Di saat Ayyara baru menyelesaikan pekerjaan, dan ingin istirahat. Sudah terdengar suara motor Argi datang, jadi ia bergegas pergi untuk membukakan pintu.
" Tumben jam segini sudah pulang, Mas," ujar Ayyara sembari membawakan tas kerja Argi.
" Suami pulang kerja itu di ambilkan minum, bukan di tanya-tanya!" ketus Argi.
" Iya, maaf, mas."
Ayyara pun bergegas pergi ke dapur untuk mengambilkan air minum dingin untuk suaminya. Pasalnya, cuaca di luar sangatlah terik. Jadi, minuman dingin sangatlah cocok untuk melepas dahaga. Tak lupa pula, Ayyara juga membawakan sepiring pisang aroma untuk suaminya.
" Ini mas minuman dan camilannya. " Ayyara meletakkan minuman dan juga piring berisi pisang aroma itu di atas meja.
Sedangkan Argi, terlihat langsung meminum minuman itu sampai tandas. Sepertinya dia memang sangat haus sekali.
Setelahnya Argi kembali duduk bersandar di sofa sambil memakan pisang aroma yang dibawakan Ayyara.
" Mau di pijit, Mas?" tawar Ayyara.
" Kalau mau memijat itu tidak perlu di tawari, jelas maunya. Nih, Kakiku capek! Pegal semua!" tandas Argi seraya meletakkan kakinya diatas pangkuan Ayyara.
Ayyara pun mulai memijat kaki suaminya dengan telaten dan sabar. Sementara Argi terlihat memainkan ponselnya.
" Pakek tenaga kalau mijat! "ketus Argi sembari menggoyangkan kakinya.
Ayyara hanya menghela nafas panjangnya, lalu menanbah kekuatan untuk memijat Argi. Sebenarnya, Ayyara juga sangat lelah dan ingin istirahat, tapi ia tak berani menolak permintaan suaminya.
Tiba-tiba, Argi seperti melihat sesuatu yang mengejutkan baginya.
" Kurang ajar!" umpat Argi yang bergegas pergi.
" Ada apa, Mas?" tanya Ayyara ketika melihat suaminya yang tiba-tiba ingin pergi lagi.
" Ada urusan sebentar, kamu di rumah saja jangan keluar-keluar gak jelas!" pesan Argi sebelum pergi.
Ayyara pun mengangguk seraya menatap kepergian suaminya. Setelahnya, Ayyara segera bergegas masuk ke dalam kamar untuk merebahkan tubuhnya yang sudah sangat lelah. Tak butuh waktu lama, Ayyara sudah tertidur.
...***...
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul satu diang, Bu Atmariani mencoba mengetuk pintu Ayyara karena ia sejak tadi tak terlihat keluar dari kamar.
" Yara ... Kamu di dalam, Nak?" panggil Bu Atmariani lembut seraya mengetuk pintu kamar menantunya.
" Ra ..., kamu sudah sholat dzuhur apa belum? Ini sudah jam satu, loh!" ujar Bu Atmariani yang mencoba mengingatkan menantunya untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Sepasang mata itu perlahan mulai mengerjapkan tatkala mendengar sayup-sayup suara ibu mertuanya memanggil.
" Ra ..., "bu Atmariani masih terus memanggil saat tak kunjung mendapatkan sahutan.
" Mungkin Yara sedang tidak sholat, "ujar Pak Dermawan suami Bu Atmariani.
" Masak sih? Sepertinya ini, belum waktunya Yara datang bulan," papar Bu Atmariani yang memang cukup hafal siklus bulanan menantunya itu.
Tak lama kemudian, perlahan pintu kamar ity terbuka dan memperlihatkan Yara dengan wajah bangun tidurnya.
" Ibu sudah pulang? "tanya Yara dengan suara serak bercampur bindeng.
" Kamu kenapa, Ra? Lagi kurang enak badan? "Bua Atmariani pun segera mengecek kening menantunya itu dan memang sedikit demam.
" Kamu demam, pasti karena terlalu kecapek.an ini! Padahal Ibu sudah bilang jangan terlalu capek, soalnya kamu 'kan lagi program hamil, "tutur Bu Atmariani.
" Yara tidak Apa-apa, Bu. Hanya sedikit meriang saja, " kata Yara yang tak mau membuat mertuanya khawatir.
Bu Atmariani hanya bisa menghembuskan nafas panjangnya, kemudian menyuruh Yara untuk segera sholat sebelum waktunya habis. Setelahnya, Ia segera menyuruh Yara untuk makan dan meminum obat penurun demam.
" Makan yang banyak, jangan hanya sedikit-sedikit nanti terlalu kurus jelak," ujar Bu Atmariani.
" Iya, Bu." Yara mencoba memaksakan untuk tersenyum meski kepalanya mulai nyut-nyutan.
" Haching!" Yara terlihat bersin-bersin. Sepertinya dia sedang terserang gejala flu, makanya meriang dan bersin-bersin.
" Buk, buatkan wadang jahe biar tubuhnya Yara hangat, " perintah Pak Dermawan dan diangguki oleh bu Atmariani.
" Sudah, gapapa bu. Yara nanti bisa buat sendiri," tolak Yaea yang tak enak merepotkan mertuanya.
" Sudah gapapa, kamu duduk dan habiskan makananya saja! " titah Bu Atmariani.
Yara terlihat tersenyum, Ia sungguh merasa beruntung karena bisa memiliki ibu mertua dan Ayah mertua yang sangat baik. Semoga, Yara bisa segera hamil agar bisa mewujudkan keinginan mertuanya untuk segera hamil.
Bagi Yara, bu Atmariani dan Pak Dermawan sudah seperti orang tua keduanya yang sangat baik padanya. Meski orang-orang di luaran sana sering menggunjing dan menghinanya mandul, tapi mertuanya tak pernah mengatakan hal itu. Karena mereka memang tahu jika Yara tak mandul. Ia sehat dan baik-baik saja, mungkin hanya memang belum di beri kesempatan saja.
...***...
Di tempat lain, terlihat seorang wanita dan laki-laki tengah bertengkar. Wajah si perempuan sudah terlihat ada beberapa memar akibat pukulan dari pria itu.
" Lepaskan dia!" bentak seorang pria yang tiba-tiba datang.
" Mas Argi," lirih wanita itu yang merasa senang saat melihat Argi datang. Ia pun segera mencoba melepaskan diri, dan berlari menghambur memeluk Argi.
" Mas Argi, Bila takut," lirih wanita itu yang terlihat begitu ketakutan.
" Lo siapa? Berani ikut campur urusan orang, huh?" sarkas laki-laki dengan tubuh penuh tato.
" Gak penting gue siapa, tapi lebih baik lo pergi dari sini. Sebelum gue habisi!" ancam Argi dengan wajah tanpa rasa takut.
" Cuih!" laki-laki itu meludah dan merasa tidak takut dengan ancaman yang di lontarkan oleh pria yang tak ia kenal.
" Bila sini! Sebelum gue tambah mengamuk! "titah pria itu dengan nada berat.
Bila menggeleng, dia tak mau pergi ke pria itu karena takut mendapatkan kekerasan lagi.
" Kurang ajar! Berani lu, ya... "
Saat melihat pria itu yang berjalan mendekat, membuat Argi memundurkan tubuh Bila ke belakang.
" Mas Argi ...," lirih Bila yang takut jika Argi akan kenapa-kenapa ketika bertengkar dengan pria itu.
" Kamu tenang saja dan pergi menjauh, oke! "ucap Argi dengan tatapan lembut.
Merasa jika pria itu mulai mendekat, Argi pun menendang ke arah belakang. Namun, pria itu ternyata cukup peka terhadap serangan.
Akhirnya, mereka berdua pun bertarung layaknya laki-laki gentel.
Melihat Argi yang bertarung dengan mantan pacarnya, membuat Bila harap-harap cemas dan segera memanggil polisi.
Setelah beberapa menit, akhirnya pria itu dapat melumpuhkan Argi. Kini, posisi pria itu ada tepat di atas tubuh Argi. Saat ingin melayangkan bogeman ke wajah Argi, tiba-tiba terdengar suara berat dari belakang.
" Angkat tangan atau kamu akan saya tembak!" pungkas Seorang polisi yang datang.
"Sialan!" umpat laki-laki saat tahu ada seorang polisi datang.
Sang polisi pun segera menangkap pria itu dan memborgol kedua tangannya. Sementara Bila menghampiri Argi yang terbaring diatas tanah.
" Mas Argi gapapa?" tanya Bila cemas.
Argi menggeleng." Aku gapapa," ucap Argi sok baik-baik saja. Padahal, sudut bibirnya sudah berdarah.
Ketika sang polisi sudah membawa laki-laki itu pergi, Bila segera membawa Argi masuk kedalam rumah untuk membantu mengobati luka Argi.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
bung@ter@t@i
hadeh sekian lama baru mampir novel mu dah bikin aku bakal nangis Thor, setelah Vita bikin nyesek hehehe
2022-11-19
0
Nini Pelet
hilih malah nyamperin cewe lain
2022-11-08
0
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
Memperlakukan istri gak ada manis² nya eehhh sama perempuan lain sok² jadi pahlawan.
2022-11-03
0