucapkannya.
‘’Apa sih maksudmu, Mas?’’ tanyaku sembari mengernyitkan kening.
‘’Kamu kayak berubah sekarang, Nel,’’ ulangnya kembali.
‘’Hah? Berubah? Kamu nggak demam kan, Mas?’’ aku bergegas memeriksa keningnya. Lantas dia terkekeh. Lalu menatapku.
‘’Apaan sih kamu. Mas kan serius nanya,’’
‘’Kamu yang apaan, Mas. Kamu bilang aku berubah dari mananya berubah coba?’’ kesalku. Tanganku masih sibuk mengaduk kopi untuknya, sekilas menoleh kepadanya.
‘’Mas meluk kamu aja merasa gimana gitu, aku ini suamimu loh. Nggak biasanya kamu bersikap kayak gitu!’’ jawabnya ketus. Tampak dari raut wajahnya yang kesal.
‘’Gayamu, Mas. Aku aja sebagai istrimu nggak kamu anggap, buktinya kamu selingkuh di belakangku tanpa sepengetahuanku! Kamu lebih menyakitkan hatiku!’’ batinku.
‘’Kan aku lagi sibuk kerja, Sayang. Masa sih itu aja kamu langsung ngambek,’’ ucapku lirih dan bergegas memeluknya walau terasa jijik olehku.
‘’Iya, iya. Ma’af deh, Sayang,’’ sahutnya seketika.
‘’Segitu aja ngambek. Kamu egois, Mas! Di belakangku aja selingkuh!’’ batinku.
‘’Ya udah, kita sarapan dulu ya!’’ ucapku sembari melepaskan pelukan darinya.
Dia mengangguk lantas tersenyum. Entah kenapa aku malas memandangi lelaki yang masih berstatus sebagai suamiku ini. Mungkin karena aku sudah tahu kebusukannya, kelakuannya sudah terungkap melalui pesan di ponsel yang disembunyikan itu. Ya, aku tak pernah melihat ponsel yang diletakkannya di bawah lemari.
Rasanya asing bagiku ponsel itu. Tak pernah mas Deno memakai ponsel itu dan baru kali ini aku melihatnya. Apalagi diletakkan di bawah lemari agar aku tak tahu. Mungkin dia lupa mematikan nada deringnya hingga terdengar olehku.
‘’Mas, Mas. Kamu lihat aja, aku lebih licik dari kamu!’’ gumamku sembari tersenyum sinis memandanginya.
Bersambung.
Bagaimanakah kisah selanjutnya? Penasaran? Yuk, ikutin dan baca terus ya.
Jika suka dengan cerbung baru Author mohon dukungannya dengan cara meninggalkan jejak, like, komen dan share, serta Author tunggu kritik dan sarannya ya.
Terima kasih yang sudah membaca cerbung recehku, sehat selalu, lancar rezekinya dan dimudahkan segala urusannya. Aamiin Ya Robbal ‘aalamiin.
Instagram: n_nikhe❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Arin
mampir ach,sprtny menarik...Krn sy pling suka baca novel peran cweny tegas
2023-09-11
1
🧭 Wong Deso
Sudah mampir kak, sukses untuk karyanya
2022-10-06
1