Penyelidikan

Pagi menjelang, dengan sangat antusiasnya Rony sudah ada tak jauh dari apartement Mr Exel. Dia sangat cemburu pada saat melihat Mr Exel mengecup kening, bibir, serta perut Reyna di depan pintu gerbang.

"Tata, kamu hati-hati kerjanya. Ingat ya, di dalam perutmu ini ada buah cinta kita. Jadi sebisa mungkin jangan terlalu cape," pesan Mr Exel pada Reyna.

Sebenarnya dia tak ingin istrinya ini bekerja, toh kekayaan dia ini berlimpah ruah takkan habis tujuh turunan. Akan tetapi dia menghargai istrinya yang memang pekerja keras.

Namun Mr Exel tak mengizinkan Reyna untuk mengemudi sendiri. Dia kini memiliki sopir pribadi yang merangkap sebagai asisten pribadinya, Reyna. Mr Exel sengaja memilih sopir wanita bagi Reyna.

"Hanny, kita ke rumah makan dulu saja untuk mengecek di sana setelah itu barulah kita ke salon. Aku juga tak ingin berlama-lama, mengingat kehamilan aku ini masih terlalu muda," ucap Reyna.

"Siap, nona."

Hanny sana sekali tak banyak bicara, dia berkata hanya seperlunya saja.

"Ya Allah, jaga selalu aku dan anak yang sedang aku kandung ini. Aku sebelumnya pernah alami hal buruk dimana aku kehilangan bayiku. Dan aku kali ini harus menjaga anakku dengan sebaik mungkin. Aku tak ingin membuat kecewa suamiku," batin Reyna.

Hingga Reyna memutuskan untuk tidak terlalu cape dalam bekerja. Dia hanya datang pagi saja untuk mengecek rumah makan yang tadinya hanya sebuah cafe. Dan juga mengecek salon kecantikannya.

Dia sudah memiliki dua asisten pribadi yang bisa di percaya olehnya untuk mengurus salon dan juga restorannya. Dia juga selalu waspada dengan memasang setiap ruangan dengan CCTV tanpa sepengetahuan para karyawannya. Hingga dia bisa memantau semua kinerja para karyawannya terutama asisten pribadinya.

Hal ini dia lakukan untuk kewaspadaan, apa lagi semua juga belajar dari pengalaman yang terjadi di masa lalu pada saat dirinya bersuamikan, Rudy.

Tanpa dia tahu, laju mobilnya di ikuti oleh mobil milik Rony.

Tak berapa lama, sampai juga mobil Reyna di pelataran restoran yang sangat besar dan mewah.

"Untuk apa Reyna datang pagi-pagi ke restoran ini ya? kok aku jadi semakin penasaran?" batin Rony penuh tanda tanya.

Pada saat dia berniat akan bertanya pada salah satu karyawan restoran, dia mengurungkan niatnya. Dia kembali lagi melanjutkan misinya mengikuti kemana laju mobil Reyna.

"Kalau ini jelas pasti usaha salon yang Reyna punya. Jangan-jangan restoran tadi juga milik, Reyna ya?"

"Wah, kalau begitu Reyna benar-benar sudah menjadi sultan. Hem... secara dia kan menikah dengan keturunan bule yang sangat kaya."

"Heran juga, bagaimana bisa Reyna mendapatkan suami orang bule ya?"

Rasa heran dan takjub Rony pada Reyna tak ada hentinya. Karena Reyna yang dulu sempat dia dan orang tuanya hina, kini benar-benar telah berubah 100° C.

Setelah puas mengikuti Reyna, dia pun kembali ke restoran karena masih terbesit rasa penasaran di hatinya. Hingga beberapa saat di restoran, Rony bertanya banyak hal pada salah satu karyawati restoran tersebut.

"Luar biasa, restoran sebesar ini milik Reyna. Pasti ini juga memakai uang suaminya, nggak mungkin nggak. Beruntung sekali Reyna kamu menikah dengan pria kaya itu," gumamnya di hati.

Kini sudah jelas semuanya, tetapi Rony masih saja belum ingin pulang. Dia ingin sekali bertemu dengan, Reyna.

"Susah juga jika ingin bertemu dengan, Reyna. Karena di samping dia sekarang punya asisten pribadi. Dia juga tak sepenuhnya berada di restoran atau salonnya. Reyna, cepat sekali kamu sudah hamil saja anak bule itu?"

Selagi asik melamun memikirkan bagaimana caranya supaya bisa bertemu dengan, Reyna. Ponselnya berdering ada panggilan telepon.

"Kring..... kringg... kring ..."

"Hallo, ada apa kamu telpon?"

"Pakai tanya ada apa pula? kenapa kamu tak pulang-pulang, mas?"

"Urusan di sini belum selesai jadi aku belum mau pulang."

"Kamu pikir aku ini anak TK yang mudah kamu bohongi? aku sudah tahu jika urusanmu terlah selesai dari beberapa hari yang lalu. Aku sudah tanya pada orang kantor, jadi kamu tak bisa berbohong lagi. Pulang sekarang atau aku adukan hal ini pada, papah!"

"Hem, iya ini lagi dalam perjalanan pulang. Bawel banget sih kamu!"

Setelah cukup lama bercengkrama di dalam via telepon, Rony terlebih dulu menutup panggilan telepon dari istrinya.

"Sialan, hidupku sejak bersama Rara sangat terkekang! tidak seperti pada saat bersama dengan, Reyna. Ini semua gara-gara ulah papah dan mamahku dulu yang telah menghasut aku hingga percaya tentang semua berita buruk tentang Reyna, dan mau saja menjalin hubungan dengan, Rara!'

Rony melajukan mobilnya menuju arah pulang ke kotanya. Walaupun kini dia belum ingin kembali ke kotanya karena masih penasaran dengan aktifitas Reyna.

Berbeda situasi di rumah Rara, dia sedang emosi tingkat dewa. Dan dia selalu saja mengadukan segala hal yang dia alami di dalam kehidupan rumah tangganya bersama Rony pada orang tuanya.

"Rara, kok sepi? Rony mana?" tiba-tiba terdengar suara yang tak asing lagi.

"Loh papah, sejak kapan ada di sini?" tanya Rara gugup.

"Baru datang kok, kamu kenapa terlihat marah sekali seperti ini?" tanya papahnya.

"Hem, ya ini pah. Mas Rony sekarang banyak tingkah, masa keluar kota belum pulang juga. Padahal aku sudah tanya pada orang kantor, urusan di luar kita itu sudah selesai dari beberapa hari yang lalu," ucap Rara mengadu seperti biasanya.

Dia selalu lepas kontrol tak bisa menutupi aib keluarga atau permasalahan keluarganya sendiri. Ini yang membawa Rony menyesal telah menikah dengannya.

"Pantas saja tadi papah ke kantor tidak ada Rony. Tapi papah tidak bertanya pada karyawan kantor karena papah pikir Rony ada di rumah. Kenapa suami tak pulang-pulang tak kamu hubungi dia suruh pulang?" ucap lantang papahnya.

"Sudah pah barusan, katanya sedang dalam perjalanan pulang," jawab Rara singkat.

Satu jam kemudian, Rony pulang. Tetapi dia harus menelan pil pahit, dimana baru sampai rumah sudah mendapatkan ceramah dari papah mertuanya.

"Rony, masih ingat jalan pulang dan masih ingat anak dan istri? papah pikir sudah lupa," ejek papah mertuanya ketus.

"Pah, kenapa kasar sekali ngomongnya? aku ini cape baru pulang kerja kok langsung di omong macam-macam?" Rony mulai terpancing amarah.

Seketika itu keributan mulai terjadi antara Rony dengan Papah mertuanya. Rara bukannya melerai, dia seolah senang jika suaminya di omelin oleh papahnya.

Rony sudah tak kuat mendengar omelan papah mertuanya, dia pun berlalu pergi tanpa permisi.

"Selalu dan selalu mengadu pada orang tuanya. Bagaimana rumah tangga ini akan adem ayem jika seperti ini?" gumamnya masih bisa di dengar oleh Rara.

Terpopuler

Comments

Nonny

Nonny

ngarep ya ka😁😁😁 Setelah apa yang di lakukan

2022-10-06

0

heni diana

heni diana

Maaf ya rony suami reyna kan sultan jdi reyna g kan mudah tersentuh secara penjagaan nya ketat..

2022-10-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!