Mobil Rudi memasuki sebuah gerbang besar, memarkirkan mobilnya di area parkir rumah mewah tersebut. Ameera melihat rumah tersebut dengan takjub.
Ini rumah apa istana, ya? ucapnya dalam hati.
"Ayah, ini rumah siapa?" Ameera masih memandang ke arah bangunan besar dan megah tersebut.
"Ini rumah bos ayah. "
Dan sebentar lagi kamu akan tinggal di rumah ini.
Mereka masuk setelah di sambut beberapa pelayan yang sudah menunggu mereka.
Masih dengan kekagumannya pada rumah yang dia sebut sebagai istana, Ameera memandang setiap sudut rumah tanpa berkedip. Bagian dalam rumah terkesan klasik dengan cat warna krem yang sangat mewah, ada beberapa lukisan menghiasi dinding. Lampu-lampu hias yang sangat indah bergelantungan di atas langit-langit menambah kemewahan bangunan itu.
Hasan dan Zarima menyambut kedatangan tamu yang sudah di tunggunya sejak tadi.
"Ini Ameera ya? Wah, cantik sekali. "ucap Zarima Seraya tersenyum kepada Ameera.
Ameera menjawab dengan senyum terpaksanya.
"Iya, Nyonya! " jawab Ameera.
Ameera menyalami Hasan dan Zarima dengan mencium punggung tangan mereka.
"Eh, jangan panggil nyonya... Panggil ibu saja ya, supaya kita lebih akrab. " pinta Zarima.
Ameera pun jadi tidak enak sendiri, ia meraba tengkuknya malu lalu melirik ayahnya.
Bukannya aneh, wanita bule itu memintaku memanggilnya ibu... bukan nyonya.
"Ba... baik Bu... maaf. " ujarnya seraya tersenyum.
Bukannya ayah cuma kepala keamanan di tempatnya bekerja ya? Tapi kenapa sepertinya ayah diperlakukan sangat terhormat di rumah ini. Tadi pelayan juga menundukkan kepala saat kami masuk.
Tidak lama kemudian datanglah Ozan di antara mereka. Ameera kaget setengah mati melihat Ozan ada disana.
Haaahhh, ini kan laki-laki bule yang waktu itu di keroyok di basement. Kenapa dia di sini? ucap Ameera dalam hati.
Ameera menganga tak percaya. Bahkan sampai lupa berkedip. Ameera yang terus saja menatap Ozan dengan raut wajah kebingungan, mencoba menebak-nebak sedang apa laki-laki ini di rumah majikan ayahnya.
Apa ini anak ayah? Kenapa dia melihatku seperti itu?
Ameera masih diam seribu bahasa memandangi wajah Ozan seperti menyelidik setiap incinya.
ya benar, dia orangnya, aku nggak salah lihat. Dia memang laki-laki itu. Aku ingat betul wajah bule dan mata birunya. Apa yang dia lakukan di sini?
Ameera mengamati dari atas kebawah meyakinkan dirinya bahwa dia tidak salah orang.
Apa-apaan gadis ini? Kenapa dia terus menatapku. Sampai lupa berkedip.
Sepertinya terjadi drama tatap-tatapan salah paham disana. Ozan mengira Ameera begitu kagum padanya. Padahal bukan itu yang sedang dipikirkan Ameera.
Dia ini siapa? Kenapa dia ada diacara makan malam ini?batin Ameera. Dia belum mengalihkan pandangannya dari Ozan.
Coba lihat dia, apa dia seterpesona itu padaku?
Ozan mulai menatap remeh Ameera.
Ia berdecih mengalihkan pandangannya. Kemudian kembali melirik Ameera dengan ekor matanya.
Tapi kenapa dia memandangku begitu,ya? tatapannya sangat mengintimidasiku. Ameera meraba tengkuknya yang terasa merinding.
Aku tahu aku tampan, tapi tidak usah kampungan begitu juga kan?
Begitulah drama perang batin antara Ameera dan Ozan terjadi. Bahkan mereka masih saling melirik selama beberapa saat.
"Eheem... " Hasan berdehem membuyarkan segala pikiran mereka. Ozan memalingkan wajahnya, sementara Ameera menunduk.
"Ozan, kenalkan ini Ameera, anaknya Pak Rudi. Ameera, ini anak saya, Ozan." Hasan berusaha mencairkan suasana canggung antara Ameera dan Ozan.
Ozan? Nama dari planet mana itu? batin Ameera
Ozan dan Ameera hanya diam mematung dengan pikiran masing-masing.
"Zan! " Zarima menyenggol bahu Ozan, bermaksud menyuruh ozan mengulurkan tangannya. Dengan malas Ozan segera mengulurkan tangannya pada Ameera.
"Hai, Ozan. " sapa Ozan. Ia memaksa dirinya bersikap seramah mungkin.
"Ameera. " Mereka pun berjabat tangan.
Ah... jadi dia ini tuan muda dirumah ini? Wajahnya kebulean mirip nyonya besar.
Ozan yang tidak mengenali Ameera, bahwa dialah yang menyelamatkan hidupnya beberapa minggu lalu, bersikap dingin terhadap Ameera. Wajar saja Ozan tidak mengenalinya, karena gadis yang menyelamatkannya waktu itu hanya gadis remaja yang kelihatan tomboy, sedangkan penampilan Ameera hari ini jauh lebih cantik dan dewasa.
Makan malam pun berlanjut. Suasana menjadi hangat, Zarima terus mengajak Ameera mengobrol. Meskipun agak canggung, tetapi Ameera berusaha bersikap senormal mungkin. Sesekali ia menunjukkan senyum manisnya.
Ozan sejak tadi terlihat sangat malas, makanpun hanya sekenanya. Bahkan untuk melayangkan senyum terlihat sangat sulit. Ia hanyut dalam pikirannya. Merasa tidak mungkin orang tuanya mengadakan makan malam pribadi seperti ini kalau tidak ada maksud tertentu dibaliknya.
"Jadi Ameera, Ozan. Kalian pasti bertanya-tanya kenapa kita mengadakan makan malam ini kan?" kata Hasan di sela-sela makan malam.
Ozan lagi-lagi diam membisu seraya mengunyah makanannya. Sedangkan Ameera yang sebenarnya tidak peduli dengan tujuan makan malam ini hanya dapat tersenyum paksa.
"Tujuannya untuk mengenalkan kalian." ungkap Zarima.
"Maksudnya apa ya, Mah?" tanya Ozan yang di selimuti rasa penasaran.
"Kami sebenarnya sudah menjodohkan kalian sejak lama. Tapi karena sesuatu hal, jadi kami baru bisa mempertemukan kalian hari ini. "jawab Hasan.
Ameera terkejut bukan main di buatnya. Ia batuk-batuk tersendak makanan karena saking kagetnya. Jantungnya serasa mau keluar dari tempatnya.
"Eh,kenapa sayang...? Minum dulu. " Zarima menyerahkan segelas air putih kepada Ameera. Ameera menerima dan meneguknya hingga tandas.
"Apa-apaan ini, Pah? Apa maksudnya? " tanya Ozan. Ia sudah mau melayangkan protesnya.
"Iya, Perjodohan kalian ini sebenarnya sudah lama kami rencanakan. Tapi kami menunggu Ameera lulus sekolah dulu." ungkap Hasan.
Rasanya Ozan tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Ya, tidak bisa begitu juga kan, Pah. Setidaknya kalian harus tanya pendapat kami kan?" Ozan terdengar sudah menaikkan suaranya.
Ameera membeku, lidahnya keluh, tak dapat berkata-kata. Ia masih syok dengan apa yang didengarnya barusan. Ia rasanya ingin segera kabur dari rumah besar ini untuk menghirup udara segar diluar sana.
Ozan mengurut dahinya dengan jari telunjuknya, frustasi dengan kejutan tidak menyenangkan yang baru saja di dengarnya. Merasa rencana orang tuanya yang sangat mendadak tanpa pemberitahuan awal. Tiba-tiba mereka membawa seorang gadis remaja di hadapan Ozan lalu seenaknya mengatakan mereka akan di jodohkan.
"Kalian tidak bisa seenaknya pada kami. Lagipula Ameera juga masih sekolah kan?" protes Ozan.
"Ozan, Ameera sudah mau lulus. " imbuh Zarima.
"Huuuufttttt..." Ozan menghela napas kasar. Melirik Ameera dengan ekor matanya. Pikiran nya melayang entah kemana. Mana mungkin dia mau menikah dengan gadis yang tidak dikenalnya.
Wajah Ameera sudah berubah pucat, Hasan dan Rudi saling menatap. Benar kata Rudi, bahwa mereka akan saling menolak. Hanya saja Ozan menyampaikan penolakannya terang-terangan, sementara Ameera menunjukkannya dalam kediamannya.
Ameera larut dalam pikirannya sendiri. Dadanya terasa sesak. Entah dia harus berbuat apa untuk membatalkan rencana perjodohan gila ini.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Sweet Girl
Pluto
2024-07-06
0
Sweet Girl
Kepedean si Ozan...
2024-07-06
0
Sweet Girl
hmmm si Ozan paling lihat Ameera.
2024-07-06
0