Curhat

...~Happy Reading~...

“Ngapain sih pakai teriak!” cetus seorang gadis yang langsung mengusap air matanya dan bangkit menghindari laki laki yang kini sudah terjerembab ke tanah akibat ulah nya.

“Astagfirullah, kamu ngapain disitu hah!” seru Fa’az yang masih terkejut, sambil berusaha menetralkan degup jantung nya.

Bagaimana ia tidak terkejut, Ia hendak tidur. Namun malah mendengar suara rintihan dan tangisan seorang wanita, ayolah ini di tengah hutan. Dan ketika ia dekati, ternyata Kaila yang sedang berjongkok di belakang tenda, dengan memakai sebuah hoodie dan celana serba hitam dan jangan lupakan rambut Kaila yang panjang, sehingga membuat nya hampir menutupi seluruh wajah nya karena Kaila menunduk sambil memainkan ponsel nya.

(Bisa kalian bayangin, hitam rambut panjang namun bagian wajahnya menyala, berada di hutan)

“Mata lo buta, gak lihat gue lagi nangis!” cetus Kaila mendengus, lalu ia mendudukkan dirinya di sebuah kursi dekat api unggun yang mana sebelumnya di jadikan tempat duduk oleh Fa’az.

“Mata ku masih sehat! Otak kamu yang gak bisa mikir. Ini di hutan,malem malem ngapain kamu nangis kaya gitu ckck!” kata Fa’az berdecak heran melihat tingkah Kaila yang semakin hari semakin ajaib. Sangat berbeda dengan Kiano.

“Faaz, gue lagi sedih. Gue butuh temen curhat buat ngobrol, lo temenin gue ya sebentar aja,” pinta Kaila dengan tiba tiba mendongakkan kepala dan menatap Faaz dengan penuh permohonan.

“Enggak!” tolak nya dengan cepat, “Lebih baik kamu tidur. “

“Gak bisa, hati gue lagi nyesek banget ini. Mana perut juga lapar, pengen makan tapi juga pengen nangis hiks hiks,” ucap Kaila kembali terisak, hingga membuat Faaz mengusap wajah nya dengan begitu frustasi.

“Lo tahu gak sih rasanya sakit hati? Gue udah coba untuk lupain dia, bahkan gue sampai disini gara gara dia. Gue di buang sama keluarga gue, dan tanpa perasaan sama sekali, dia ... dia malah upload foto sama cewek barunyaaa!” Dan seketika itu juga tangis Kaila kembali pecah, hingga membuat Faaz panik dan spontan langsung duduk di samping Kaila untuk membungkam mulut nya.

“Ssstt diem bisa gak? Ini udah malem, jangan teriak. Nangisnya di pending pas udah pulang, oke.”

“Mana bisa begitu hiks hiks hiks. Dari tadi itu gue sengaja gak lihat HP gue. Sampai akhirnya gue tergoda dan buka notif yang masuk dari siang tadi. Tapi, hiks hiks, tapi ternyata pas gue buka malah foto keromantisan mereka hiks hiks bangsat banget gak sih.”

“Kamu nya yang bodoh!” celetuk Faaz menghela napas nya kasar.

“Kok jadi gue yang bodoh sih. Gue korban loh disini” sungut Kaila seolah tidak terima.

Faaz begitu malas untuk meladeni perkataan Kaila. Ia pun kembali bangkit dan pergi ke suatu tempat, yang otomatis Kaila pun langsung mengekor di belakang nya.

“Kok malah pergi sih, gue kan lagi curhat sama lo!”

“Tadi bilang laper!” kata Faaz tanpa membalik tubuh nya, tangan nya begitu lihai membuka sebungkus mie instan cup yang memnag sudah di siapkan di sana. Menuangkan air panas secukupnya dan memberikan nya kepada Kaila.

“Makan lah, dan lupain laki laki seperti itu.” Ucap Faaz dengan datar.

“Susah buat lupain, karena kenangan kita tuh banyak banget,” keluh Kayla menghela napas nya dengan berat.

“Berapa lama kalian pacaran?” tanya Faaz penasaran.

“Hemm dua—“ucap Kaila menunjukkan dua jari nya kepada Faaz, karena sangat lapar, jadilah Kaila langsung melahap mie cup tersebut.

“Dua tahun?” tebak Faaz namun dengan cepat Kaila menggelengkan kepala.

“Dua bulan,” ralat Kaila lalu ia kembali menyeruput mie kuahnya yang begitu segar dan cocok untuk di nikmati di udara yang begitu dingin.

“Dua bulan? Hanya dua bulan bisa membuat mu segila ini? Ckck,” pekik Faaz tidak menyangka. Ia masih ingat dengan jelas, bagaimana Kaila mabuk di sebuah klub yang malah membuat nya harus berkorban banyak. Bisa bisanya hanya karena laki laki yang baru memacarinya dua bulan.