bab 4

" Masak apa lah yaa, pusing juga tiap hari masak apa saja."

Begitulah kata mama mertua. padahal isi kulkas masih penuh. ada ikan basah, tulang sop, udang, kepiting. dan entah apa apa saja yang jelas kulkas masih penuh.

" kita beli kfc saja kk" jawab yuna.

" ya udah ok, siapa yang beli ini uangnya ya, kakak mau shalat dulu".

kuletakkan uang pecahan 50rb dua lembar, memang aku membawa uang kas dari kampung lumayan untuk peganganku, karna sebelum menikah aku memang kerja di salah satu paprik di desa.

" Ris..., beli Kfc dek"

Yuna berteriak memanggil faris yang asik main game di ruang tamu.

" Malas aku pigilah kau".

Maklumlah bahasa dimedan bagaimana kan😁

" Is kau disuruh gak mau pas makan aja kau yang cepat. pigilah dek kak lena udah lapar itu. sebentar nya itu. pala disuruh gitu aja kau malas". yuna masih berusaha membujuk faris.

sementara aku kekamar mau absen dulu, shalat zuhur maksutnya😊.

" Malas aku loh.. kau maksa kali"

" isss jangan kau makan yaa kalau kubeli". kata yuna sedikit kasar

" sukamu".

Selesai shalat zuhur kulihat Kfc nya sudah tertata rapi diruang makan. kubangunkan bg adam yang tidur dikamar untuk makan siang.

" siapa tadi yang beli jadinya yun ?"

" grebfood, si faris pulak disuruh malas kali makan aja cepat kurang cepat mulutnya." jawab yuna.

" Udalah kalian ini mau makan pun gadoh lagi". sela mama mertua.

#####

Adzan magrib telah berkumandang memanggil, memang mesjid lumayan jauh dari sini makanya kami jarang jamaah ke mesjid.

" Shalat faris, yun. shalat ".

Tak ada yang menyahut ucapan mama mertua tadi.

" Adek absen duluan ya bang".

bang adam hanya mengangguk.

selesai shalat kulihat bang adam masih saja main handphone padahal waktu magrib kan singkat.

" bang shalat dulu".

"Hhmm".

Ya tuhan.. memang sejak kami menikah kuperhatikan bang adam memang jarang shalat,

" Bang shalat dulu loh main Hp nya nanti lagi kan bisa."

Aku mulai emosi juga melihat bang adam tak peduli shalat. bukan aku sok alim namun kalau shalat saja dia lalai bagaimana dengan yang lainnya. bagiku shalat adalah hutang yang harus dibayar setiap waktu.

" Bang shalat loh, Ya tuhan abang gak malu sama Allah. minta rezeki lancar tapi hutang tak dibayar. jangan sok sok an jauh dari Allah loh bang."

" iya lo dek ini mau gerak". ucap bang adam kemudian.

Aku menarik nafas pelan melihat kelakuan bang adam.

" Dek keluar yuk keliling kota".

" Ayok, bentar ya bang siap siap dulu."

Aku dan bang adam keluar kamar. kulihat mama mertua serta adik iparku menonton bersama.

" Kalian mau kemana ?" tanya mama mertua.

" mau keliling kota ma jalan jalan".

" Kalian itu ya, apa gak bisa makan apa yang ada dirumah saja, selalu saja mau makan enak macam orang kaya saja. makan apa adanya kenapa". cerotos mama mertua.

" Mak sejak nikah baru ini loh kami keluar, apa mama lihat kami keluar setiap malam. kan tidak. ayok dek."

kami meninggalkan rumah tanpa mendengar lagi ucapan mama mertua. Aku jadi tak enak juga.

" Bang apa kita batalkan aja keluarnya adek gak enak sama mama. kira mama kita mau makan enak gak ngajak ngajak."

" Udalah dek ucapan mamak jangan diambil hati ya".

Sejak menikah kami memang baru ini keluar malam. karna bang adam kerja sering pulang malam. kadang jam 8 malam baru pulang wajar sih karna dia kelapangan.

" Makan lontong malam kita dek, abang tau tempat yang enak gak mahal".

" Ok terserah abang".

tut....tut...

Handphone bang adam berdering, bang adam meminggirkan kretanya dan menjawab telpon.

" Hallo Ga."

" Dimana dam, kami lagi di medan ini, makan diluar yuk, Ajak orang rumahmu biar kenalan sama kinan juga."

" Oh ok kebetulan kami lagi diluar, serlok aja biar kami menyusul"

" Ok."

Bang adam memasukkan hp nya kembali ke saku celana, dan memutar balik kretanya.

" kok putar bang, emang yang nelpon tadi siapa ?".

" itu loh dek kawan abang yang tinggal dikisaran itu. orang itu lagi disini ngajak makan sama biar kenal juga adek."

Aku hanya mengangguk patuh.