Ketika sudah memasuki rumah, Abila berjalan menuju kamarnya untuk mengambil kotak p3k. Sementara Argi terlihat memegang ujung bibirnya ketika merasakan ada yang mengalir.
" Esst ...," lirih Argi ketika kulit jarinya menyentuh ujung bibir yang sobek.
" Kurang ajar pria itu! Awas saja, lain kali bibir dia yang akan gue sobek- sobek!" kesal Argi gara-gara tahu sudut bibirnya berdarah akibat terus menerus mendapatkan bogem mentah.
Tak lama kemudian, terlihat Abila yang sudah kembali dengan membawa kotak p3k dan juga segelas air minum.
" Mas Argi minum dulu, "ujar Bila sembari menyodorkan segelas air putih untuk Argi.
Argi pun mengambilnya, lalu meneguk air itu perlahan. Namun, rasa perih tetap tak terhindarkan ketika luka terkena air.
" Sakit ya, Mas, " cemas Abila yang langsung mengambil gelas itu dari tangan Argi.
" Gapapa, hanya sedikit ___ perih," lirih Argi yang tak mau terlihat cemen di depan Abila.
Abila pun segera mengambil kapas dan juga obat merah untuk mengobati luka Argi.
" Sini, biar Bila obati." Abila meraih dagu Argi, kemudian menempelkan kapas yang telah di beri obat merah ke sudut bibir Argi yang terluka.
" Maafin Bila ya, Mas. Gara-gara nolongin Bila, Mas Argi jadi terluka begini," ujar Bila yang merasa bersalah.
" Sudah, tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil kok, lagian yang terluka bukan hanya Mas tapi Bila juga." Kini, Argi sudah meraih tangan Bila agar gadis itu berhenti mengobati lukanya. Alih-alih memperhatikan wajah dan tubuhnya yang banyak lebam akibat pukulan, Bila justru lebih dulu memperdulikan luka Argi yang tak seberapa itu.
Argi mengecek luka-luka yang di dapatkan Bila, dan itu pasti terasa sangat sakit.
" Apakah dia selalu bersikap seperti ini?" tanya Argi yang dijawab anggukan kepala oleh Bila.
Bila mengangguk, membuat hati Argi merasa Iba.
" Kalau begitu, kenapa kamu masih bertahan sama dia? Kenapa tidak kamu tinggalkan saja!" kesal Argi pada pria yang merupakan kekasih Abila.
Bila menggeser tubuhnya agar membelakangi Argi. " Bila juga inginnya begitu, Mas. Tapi, dia selalu saja mengancam akan menyebarkan foto-foto bugil Bila kalau sampai ___" tenggorokan Bila seakan tercekat tatkala mengingat kembali berbagai ancaman yang di lontarkan oleh Guntur pada dirinya.
Melihat Bila yang menangis sesegukan, membuat Argi tak tega hingga membuatnya meringkuk tubuh kecil itu kedalam pelukannya.
" Menangislah jika itu bisa membuat Bila tenang," kata Argi yang mencoba menenangkan Bila. Jika sudah seperti ini, jiwa penyayang Argi seakan keluar. Dia juga mempunyai adik perempuan yang usianya seumuran dengan Bila. Jadi, ketika melihat Bila mendapatkan sebuah kekerasan dari kekasihnya membuat Argi geram.
Mendapat pelukan hangat dari seorang pria seperti Argi, membuat Bila merasa aman dan tenang. Ia seakan merasa seperti ada yang menjaga dan melindunginya.
Sejak pertama kali bertemu Argi, Bila sudah memiliki perasaan yang berbeda. Di tambah lagi dengan sikap Argi yang begitu baik, lembut, perhatian, dan penyayang seperti ini membuat Bila semakin merasa nyaman saat bersamanya.
Perasaan yang awalnya hanya sekedar mengagumi, kini seakan berubah menjadi ingin memiliki.
" Mas Argi," lirih Bila.
" Ya, ada apa, Bil?"
Bila mendongakkan kepalanya agar bisa menatap wajah Argi. Meski kulit Argi tergolong sawo matang, tapi ia sungguh manis saat di pandang. Apalagi ketika tersenyum dan memperlihatkan lesung pipitnya, membuatnya memiliki karisma tersendiri.
" Apa Mas Argi sayang sama Bila?" entah dapat kekuatan dari mana sehingga membuat Bila berani bertanya seperti itu pada pria yang belum lama ia kenal.
Dahi Argi terlihat berkerut, menatap manik hitam pekat itu. Kemudian mengusap lembut kepala Bila layaknya ia memperlakukan adiknya Flo.
"Ya, Mas Argi sayang karena Bila itu sudah Mas Argi anggap seperti ___"
Belum saja Argi melanjutkan ucapannya, tiba-tiba Bila sudah lebih dulu mencium bibir Argi sampai membuat pupil matanya melebar akibat terkejut.
...***...
Prang
Sebuah foto pigura jatuh ke lantai.
" Astagfirullah!," seru Ayya yang terkejut. Ia pun segera mengambil foto figura dirinya dan Argi yang terjatuh itu, dan ternyata kacanya retak.
Mendengar suara gaduh dari dalam kamar menantunya, membuat Bu Atmariani dan Pak Dermawan beranjak bangun dari duduknya. Sebelumnya, mereka tengah menonton televisi di ruangan tengah yang kebetulan tak jauh dari kamar Ayyara.
" Ra, Kamu kenapa, Nak?" tanya bu Atmariani cemas.
" Yara, buka pintunya. Kamu baik-baik saja 'kan di dalam?" imbuh pak Dermawan yang ikut-ikutan cemas takut terjadi sesuatu pada menantunya. Pasalnya, Ayyara memang sedang dalam kondisi kurang enak badan.
Mendengar suara Ibu dan Ayah mertuanya memanggil, membuat Ayyara bergegas membukakan pintu.
Melihat Yara membuka pintu, membuat Bu Atmariani langsung mengecek tubuh menantunya yang ternyata baik-baik saja.
"Yara baik-baik saja kok, Buk, Pak," jawab Ayyara sambil menampilkan sebuah senyuman agar Ibu dan ayah mertuanya tak lagi cemas.
" Beneran kamu gapapa, Ra?" Bu Atmariani masih saja cemas, takutnya Yara sedang berpura-pura baik-baik saja.
" Iya, Bu,Pak. Itu tadi hanya pigura jatuh karena nggak sengaja ke senggol aja, kok," terang Ayyara.
Bu Atmariani dan Pak Dermawan Sama-sama menghela nafas lega setelah mendengarkan penjelasan Yara.
" Syukurlah kalau begitu."
Setelahnya, bu Atmariani dan Pak Dermawan kembali pergi dari depan kamar Ayyara. Sedangkan Ayyara terlihat kembali menatap pigura yang pecah itu.
"Kenapa perasaanku tidak enak begini, ya?Semoga tidak terjadi apa-apa dengan Mas Argi," kata Ayyara yang berusaha berpikir positif.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
bung@ter@t@i
heh alamat bakal banyak bawang in mh
2022-11-19
0
Nini Pelet
nanti lu jug gitu ke c bila kLo bosen
2022-11-08
0
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
Firasat seorang istri... kalau sampai Argi berselingkuh, lebih baik Ayyara berpisah dari Argi.
2022-11-03
0