Matahari pagi yang begitu indah memancarkan sinarnya menerangi dunia ,mengalirkan sejuta semangat bagi para penduduk bumi yang menikmati kehangatannya.
Pagi ini Ameera sedang menikmati matahari pagi. Masih berdiri di halaman rumahnya mengenakan seragam sekolah, sambil menunggu datangnya seseorang.
Rudi keluar dari dalam rumah sudah berpakaian rapi. Ia mendapati Ameera yang sedang mondar mandir di halaman rumah.
"Meera... kenapa belum berangkat?" tanya Rudi.
"Aku lagi tunggu Rangga, Yah!" jawab Ameera pelan.
"Kamu berangkat sama Rangga?"
"Iya. Rangga bilang mau jemput sekalian. Soalnya motor aku masih di bengkel, habis jatuh kemarin."
Kan ayah nggak pernah mau mengantarku ke sekolah.
Tidak lama kemudian Rangga datang dengan motor sportnya.
"Selamat pagi, Om..."
"Pagi." sahut Rudi.
"Ayah, aku berangkat, ya..." kata Ameera seraya mencium punggung tangan Rudi di ikuti Rangga.
"Kalian hati-hati." ucap Rudi kemudian. Setelah Rangga dan Ameera menghilang dari pandangannya, Rudi pun segera melajukan mobilnya menuju kantor CJG.
****
Rangga dan Ameera masih dalam perjalanan menuju ke sekolah. Sepanjang jalan mereka terus mengobrol panjang lebar.
"Semalam ayah ada perlu apa sama kamu? Kok kayaknya rahasia gitu?" tanya Ameera.
"Oh, itu... biasalah tanyain kamu di sekolah gimana? Bandel apa nggak. Itu aja sih..." jawab Rangga asal seraya memperhatikan keadaan jalan di sekitarnya.
"Tapi kenapa harus ngobrol berdua di dalam ruang kerja ayah? Aku kan jadi nggak bisa nguping?"tutur Ameera.
Rangga tergelak, ia kembali tertawa mengingat semalam Ameera yang ketahuan ayahnya saat berusaha menguping pembicaraan rahasianya. Ameera yang kelabakan tidak sengaja memecahkan vas bunga antik milik ayahnya.
"Malah ketawa." gumam Ameera seraya mencubit keras punggung Rangga.
"Auuuh... nah kan, kamu berubah jadi kepiting sekarang." ledek Rangga, " lagian kenapa juga kamu harus nguping? Kayak kurang kerjaan aja."
"Aku kan mengkhawatirkanmu. Takut kamu beneran di sembelih ayah." sahut Ameera.
"Memangnya aku bodoh, membiarkan diriku di sembelih."
"Baguslah kalau begitu." ucap Ameera
"Hehe... memang enak, maksud hati pengen nguping, apa daya kepergok duluan." ucapnya seraya terkekeh geli.
Tak lama kemudian, mereka telah sampai di sekolah. Ameera bergegas turun dari motor. Saat mereka hendak masuk, seseorang menghampiri mereka.
"Rangga..." panggil seorang gadis.
Rangga dan Ameera menoleh bersamaan. Di hadapan mereka ada seorang gadis cantik dengan seragam sekolah yang berbeda dari mereka.
"Dina?" gumam Rangga.
Dina berjalan mendekat. Ameera menatap Dina, memperhatikan dari ujung kaki ke ujung kepala.
Ini Dina kan? Yang pernah Rangga kenalkan padaku. Dia makin cantik saja. Kenapa aku jadi minder begini.
"Hai Ameera..." sapa Dina.
"Ha.. hai..." sahut Ameera seraya tersenyum tipis.
"Rangga, Aku ada perlu sama kamu. Kita bisa bicara sebentar?" ujar Dina.
Rangga tersenyum manis pada Dina, "Boleh, duduk di sana aja, yuk." tunjuknya pada sebuah kursi panjang di halaman sekolah. "tapi maaf, aku nggak bisa lama-lama bentar lagi jam belajar." ucapnya kemudian.
"Iya, aku juga cuma sebentar kok." ucap Dina kemudian.
"Aku masuk duluan, ya." pamit Ameera. Sadar akan posisinya, ia memilih masuk ke dalam sekolah, meninggalkan Rangga dan Dina di sana.
Kenapa malah hatiku yang terasa berdenyut, bukannya yang punya denyutan itu cuma jantung, ya... batin Ameera
Ameera menoleh sesaat, melihat Rangga dan Dian mengobrol di taman. Tanpa ia sadari tangannya mengepal. Ia menatap kepalan tangannya.
"Biasanya tanganku mengepal hanya saat aku meninju seseorang. Kenapa sekarang mengepal sendiri?" gumamnya pelan.
Ameera pun mempercepat langkahnya menuju ruang kelasnya.
****
Di sebuah gedung tinggi menjulang yang terletak di pusat ibu kota, suasana kerja berjalan seperti biasanya. Chandra Jaya Group, salah satu perusahaan terbesar di Asia yang bergerak di bidang konstruksi dan telah memiliki puluhan anak perusahaan.
Jika di ruangan lain semua orang sedang di sibukkan dengan pekerjaannya masing-masing, maka lain halnya di ruangan presdir CJG, sedang terjadi pembicaraan rahasia antara dua orang.
"Rudi, kapan kau akan memperkenalkan anakmu padaku?" tanya Hasan kepada Rudi.
"Sebentar lagi, San. Minggu ini Ameera akan menjalani ujian akhir sekolah. "jawab Rudi
"Bagaimana dia sekarang? Aku sangat penasaran dengannya. Kau menjaganya dengan sangat baik. Kau bahkan menyembunyikan identitasnya." ucap Hasan.
Ia ingat terakhir kali bertemu dengan Ameera saat gadis itu berusia delapan tahun. Itupun hanya saat pemakaman ibunya. Setelah itu, demi menjaga keselamatan Ameera, Rudi menyembunyikan dari semua orang bahwa dia memiliki seorang anak. Bahkan ia tidak pernah terlihat bersama Ameera di luar rumah.
Sampai pada akhirnya musuh lamanya mengetahui keberadaan Ameera dan berniat membalas dendam melalui dirinya.
"Kau belum memberitahunya tentang rencana kita?" tanya Hasan kemudian.
"Belum . Aku ingin Ameera menyelesaikan ujian nya dulu. Baru aku akan bicarakan dengannya."jawab Rudi
"Menurutmu apa Ameera dan Ozan mau dinikahkan?"
"Tidak... Aku yakin mereka pasti akan saling menolak..."
"Tapi inilah yang terbaik untuk mereka. Aku hanya menginginkan anakmu untuk menjadi menantuku."
"Aku masih harus bicara dengan Ameera."
*** .
**TOLONG JANGAN DIBACA. ALUR DAN PENULISAN BERANTAKAN. BANYAK KATA YANG KURANG TEPAT. INI BELUM DIREVISI
🙏🙏🙏🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
kekeuh banget,anak mu udah punya calon sendiri,dgn kalian memaksa anak-anak kalian yg akan saling menyakiti..Biarkan mereka memilih jalan mereka sendiri,s bagai ortu kalian cuma bisa mendoakan dan merestui saja.
2024-08-28
0
Sweet Girl
Ndak terima onok sing nyaingi dekat sama Rangga.
2024-07-06
0
Alvian Denis
hemmm
2022-10-28
0