Panggil Aku Daddy
Sore itu hujan turun dengan lebat , terdengar suara petir yang begitu keras membuat kaget seorang bayi dalam gendongan ibunya yang menangis , tapi si ibu tidak menghiraukan Ia terus berjalan tanpa melihat ada mobil melintas di depannya.
Cekeeeeet suara mobil berhenti tiba-tiba.
" kenapa Pak! Kenapa tiba tiba berhenti seperti ini!"
ucap laki laki dengan suara baritonnya bertanya kepada supir taksi. Laki laki itu adalah Adam Wijaksono putra bungsu keluarga wijaksono, Ia baru menyelesaikan pendidikan S2 nya di London.
" Maaf pak ada orang pingsan!"
kata sang supir sembari membuka pintu mobil. Adam merasa penasaran Ia pun ikut keluar dan melihat siapa yang pingsan, terlihat seorang wanita terbaring lemah sambil menggendong bayinya yang baru berusia 3 minggu itu. karena tidak tega Adam membawanya ke Rumah Sakit keluarganya , Wijaksono Hospital. Tadinya Ia akan memberikan kejutan kepulangannya dari london, tapi Ia urungkan karena harus membantu ibu dan bayi itu terlebih dahulu sebelum pulang ke manshion.
" Tolong _Bantu Ibu bayi ini!"
Teriak adam saat sampe di IGD Rs, Ia menidurkan ibu bayi yang lemah di ranjang IGD, dokter jaga langsung memeriksa pasien yang dibawa Adam, ketika Ia membawa bayi dari tangan supir Taxi tiba-tiba seseorang memanggilnya .
" Adam , kapan kau pulang ? bayi siapa ini? "
Tanya Arka sepupu Adam yang merupakan dokter di rumah sakit tersebut.
" Nanti saja aku jawab tapi sekarang periksa ibu bayi ini, dia ada di sana!"
Tunjuk adam ke pada arka, saat sampe di ruangan Ibu bayi, Arka kaget karena ibu bayi tersebut adalah mantan sekertaris ka Bima yang merupakan kaka kandung Adam. Arka mulai memeriksa Pasien dengan teliti.
" Cepat siapkan defribrilator!"
kata dokter Arka kepada perawat, Adam berdiri di belakang Arka sambil menggendong Bayi mungil itu, ia cemas dengan keadaan si ibu jika terjadi hal buruk bagaimana dengan bayinya.
" Apa yang terjadi ? Bagaimana keadaannya sekarang?"
Tanya Adam cemas pada dr Arka.
" keadaannya sangat lemah, Dam! Ikut keruanganku mari kita bicara."
sebelum Ia mengikuti dr. Arka , terlebih dahulu Adam menyerahkan bayi kepada perawat agar di periksa kondisinya. Setelah menyerahan bayi , Adam masuk keruangan Arka.
Arka mempersilahkan Adam duduk, Ia pun mulai menjelaskan kondisi pasien yang sangat lemah, dimana Pasien mengidap penyakit kanker darah dan sudah stadium akhir, ibu bayi merupakan pasien di rumah sakit tersebut.
" Dam, apa kamu tau siapa dia!" Arka menatap Adam.
Bagaimana Adam bisa tau jika dia saja baru sampai ke Indonesia.
" Tidak. Saya menemukan Ia pingsan di jalan." Ucap Adam sambil mengelengkan kepalanya.
Arka menarik napas dan menghembuskannya , Ia bingung bagaimana menceritakan kepada Adam.
" Dam, wanita yang kamu tolong , Ia adalah mantan sekertaris kak Bima namanya Nisa! Dan bayi itu ... Itu adalah anak kandung ka bima dengan Nisa." Ucap Arya jujur.
Adam terkejut mendengar apa yang dikatakan sepupunya itu, bagaimana bisa kak bima mempunyai anak dari sekertarisnya. Sedangkan kak bima sudah menikah dengan Bella dan mempunyai anak perempuan berusia 2 tahun , keponakan Adam yang sangat Ia sayangi.
" Jangan asal kamu Arka!"
Ucap Adam marah sambil memukul meja ia merasa tidak suka jika kakanya dijelekkan. Melihat respon Adam yang marah, Arka ikut berdiri Ia lalu meminta Adam untuk duduk dan mendengarkan penjelasannya.
" Dam , duduklah Akan aku ceritakan kebenarannya." Ucap Arka.
Arka mulai menceritakan kepada Adam, Nisa merupakan sekertaris Bima Ia gadis yang cantik dan sopan, karena sering bersama, Bima mulai menyukai Nisa, hingga mereka melakukan hubungan yang tidak seharusnya terjadi, dari hubungan itu Nisa positif hamil dan Bima meminta Nisa untuk menggugurkan kandungannya tapi Nisa tidak mau, bima marah dan memecat Nisa Ia tidak mau mengakui anak yang di kandung Nisa, saat usia kandungannya berusia 4 bulan Ia selalu merasa lemah dan pusing hingga mengeluarkan darah di hidungnya, saat dicek ternyata Ia mengidap penyakit kanker darah, Ia tetap mempertahankan bayinya meski Ia tahu akan membahayakan dirinya.
" Nisa Adalah pasienku! Dan saya sangat mengenalnya dia perempuan yang baik, kakak mu saja yang kurang ajar."
Ucap dr. Arka kepada Adam dengan nada kesal.
Adam terdiam lidahnya terkunci Ia tidak bisa mengatakan apapun. Ia merasa kecewa pada Bima orang yang selama ini Ia banggakan ternyata adalah seorang laki laki pengecut, ketika Adam bergelut dengan pikirannya sendiri mereka di kagetkan denga suara perawat yang mengatakan bahwa pasien mengalami kejang-kejang. Arka dan Adam berlari keluar ruangan menuju ruangan Rawat Nisa.
Adam melihat dari kaca luar , Ia melihat arka yang sedang memasang alat ke hidung Nisa , begituh banyak alat yang menempel di badan Nisa, Adam merasa iba melihat keadaan Nisa yang memprihatinkan.
" Dam, Nisa ingin bicara dengamu!" Arka menatap Adam dengan sendu.
Saat di ruangan Arka memberitahu nisa bahwa Ia di tolong oleh adik kandung Bima, itu sebabnya Nisa meminta bertemu dengan Adam.
Mendengar hal itu Adam masuk keruangan Nisa, Ia berjalan mendekati ranjang nisa.
Nisa membuka matanya, ia membuka alat yang memberikan oksigen pada mulutnya agar bisa leluasa untuk berbicara.
" Ka..u Ad..am? Adiknya Bima, apa aku bisa me..minta to..long?" Ucap Nisa dengan suara yang lemah dan terbata-bata.
Adam menganggukan kepalanya.
" Bayiku baru lahir 3 minggu yg lalu aku belum memberikannya nama, ia adalah anak Bima! Saya mohon rawatlah dia, ia tidak punya keluarga lagi selain aku."
Adam hanya diam Ia tidak menjawab , tanpa Ia sadari air matanya terjatuh begitu saja, Saat Ia menghapus air matanya suster masuk dan membaringkan bayi di sebelah ibunya.
Nisa melirik putri kecilnya yang ada disebelahnya, dengan lemah ia mengangkat tanganya mengulas lembut kepala putrinya, lalu Ia mencium bayinya, air matanya jatuh membasahi pipi kecil putrinya.
" Maafkan ibu harus pergi meninggalkanmu! kau adalah anugrah terindah dalam hidup ibu, selamat tinggal sayang. Ibu doakan agar putri kecil ibu selalu bahagia."
Bayi mungil itu menangis kencang saat tangan sang ibu yang terlepas dari tubuhnya, ciuman sayang sang ibu adalah ucapan perpisahan terakhir untuk anaknya. Tangan Nisa terlepas dari pelukan bayinya Ia menutup mata untuk selamanya di samping bayinya yang menangis.
Adam lalu mengambil bayi Nisa dan mengendongnya bersamaan dengan Arka dan beberapa perawat yang memeriksa kondisi Nisa yang semakin menurun. Malam itu Nisa menutup mata untuk selama-lamanya.
" Bagaimana?" Tanya Adam pada Arka sambil menggendong Bayi Nisa.
Arka menggelengkan kepalanya , Jika Nisa sudah meninggal dunia.
" Innalillahi Wainnaillaihirojiun." Adam mendudukan tubuhnya di kursi tunggu di luar ruangan rawat Nisa.
ia tatap bayi perempuan mungil dalam gendongannya dengan iba, Sungguh hati adam terasa sakit dengan nasib bayi kecil Nisa harus kehilangan ibunya.
Bayi cantik dengan Mata yang bulat hidung mancung kulit putih seputih salju, membuat semua orang akan terpana, tapi mengapa Bima tidak mau mengakuinya, Adam yang terdiam tiba tiba ia merasakan tangan mungil bayi memegang jari Adam
Adam merasakan getaran yang berbeda, bayi yang cantik membuatnya mengangkat bibirnya , tersenyum kepada bayi.
" Aku berjanji akan merawatmu malaikat kecilku!".
visual Adam
...****************...
Bayi perempuan cantik ,malang sekali nasibmu baru terlahir ke dunia ini tapi harus merasakan kehilangan ,apakah kau bisa bersedih ? Apa kau mengerti perasaan kehilangan ? tangisan bayi mungil itu membuat yang menggendongnya merasakan perasaan sedihnya , seolah membagi rasa sedih saat ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh sang ibu, dan ayah yang seharusnya melindungi tidak mengakui sebagai anaknya .
Sungguh hati siapa yang tidak akan tersentuh melihat seorang bayi mungil itu menangis.
" sepertinya bayinya lapar !"
dr. Arka mengambil bayi perempuan itu dari gendongan Adam dan diserahkan kepada perawat untuk di beri susu.
Adam terdiam tubuhnya ada di sana tapi pikirannya berada di tempat lain ,setelah berpikir lama ia pun memutuskan untuk membawa bayi Bima ke Mansion Orangtuanya.
" Aku akan membawa bayinya ,dengan cara apa dia lahir kedunia ini ia tetap keturunan keluarga Wijaksono. Dan aku sudah berjanji pada ibunya untuk memberikan hak sebagai keturunan keluargaku."
kata adam kepada Arka dengan penuh keyakinan.
" Apa kau yakin, tante lidia dan om ibrahim akan menerimanya!Bima saja ayah kandungnya tidak menginginkannya! Tapi ... aku percaya padamu Dam, kau pasti tau yang terbaik untuk anak Bima." Arka menepuk bahu Adam.
"hemm_" jawab adam sambil berdiri untuk membawa bayi cantik itu bersamanya,menemui ayah , kakek dan neneknya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Wanti Suswanti
aku baru baca semoga isinya membuat aku ketagihan ingin membaca terus...
2023-06-07
1
alien
sedih masihh kecil udah ditinggal:(((
2023-03-30
1
Asih
pulang dr luar negri dapet ilmu, gelar, dpt anak pula. . . 😊
2023-03-30
1