Bab 2

"Jangan lari kau..! Tangkap dia! Jangan biarkan dia lolos ataupun melapor pada polisi." pria bernama Marcellino itu mengajak rekannya untuk menangkap Irene.

Irene berlari menuruni tangga, matanya melotot terbelalak kaget melihat suaminya tengah disekap oleh salah satu dari mereka. Dia mendongak ke atas yang juga terkejut dua orang mengejarnya.

"Irene, lari! Cepat keluar cari bantuan!" teriak Antonio berharap istrinya berlari keluar meminta bantuan. Namun Irene malah berlari ke tengah-tengah ruangan.

"Marcellino, Arfan, tangkap wanita itu! Sekap dia!"

"Baik, Bos."

Bug...

Kepala bagian belakang Antonio ia benturkan ke wajah pria yang di panggil bos.

Bug...

Terjangan Antonio layangkan ke perut nya hingga membuat pria itu mundur ke belakang.

"Kurang ajar..! Beraninya kau melawan ku, hah?" pria itu menggeram marah tersulut emosi tidak terima di lawan.

Dia menyerang Antonio ingin melumpuhkan pria itu. Senjata yang dipegangnya dia sogokan ke depan. Namun, Antonio berhasil mengelak ke samping lalu dia menonjok perut perampoknya.

Lain halnya dengan Irene yang juga tengah berjuang menghindari cekalan kedua pria yang sedang ingin menangkapnya.

"Mending kau menyerah saja, Nona. Kami tidak akan membunuhmu asalkan kalian mengikuti semua perintah kami. Kami tidak ingin apa-apa, kami hanya ingin harta kalian saja," ucap Arfan tengah mendekati Irene.

Ibu dua anak itu mundur namun matanya sibuk mencari benda yang ingin Ia gapai. Hingga tangannya mendapat sebuah pegangan yaitu pot bunga kecil yang ada di atas lemari. Kemudian ia lempar hingga mengenai Marcellino.

"Sialan, wanita kurang ajar. Beraninya kau melawan kami," sentak Marcellino memegangi keningnya yang berdarah.

"Kami tidak akan takut kepada kalian," sentak Irene bersiap lari lagi namun malah tertangkap oleh Arfan.

"Pegang dia!" titah Marcellino marah.

Arfan memegangi nya.

"Lepaskan saya, sialan!" sentak Irene memberontak dari cekalan Arfan.

Plak...

Tamparan keras Marcellino layangkan sebagai balasan atas apa yang Irene dilakukan kepadanya.

Sedangkan di kamar atas. Alice dan Jayden penasaran Apa yang terjadi di bawah.

"Kakak aku ingin lihat ada apa di bawah? Aku takut Mommy dan Daddy kenapa kenapa." Jayden memaksa keluar dari lemari.

"Kita jangan keluar! Kita harus ingat pesan Mommy, apapun yang terjadi harus diam di sini," cegah Alice.

"Tidak Kakak, aku ingin melihat Mommy dan Daddy." Jayden memaksa keluar kamar. Alice mengejar.

"Jayden kau jangan nekat!" Alice mendapatkan lengan sang adik namun ya kaget mendengar suara tamparan keras dari bawah. Kedua anak itu pun diam-diam mengintip dari atas.

Antonio dan bos perampok masih berkelahi mempertahankan kekuasaan mereka. Antonio tidak akan mengalah kepada para penjahat tersebut. Dan para perampok itu pun tidak ingin rencananya gagal mengambil seluruh harta milik Antonio.

Arfan yang melihat bosnya terus kewalahan membantunya. Sehingga kini 2 lawan 1. sekuat tenaga Antonio lawan keduanya. Namun satu terjangan mendarat sempurna di perutnya hingga membuat dia jatuh tersungkur ke lantai.

Ditambah lagi tangannya Bos perampok injak membuat kemudian di tambah pukulan bertubi-tubi di wajah Antonio meringis kesakitan.

"Ampun, Tuan!"

"Tidak ada kata ampun untuk kalian yang sudah berani melawan saya!" sergah Bos perampok menjambak rambut Antonio ke belakang.

"Lepaskan suami saya!" Sentak Irene memberontak. Tapi, Marcellino mendorong kasar Irene membuat tubuh wanita itu jatuh di dekat Antonio.

"Ikat mereka! Ambil seluruh hartanya!" titah sang Bos dan di angguki dua orang anak buahnya.

Antonio semakin marah, dia tidak terima istrinya di perlakukan kasar. Dia bangkit ingin memukul namun, kembali di terjang sekeras-kerasnya sampai muntah darah.

Bos perampok itu menyodorkan senjata tajam sampai membuat ilmu dan Antonio semakin ketakutan.

Alice membekap mulutnya untuk tidak bersuara. Begitupun tangan satunya yang tengah membekap Jayden. Kedua anak itu menangis tidak tega melihat orang tuanya disiksa seperti itu.

Marcelino dan Arfan sudah mengumpulkan barang-barang berharga milik Antonio semuanya.

"Semuanya sudah terkumpul, Bos." kata Arfan.

"Kalau begitu habisi mereka!" suara tegas itu memerintahkan kedua anak buahnya.

"Ampun..! Jangan bunuh kami, Tuan! Jangan lakukan itu pada kami!" Antonio merangkak di bawah kaki pria memakai topeng. Wajahnya sudah berlumuran darah meminta ampun untuk di kasihan ni.

"Habisi mereka! Jangan sampai ada yang masih hidup. Bakar rumah ini untuk meninggalkan jejak!" Pria itu tidak sedikitpun iba. Justru, dia malah menerjang Antonio hingga terjungkal terlentang.

Dor...

"Tidaaaaak...!" Jerit seorang istri menyaksikan suaminya di tembak tepat pada bagian dada.

"Daddy..." jerit dua anak dalam hati menyaksikan mereka begitu biadab menyiksa orangtuanya.

"Antonio...!" Irene menjerit memangku kepala suaminya. "Kalian brengsek, biadab, tak punya hati," umpat Irene menangis pilu tidak menyangka tragedi ini menimpa keluarganya.

"Bos apa yang akan kau lakukan pada wanita lemah itu?"

Pria memakai topeng yang di sebut bos itu menyeringai. "Kita nikmati tubuhnya lalu habisi dia!"

"Hahaha baik, Bos. Kau memang pengertian." Marcellino dan Arfan mencekal lengan Irene.

"Jangan..! Jangan lakukan itu!" Jeritnya begitu histeris ketika dirinya di seret paksa di cekal kaki dan tangannya. Mereka membuka topengnya berusaha mencumbu tubuh Irene.

Jayden dan Alice tidak terima orangtuanya di perlakukan seperti itu. Mereka tidak bisa lagi bersembunyi di saat orangtuanya menjerit pilu menolak tubuhnya di jamah tiga pria jahat.

"Mommy... Lepaskan mommy ku..!" Teriak Alice keluar dari persembunyiannya.

Ketiga orang itu menoleh.

"Ada anak kecil, Bos." Kaya Arfan.

"Habisi mereka, juga." kali ini Marcellino yang bicara.

Irene berusaha berdiri di saat ketiganya mendekati putra putrinya. Dia berlari kehadapan anak-anaknya menjadi tameng kedua anaknya.

"Jangan kalian sakiti anak-anak ku!" pekik Irene merentangkan tangannya. Alice yang ada di belakang Mommy nya memperhatikan tajam ketiga orang itu.

"Ck, wanita sialan. Kita habisi saja mereka semuanya!" titah sang Bos lalu...

Dor...

Satu tembakan mendarat di dada Irene.

"Mommy..." teriak Alice dan Jayden bersamaan. Kedua anak itu menangkap tubuh Mommy nya.

Lalu Marcellino menarik Jayden mengarahkan senjata tajam ke lehernya anak laki-laki itu.

"Jayden...!" teriak Alice mendapati sang adik berdiri meregang nyawa menatap Kakak nya.

Tatapan keduanya saling bertemu. Tubuh Alice terasa lesu, dunianya hancur. Orang yang ia cintai tiada tak tersisa.

Arfan dan Sang Bos terkejut dengan tindakan Marcellino yang tanpa ampun membunuh anak kecil.

Alice berdiri, dia mengepalkan tangannya, sorot matanya menatap tajam. "Kalian biadab.. Kalian membunuh keluargaku.. Aku tidak terima itu..!" jerit Alice murka. Gadis remaja itu berlari memukul-mukul tubuh sang Bos perampoknya.

"Kau jahat, kalian membunuh adikku. Kalian membunuh keluargaku! Aku bersumpah akan membunuh keluarga kalian!" pukulan Alice tidak ada apa-apanya.

Sang Bos itu tertegun melihat tangisan pilu gadis remaja ini. Tiba-tiba dia teringat kepada anak-anaknya.

"Tinggalkan tempat ini!" ucapnya mendadak ingat keluarganya.

"Tapi, Bos..."

"Tinggalkan tempat ini..!" sentak sang Bos lalu pergi dan di susul oleh Arfan.

Namun tidak dengan Marcellino yang tidak ingin kejahatan mereka terendus polisi. Hingga ia mengambil pisau lipat dari saku celananya dan membuka pisau tersebut kemudian...

Jleb...

Menusuk Alice dari belakang hingga tiga kali tusukan.

"Maafkan saya, nona kecil. Saya tidak ingin kami tertangkap polisi."

Alice mendongak menatap dalam Marcellino, lalu menatap perutnya, hingga tubuhnya ambruk ke lantai. Penglihatannya pun perlahan mulai rabun hingga hanya di selimuti kegelapan.

"A aku a akan kembali untuk membalaskan dendam ku atas kematian keluargaku," batin Alice penuh dendam berharap Tuhan ngasih kesempatan kedua.

Marcellino membakar rumah tersebut hingga rumahnya perlahan terbakar.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Makanya di suruh sembunyi,malah keluar ckk bikin greget aja nih anak..

2024-01-17

0

Susanti Wahyuningsih

Susanti Wahyuningsih

satu,,,,,😊😊
lanjjuuttt kak....
🌹🌹🌹

2022-10-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!