Kepanikan Rangga

Ameera dan Ozan telah sampai di rumah sakit. Saat tiba, Ozan sudah tidak sadarkan diri. Para petugas medis dengan sigap menangani Ozan. Kemudian segera membawanya ke ruang operasi untuk mengeluarkan biji peluru yang bersarang di bahu kiri nya.

Ameera sedang berada di ruang tunggu,ia duduk di kursi panjang. Sebelumnya Ameera menyerahkan ponsel dan dompet milik Ozan yang di ambilnya dari saku jaket yang di kenakan Ozan kepada bagian administrasi rumah sakit. Yang memungkinkan mereka dapat menemukan nomor telepon keluarganya melalui ponselnya.

Pikiran Ameera masih melayang kemana-mana. Sesaat kemudian ia teringat pada Rangga yang mungkin sudah panik mencarinya. Ameera kemudian memeriksa notifikasi di layar ponselnya.

68 panggilan tak terjawab

36 pesan masuk

"Ya ampun, kenapa aku bisa melupakan Rangga." Ameera Panik sendiri.

Ameera pun segera menghubungi nomor ponsel Rangga

"Hallo... Ameera... ! Kamu dimana? Kamu tidak apa-apakan? Kenapa kamu tidak tunggu aku?" Terdengar Suara Rangga di ujung sana sudah frustasi.

"Aku di rumah sakit, Rangga."

"APAA? rumah sakit? Kamu saki? " Rangga berteriak semakin frustasi.

"Enggak... Tadi aku antar orang sakit," jawab Ameera berusaha menenangkan Rangga.

"Rumah sakit mana?" tanyanya sambil berjalan menuju parkiran.

"Rumah sakit terdekat dari mall."

" Ya sudah! kamu tunggu di situ aku jemput ya... " Rangga kemudian berlari menuju mobilnya dan secepat kilat menuju runah sakit terdekat.

Ameera melirik kunci mobil ozan yang ada di genggaman nya. Ia menuju meja petugas yang sedang piket lalu menitipkan kunci mobil tersebut. Setelah itu Ameera melangkah meninggalkan ruang tunggu.

"Yang penting dia sudah di tangani dokter kan? Aku tidak perlu menunggunya lagi. " gumam Ameera

Ameera berjalan gontai di lorong rumah sakit Dari ujung lorong tampak Rangga yang sedang berlari kecil dengan wajah paniknya.

Rangga pun menghampiri Ameera dan langsung memeluknya. Merasa lega karena Ameera tidak apa-apa.

"Kamu tahu, aku hampir gilan mencarimu. Aku pikir terjadi sesuatu denganmu. Jangan ulangi lagi, ya... Kalau kamu sudah janji akan menungguku di sana, maka tetaplah di sana sampai aku datang," ucap Rangga dalam pelukannya.

Ameera hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

Rangga dapat melihat raut wajah Ameera yang lelah. Ia merangkul bahu Ameera dan mengajaknya keluar dari gedung rumah sakit. Saat mereka berada di parkiran, sebuah mobil berhenti. Terlihat beberapa orang turun dari mobil dengan tergesa-gesa berlari menuju pintu masuk.

Ameera dan Rangga hanya menoleh sekilas. Mereka tidak melihat bahwa salah satu dari orang tersebut adalah ayah Ameera.

" Aku antar pulang ya... Ini sudah malam, nanti aku kena amukan ayah kamu lagi."

***

Rangga dan Ameera sudah berada di dalam mobil, namun selang beberapa menit, Rangga tidak juga melajukan mobilnya. Sepertinya ia akan menginterogasi Ameera terlebih dahulu.

"Kamu antar siapa ke rumah sakit?"

Ameera menghela napas panjang sebelum mulai menceritakan apa yang dialaminya di basement.

"Aku habis menolong orang yang tertembak." Jawabnya singkat.

Bagai tersentak mendengar jawaban Ameera. Apalagi gadis itu menyebut kata tertembak, sudah pasti pikiran Rangga sudah lain.

"Apa? Tertembak? Siapa yang tertembak?"

"Aku tidak tahu. Laki-laki. Tadinya dia dikeroyok beberapa orang. Jadi aku menolongnya." Dengan santai ia menceritakannya tanpa memperhatikan wajah Rangga yang sudah berubah pucat, karena mengira ia kecolongan menjaga Ameera.

"Ameera, lain kali kalau ada keributan semacam itu, kamu jangan ikut-ikutan. Kalau malah kamu yang kenapa-kenapa bagaimana?" Rangga berteriak berapi-api penuh penekanan membuat Ameera keheranan.

"Kan aku tidak apa-apa..."

Rangga menghela nafas kasar layaknya orang yang sedang stres.

"Baiklah... Terus, bagaimana cara kamu menolong orang yang dikeroyok tadi?"

"Aku tembak. " jawabnya singkat

Sementara Rangga sudah mau gila rasanya mendengar penjelasan Ameera yang malah terlihat sangat santai menceritakan kejadian tadi.

"Dapat senjata dari mana?"

"Punya pelaku pengeroyokan itu. Yang aku lempar pakai alat pemadam api dan kena kepalanya, dianya pingsan. Jadi aku ambil senjatanya buat menembak yang lain."

"Cukup Ameera!" bentak Rangga membuat Ameera terlonjak.

"Hah?"

"Kamu jangan buat aku semakin frustasi dengan cerita kamu. Lain kali kalau ada kejadian seperti itu, kamu sembunyi. Jangan malah ikutan."

"Memang kenapa? Kan aku tidak apa-apa."

"Karena hari ini kamu beruntung makanya kamu tidak apa-apa"

Kenapa aku bisa kecolongan, Rizal gak ngasih laporan apa-apa tentang rencana penyerangan. Batin Rangga

"Ya sudah. Yang penting kamu selamat." Rangga menyalakan mesin mobil dan melajukannya menuju rumah Ameera.

💎💎💎

Dengan wajah kepanikan Hasan, Rudi dan Ramon memasuki rumah sakit. Kemudian bertanya kepada petugas di ruang resepsionis.

"Pasien atas nama Ozan Chandra Jaya sekarang masih dalam penanganan dokter di ruang operasi silakan menuju ruang tunggu. " petugas menjelaskan.

Rudi dan Hasan menuju ruang tunggu. Sedangkan Ramon menyelesaikan administrasi rumah sakit.

Setelah urusan nya selesai, Ramon segera berlari menuju ruang tunggu, menyusul kedua orang yang sedang di penuhi rasa kecemasan.

"Ramon, selidiki pelaku kejadian ini. bawa pelakunya ke hadapanku hidup atau mati. " Rudi memberi perintah dengan tatapan membunuh.

"Baik. "

"Bagaimana ini bisa terjadi? Siapa yang melakukan ini pada Ozan?" tanya Hasan.

"Saya akan menyelidikinya. Tuan, petugas bilang tuan muda di antar seorang gadis ke rumah sakit. Menurut petugas, gadis itu mengatakan kejadian nya di basement sebuah pusat perbelanjaan. " sahut Ramon

"Sedang apa Ozan di sana ?" tanya Hasan.

"Mulailah menyelidiki dari lokasi kejadian. Pasti ada rekaman cctv di sana?" titah Rudi.

Sudah dua jam berlalu sejak kedatangan Hasan dan Rudi. Saat ruang operasi terbuka, mereka langsung berdiri menghampiri dokter pria yang berdiri di ambang pintu.

"Dokter, bagaimana anak saya?" Tanya Hasan dengan wajah cemasnya.

"Operasinya berjalan lancar. Semua nya baik-baik saja. Beruntung peluru hanya mengenai bagian bahu. Jadi tidak ada hal yang mengkhawatirkan. Pasien akan segera di pindahkan ke ruang perawatan." pungkas dokter itu.

"Terima kasih dokter. " ucap Hasan seraya menghela napas lega.

"Setelah siuman dari obat bius, pasien akan segera pulih. Baiklah, saya permisi." ucapnya kemudian.

***

"Ram, sepertinya dugaanku benar, pelaku sabotase mobil Ozan dua tahun lalu itu masih berkeliaran bebas, Orang yang kita penjarakan itu hanya di jadikan kambing hitam untuk menutupi bangkainya. " kata Rudi yang semakin yakin dengan kecurigaannya. Mereka sedang duduk di ruang tunggu, sementara Hasan ada di dalam ruangan bersama Ozan.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Ramon.

"Selidiki semuanya mulai dari basement mall. Petunjuk sekecil apapun itu pasti berguna."

"Baik, Pak."

"Ngomong-ngomong, sedang apa Ozan di mall itu?"

"Sepertinya dia menemui nona Naura." ujar Ramon. Rudi tersentak mendengar jawaban Ramon.

"Apa yang di lakukan para pengawal itu, kenapa mereka bisa kecolongan. Aku sudah bilang, jangan biarkan Ozan keluar rumah tanpa pengawalan ketat."

"Saya akan memastikan itu tidak terjadi lagi, Pak. " sahut Ramon

"Kirim beberapa pengawal untuk berjaga-jaga di setiap sudut rumah sakit. Jangan beri celah sedikit pun. Pastikan kali ini Ozan benar-benar aman." perintah Rudi.

****

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

Selidiki juga... Naura itu anak siapa?

2024-07-06

0

Nyoman Wirati

Nyoman Wirati

Naura mukamu dua..

2023-03-11

0

Fatim Ummu Ayes

Fatim Ummu Ayes

si rizal ini siapa???

2023-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1
3 Bab 3
4 Kedatangan Ozan
5 pembicaraan rahasia
6 pilihan berat
7 Pulang
8 kecelakaan
9 Rantai kaki
10 tertembak
11 Kepanikan Rangga
12 penasaran
13 Luka masa lalu
14 Di buat penasaran
15 Pantai
16 Penjelasan Ameera
17 Persiapan makan malam
18 Rencana perjodohan
19 Penolakan
20 Taman yang romantis
21 Gundah
22 Tangis Ameera
23 Kekecewaan Ozan
24 Fitting gaun pengantin
25 Perisai bagi Ameera
26 Rahasia tentang Rangga
27 Pengawalan ketat
28 Penyerangan besar
29 Bukti kejahatan
30 Persiapan
31 Kepergian ayah
32 Duka Ameera
33 Pulang ke rumah
34 belajar menerima
35 Siapa yang barbar
36 Mencoba kabur
37 Mimpi buruk
38 Minta Izin
39 Perpisahan
40 Kemarahan Ozan
41 Minta maaf
42 Janjian
43 Bimbang
44 Kencan part 1
45 Kencan part 2
46 Kencan part 3
47 Malam pertama
48 Bertemu Dina
49 Susahnya membujuk
50 Mulai terbakar cemburu
51 Liburan
52 Hilangnya Ameera
53 Kemurkaan Ozan
54 Rumah sakit
55 Tahanan Rumah
56 Rencana resepsi
57 Resepsi pernikahan
58 tidak jelas
59 Perjalanan pulang
60 Memasak
61 Menemui Ameera
62 Kemesraan tanpa cinta ?
63 Pesan dari Naura
64 Kehujanan
65 Perang foto
66 Ada urusan penting
67 Kekacauan di club
68 Masalah es krim
69 Perubahan Ameera
70 Masih di teror
71 Hamil
72 Mabuk
73 drama salah paham
74 Cemburu buta
75 Melampiaskan emosi...
76 Memilih pergi
77 Mulai terbuka
78 Ancaman serius dari Rangga
79 Penyesalan Ozan
80 Pulang
81 Pencarian Ameera part 1
82 Pencarian Ameera part 2
83 Menemukan Ameera
84 Memperbaiki hubungan
85 Persyaratan Ameera
86 Mobil baru
87 Gantungan kunci
88 Seberapa kaya dia
89 Film horor
90 Bucin atau susis
91 Jurus anti pelakor
92 Mengikuti adegan dalam film...
93 Laporan Rizal
94 Sepenggal kisah manis
95 Bayi kembar
96 Sepucuk surat
97 Drama pagi hari
98 Pengorbanan Rangga
99 Kenangan tentang Rangga
100 Rangga, Rangga dan Rangga
101 Menunggu Ameera
102 Ungkapan perasaan.
103 Cinta pertama dan terakhir
104 Sepakat bersama
105 Lumpuh?
106 Penantian cinta
107 Penyesalan selalu di belakang
108 Habis gelap terbitlah terang
109 Rahasia besar
110 Everglow
111 Pelangi setelah hujan
112 Berusaha Move On
113 Liontin...
114 Kamar paling ujung
115 Terbakar cemburu versi Rangga
116 Rahasia tentang Deniz
117 tentang perjodohan.
118 Rangga yang Malang
119 Luluh
120 Menikah lagi?
121 Berenang
122 Arti mimpi
123 Di Culik
124 Rangga yang sesungguhnya
125 Rencana pembunuhan.
126 Hilang
127 Ambisi balas dendam
128 TERBONGKAR
129 Kelahiran bayi Kembar
130 berjuang bersama
131 Erzan dan Elmira
132 Pulang
133 Kelakuan aneh
134 TERBALIK
135 PANAS
136 Ungkapan Cinta
137 Bogem mentah
138 Honeymoon
139 Kenangan terindah
140 Album Foto
141 Firasat buruk
142 Rahasia terakhir
143 Bangun...
144 Menolak lupa
145 Air mata penyesalan
146 Kenangan masa lalu
147 Lamaran part 1
148 Lamaran part 2
149 Membayar masa lalu
150 sensitif seperti testpack
151 Happy Ending
152 TERIMA KASIH
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1
3
Bab 3
4
Kedatangan Ozan
5
pembicaraan rahasia
6
pilihan berat
7
Pulang
8
kecelakaan
9
Rantai kaki
10
tertembak
11
Kepanikan Rangga
12
penasaran
13
Luka masa lalu
14
Di buat penasaran
15
Pantai
16
Penjelasan Ameera
17
Persiapan makan malam
18
Rencana perjodohan
19
Penolakan
20
Taman yang romantis
21
Gundah
22
Tangis Ameera
23
Kekecewaan Ozan
24
Fitting gaun pengantin
25
Perisai bagi Ameera
26
Rahasia tentang Rangga
27
Pengawalan ketat
28
Penyerangan besar
29
Bukti kejahatan
30
Persiapan
31
Kepergian ayah
32
Duka Ameera
33
Pulang ke rumah
34
belajar menerima
35
Siapa yang barbar
36
Mencoba kabur
37
Mimpi buruk
38
Minta Izin
39
Perpisahan
40
Kemarahan Ozan
41
Minta maaf
42
Janjian
43
Bimbang
44
Kencan part 1
45
Kencan part 2
46
Kencan part 3
47
Malam pertama
48
Bertemu Dina
49
Susahnya membujuk
50
Mulai terbakar cemburu
51
Liburan
52
Hilangnya Ameera
53
Kemurkaan Ozan
54
Rumah sakit
55
Tahanan Rumah
56
Rencana resepsi
57
Resepsi pernikahan
58
tidak jelas
59
Perjalanan pulang
60
Memasak
61
Menemui Ameera
62
Kemesraan tanpa cinta ?
63
Pesan dari Naura
64
Kehujanan
65
Perang foto
66
Ada urusan penting
67
Kekacauan di club
68
Masalah es krim
69
Perubahan Ameera
70
Masih di teror
71
Hamil
72
Mabuk
73
drama salah paham
74
Cemburu buta
75
Melampiaskan emosi...
76
Memilih pergi
77
Mulai terbuka
78
Ancaman serius dari Rangga
79
Penyesalan Ozan
80
Pulang
81
Pencarian Ameera part 1
82
Pencarian Ameera part 2
83
Menemukan Ameera
84
Memperbaiki hubungan
85
Persyaratan Ameera
86
Mobil baru
87
Gantungan kunci
88
Seberapa kaya dia
89
Film horor
90
Bucin atau susis
91
Jurus anti pelakor
92
Mengikuti adegan dalam film...
93
Laporan Rizal
94
Sepenggal kisah manis
95
Bayi kembar
96
Sepucuk surat
97
Drama pagi hari
98
Pengorbanan Rangga
99
Kenangan tentang Rangga
100
Rangga, Rangga dan Rangga
101
Menunggu Ameera
102
Ungkapan perasaan.
103
Cinta pertama dan terakhir
104
Sepakat bersama
105
Lumpuh?
106
Penantian cinta
107
Penyesalan selalu di belakang
108
Habis gelap terbitlah terang
109
Rahasia besar
110
Everglow
111
Pelangi setelah hujan
112
Berusaha Move On
113
Liontin...
114
Kamar paling ujung
115
Terbakar cemburu versi Rangga
116
Rahasia tentang Deniz
117
tentang perjodohan.
118
Rangga yang Malang
119
Luluh
120
Menikah lagi?
121
Berenang
122
Arti mimpi
123
Di Culik
124
Rangga yang sesungguhnya
125
Rencana pembunuhan.
126
Hilang
127
Ambisi balas dendam
128
TERBONGKAR
129
Kelahiran bayi Kembar
130
berjuang bersama
131
Erzan dan Elmira
132
Pulang
133
Kelakuan aneh
134
TERBALIK
135
PANAS
136
Ungkapan Cinta
137
Bogem mentah
138
Honeymoon
139
Kenangan terindah
140
Album Foto
141
Firasat buruk
142
Rahasia terakhir
143
Bangun...
144
Menolak lupa
145
Air mata penyesalan
146
Kenangan masa lalu
147
Lamaran part 1
148
Lamaran part 2
149
Membayar masa lalu
150
sensitif seperti testpack
151
Happy Ending
152
TERIMA KASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!