Gagal Bulan Madu

Part 5

Malam menjelang matahari sudah kembali ke peraduannya, hati Masyitah semakin tak karuan mencari cara agar malam ini dia bisa tidur terpisah dari suaminya.

Di dalam kamar Masyitah mondar mandir tak ubahnya setrika, sesekali dia duduk di ranjang lalu kembali berdiri.

Lain halnya dengan Fadli yang masih berbincang dengan mertuanya di ruang keluarga, Murni sengaja mengajak menantunya ikut ke ruang ke luarga karena dia akan membahas mengenai anaknya Masyitah.

"Eee, Fadli mama mau bicara sama kamu." Murni memulai perbincangan.

"Iya, silahkan mah," sahut Fadli.

"Mulai hari ini kamu sudah resmi menjadi suami Masyitah, mama akan memberitahumu tentang sifat dan kebiasaan istrimu."

Fadli diam dan menyimak setiap ucapan ibu mertuanya, dari informasi ini dia bisa sedikit mengenali istrinya.

"Ita itu anak tunggal, pastinya kamu tahu bagaimana karakter seorang anak tunggal kan?"

Irwan mengangguk mengerti, seperti menemukan tantangan yang akan dia taklukkan nanti.

"Ita gadis yang manja, tapi dia juga sangat perhatian hanya saja tak suka dengan kepura-puraan. Tunjukkan saja dirimu yang sebenarnya biarkan dia yang menilai." Murni melanjutkan ucapannya.

"Mama yakin Ita akan menerima dan menyukaiku?" tanya Fadli.

"Pelan-pelan saja Fad, jangan terburu-buru atau kamu akan mendapat penolakan nanti."

"Bagaimana aku bisa tahu Ita menerimaku mah?" Fadli semakin penasaran dengan sosok istrinya.

"Kamu harus pandai mengambil hatinya, ingat, jangan terburu-buru!!" tekan Murni.

Fadli mulai memahami maksud ibu mertuanya, sepertinya malam ini dia harus bersabar dan menahan diri.

"Haahh, nasib korban perjodohan, bahkan untuk tidur dengan istri sendiri harus ditahan-tahan," batin Fadli.

"Oh, ya, satu lagi Ita tidak suka dipeluk saat tidur." Ucapan konyol lolos begitu saja dari bibir Murni yang membuat Fadli tersipu dan wajahnya memerah karena malu.

Haji Burhan juga ada bersama istri dan menantunya, tapi dia memilih menjadi pendengar namun saat mendengar ucapan konyol istrinya refleks menepuk bahu istrinya.

"Apa-apaan mama ini, kenapa bicara seperti itu pada menantumu?" ujar Haji Burhan.

"Hihihi, biar dia tahu kalau istrinya itu liar," balasnya sambil terkekeh geli.

"Sudah, jangan dengarkan mama kamu masuk saja ke dalam." Burhan memutus perbincangan malam itu karena perkataan Murni menurutnya tak masuk akal, malah menakut-nakuti menantunya.

"Baiklah, mah pah, saya permisi mau ke dalam." Fadli beranjak meninggalkan kedua orang tua paruh baya tersebut.

"Mama ini kenapa ?" Haji Burhan mengerutkan alisnya menatap kearah istrinya.

"Mama baik-baik saja pah, jangan khawatir," balasnya cengengesan.

"Ah, terserahmu, papa ngantuk!" Pak Burhan bangkit melangkah masuk ke kamarnya, Murni bergegas mengikuti suaminya.

Fadli berdiri di depan pintu, ucapan mertuanya masih terngiang di telinganya yang membuat dirinya ragu masus ke dalam kamar.

"Diketuk dulu atau langsung masuk saja ya," gumamnya sambil menggaruk pelipisnya. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri memastikan tidak ada yang melihat tingkahnya.

Hampir lima menit dia berdiri mematung di depan pintu, akhirnya memutuskan mengetuk pintu.

Tok ... Tok ... tok

Tak ada sahutan dari dalam, ketukan kedua dia lakukan lebih keras lagi.

"Siapaa??"

Fadli mengusap dadanya, mendengar suara istrinya dari dalam jantungnya tiba-tiba berdebar.

"Saya suamimu, boleh saya masuk?"

"Mau apa?" jawab Masyitah ketus.

"Saya ngantuk mau tidur." Alasan yang tepat menurut Fadli.

"Astagaa, selamatkan aku ya Allah," gumam Masyitah sambil meremas jari-jarinya.

Untuk kesekian kali suara pintu diketuk, suara Fadli kembali terdengar. Masyitahpun pasrah dan mengizinkan suaminya masuk.

Perlahan Fadli berjalan maju ke arah tempat tidur, namun langkah terhenti saat suara Masyitah terdengar.

"Stop, berhenti di situ!"

Masyitah mengambil bantal dan guling, kemudian meletakkan di lantai lalu dia naik lagi keatas ranjang.

"Kamu tidur di situ," ucapnya pada Fadli sambil menunjuk lantai.

Fadli balas menunjuk dan berkata, "di situ? tidur tanpa alas hmm tega sekali kamu sama suami sendiri."

Masyitah hanya membuang muka, lalu berbaring membelakangi Fadli yang masih berdiri tak jauh dari ranjang.

"Dasaarr gadis nakal, oh, ya sebentar lagi bukan gadis hehe," kekehnya dalam hati, ingin rasanya dia menyerang dan memeluk istrinya tapi fia harus mengendalikan diri bisa-bisa Masyitah akan membencinya kalau dia sampai nekad.

Fadli menggelengkan kepala, kemudian melangkah mencari saklar lampu lalu mematikannya. Namun tiba-tiba Masyitah bersuara, "nyalakan lampunya, aku tidur dalam gelap."

Fadli menyalakan kembali lampu menuruti kemauan istrinya, kemudian dia mengambil bantal dan guling lalu berbaring di lantai.

Keduanya tidak bisa tidur, Masyitah terus saja terjaga dengan posisi masih menghadap kearah dinding, begitupun dengan Fadli sepanjang malam hanya berputar kiri dan kanan.

"Malam pertama macam apa ini? bukannya bercinta malah kedinginan di lantai huuft," gerutu Fadli.

"Ya, Allah jaga dan lindungi hamba, jangan sampai dia khilaf." Masyitah terus berdoa dan memohon agar mendapat perlindungan dan aman dari suaminya.

Sepanjang malam mereka tidak bisa tidur, keduanya berselancar dalam pikiran masing-masing.

Waktu terus berputar, hingga terdengar suara ayam jantan berkokok. Masyitah menghela napas lega sambil membuka pelan matanya.

"Alhamdulillah, malam ini aku selamat," gumamnya sambil mengelus dadanya.

Perlahan dia mengintip ke bawah, melihat Fadli tak bergerak yang terdengar hanya suara dengkuran halus.

Masyitah pelan-pelan menurunkan kakinya turun dari ranjang, kemudian melangkah melewati Fadli yang masih tertidur lalu dia masuk ke kamar mandi.

Saat Masyitah sudah masuk ke kamar mandi, Fadli membuka matanya dan tersenyum tipis.

"Gadis bodoh, malam ini kamu bisa lolos tapi tunggu waktunya tiba kamu akan menangis meminta ampun."

Fadli menutup kembali matanya, kali ini dia benar-benar tertidur setelah semalaman hanya berputar-putar dan tentu arah.

Sepuluh menit kemudian, Masyitah keluar dari kamar mandi dengan tubuh segar. Tampilannya kembali seperti biasa, mengenakan kaos dan celana pendek pakaian ternyaman untuknya.

Masyitah keluar dari kamar, saat berjalan menuju dapur dia berpapasan dengan ibunya.

Murni memandangi tubuh anaknya dari ujung rambut sampai kepala, masih seperti biasa tak ada yang berbeda dari tubuh anaknya.

"Tidak keramas?" sapanya sambil tersenyum penuh arti.

Masyitah mengernyit, "untuk apa?"

"Pengantin baru biasanya keramas kalau pagi," ujar Murni lagi.

Masyitah langsung menyadari maksud ucapan ibunya, "harusnya mama yang keramas, karena mama kan yang memaksaku jadi pengantin baru."

"Mulutmu itu Ita, kalau bicara asal bunyi," sahut Murni kesal.

"Mama yang mengajariku," balasnya dan berlalu meninggalkan ibunya.

"Itaa, awas kamu yaa," teriaknya namun tak lagi di dengar karena Masyitah sudah menghilang di balik pintu.

Haji Burhan muncuk di belakang istrinya, "kenapa lagi, pagi-pagi sudah ribut hmm?"

"Itu, anakmu Ita bikin mama kesal," jawabnya dan berbalik menghadap suaminya.

"Mah, di rumah ini sudah ada anggota keluarga baru, jadi rubahlah kebiasaan kalian yang selalu bertengkar," ucap Haji Burhan memberi peringatan pada istrinya.

Murni terdiam, memang selama ini dia dan Masyitah selalu ribut kalau pagi, tapi hanya sebatas saling bercanda sebagai bentuk kasih sayang mereka.

Episodes
1 Perjodohan
2 Pertemuan
3 Pernikahan Masyitah
4 Bahagiamu, Bukan Bahagiaku
5 Gagal Bulan Madu
6 Ayu Monalisa
7 Belajar Mencintai
8 Luluh
9 Gagal Lagi
10 Lugu Dan Polos
11 Roti Sobek Milik Suamiku
12 Akhirnya
13 Vampir Nyasar
14 Tawaran Fadli
15 Patung Manekin
16 Senjata Makan Tuan
17 Rizki Istri Sholihah
18 Kebahagiaan Fadli
19 Hadiah Untuk Istri 1
20 Hadiah Untuk Istri 2
21 Rumah Impian
22 Kado Terindah
23 Menantu Idaman
24 Jangan Dibandingkan
25 Syukuran Rumah Baru
26 Yudha Pratama
27 Cinta Beda Usia
28 Kau Ambil Mahkotaku
29 Sesal Tiada Guna
30 Kisahmu
31 Kemarahan Bagas
32 Permintaan Maaf Yudha
33 Ternyata kamu Telah Dewasa
34 Kamu Dimana?
35 Mencari Sofia
36 Rahasia Sofia
37 Misi Pencarian
38 Aku Menemukanmu
39 Janji Yudha
40 Bagas Menemui Sofia
41 Candu
42 Hasil Yang Mengecewakan
43 Aku Pergi
44 Pesan Perpisahan
45 Perjalanan Panjang
46 Paman Herman 1
47 Paman Herman 2
48 Aktifitas Baru
49 Kabur
50 Harap Cemas
51 Aku Pulang!
52 Waitres 1
53 Waitres 2
54 Kecewa
55 Butuh Pertimbangan
56 Panik
57 Mertua Random
58 Tak Ingin Membahasnya
59 Ngidam
60 Cucu Pertama
61 Daffa Arkana
62 Sweet Room Daffa
63 Aqiqahan Daffa
64 Cemburu Yang Aneh
65 Dia Datang
66 Gamang
67 Penasaran
68 Awal Mula Keretakan
69 Terusir
70 Mediasi Gagal
71 Seila Madina
72 Pengakuan Seila
73 Ujian Kesabaran
74 Lanjutkan Pendidikan 1
75 Lanjutkan Pendidikan 2
76 Sosok Misterius
77 Lelaki Berkaca Mata Hitam
78 Rangga
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Perjodohan
2
Pertemuan
3
Pernikahan Masyitah
4
Bahagiamu, Bukan Bahagiaku
5
Gagal Bulan Madu
6
Ayu Monalisa
7
Belajar Mencintai
8
Luluh
9
Gagal Lagi
10
Lugu Dan Polos
11
Roti Sobek Milik Suamiku
12
Akhirnya
13
Vampir Nyasar
14
Tawaran Fadli
15
Patung Manekin
16
Senjata Makan Tuan
17
Rizki Istri Sholihah
18
Kebahagiaan Fadli
19
Hadiah Untuk Istri 1
20
Hadiah Untuk Istri 2
21
Rumah Impian
22
Kado Terindah
23
Menantu Idaman
24
Jangan Dibandingkan
25
Syukuran Rumah Baru
26
Yudha Pratama
27
Cinta Beda Usia
28
Kau Ambil Mahkotaku
29
Sesal Tiada Guna
30
Kisahmu
31
Kemarahan Bagas
32
Permintaan Maaf Yudha
33
Ternyata kamu Telah Dewasa
34
Kamu Dimana?
35
Mencari Sofia
36
Rahasia Sofia
37
Misi Pencarian
38
Aku Menemukanmu
39
Janji Yudha
40
Bagas Menemui Sofia
41
Candu
42
Hasil Yang Mengecewakan
43
Aku Pergi
44
Pesan Perpisahan
45
Perjalanan Panjang
46
Paman Herman 1
47
Paman Herman 2
48
Aktifitas Baru
49
Kabur
50
Harap Cemas
51
Aku Pulang!
52
Waitres 1
53
Waitres 2
54
Kecewa
55
Butuh Pertimbangan
56
Panik
57
Mertua Random
58
Tak Ingin Membahasnya
59
Ngidam
60
Cucu Pertama
61
Daffa Arkana
62
Sweet Room Daffa
63
Aqiqahan Daffa
64
Cemburu Yang Aneh
65
Dia Datang
66
Gamang
67
Penasaran
68
Awal Mula Keretakan
69
Terusir
70
Mediasi Gagal
71
Seila Madina
72
Pengakuan Seila
73
Ujian Kesabaran
74
Lanjutkan Pendidikan 1
75
Lanjutkan Pendidikan 2
76
Sosok Misterius
77
Lelaki Berkaca Mata Hitam
78
Rangga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!