Motor sport Rangga berhenti didepan pagar rumah. Seorang penjaga segera membukakan gerbang, Ranggapun segera memasuki halamann rumah Ameera.
"Ameera, udah sampai nih... cepat turun! " bisik Rangga. Namun, Ameera tak bergeming sedikitpun. Kepalanya masih bersandar di punggung Rangga.
"Kamu tidur, ya... Hei... Ameera.... bangun! " ucapnya seraya menepuk lembut tangan Ameera yang melingkar di pinggangnya.
Malah beneran tidur. Dasar kebo!
Rangga menggenggam tangan Ameera. Bibirnya tersenyum tipis. Ia membiarkan Ameera bersandar padanya beberapa saat sampai akhirnya Ameera terbangun.
"Eh udah sampai ya... sepertinya aku ketiduran." ucap Ameera. Ia berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"Ketiduran apa sengaja tidur?" tanya Rangga.
"Itu apa bedanya... " Sahut Ameera seraya menguap dan mengangkat kedua tangannya keatas
"Jangan lebar-lebar kalau menguap, kasian nyamuk-nyamuk yang berterbangan, nanti kesedot!" ledek Rangga di selingi kekehan.
"Apaan sih. " Ameera menepuk punggung Rangga sambil mengerucutkan bibirnya. Ameera pun segera turun dari motor Rangga.
"Aku masuk ya."
"Hmmmm."
"Kamu hati-hati di jalan." ucapnya seraya melambaikan tangan. Ameera segera masuk kerumah sementara Rangga sudah melajukan motor meninggalkan rumah Ameera.
Rudi sedang duduk santai di ruang keluarga, menunggu Ameera sambil menyeruput kopi hitam buatan Bu Yani. Sesekali melirik jam di dinding.
"Assalamu alaikum, Ameera pulang. " ucapnya saat membuka pintu.
"Wa'alaikum salam. " sahut Rudi.
Ameera terlonjak kaget, ia melirik jam dipergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul 20.05 WIB. Tidak biasanya ayahnya jam segini sudah ada di rumah.
Tumben banget ayah ada di rumah jam segini padahal bukan akhir pekan. Batin Ameera
Ameera menghampiri ayahnya lalu menyalami dengan mencium punggung tangannya.
"Kamu darimana? Jam segini baru pulang?" tanya Rudi
"Pergi sama Rangga, Yah. Habis rayain selesai ujian. " jawabnya takut-takut.
"Duduk. Ada yang mau ayah bicarakan sama kamu penting." pinta Rudi.
Ameera segera duduk di sofa. Ia sedikit merasa takut melihat raut wajah serius ayahnya. Ameera menarik nafas dalam, mencoba menenangkan perasaannya yang tidak karuan karena takut akan di marahi.
Ada apa ya... apa aku melakukan kesalahan? Bukan nya sudah biasa aku pergi berdua sama Rangga. Kenapa kelihatannya serem, sih.
"Iya Ayah. ada apa?" tanya Ameera.
"Ada sesuatu yang mau ayah tanyakan sama kamu. Tapi kamu jawab yang jujur yaa... Jangan bohong. "
Ameera mengangguk tanpa mengeluarkan suara.
Dengan penuh keraguan Rudianto akhirnya menanyakan apa yang selama ini mengganjal di hatinya.
"Bagaimana perasaan kamu sama Rangga?"
Ameera terlonjak mendengar pertanyaan ayahnya. Seketika wajahnnya memerah. Ia kemudian menundukkan kepalanya.
"Rangga? Memang kenapa, Yah?"
"Jawab saja pertanyaan ayah! " perintah Rudi
"Tapi... ma... maksudnya apa? "
"Ameera... apa kamu dan Rangga punya perasaan lebih dari sahabat?" tanyanya kemudian.
Kenapa ayah tiba-tiba tanya itu. Aku harus jawab apa ini. Baiklah Ameera, carilah jawaban yang bisa menyelamatkanmu dari amukan ayahmu.
"Nggak kok... Kan Ayah tau aku berteman dengan Rangga dari kecil. Gak ada perasaan lebih seperti yang ayah pikirkan. Lagian..." tiba-tiba kalimatnya terpotong. Wajah Ameera mendadak terlihat sedih. Namun, ia segera menepisnya.
"Apa...?"
" Rangga sudah punya pacar. Bagi Rangga aku hanya seperti adiknya sendiri, Yah."
Aku nggak seberuntung itu. Kalau saja aku punya tempat istimewa dihati Rangga.
"Rangga punya pacar? Kamu yakin?" tanya Rudi
Ameera menjawab dengan anggukan kepala, namun mimik mukanya tidak bisa berbohong. Ia berusaha sekuat mungkin menutupi kesedihannya di depan ayahnya.
"Ya sudah. Cuma itu yang mau ayah tanyakan." ucap Rudi. "kamu sudah makan?" tanyanya kemudian
"Sudah..." sahut Ameera.
"Baiklah, kamu istirahat. Sudah malam." ucapnya seraya meninggalkan Ameera yang masih duduk mematung di sofa.
Dina terlalu sempurna untuk di bandingkan dengan ku. Aku bahkan tidak ada apa-apanya jika di bandingkan dengannya. Bagaimana Rangga bisa suka sama aku kalau ada Dina yang sempurna di depan matanya. Dia itu kan manusia normal. Tentu saja dia akan memilih Dina. Ya Tuhan, apa sih yang ku pikirkan. Kenapa aku sedih memikirkan Rangga dan Dina.
***
Di kamarnya Rudi berdiri di depan jendela. Pandangannya mengarah keluar. Ia sedang memikirkan pembicaraan nya dengan Ameera tadi. Ada sedikit perasaan lega di hatinya karena apa yang di takutkan nya tidak terjadi. Ameera dan Rangga memang hanya sebatas sahabat baik.
Paling tidak itu akan mengurangi rasa bersalahnya kepada anak semata wayang nya tersebut. Ia sadar seberapa kerasnyanya ia mendidik Ameera agar menjadi gadis tangguh. Mulai dari latihan bela diri, menjadi penembak jitu, dan latihan keras lain nya. Dan sekarang rasa bersalahnya akan kian bertambah karena rencana perjodohan a dan Ozan semakin mendekati waktunya. Ia terikat janji dengan Hasan untuk menjodohkan Ameera dengan Ozan. Seseorang yang bahkan Ameera belum pernah bertemu.
Rudi pun teringat pembicaraannya dengan Rangga beberapa bulan lalu sebelum Ameera mengalami penyerangan. Dia dengan egoisnya meminta Rangga untuk menjaga jarak dengan Ameera. Namun, Rangga dengan berani menolak permintaannya. Rangga bahkan memohon untuk tetap di izinkan menjaga Ameera, dan sebagai gantinya, Rangga berjanji akan membangun tembok pemisah antara dirinya dan Ameera. Dan benar adanya, Rangga berhasil membangun tembok pemisah antara dirinya dan Ameera dengan hadirnya Dina diantara mereka.
Sementara Ameera di kamarnya menatap lampu hias yang terletak di atas meja nakas. Lampu hias yang pernah di hadiahkan Rangga padanya. Ia mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu hias tersebut. Tampaklah dinding kamar Ameera di penuhi bayangan bintang dengan beberapa peri kecil yang seakan menari di beberapa sudut.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Khaerani Ahmad
Sakit banget, cinta terpendam di antara keduanya....
2022-10-23
0
Siska Yulia
kasian mereka,,
2022-05-27
0
nzyaaa
kasihan ameera dan rangga, knpa mreka ga saling jujur ttg perasaan nya... knap saling menekan perasaan😢😢
2022-05-06
0