Bab 4 Komunikasi

Hai para readers tersayang jangan lupa support terus karya saya yaa, like dan comment benar benar sangat membantu semangat saya untuk terus berkobar dalam merangkai kata menjadi kalimat yang mungkin membuat kalian terkesan.

Dan bantu share rekomendasi ya Kakak kakak reader tersayangku.

Terimakasih dan selamat membaca

 

"Mbak dara ayok kita pulang, sudah jam lima juga tuh lebih dikit sih.." Ujar Intan yang kulihat sudah berdiri di sampingku

" Iya Tan ini juga mau pulang, ayo...." Ujarku sambil menggandeng tangannya.

Satu ruangan ini kami ada tiga puluh orang. campur pria dan wanita. Di usahakan satu ruangan ada orang yang tinggal di mess.

Untuk membantu membersihkan ruangan selama satu jam setelah pulang dan satu jam sebelum masuk untuk meletakkan bahan yang akan kami jahit di setiap tempat.

Di ruangan kami ada aku,intan dan juga pria yang bernama Riko dan Robi. Aku baru tahu ternyata ada mess khusus pria.

" Ayo keluar bareng" Seru Riko dan Robi bersamaan.

" Oh iya Ra gimana, betah gak kerja di sini?" Tanya Riko.

" Betah ko, meski serius tapi semua pada ramah, saling bantu juga" Jawabku

" Di ruangan kita mank gitu Ra, kalau ada yang belum kelar pasti bantuin kok, kan targetnya per ruangan. Jadi gotong royong lahh" Timpal Robi.

" Iya, spv kita juga asik kok, kalau sebulan tembus target kita di kasih intensifnya rata, cuma di hitung premi hadir aja" Seru Intan.

" Banyak yang betah ya kerja di sini?" Tanyaku

" Rata rata betah sihh Ra, paling yang resign ya sering para perempuan yang sudah merit. Kalau masih singel pasti bertahanlah Ra. belum tentu dapat kerjaan di luar sana. kan sekarang lagi susah Ra" Sahut Riko.

Sambil berjalan kami berempat berbincang membahas apa saja. Kerja hari ini benar benar menyenangkan banget. Dari perbincangan itu, ku tahu mereka berdua juga perantauan.

Hanya saja mereka sudah menikah. tapi memilih meninggalkan istri di kampung. Karena biaya hidup di sini berat. Di tambah harus mikirin tempat tinggal dan biaya listrik dan air.

" Oh iya bang, aku dapat info dari temen, katanya ada mess keluarga tuh yang kosong, gak mau ngajuin apa bang? Tanya Intan pada mereka berdua

" Kita sudah ngajuin kok ya gak rob? Sahut dan tanya Riko.

" Iya Tan kita sudah ngajuin. tinggal nunggu kabar aja dari HRD" Jawab Robi.

" lohh kata kalian pada betah krja di sini, kok bisa ada mess keluarga yang kosong? Tanyaku.

" Ada penambahan bangunan sih mbak yang aku dengar, kalau gak salah dua baris gitu mba. Sebaris kan total jumlahnya dua puluh pintu mbak. Bertingkat bangunan yang di buat. Jadi ya sekitar empat puluh pintu lah mbak". Jelas Intan.

" Luas juga ya mess keluarganya" Timpal ku

" Lumayan sih mbak, kotak gitu bentukannya saling berhadapan gitu mbak" Terang Intan.

" Tau banget kamu Tan, pernah ke sana memang?" Tanyaku.

"Pernah mbak maen ke sana, kan temenku waktu sekolah ada yang tinggal di sana." Jelasnya lagi.

" Dah sampe gerbang nihh, kita duluan yah." Seru Robi dan Riko barengan.

" Ok" Balas kami berdua sambil memberi Tanda ok dengan gerakan tangan.

Aku dan Intan berjalan ke sebelah kiri, karena memang arah kos kami di sana. Ternyata di kos yang lain sudah pada pulang dan sedang duduk lesehan.

Meski tadi pagi ruang tamu sudah di sapu dan di Pell. Sepulang kerja setelah istirahat sejenak kami penghuni lantai satu kembali bersih bersih dan masak untuk makan malam.

Setelah memastikan semuanya beres kami masuk ke kamar masing masing untuk membersihkan area kekuasaan kami. Tepat jam tujuh malam kami semua berkumpul di dapur untuk mulai makan malam.

Kami sudah memisahkan lauk dan sayur untuk teman kami yang masih kerja, mereka berempat kerja di butik.

Butik memang buka sampai jam sepuluh malam. Selesai makan malam kami berkumpul di ruang tamu sambil nonton drama Korea, maklum semua pada mempunyai hobby yang sama sihh.

Apalagi drama yang lagi booming saat ini.

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam, mereka yang shift siang sudah pulang dan langsung bersih bersih.

Kami pun juga langsung masuk kamar masing masing karena memang sudah waktunya untuk tidur. Besok harus bangun pagi lagi.

Ternyata setelah lama tak memiliki teman di desa, di sini aku mendapatkan teman yang benar benar baik, ramah, dan saling melengkapi. Semoga kedepannya kami tetap seperti ini.

Aku merebahkan tubuhku di kasur, ku buka ponsel dan melihat ada riwayat panggilan video call, memang sedari pulang kerja aku belum membuka ponsel.

Ternyata keluargaku masih melakukan video call group di aplikasi hijau, aku ikut bergabung.

" Gimana hari pertama kerja kak" Tanya adikku Rena, adikku yang nomor lima. Saat ini dia berada di kota yang berbeda dari ku tapi paling dengan waktu tempuh sekita dia jam saja.

" Lumayan dek, ada seru nya ada capek nya juga." Jawabku.

" Teman mu baik baik kan kak di sana?" Tanya ibuku padaku, mereka bertiga sedang berkumpul ternyata, ibu,bapak dan si bontot.

" Mereka semua baik kok Bu, kerjanya juga gak terlalu capek, cuma duduk aja ha..ha..ha.." Terang ku pada ibu.

" Kan nanti aku nyusul ke sana ya kalau di sini kontrak kerjaku habis" Tanya adikku Dira dia anak nomor enam, sambil senyum senyum aneh

" Kalau bisa lolos tes ya coba aja dek." Kataku padanya.

" Tapi nanti kamu gak bisa tinggal bareng kak dara loh di sana" Sahut Rena mengejek.

" Kan aku kan punya satu lagi kakak di sana" Timpal Dira

" Iya iya Taulah" Sembur Rena kesal.

Ha..ha.. dia kena getahnya, Rena memang sudah memiliki rumah sendiri di sana, walaupun dia masih mencicil sekitar 12 tahun lagi.

Hitung hitung uang cicilan rumah ganti bayar kosan bedanya uangnya di investasikan.

Dia beruntung bisa masuk kerja kantoran, yahh biarpun cuma jadi bagian admin saja, tapi dia di bagian admin finance.

Asal kerja bagus pasti tetap terpakai, di tambah dia sudah menjadi karyawan tetap. Asalkan dia tidak merugikan perusahaan.

Sampai usia pensiun dia tetap bisa kerja di sana. Pendapatannya juga sudah lumayan. hampir dua kali lipat dari UMR ibukota saat ini.

Usaha memang tidak menghianati hasil tentunya, lulus dengan nilai yang sempurna dengan waktu yang cukup cepat tiga setengah tahun. Meski bukan di universitas bergengsi, tapi sudah cukup di akui.

Setelah cukup lama berbincang ternyata waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, aku juga sudah mengantuk. Kami pun mengakhiri perbincangan kami semua. Aku senang semua baik baik saja.

Aku pun tidur dengan perasaan yang puas.

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1 Menuju Ibukota
3 Bab 2 Berkenalan Dengan Anak Kos
4 Bab 3 Hari Pertama Bekerja
5 Bab 4 Komunikasi
6 Bab 5. Luar Kota
7 Bab 6 Tuduhan Yang Tak Berdasar
8 Bab 7 Pernikahan Di Luar Dugaan
9 Bab 8 Penjelasan Dan Perdebatan
10 Bab 9 Berusaha Dekat
11 Bab 10 Kesepakatan
12 Bab 11 Angkasa Kurniawan Hartono
13 Bab 12 Masih Tentang Angkasa
14 Bab 13 Perhiasan
15 Bab 14 Menggoda Atau Tergoda
16 Bab 15 Apartemen
17 Bab 16 Pinangan
18 Bab 17 Pesta Pernikahan
19 Bab 18 Malam Pertama
20 Bab 19 Kembali Bekerja
21 Bab 20 Tuntutan Soal Anak
22 Bab 21 Mantan Tunangan Suamiku
23 Bab 22 Tragedi
24 Bab 23 Kabar Bahagia Dalam Luka
25 Bab 24 Ketakutan Angkasa
26 Bab 25 Kritis
27 Bab 26 Mimpi
28 Bab 27 Merasa Terabaikan
29 Bab 28 Kabar Mengejutkan
30 Bab 29 Kepergian Adara
31 Bab 30 Tragedi Pesawat
32 Bab 31 Bangkit
33 Bab 32 Mirip
34 Bab 33 Anastasya
35 Bab 34 Melupakan
36 Bab 35 Kebahagiaan Kembar Lima
37 Bab 36 Kabar Mengejutkan
38 Bab 37 Menanti
39 Bab 38 Bertemu
40 Bab 39 Bertemu 2
41 Bab 40 Pertengkaran
42 Bab 41 Kembar Lima
43 Bab 42 Hari Pertama Sekolah
44 Bab 43 Ungkapan Maaf
45 Bab 44 Kecelakaan
46 Bab 45 Terbuka
47 Bab 46 Tempat Yang Berbeda
48 Bab 47 Pertemuan Keluarga
49 Bab 48 Trauma yang Muncul Kembali
50 Bab 49 Penjelasan
51 Bab 50 Di luar Perkiraan
52 Bab 51 Selamat Datang Abang
53 Bab 52 Permintaan
54 Bab 53 Momen
55 Bab 54 Bahagia
56 Bab 55 Momen Keluarga
57 Bab 56 Pertemuan tak terduga
58 Bab 57 Belanja
59 Bab 58 Berdamai
60 Bab 59 Niat Terselubung Angkasa
61 Bab 60 Pulang
62 Bab 61 Terkejut
63 Cerita baru
64 Bab 62 Penolakan Angkasa
65 Bab 63 Peringatan
66 Bab 64
67 Bab 65 Bersama Keluarga Reyhan
68 Bab 66 Bertemu Mantan
69 Bab 67 Ular Betina
70 Bab 68 Tamu Tak Di Harapkan
71 Bab 69 Bukan Mimpi
72 Bab 70 Takut
73 Bab 71 Lega
74 Bab 72 Hukuman
75 Bab 73 Perkembangan
76 Bab 74 Kemarahan Angkasa
77 Bab 75 Sadar
78 Bab 76 Kedatangan Hartono
79 Bab 77 Permohonan
80 Bab 78 Keputusasaan
81 Bab 79 Berusaha
82 Bab 80 Berkumpul
83 Bab 81 Carla dan Ratmi
84 Bab 82 Waktu berlalu
85 Season 2. Aaron
86 Season 2 . Jeweran cinta bunda
87 Season 2 Pulang
88 Season 2 Tiba
89 Season 2 Penolakan
90 Season 2 Kembali
91 Season 2 Sisi Lain Abel
92 Season 2 Kembali 2
93 Season 2 Persiapan.
94 Season 2 Tragedi
95 Season 2 Penyelamat
96 Season 2 Peringatan
97 Season 2 Bertemu
98 Season 2 Meninggalkan Desa
99 Season 2 Menemukan Dalang kecelakaan
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1 Menuju Ibukota
3
Bab 2 Berkenalan Dengan Anak Kos
4
Bab 3 Hari Pertama Bekerja
5
Bab 4 Komunikasi
6
Bab 5. Luar Kota
7
Bab 6 Tuduhan Yang Tak Berdasar
8
Bab 7 Pernikahan Di Luar Dugaan
9
Bab 8 Penjelasan Dan Perdebatan
10
Bab 9 Berusaha Dekat
11
Bab 10 Kesepakatan
12
Bab 11 Angkasa Kurniawan Hartono
13
Bab 12 Masih Tentang Angkasa
14
Bab 13 Perhiasan
15
Bab 14 Menggoda Atau Tergoda
16
Bab 15 Apartemen
17
Bab 16 Pinangan
18
Bab 17 Pesta Pernikahan
19
Bab 18 Malam Pertama
20
Bab 19 Kembali Bekerja
21
Bab 20 Tuntutan Soal Anak
22
Bab 21 Mantan Tunangan Suamiku
23
Bab 22 Tragedi
24
Bab 23 Kabar Bahagia Dalam Luka
25
Bab 24 Ketakutan Angkasa
26
Bab 25 Kritis
27
Bab 26 Mimpi
28
Bab 27 Merasa Terabaikan
29
Bab 28 Kabar Mengejutkan
30
Bab 29 Kepergian Adara
31
Bab 30 Tragedi Pesawat
32
Bab 31 Bangkit
33
Bab 32 Mirip
34
Bab 33 Anastasya
35
Bab 34 Melupakan
36
Bab 35 Kebahagiaan Kembar Lima
37
Bab 36 Kabar Mengejutkan
38
Bab 37 Menanti
39
Bab 38 Bertemu
40
Bab 39 Bertemu 2
41
Bab 40 Pertengkaran
42
Bab 41 Kembar Lima
43
Bab 42 Hari Pertama Sekolah
44
Bab 43 Ungkapan Maaf
45
Bab 44 Kecelakaan
46
Bab 45 Terbuka
47
Bab 46 Tempat Yang Berbeda
48
Bab 47 Pertemuan Keluarga
49
Bab 48 Trauma yang Muncul Kembali
50
Bab 49 Penjelasan
51
Bab 50 Di luar Perkiraan
52
Bab 51 Selamat Datang Abang
53
Bab 52 Permintaan
54
Bab 53 Momen
55
Bab 54 Bahagia
56
Bab 55 Momen Keluarga
57
Bab 56 Pertemuan tak terduga
58
Bab 57 Belanja
59
Bab 58 Berdamai
60
Bab 59 Niat Terselubung Angkasa
61
Bab 60 Pulang
62
Bab 61 Terkejut
63
Cerita baru
64
Bab 62 Penolakan Angkasa
65
Bab 63 Peringatan
66
Bab 64
67
Bab 65 Bersama Keluarga Reyhan
68
Bab 66 Bertemu Mantan
69
Bab 67 Ular Betina
70
Bab 68 Tamu Tak Di Harapkan
71
Bab 69 Bukan Mimpi
72
Bab 70 Takut
73
Bab 71 Lega
74
Bab 72 Hukuman
75
Bab 73 Perkembangan
76
Bab 74 Kemarahan Angkasa
77
Bab 75 Sadar
78
Bab 76 Kedatangan Hartono
79
Bab 77 Permohonan
80
Bab 78 Keputusasaan
81
Bab 79 Berusaha
82
Bab 80 Berkumpul
83
Bab 81 Carla dan Ratmi
84
Bab 82 Waktu berlalu
85
Season 2. Aaron
86
Season 2 . Jeweran cinta bunda
87
Season 2 Pulang
88
Season 2 Tiba
89
Season 2 Penolakan
90
Season 2 Kembali
91
Season 2 Sisi Lain Abel
92
Season 2 Kembali 2
93
Season 2 Persiapan.
94
Season 2 Tragedi
95
Season 2 Penyelamat
96
Season 2 Peringatan
97
Season 2 Bertemu
98
Season 2 Meninggalkan Desa
99
Season 2 Menemukan Dalang kecelakaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!