Setahun setelah kejadian di Ruang baca Kekaisaran Qing, sebuah perjalanan takdir dari seorang anak manusia baru saja di mulai.
Perang sudah berlangsung selama dua tahun, banyak orang-orang yang memilih untuk meninggalkan kedua kerajaan itu untuk mencari tempat baru untuk menghindari dampak dari peperangan, dan beberapa penjahat memanfaatkan kesempatan itu, untuk merampok orang-orang yang sedang bepergian jauh, yang membawa serta seluruh kekayaan mereka.
Di suatu tempat tidak jauh dari gerbang barat, seorang pria berusia sekitar 50 tahun sedang setengah berlutut di atas dahan pohon di temani dua orang anak kecil, laki-laki dan perempuan, pria itu mengenakan pakaian bangsawan dan menatap ke arah perampokan tidak jauh dari tempat nya bersembunyi, beberapa mayat bersimbah darah terlihat di beberapa tempat, bahkan ada jasad seorang wanita, perampok itu hanya menyisakan seorang pria tua yang sudah terluka, dan seorang bocah yang bersiap menunggu ajal nya.
"paman Yang kenapa paman tidak membantu orang-orang itu?" ucap bocah laki-laki itu.
orang yang dipanggil paman Yang itu menatap dalam-dalam bocah laki-laki di samping nya itu,
"dengarkan paman mu ini baik-baik, kalian berdua ingatlah pesan paman ini, jangan pernah melupakan tujuan awal kita ke tempat ini, dan mulai saat ini hilangkan perasaan kalian terhadap hal-hal tidak penting seperti ini, hal seperti ini bisa mengacaukan semua, apa kalian paham?" ucap pria yang di panggil Paman Yang itu.
"kami mengerti paman," ucap gadis kecil sambil mengangguk.
"bagus Ling'er, sekarang sebaiknya kita pergi," ucap Paman Yang, sambil merapikan pakaian nya dan bersiap meninggalkan perampokan itu.
"tapi Paman Yang, lihat itu!" ucap bocah laki-laki itu sambil memegang tangan paman nya, dan tangan yang lain menunjuk ke arah perampokan itu.
"bocah bodoh," guman paman Yang dan kembali menatap bocah laki-laki kecil itu.
"Xu Guang Zhou, aku tahu hati mu begitu hangat, tapi seperti inilah kejam nya kehidupan, yang lemah tidak akan bertahan, maka jadilah kuat, kau akan menjadi harapan kami," ucap Paman Yang sambil memegang kedua bahu bocah kecil itu.
Bocah laki-laki kecil itu mengangguk, namun mata Xu Guang Zhou masih menatap seorang perampok yang ingin memenggal kepala seorang anak laki-laki yang berpakaian Kumal berwarna kecoklatan sewarna dengan warna kain yang mengikat di kepala nya, wajah nya penuh noda hitam, dan tanpa alas kaki, bola mata kehijauan bocah itu menatap mata perampok yang ingin memenggal kepalanya dengan begitu tenang, membuat perampok itu menurunkan pedang nya.
"kau pikir aku tidak bisa membunuh anak-anak? tapi melihat pakaian mu, kau ini rupanya anak seorang budak, baik lah katakan padaku apa tuan mu ini sering berbuat kejam padamu?" tanya perampok yang terlihat seperti pemimpin dari kelompok itu, sambil menunjuk seorang pria tua dengan pakaian bangsawan, yang setengah merangkak di tanah.
"ti-dak, a-ku, aku tidak pernah jahat," ucap pria tua yang terlihat wajah nya penuh memar dan bibir yang mengeluarkan darah.
Bocah budak itu hanya menggeleng pelan seperti tidak yakin, membuat wajah pria tua itu sedikit lega.
"dia sudah membunuh ayah ku," ucap anak budak itu tiba-tiba tanpa berekspresi.
Wajah bangsawan tua itu terlihat begitu ketakutan,
"ti-dak, a-ku tidak pernah membunuh seumur hidup ku, percaya lah padaku tuan," ucap bangsawan tua dengan suara gemetar.
Pimpinan perampok itu mengerutkan keningnya, dan tidak menghiraukan ucapan bangsawan tua itu.
"ada apa dengan bocah ini? dia masih begitu tenang menatap pembunuh ayah nya?apa dia bodoh?" batin pimpinan perampok itu dan mendekati bocah budak itu dan berjongkok di samping nya.
"kau mengatakan pria tua itu membunuh ayah mu? apa kau apa artinya itu? katakan padamu berapa usiamu?" tanya pimpinan perampok itu.
bocah budak itu menatap pemimpin perampok itu dengan wajah datarnya,
"Usiaku sembilan tahun," ucap bocah budak itu.
"Baiklah aku akan memberikan mu kesempatan untuk membalas dendam, pegang pedang ini dan bunuh pria yang sudah membunuh ayah mu itu," ucap pimpinan perampok itu.
"Aku tidak mau tuan," ucap bocah itu.
"apa kau takut?" tanya pimpinan perampok itu sambil menatap mata dalam-dalam ke mata bocah kecil itu.
bocah itu menggeleng sambil mengatupkan bibir nya yang terdapat seperti benjolan kecil tepat di tengah bibir atas, membuat wajah nya terlihat sedikit lucu, dan bodoh
"Aku tidak melihat sedikit pun ketakutan di matanya, hanya ada satu cara untuk memastikan nya, dia bodoh atau ada sesuatu yang lain," batin pimpinan perampok itu.
"Baiklah akan aku permudah untuk mu," ucap perampok itu dan dengan sigap perampok itu menarik tangan bocah itu, dan menggenggamkan gagang pedang nya di tangan mungil bocah itu, dan dengan satu gerakan, pedang di tangan bocah itu sudah menembus jantung bangsawan tua yang sedang berlutut di hadapan keduanya.
"Zreeebbbbbb....."
"Huaaakkkkhhhh....."
Mata bangsawan tua itu terbelalak, darah segar menyembur dari bibir dan dada nya, membasahi wajah dari bocah itu, membuat wajah bocah itu begitu mengerikan.
Mata perampok itu tidak menatap bangsawan yang tertembus pedang, namun matanya begitu seksama memperhatikan ekspresi dari bocah budak itu.
"ini tidak mungkin," ucap pimpinan perampok itu nyaris tidak terdengar, namun di saat yang sama pimpinan perampok itu merasakan ada bahaya mendekat.
"syyyuuutttt....."
"trannkkkkk....."
Sebuah senjata rahasia mengarah ke kepala nya, dan berhasil di tangkis oleh pimpinan perampok itu, serta melompat mundur beberapa meter, namun belum sempat menyeimbangkan tubuh nya tiba-tiba seorang biksu sudah dibelakang nya dan mendaratkan telapak tangan ke punggung pimpinan perampok itu.
"bammmmm....."
energi pukulan itu menembus tubuh perampok itu dan juga melobangi sebuah pohon besar yang berada cukup jauh di depan perampok itu.
Darah segar kembali menyembur dan kini dari bibir pimpinan perampok itu membuatnya terlempar beberapa meter, dan tubuh nya tidak bergerak sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Entis Sutisna
Wow mengerikan ....lanjuuuuitkan Thor...💪💪😡😡🔥🔥
2025-01-25
0
mochamad ribut
up lagi dan lagi...
2022-12-09
3
mochamad ribut
lanjut
2022-12-04
4