Jaket siapa?

...~Happy Reading~...

Sejak kejadian saat itu, Kaila benar benar di kurung oleh orang tuanya sebagai hukuman karena sudah berani meminum alkohol sampai mabuk. Selama hampir satu bulan di dalam rumah, tentu saja bukanlah hal menyenangkan bagi Kaila. Namun ia tidak bisa berbuat apapun, karena tidak akan ada yang bisa menolong nya. Apalagi Faiz, sepupu nya ikut merajuk karena dirinya keceplosan bicara dan membocorkan rahasianya kepada om Abas.

“Nasib nasib, sial banget! Udah putus cinta, di musuhin sepupu, di omelin nyokap. Komplit deh!” keluh Kaila seraya menyandarkan kepalanya pada meja.

“Makanya, punya mulut, kalau ngomong itu di saring!” cetus Kiano yang tiba tiba sudah duduk di depan Kaila.

“Gue udah coba No. Tapi gimana dong, gue itu lagi depresi, gue lagi stres dan hati gue patah. Lo tahu kan, gue cinta banget sama Roki, dan gue—“

“Lo udah di apain aja sama bajingan itu?” tanya Kiano dengan tatapan wajah serius.

“Kamprett! Gue belum ngapa – ngapain sama dia ya!” saut Kaila dengan cepat dan langsung menyilangkan kedua tangan nya ke dada, “Dan karena gue gak mau di cium sama dia, dia putusin gue!” imbuh nya seraya sedikit berteriak kesal.

Kiano langsung bernafas lega, ia bersyukur bila ternyata saudara kembarnya masih bisa menjaga diri. Kiano sudah berusaha memantau Kaila dengan sepenuh hati, namun anak itu memang sudah sangat rusuh dan sulit di atur, selalu bisa mencuri waktu dari pandangan Kiano. Dan Kiano tidak bisa memantau dua puluh empat jam, jadilah ia khawatir bila sampai kecolongan lebih jauh.

“Oh iya, Kiano. Itu jaket lo kenapa di lemari gue?” tanya Kaila membuat Kiano mengerutkan dahi nya menatap Kaila.

“Jaket apa?”

“Jaket yang kena muntahan gue heheh,” kata Kaila tersenyum lebar, “Biasanya jaket gue pinjem bentar aja gak boleh. Ini kenapa malah lama banget di kamar gue. Atau jangan jangan itu jaket dari cewek baru lo ya? Atau dari mantan makanya lo bosen dan lo sumbangin ke gue? Atau—“

“Ssssttt berisik banget sih lo!” cetus Kiano langsung memotong ucapan Kaila yang begitu panjang bak kereta malam. “Jaket gue aman, gak ada yang di kamar lo!”

“Lah terus itu jaket siapa?” tanya Kaila segera bangkir dan berjalan menuju walk in closed nya untuk mengambil jaket yang ia maksud.

“Mana gue tahu. Lo bisa tanya trio kwek kwek itu, mungkin punya mereka!” kata Kiano acuh lalu ia ikut bangkir berdiri, “Buruan keluar, papa sama mama udah nungguin buat makan malam.” Imbuh nya lalu ia berjalan lebih dulu menuju meja makan.

“Kalau ini bukan punya Kiano, terus punya siapa?” tanya Kaila pada dirinya sendiri dalam hati, “Au ah, persetan punya siapa. Yang penting bukan punya si Roki sialan itu!” cetus nya lalu ia membuang asal jaket tersebut dan segera pergi keluar menyusul keluarga nya di meja makan.

Acara makan malam berjalan dengan cukup lancar. Semua menikmati makanan yang di sediakan bibi di meja makan. Namun, ketika Kaila hendak kembali ke kamar, tiba tiba orang tuanya mengajak nya untuk duduk sebentar di ruang keluarga karena ada yang harus di sampaikan.

“Ada apa sih Ma? Pa?” tanya Kaila membuka suara ketika sudah beberapa menit yang lalu mereka duduk namun kedua orang tuanya hanya diam dan saling berpandangan.

‘Gue gak di suruh mantengin bonyok, pacaran kan?’ gumam Kaila dalam hati.

“Kaila, Kiano. Kami sudah sepakat, kalian dan yang lainnya akan melanjutkan kuliah di Jogja! Dan—“

“Tunggu! Tunggu dulu Ma, jeda sebentar!” saut Kaila dengan cepat, ia pun langsung berdiri dan menatap mama nya dengan tatapan yang sulit di mengerti, “Kenapa kami harus pindah ke Yogja? Papa gak bangkrut kan?” tanya Kaila dengan begitu konyol.

Papa Kaisar dan mama Kiara hanya mampu saling menatap dan menghela napas nya dengan berat. Ini memang sudah di putuskan oleh beberapa para orang tua, dan mereka sepakat akan mendidik anak anak nya agar tidak terlewat batas. Memang benar, pembuat onar yang sesungguh nya, adalah Kaila, dan mau tak mau yang lain juga ikut terkena imbas nya.