Di buat penasaran

"Menurut lu, siapa dalang dari penyerangan lu kali ini? Lu ada yang di curigai? Tanya Ramon penasaran

"Enggak tau, gak mau mikirin gue. Itu urusan lu buat cari tau?" Elak Ozan yang masih terbaring lemah.

"Lagian kok bisa, ada yang tau lu masih hidup selain

kita-kita? " tanyanya heran.

"Ya itu juga yang gue bingung. Gue lagi gak mau mikirin itu. Pusing...! "

Pikiran Ozan hanya tertuju kepada gadis yang menolong nya semalam.

Rasanya aku pernah melihat gadis itu, tapi dimana ya, wajahnya tidak asing. Dia juga bisa sekeren itu,jago bela diri,, cerdik lagi. Aku harus benar-benar mencari tahu siapa gadis itu "

Ozan ingat bagaimana gadis itu melayangkan tendangan dengan sangat keras ke bagian vital pria tambun yang mengeroyoknya. Ozan tiba-tiba meringis membayangkan nya. Ramon yang melihat ekspresi Ozan pun terheran.

"Mulai gak normal ni anak," gumam Ramon, "Kenapa lagi lu?"

"Enggak kenapa-kenapa. Gue cuma lagi kepikiran gadis kecil yang nolongin gue semalam."

"Emang kenapa?"

"Gue baru kali ini liat perempuan sekeren itu" kata Ozan yang merasa kagum pada keberanian gadis remaja tersebut.

" maksudnya?" Alis Ramon mengkerut

" Jago banget bela dirinya Ram, buat ukuran gadis remaja. Udah gitu dia bisa nembak jitu lagi. Dia nembak beberapa kali dan Lu tau, apa yang dia lakuin ke laki-laki yang ngeroyok gue? "

"Apa?" Ramon ikut penasaran

"Dia menendang keras benda berharga milik laki-laki itu. Itu sakit banget pasti, gimana kabarnya ya laki-laki brengsek itu. Gue cuma mikirin gimana keadaan t***t nya sih. masih berfungsi gak ya. Hahahahhahah" Ozan tertawa sambil memegangi bahu nya yang terasa ngilu. Entah kenapa kejadian itu malah jadi lucu bagi Ozan.

"Ada cewek yang bisa kayak gitu, gue pikir cuma di film-film superhero gitu" Ramon ikut tertawa membayangkannya. Ozan menjadi semakin penasaran tentang siapa gadis yang menolongnya.

"Makanya tolongin gue cari tau soal gadis itu. Gue harus berterima kasih sama dia. Kalau gak ada dia, gue pasti udah tewas"

Ozan tidak mengetahui bahwa gadis remaja yang menolong nya adalah Ameera, anak Rudianto.

"Semalam gue udah selidiki sih. Ada dua orang petugas yang berjaga di basement waktu itu, tapi waktu kejadian mereka tidur pulas di pos nya. Gue jadi curiga, ada kemungkinan mereka di bius. Terus anehnya, semua CCTV didalam basement dan parkiran rusak beberapa jam sebelum kejadian itu. Jadi sama sekali gak ada petunjuk yang bisa gue dapat. . Satu-satunya saksi cuma gadis yang nolongin lu. Dan sialnya, kita gak tau dia siapa. Dia juga gak meninggalkan jejak sedikitpun" Ramon menjelaskan panjang lebar.

"Sial" Ozan mengumpat dengan keras mengutuki kebodohannya yang tidak sempat menanyakan nama gadis yang menolongnya. .

"Lu gak tanya siapa nama gadis itu" tanya Ramon

"Mana gue sempet mikirin tanya nama bl*on, otak lu mikir gak, gue kesakitan. Gue gak inget apa-apa lagi. Pas bangun, gue udah di sini" ucap Ozan agak kesal dengan pertanyaan Ramon.

Ramon mendengus kesal, dalam keadaan sakitpun, Ozan masih sanggup mengumpat padanya. Jika tidak sedang sakit, ia pasti akan membalas dengan umpatan lebih sadis.

"Mulai sekarang lu harus ekstra hati-hati. Oh iya, jangan sampai orang lain tau lu di rawat di rumah sakit ini, termasuk Naura, pacar lu itu" Kata Ramon dengan nada penekanan.

"Iya bawel lu, lagian Naura juga gak tau apa yang menimpa gue semalam."

"Nih apa? " Ramon memberikan kotak perhiasan kecil yang di temukan di dalam saku jaket milik Ozan.

"Oh iya cincinnya" ozan meraih kotak tersebut dan membukanya. Tampak sebuah cincin berlian yang sangat indah.

" Jadi beneran, Lu mau ngelamar si Naura pakai cincin itu?" Ramon berpindah duduk ke sofabed yang ada di sudut ruangan untuk merenggangkan ototnya.

"Iya lah. Kalau gak ngapain gue beli cincin segala"

"Yakin lu?" Sambil duduk selonjoran.

"Ck" Ozan hanya berdecak, melirik Ramon dengan sudut matanya.

"Gue rasa Tuan besar gak akan setuju"

"Kenapa"

"Lu tau dari dulu dia gak suka sama si Naura kan? Dia juga gak setuju hubungan lu dengan Naura"

"Bodo amat" Ozan berusaha cuek

"Zan, tuan besar pasti punya alasan kenapa gak suka sama Naura" berusaha meyakinkan, padahal dirinya tahu betul kenapa majikan besarnya tidak menyukai Naura. Hanya saja ia tidak memberitahu Ozan.

"Habis gimana, gue cinta nya sama Naura doang. Gue gak mau sama yang lain" Ozan tetap kekeh memilih Naura.

"Udah kayak gini keadaan lu, masih keras kepala juga. Ckckck" Ramon berdecak seraya menggelengkan kepalanya.

"Udah lu pergi sana, gue mau istirahat" seraya melempar bantal ke arah Ramon dan tepat mengenai wajahnya.

"Brengsek Lu...! " Akhirnya keluarlah umpatan Ramon. Sejak tadi mulutnya sudah gatal ingin memaki dan mengumpati bos sekaligus sahabat yang sering membuatnya pusing tujuh keliling itu.

"Ya udah gue pergi. Siapa juga yang betah lama-lama di dekat lu." Ramon berdiri mengambil jas nya yang terletak di gantungan baju di sudut ruangan. "Di depan ada dua orang pengawal. Kalau lu butuh sesuatu, lu tinggal panggil aja" Ramon bergegas keluar dari ruang perawatan Ozan.

Ozan melihat punggung Ramon yang berjalan keluar dari dalam kamar perawatannya. Kemudian melirik cincin berlian di tangannya. Kembali memikirkan sosok Naura. Mencoba menebak, alasan mengapa ayahnya menentang keras hubungan Ozan dan Naura. Tapi Ozan sama sekali tidak peduli apapun itu selama ia dan Naura saling mencintai.

Ramon membuka pintu ruang perawatan Ozan, tampak dua orang pria menundukkan kepala tanda hormat.

"Jangan biarkan siapapun masuk ke ruang perawatan tuan muda selain dokter yang di khususkan menangani tua muda. Sekalipun itu seorang perawat atau dokter lain yang bertugas di rumah sakit ini. Pastikan hanya dokter yang di khususkan untuk menangani tuan muda yang boleh masuk." Perintah Ramon yang terlihat penuh wibawa.

"Baik" serentak dua pria tersebut menjawab.

"Bagus, kalian tau apa akibatnya kalau kalian lalai, jadi bekerjalah dengan baik." Ramon memperingatkan

"Baik"

Ramon pun meninggalkan rumah sakit, untuk pulang dan beristirahat, karena sejak semalam ia belum tidur.

Penyerangan yang di alami Ozan membuatnya merasa lelah. Bukan hanya fisik, otaknya pun butuh di istirahatkan. Sebelum meninggalkan area rumah sakit, ia berkeliling ke setiap susut rumah sakit, memastikan setiap sudut rumah sakit di jaga dengan ketat agar tidak kecolongan lagi. Setelah di rasa aman, ia melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah sakit menuju rumahnya.

Terpopuler

Comments

yuiwnye

yuiwnye

rumah sakit gak ada cctv? atau cctv rusak jg 🧐🤔🤔

2025-02-07

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Emang kenapa Mon... pasti kamu tau sesuatu...

2024-07-06

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Aku mendukung kamu, klo kamu cari tau Ameera.
udah jangan mikirin Naura lagi...
tidak baik untuk keselamatan mu.

2024-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1
3 Bab 3
4 Kedatangan Ozan
5 pembicaraan rahasia
6 pilihan berat
7 Pulang
8 kecelakaan
9 Rantai kaki
10 tertembak
11 Kepanikan Rangga
12 penasaran
13 Luka masa lalu
14 Di buat penasaran
15 Pantai
16 Penjelasan Ameera
17 Persiapan makan malam
18 Rencana perjodohan
19 Penolakan
20 Taman yang romantis
21 Gundah
22 Tangis Ameera
23 Kekecewaan Ozan
24 Fitting gaun pengantin
25 Perisai bagi Ameera
26 Rahasia tentang Rangga
27 Pengawalan ketat
28 Penyerangan besar
29 Bukti kejahatan
30 Persiapan
31 Kepergian ayah
32 Duka Ameera
33 Pulang ke rumah
34 belajar menerima
35 Siapa yang barbar
36 Mencoba kabur
37 Mimpi buruk
38 Minta Izin
39 Perpisahan
40 Kemarahan Ozan
41 Minta maaf
42 Janjian
43 Bimbang
44 Kencan part 1
45 Kencan part 2
46 Kencan part 3
47 Malam pertama
48 Bertemu Dina
49 Susahnya membujuk
50 Mulai terbakar cemburu
51 Liburan
52 Hilangnya Ameera
53 Kemurkaan Ozan
54 Rumah sakit
55 Tahanan Rumah
56 Rencana resepsi
57 Resepsi pernikahan
58 tidak jelas
59 Perjalanan pulang
60 Memasak
61 Menemui Ameera
62 Kemesraan tanpa cinta ?
63 Pesan dari Naura
64 Kehujanan
65 Perang foto
66 Ada urusan penting
67 Kekacauan di club
68 Masalah es krim
69 Perubahan Ameera
70 Masih di teror
71 Hamil
72 Mabuk
73 drama salah paham
74 Cemburu buta
75 Melampiaskan emosi...
76 Memilih pergi
77 Mulai terbuka
78 Ancaman serius dari Rangga
79 Penyesalan Ozan
80 Pulang
81 Pencarian Ameera part 1
82 Pencarian Ameera part 2
83 Menemukan Ameera
84 Memperbaiki hubungan
85 Persyaratan Ameera
86 Mobil baru
87 Gantungan kunci
88 Seberapa kaya dia
89 Film horor
90 Bucin atau susis
91 Jurus anti pelakor
92 Mengikuti adegan dalam film...
93 Laporan Rizal
94 Sepenggal kisah manis
95 Bayi kembar
96 Sepucuk surat
97 Drama pagi hari
98 Pengorbanan Rangga
99 Kenangan tentang Rangga
100 Rangga, Rangga dan Rangga
101 Menunggu Ameera
102 Ungkapan perasaan.
103 Cinta pertama dan terakhir
104 Sepakat bersama
105 Lumpuh?
106 Penantian cinta
107 Penyesalan selalu di belakang
108 Habis gelap terbitlah terang
109 Rahasia besar
110 Everglow
111 Pelangi setelah hujan
112 Berusaha Move On
113 Liontin...
114 Kamar paling ujung
115 Terbakar cemburu versi Rangga
116 Rahasia tentang Deniz
117 tentang perjodohan.
118 Rangga yang Malang
119 Luluh
120 Menikah lagi?
121 Berenang
122 Arti mimpi
123 Di Culik
124 Rangga yang sesungguhnya
125 Rencana pembunuhan.
126 Hilang
127 Ambisi balas dendam
128 TERBONGKAR
129 Kelahiran bayi Kembar
130 berjuang bersama
131 Erzan dan Elmira
132 Pulang
133 Kelakuan aneh
134 TERBALIK
135 PANAS
136 Ungkapan Cinta
137 Bogem mentah
138 Honeymoon
139 Kenangan terindah
140 Album Foto
141 Firasat buruk
142 Rahasia terakhir
143 Bangun...
144 Menolak lupa
145 Air mata penyesalan
146 Kenangan masa lalu
147 Lamaran part 1
148 Lamaran part 2
149 Membayar masa lalu
150 sensitif seperti testpack
151 Happy Ending
152 TERIMA KASIH
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1
3
Bab 3
4
Kedatangan Ozan
5
pembicaraan rahasia
6
pilihan berat
7
Pulang
8
kecelakaan
9
Rantai kaki
10
tertembak
11
Kepanikan Rangga
12
penasaran
13
Luka masa lalu
14
Di buat penasaran
15
Pantai
16
Penjelasan Ameera
17
Persiapan makan malam
18
Rencana perjodohan
19
Penolakan
20
Taman yang romantis
21
Gundah
22
Tangis Ameera
23
Kekecewaan Ozan
24
Fitting gaun pengantin
25
Perisai bagi Ameera
26
Rahasia tentang Rangga
27
Pengawalan ketat
28
Penyerangan besar
29
Bukti kejahatan
30
Persiapan
31
Kepergian ayah
32
Duka Ameera
33
Pulang ke rumah
34
belajar menerima
35
Siapa yang barbar
36
Mencoba kabur
37
Mimpi buruk
38
Minta Izin
39
Perpisahan
40
Kemarahan Ozan
41
Minta maaf
42
Janjian
43
Bimbang
44
Kencan part 1
45
Kencan part 2
46
Kencan part 3
47
Malam pertama
48
Bertemu Dina
49
Susahnya membujuk
50
Mulai terbakar cemburu
51
Liburan
52
Hilangnya Ameera
53
Kemurkaan Ozan
54
Rumah sakit
55
Tahanan Rumah
56
Rencana resepsi
57
Resepsi pernikahan
58
tidak jelas
59
Perjalanan pulang
60
Memasak
61
Menemui Ameera
62
Kemesraan tanpa cinta ?
63
Pesan dari Naura
64
Kehujanan
65
Perang foto
66
Ada urusan penting
67
Kekacauan di club
68
Masalah es krim
69
Perubahan Ameera
70
Masih di teror
71
Hamil
72
Mabuk
73
drama salah paham
74
Cemburu buta
75
Melampiaskan emosi...
76
Memilih pergi
77
Mulai terbuka
78
Ancaman serius dari Rangga
79
Penyesalan Ozan
80
Pulang
81
Pencarian Ameera part 1
82
Pencarian Ameera part 2
83
Menemukan Ameera
84
Memperbaiki hubungan
85
Persyaratan Ameera
86
Mobil baru
87
Gantungan kunci
88
Seberapa kaya dia
89
Film horor
90
Bucin atau susis
91
Jurus anti pelakor
92
Mengikuti adegan dalam film...
93
Laporan Rizal
94
Sepenggal kisah manis
95
Bayi kembar
96
Sepucuk surat
97
Drama pagi hari
98
Pengorbanan Rangga
99
Kenangan tentang Rangga
100
Rangga, Rangga dan Rangga
101
Menunggu Ameera
102
Ungkapan perasaan.
103
Cinta pertama dan terakhir
104
Sepakat bersama
105
Lumpuh?
106
Penantian cinta
107
Penyesalan selalu di belakang
108
Habis gelap terbitlah terang
109
Rahasia besar
110
Everglow
111
Pelangi setelah hujan
112
Berusaha Move On
113
Liontin...
114
Kamar paling ujung
115
Terbakar cemburu versi Rangga
116
Rahasia tentang Deniz
117
tentang perjodohan.
118
Rangga yang Malang
119
Luluh
120
Menikah lagi?
121
Berenang
122
Arti mimpi
123
Di Culik
124
Rangga yang sesungguhnya
125
Rencana pembunuhan.
126
Hilang
127
Ambisi balas dendam
128
TERBONGKAR
129
Kelahiran bayi Kembar
130
berjuang bersama
131
Erzan dan Elmira
132
Pulang
133
Kelakuan aneh
134
TERBALIK
135
PANAS
136
Ungkapan Cinta
137
Bogem mentah
138
Honeymoon
139
Kenangan terindah
140
Album Foto
141
Firasat buruk
142
Rahasia terakhir
143
Bangun...
144
Menolak lupa
145
Air mata penyesalan
146
Kenangan masa lalu
147
Lamaran part 1
148
Lamaran part 2
149
Membayar masa lalu
150
sensitif seperti testpack
151
Happy Ending
152
TERIMA KASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!