Gedung Chandra Jaya Group
"Kemarin aku mendapat laporan. Apa benar anakmu di serang?" tanya seorang pria.
"Benar. Tapi syukurlah, Ameera tidak apa-apa."
"Syukurlah. Perketat pengawalan untuk anakmu. Aku tidak mau terjadi apa-apa dengan calon menantu keluarga Chandra Jaya." titah Hasan.
"Baiklah."
Hasan menyandarkan kepalanya, ia menghela napas kasar. Pria paruh baya tersebut terlihat memikirkan sesuatu.
"Aku tidak menyangka setelah kematian istrimu, Hendry ternyata masih menyimpan dendam. Aku hanya tidak habis pikir dia bisa bertindak sejauh ini dan menjadikan Ameera sebagai objek balas dendamnya."
"Aku masih mengumpulkan bukti-bukti untuk menyeretnya ke penjara. Jadi kita harus berhati-hati saat berhadapan dengannya. Aku curiga, dia juga merupakan dalang dari kecelakaan yang menimpa Ozan dua tahun lalu." tutur Rudy.
Hasan terhenyak mendengar penjelasan Rudi. "Bukankah, pelakunya sudah mengakui perbuatannya? Lagi pula aku tidak punya masalah dengan Hendry selain persaingan di dunia bisnis."
"Aku masih menyelidikinya. Jika benar Hendry adalah orang di balik kecelakaan Ozan, maka penjagaan untuk Ozan harus di perketat. Aku melihat adanya kejanggalan dalam kecelakaan yang menimpa Ozan. Saat itu dia baru saja bertemu dengan Naura."
"Jika kecurigaanmu benar, maka kita harus menjauhkan Ozan dari Naura dan memastikan mereka tidak berhubungam lagi. Mungkin mempercepat pernikahan Ozan dan Ameera akan menjadi solusi yang tepat."
Rudi terdiam sejenak mendengar ucapan Hasan tentang pernikahan Ameera dan Ozan.
"Tapi, bukankah kita akan menikahkan mereka setelah Ameera menyelesaikan pendidikannya?"
"Ameera bisa kuliah setelah menikah kan?"
"Akan lebih baik jika Ameera sudah lebih dewasa. Sekarang usianya masih terlalu muda."
"Kau benar... Apa kau sudah memberitahunya tentang rencana kita menjodohkannya dengan Ozan?" tanya Hasan kemudian.
"Belum,. Aku akan memberitahunya setelah kelulusan sekolahnya. Dia sedang mempersiapkan ujian akhir."
"Baiklah. Aku juga sedang menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu Ozan." tuturnya.
Setelah obrolan panjang tersebut, Rudi pun pamit pulang. Ia pun segera melajukan mobilnya meninggalkan kediaman keluarga Chandra Jaya. Selama perjalanan ia terus memikirkan nasib putri semata wayangnya tersebut.
*****
Waktu menunjukkan pukul 15.00 sere. Bel berbunyi menandakan jam belajar telah usai. Ameera memasukkan buku-bukunya kedalam tas. Karena masih ada tugas yang harus ia selesaikan, ia pun menuju ke perpustakaan untuk mengerjakan tugasnya.
Aduh kenapa juga aku harus terjebak dengan tugas menyebalkan ini. Dan IQ jongkokku tidak mampu menjangkau pelajaran ini. Dasar Ameera bodoh!
Ameera bersungut-sungut mengumpati dirinya yang sedang di hukum oleh guru fisika.
Ah kenapa aku tidak minta bantuan Rangga. Oh... Rangga malaikatku!
Ameera segera mengambil ponselnya di tas dan mengetik pesan untuk Rangga.
Setelah selesai, ia bergegas meninggalkan ruang perpustakaan menuju parkiran tempatnya menyimpan sepeda motor.
Meskipun Rudi lebih dari sanggup untuk memberikan kehidupan mewah untuk Ameera, mengingat jabatannya sebagai Direktur SDM di perusahaan Chandra Jaya Group, namun itu tidak di lakukannya. Ameera di beri fasilitas seadanya. Bahkan, gadis polos tersebut tidak mengetahui apapun tentang pekerjaan ayahnya.
Rudi mendidik Ameera dengan sangat keras agar tidak menjadi gadis manja. Ia berhasil membentuk Ameera menjadi gadis yang kuat dan mandiri.
Tiba-tiba beberapa orang laki-laki yang terkenal sebagai preman sekolah mendekati Ameera yang sedang bersiap melajukan motornya.
"Halo cewek... sore-sore gini kenapa belum balik? Nungguin kita, ya?" ucap seorang laki-laki yang berpakaian seperti berandalan.
"Kalian mau apa?" tanya Ameera.
"Kita mau ajak kamu senang-senang lah." ujarnya seraya terkekeh. Namun Ameera tidak mempedulikan mereka.
"Sana pergi! Siapa yang mau senang-senang sama preman seperti kalian. " Ameera mengusir mereka dengan tidak sopannya membuat kepala geng itu merasa murka.
"Jon, ambil motornya. Lumayan di jual buat minum-minum."
Dua orang laki-laki kemudian menarik lengan Ameera sehingga membuat gadis itu naik pitam. Ia pun menyerang dua laki-laki tersebut. Sehingga terjadilah drama perkelahian antara Ameera melawan lima orang laki-laki. Beruntung Ameera masih menggunakan seragam olahraga sehingga ia dengan leluasa bisa memukul dan menendang para preman yang mengganggunya.
Tidak butuh waktu lama, lima preman tersebut sudah tumbang di tangan Ameera. Mereka meringis kesakitan karena Ameera menyerang mereka tanpa Ampun.
"Syukurin!" ucapnya seraya menendang kaki ketua geng itu. Ameera pun segera melajukan motornya meninggalkan gedung sekolah.
Dari kejauhan seseorang menyunggingkan senyum setelah menyaksikan perkelahian tersebut.
Kemampuan bela dirimu sudah sangat bagus, Ameera. Sepertinya aku tidak membutuhkan geng preman itu lagi. batin Rangga.
Ia pun mengambil ponsel di saku celananya dan menghubungi seseorang.
"Halo, Rizal... gimana?" tanya Rangga pada seseorang di seberang sana.
"Lu tenang aja. Aman kok, nggak ada penyerangan hari ini.."
"Lu yakin?"
"Yakin gue. Lu tenang aja. "
Rangga mengela nafas lega. Ia lalu menghampiri laki-laki yang masih tersungkur disana.
"Bagaimana?" tanya Rangga pada ketua geng itu.
"Lumayan. Barbar temen lu." jawabnya.
"Sorry ya... kalian jadi bonyok begini. Bentar gue transfer biaya perbaikan muka lu deh. Sekalian bonus buat kalian..."
"Sip lah bos."
Rupanya orang-orang tadi mengganggu Ameera atas perintah Rangga. Ia sedang ingin menguji kemampuan bela diri sahabatnya tersebut.
Setelah urusannya selesai, Rangga bergegas pulang karena sore nanti ia janjian belajar bersama Ameera.
****
PLEASE JANGAN LANJUT BACA. NOVEL INI MASIH DALAM TAHAP REVISI.
BAIK DARI SEGI ALUR DAN PENULISAN.
BANYAK TYPO DAN CACAT LOGIKA.
ALUR GAK MASUK AKAL.
BISA BACA KARYA LAINNYA DULU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Lha ternyata Rangga temennya AMEERA,kenapa diserang?
2024-08-28
1
Sweet Girl
Ooooo ternyata Ujian bela diri dr Rangga.
2024-07-06
0
Joelie Anasca
tetep lanjut thor
2023-04-05
0