kecelakaan

Ozan baru saja tiba dirumah. Dia diam mematung menatap rumah besar yang telah lama di tinggalkannya. Berbagai kenangannya di rumah itu bermunculan menari-nari dibenaknya. Ia tersenyum tipis mengingat masa lalunya.

"Masuklah, orang tuamu sudah menunggumu sejak tadi." ucap Rudi saat melihat Ozan mematung disana.

Ozan pun melangkahkan kakinya memasuki rumah.

"Assalamu alaikum, Mah..." ucapnya ketika melihat sang ibu datang dari dalam rumah.

"Walaikum salam. Ozan anakku?"

Kedatangannya pun disambut haru oleh ibunya. Zarima melihat putra semata wayangnya yang telah kembali sehat seperti dulu membuatnya tidak dapat menahan tangis bahagianya.

"Anakku... Kamu benar-benar sudah sembuh, Nak? Sudah bisa berjalan lagi." ucapnya di selingi isakan.

Ozan menangkup wajah ibunya dan menghapus air matanya.

 

"Mama jangan menangis lagi, seharusnya mama kan senang aku sudah sembuh dan sudah kembali lagi ke rumah. Aku tidak mau melihat mama menangis lagi."

"Mama menangis bukan karena sedih. Mama bahagia sekarang kamu sudah kembali seperti dulu."

Ozan tersenyum menatap wajah ibunya. Ia pun kembali memeluk ibunya dan melepaskan kerinduannya selama ini.

"Nah ini apa? Masih menangis."

"Iya mama tidak akan menangis lagi." ucapnya seraya menghapus sisa air matanya. " lihat wajah kamu dengan penampilan seperti ini, bikin mama pangling." ledeknya seraya terkekeh geli melihat penampilan Ozan yang sangat jauh dari kesehariannya.

"Hmmm... di ledekin lagi. Ini kan papa yang suruh. Katanya biar tidak ada yang mengenali. Di suruh berpenampilan seculun ini apa enaknya coba. " tutur Ozan kemudian. Ia melepaskan kacamata tebal yang sejak tadi terasa mengganggu matanya.

" Papa mana, Mah?" tanya Ozan begitu menyadari sejak tadi belum melihat sang ayah.

"Ada di ruang kerja, kamu temui papa dulu. Mama mau bicara dengan Ramon."

Ozan pun segera menuju ruang kerja ayahnya, dan mengetuk pintu ruangan itu.

"Assalamu alaikum. Papa... "

"Walaikum salam. Ozan, Kamu sudah sampai? " Hasan berdiri dari duduknya lalu menghampiri Ozan dan memeluknya. Suasana haru kembali tercipta diruangan itu.

Hasan mengamati tubuh Ozan dari ujung kepala ke ujung kaki. Masih sama seperti saat terakhir kali ia melihatnya, hanya rambut halus di sekitar wajah saja yang membedakan.

"Sepertinya Ramon menjalankan tugasnya dengan baik. Syukurlah. Kamu sudah kembali seperti dulu lagi."

"Iya Pah... untung ada Ramon yang selalu membantuku dan memberi semangat. Kalau tidak, mungkin aku masih duduk di kursi roda." ungkap Ozan.

"Lalu dimana Ramon? Papa harus banyak berterima kasih padanya. Tidak mudah mendapatkan orang setia seperti dirinya." ucapnya penuh syukur.

"Ada di depan, Pah. Lagi bicara sama Mama. "

Hasan dan Ozan pun mengobrol tentang banyak hal berdua di ruang kerja. Ozan menceritakan apa saja yang dilalui nya selama berada di luar negeri. Walaupun sebenarnya tidak perlu di ceritakan pun, Hasan sudah tau melalui pengawal yang di kirimnya untuk menjaga Ozan.

"Untuk sementara, jangan ada yang tau kalau kamu masih hidup. Papa takut kalau ternyata masih ada yang mau mencelakakanmu." ucapnya kemudian.

"Bukannya pelaku yang melakukan sabotase pada mobilku sudah tertangkap?"

"Memang, tapi mungkin orang itu hanya di jadikan kambing hitam saja, sedangkan pelaku sebenarnya masih berkeliaran di luar sana,"

"Baiklah, Pah. Aku akan berhati-hati," ucap Ozan kemudian.

****

Setelah melepas kerinduan dengan orang tuanya, Ozan segera menuju ke kamarnya.

Pria bule itu membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Di lihatnya sekeliling kamar, masih sama persis dengan saat terakhir kalinya ia menempati kamar mewahnya. Peletakan barang-barang di dalamnya masih sama persis.

Di keluarkan nya sebuah kotak kecil berwarna hitam dari laci meja nakas di samping tempat tidur. Kotak kecil seperti tempat cincin. Ozan membuka kotak kecil tersebut. Tampaklah isi dari kotak tersebut seperti liontin kecil berbentuk potongan hati dengan sayap menyerupai sayap burung di sisi kanan nya. Sangat mungil tapi begitu indah.

Membayangkan hal yang paling tidak ingin di ingatnya. Tetapi malah hal itulah yang paling sering muncul di memorinya. Jika saja bukan karena liontin kecil tersebut, mungkin ia tidak akan hidup sampai sekarang ini. Pikirannya terus menerawang jauh di sana.

Bayang-bayang kecelakaan tragis yang hampir merenggut nyawanya 2 tahun lalu menari-nari dalam ingatan nya. Bagaimana sebelum terjadi kecelakaan tersebut,dirinya sedang merasa bahagia karena bertemu dengan kekasihnya. Gadis cantik dan manja yang selalu di rindukannya selama ini.

Flashback

Dua orang anak manusia yang di mabuk cinta sedang menikmati saat-saat kebersamaanya. Kencan romantis seperti biasa. Mereka baru saja menghabiakan waktu kebersamaannya dengan Ozan yang menemani gadis kesayangannya itu untuk sekedar jalan-jalan, berbelanja dan makan di tempat favoritnya.

"Sayang. Beneran nih gak mau di anterin? Aku siap looh antar kamu kemanapun kamu mau." kata Ozan kepada Naura. Saat itu mereka sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan.

"Gak usah sayang, lagian aku masih mau beli sesuatu di dalam" tolak Naura yang sedang bergelayut manja di lengan Ozan.

" Tapi kamu gak lupa kan besok janjian kita" tanya Ozan berusaha mengingatkan.

"Aku ingat dong. Mana mungkin aku lupa" jawab Naura.

"Awas aja kalau kamu lupa, aku akan menghukummu dengan hukuman yang sangat berat" ancam Ozan

"Haha kamu sekarang sudah pintar mengancam ya?" Ledek Naura

" aku belajar dari kamu, sayang!" Goda Ozan

"Lalu hukuman apa yang akan kamu jatuhkan untuk aku?" Tanya Naura penasaran

"Aku menghilang dari hidupmu" jawab Ozan dengan wajah di buat selucu mungkin.

"Coba saja, kalau kamu menghilang dari hidupku, aku akan mencari laki-laki lain untuk ku jadikan suami." Naura mengancam Ozan balik.

"Coba saja. Aku akan menghancurkan siapapun yang berani merebutmu dariku" kata Ozan dengan penuh percaya diri.

"Hahaha kamu percaya diri banget deh. Aku kan gak benar-benar mencintaimu, aku bersamamu hanya memanfaatkamu" melirik Ozan dengan ekor matanya

"Gak apa-apa deh. Aku rela jadi apapun buat kamu kalau itu bisa membuatmu bahagia" kalimat gombalpun keluar dari bibir tipis Ozan

"Hahaha, baiklah"

"Ya udah deh. Kalau gitu aku jalan dulu ya, aku ada meeting penting siang ini" kata Ozan

"Oke, baby... see you! " sambil tersenyum manis. Sesaat kemudian Naura telah kembali masuk ke sebuah toko sepatu. Tetapi Ozan belum beranjak dari duduknya. Dari kejauhan ozan masih menatap ke arah Naura yang sedang di layani oleh beberapa pegawai toko. Senyum manis pun terbit dari bibir ozan yang masih terus memandangi Naura dari jauh.

Bagaimana tidak, kekasihnya Naura adalah gadis yang sangat cantik dan manis. Usianya hampir sama dengan Ozan. Sungguh sosok wanita idaman yang sempurna versi Ozan. Naura memiliki tinggi badan dan bentuk tubuh ideal, kulitnya putih, rambut panjang berwarna coklat yg tergerai dengan sangat indah.

Naura yang selalu tampil dengan pakaian yang agak terbuka walaupun Ozan sudah beberapa kali memperingatkannya bahwa Ozan tidak begitu suka jika Naura menggunakan pakaian yang terbuka, tetapi bukan Naura namanya jika ia peduli dengan larangan Ozan.

Ia masih saja terus mengenakan pakaian yang terlihat agak terbuka yang menambah kadar keseksian nya. Bagi ozan, Naura adalah bidadari cantik yang di kirim Tuhan kepada nya sebagai hadiah.

Sesaat kemudian Ozan tersadar dari lamunannya. Ia bergegas meneruskan langkahnya menuju mobil nya yang terparkir di area parkir pusat perbelanjaan tersebut. Sebelum menyalakan mobil, iya melakukan panggilan kepada asisten pribadinya, Ramon.

"Halo Ram. lu langsung ke lokasi aja ya... iya di restoran xxx. gue udah mau jalan nih. jangan telat ya Lu! "

Mobil terus melaju dengan kecepatan sedang membelah keramaian ibu kota pada siang itu. Awalnya mobil melaju dengan baik, tanpa kendala sedikitpun. Entah kenapa tmrasanya semakin lama mobil semakin kencang. Sampai akhirnya Ozan menyadari ada sesuatu yang aneh dengan laju mobilnya. Sepertinya rem mobilnya blong. Ozan panik, namun tetap berusaha bersikap setenang mungkin. Memikirkan bagaimana cara menghentikan laju mobilnya tanpa melukai pengendara lain. Ia terus melajukan mobilnya di jalan yang cukup lengah.

Ozan menduga ada yang sengaja mensabotase mobil miliknya. Ozanpun memilih melajukan mobilnya ke arah jalan yang cukup sepi karena semakin lama ia semakin tidak dapat mengendalikan laju mobilnya. Sekarang ia berada di jalan yang lumayan sepi. Yang sebelah kirinya ada beberapa kios kecil di tepi jalan, dan di sisi kanan terdapat jurang yang cukup dalam. Mobil terus melaju dengan kecepatan tinggi. Sampai akhirnya Ozan merasakan sesuatu yang aneh dari arah belakang mobilnya.

"Bruuuuukkk bruuuuukkk......!!!!

Seketika mobil yang di kendarai Ozan oleng karena di tabrak dari belakang oleh sebuah mobil. Ia melihat ke arah belakang melalui kaca spion, tampak ada beberapa mobil melaju mengikuti mobilnya. Ia semakin yakin, ada yang sengaja melakukan ini pada mobilnya. Dalam keadaan panik ia tidak tahu harus melakukan apapun selain terus melajukan mobilnya.

Ozan menambah kecepatan mobilnya untuk menghindari kejaran mobil di belakang nya.

Dor.... Dor... Dorrr.....!!!!

Suara tembakan terdengar. Tembakan mengenai ban mobil belakang nya, mengakibatkan mobil oleng dan masuk ke jurang, terguling beberapa kali, hingga tersangkut di batang pohon besar.

Ozan yang masih setengah sadar, terjepit di dalam mobil yang ringsek. Tubuhnya penuh dengan luka dan bersimbah darah.

Samar-samar terdengar suara seseorang memanggil dengan nada kepanikan.

"Kakak... kakak...bangun. cobalah untuk tetap sadar. kakak...!" Ozan membuka matanya dengan sekuat tenaga saat mendengar suara seseorang terus memanggilnya. , ia mencoba memfokuskan pandangan nya yang samar. Ia dapat melihat jelas wajah seorang gadis, sepertinya usianya masih remaja, berteriak ke arahnya memintanya tetap bangun. ia terus memandangi wajah gadis itu dengan tatapan mata sayu sampai akhirnya semua nya gelap dan Ozan tidak mengingat apa-apa lagi.

Saat terbangun ia sudah berada di rumah sakit dengan beberapa balutan atas luka-lukanya. Yang lebih buruk lagi, ia tidak dapat merasakan kedua kakinya yang telah terbalut kain perban.

Flashback off

Ozan memejamkan matanya. Bayangan kecelakaan yang terkadi oadanya dua tahun lalu masih menyisakan trauma di hatinya.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

dan gadis itu adalah Ameera

2024-07-06

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Jgn² gadis itu adalah Ameera..dan liontin yg ada di Ozan milik Ameera..

2023-01-04

0

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

pasti Meera nihh

2022-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1
3 Bab 3
4 Kedatangan Ozan
5 pembicaraan rahasia
6 pilihan berat
7 Pulang
8 kecelakaan
9 Rantai kaki
10 tertembak
11 Kepanikan Rangga
12 penasaran
13 Luka masa lalu
14 Di buat penasaran
15 Pantai
16 Penjelasan Ameera
17 Persiapan makan malam
18 Rencana perjodohan
19 Penolakan
20 Taman yang romantis
21 Gundah
22 Tangis Ameera
23 Kekecewaan Ozan
24 Fitting gaun pengantin
25 Perisai bagi Ameera
26 Rahasia tentang Rangga
27 Pengawalan ketat
28 Penyerangan besar
29 Bukti kejahatan
30 Persiapan
31 Kepergian ayah
32 Duka Ameera
33 Pulang ke rumah
34 belajar menerima
35 Siapa yang barbar
36 Mencoba kabur
37 Mimpi buruk
38 Minta Izin
39 Perpisahan
40 Kemarahan Ozan
41 Minta maaf
42 Janjian
43 Bimbang
44 Kencan part 1
45 Kencan part 2
46 Kencan part 3
47 Malam pertama
48 Bertemu Dina
49 Susahnya membujuk
50 Mulai terbakar cemburu
51 Liburan
52 Hilangnya Ameera
53 Kemurkaan Ozan
54 Rumah sakit
55 Tahanan Rumah
56 Rencana resepsi
57 Resepsi pernikahan
58 tidak jelas
59 Perjalanan pulang
60 Memasak
61 Menemui Ameera
62 Kemesraan tanpa cinta ?
63 Pesan dari Naura
64 Kehujanan
65 Perang foto
66 Ada urusan penting
67 Kekacauan di club
68 Masalah es krim
69 Perubahan Ameera
70 Masih di teror
71 Hamil
72 Mabuk
73 drama salah paham
74 Cemburu buta
75 Melampiaskan emosi...
76 Memilih pergi
77 Mulai terbuka
78 Ancaman serius dari Rangga
79 Penyesalan Ozan
80 Pulang
81 Pencarian Ameera part 1
82 Pencarian Ameera part 2
83 Menemukan Ameera
84 Memperbaiki hubungan
85 Persyaratan Ameera
86 Mobil baru
87 Gantungan kunci
88 Seberapa kaya dia
89 Film horor
90 Bucin atau susis
91 Jurus anti pelakor
92 Mengikuti adegan dalam film...
93 Laporan Rizal
94 Sepenggal kisah manis
95 Bayi kembar
96 Sepucuk surat
97 Drama pagi hari
98 Pengorbanan Rangga
99 Kenangan tentang Rangga
100 Rangga, Rangga dan Rangga
101 Menunggu Ameera
102 Ungkapan perasaan.
103 Cinta pertama dan terakhir
104 Sepakat bersama
105 Lumpuh?
106 Penantian cinta
107 Penyesalan selalu di belakang
108 Habis gelap terbitlah terang
109 Rahasia besar
110 Everglow
111 Pelangi setelah hujan
112 Berusaha Move On
113 Liontin...
114 Kamar paling ujung
115 Terbakar cemburu versi Rangga
116 Rahasia tentang Deniz
117 tentang perjodohan.
118 Rangga yang Malang
119 Luluh
120 Menikah lagi?
121 Berenang
122 Arti mimpi
123 Di Culik
124 Rangga yang sesungguhnya
125 Rencana pembunuhan.
126 Hilang
127 Ambisi balas dendam
128 TERBONGKAR
129 Kelahiran bayi Kembar
130 berjuang bersama
131 Erzan dan Elmira
132 Pulang
133 Kelakuan aneh
134 TERBALIK
135 PANAS
136 Ungkapan Cinta
137 Bogem mentah
138 Honeymoon
139 Kenangan terindah
140 Album Foto
141 Firasat buruk
142 Rahasia terakhir
143 Bangun...
144 Menolak lupa
145 Air mata penyesalan
146 Kenangan masa lalu
147 Lamaran part 1
148 Lamaran part 2
149 Membayar masa lalu
150 sensitif seperti testpack
151 Happy Ending
152 TERIMA KASIH
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1
3
Bab 3
4
Kedatangan Ozan
5
pembicaraan rahasia
6
pilihan berat
7
Pulang
8
kecelakaan
9
Rantai kaki
10
tertembak
11
Kepanikan Rangga
12
penasaran
13
Luka masa lalu
14
Di buat penasaran
15
Pantai
16
Penjelasan Ameera
17
Persiapan makan malam
18
Rencana perjodohan
19
Penolakan
20
Taman yang romantis
21
Gundah
22
Tangis Ameera
23
Kekecewaan Ozan
24
Fitting gaun pengantin
25
Perisai bagi Ameera
26
Rahasia tentang Rangga
27
Pengawalan ketat
28
Penyerangan besar
29
Bukti kejahatan
30
Persiapan
31
Kepergian ayah
32
Duka Ameera
33
Pulang ke rumah
34
belajar menerima
35
Siapa yang barbar
36
Mencoba kabur
37
Mimpi buruk
38
Minta Izin
39
Perpisahan
40
Kemarahan Ozan
41
Minta maaf
42
Janjian
43
Bimbang
44
Kencan part 1
45
Kencan part 2
46
Kencan part 3
47
Malam pertama
48
Bertemu Dina
49
Susahnya membujuk
50
Mulai terbakar cemburu
51
Liburan
52
Hilangnya Ameera
53
Kemurkaan Ozan
54
Rumah sakit
55
Tahanan Rumah
56
Rencana resepsi
57
Resepsi pernikahan
58
tidak jelas
59
Perjalanan pulang
60
Memasak
61
Menemui Ameera
62
Kemesraan tanpa cinta ?
63
Pesan dari Naura
64
Kehujanan
65
Perang foto
66
Ada urusan penting
67
Kekacauan di club
68
Masalah es krim
69
Perubahan Ameera
70
Masih di teror
71
Hamil
72
Mabuk
73
drama salah paham
74
Cemburu buta
75
Melampiaskan emosi...
76
Memilih pergi
77
Mulai terbuka
78
Ancaman serius dari Rangga
79
Penyesalan Ozan
80
Pulang
81
Pencarian Ameera part 1
82
Pencarian Ameera part 2
83
Menemukan Ameera
84
Memperbaiki hubungan
85
Persyaratan Ameera
86
Mobil baru
87
Gantungan kunci
88
Seberapa kaya dia
89
Film horor
90
Bucin atau susis
91
Jurus anti pelakor
92
Mengikuti adegan dalam film...
93
Laporan Rizal
94
Sepenggal kisah manis
95
Bayi kembar
96
Sepucuk surat
97
Drama pagi hari
98
Pengorbanan Rangga
99
Kenangan tentang Rangga
100
Rangga, Rangga dan Rangga
101
Menunggu Ameera
102
Ungkapan perasaan.
103
Cinta pertama dan terakhir
104
Sepakat bersama
105
Lumpuh?
106
Penantian cinta
107
Penyesalan selalu di belakang
108
Habis gelap terbitlah terang
109
Rahasia besar
110
Everglow
111
Pelangi setelah hujan
112
Berusaha Move On
113
Liontin...
114
Kamar paling ujung
115
Terbakar cemburu versi Rangga
116
Rahasia tentang Deniz
117
tentang perjodohan.
118
Rangga yang Malang
119
Luluh
120
Menikah lagi?
121
Berenang
122
Arti mimpi
123
Di Culik
124
Rangga yang sesungguhnya
125
Rencana pembunuhan.
126
Hilang
127
Ambisi balas dendam
128
TERBONGKAR
129
Kelahiran bayi Kembar
130
berjuang bersama
131
Erzan dan Elmira
132
Pulang
133
Kelakuan aneh
134
TERBALIK
135
PANAS
136
Ungkapan Cinta
137
Bogem mentah
138
Honeymoon
139
Kenangan terindah
140
Album Foto
141
Firasat buruk
142
Rahasia terakhir
143
Bangun...
144
Menolak lupa
145
Air mata penyesalan
146
Kenangan masa lalu
147
Lamaran part 1
148
Lamaran part 2
149
Membayar masa lalu
150
sensitif seperti testpack
151
Happy Ending
152
TERIMA KASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!