Luka Dalam Pernikahan

Luka Dalam Pernikahan

Bab 1 : Pria menakutkan

Prang ...

Sebuah gelas jatuh berserakan diatas lantai. Melihat wajah suaminya yang terlihat begitu marah, membuat wanita cantik itu jadi ketakutan. Takut jika suaminya akan memukulnya seperti biasanya.

" Kamu itu bisa becus nggak sih jadi istri!" bentak seorang pria dengan tubuh tegap serta raut wajah penuh kemarahan. Pasalnya, file yang sudah ia kerjakan semalaman suntuk hilang tanpa bisa di kembalikan lagi.

" Maaf, Mas," lirih seorang wanita dengan wajah ketakutan.

Dia adalah Ayyara Nisaka, seorang wanita cantik berusia dua puluh tiga tahun. Padahal, niat hati hanya ingin membantu membereskan meja kerja suaminya yang berantakan. Tapi, sialnya Ayyara justru mendapatkan sebuah amarah dari suaminya. Suami yang telah ia nikahi selama empat tahun, bernama Argi Guntara. Seorang Manajer Marketing di kantor cabang Jaya land yang ada di kota S.

" Maaf? Apakah maaf bisa mengembalikan file dokumen itu, huh!" Argi semakin mengeraskan suaranya sampai membuat sang ibu yang sedang berada di dapur mendengarnya.

Bu Atmariani pun segera mencuci tangannya dan bergegas pergi untuk melihat apa yang tengah terjadi.

" Argi stop! "seru Ibu Atmariani saat melihat putranya yang akan menampar menantunya. Begitulah Argi yang tak bisa menjaga tempramennya ketika sedang marah. Ia bisa saja memukuli Ayyara sambai lebam-lebam jika tak ada yang menengahi.

Melihat Ibunya datang, membuat Argi tak jadi memukul Ayyara. Meski temperamen, Argi masih bisa cukup di kendalikan oleh sang ibu karena ia sangat menghormati ibunya.

Biasanya, seorang laki-laki yang bisa menghormati Ibunya, dia juga akan mudah menghormati istrinya. Tapi, sepertinya itu tak berlaku lagi pada Argi.

Dulu, waktu masih pacaran dan awal-awal menikah, sikap Argi tak seperti ini. Dia sudah bagaikan suami idaman yang sangat menyayangi istrinya. Namun, entah kenapa belakangan terakhir ini dia mulai berubah. Sikapnya pada Ayyara mulai dingin seakan sudah tak ada lagi cinta. Apa mungkin ia memang sudah tak mencintainya lagi?

Pasalnya, katanya cinta itu bisa kadaluarsa. Dimana, cinta yang dulunya ada tiba-tiba menghilang begitu saja ketika rasa bosan telah menghampiri.

" Kamu bisa gak sih kalau ada masalah itu jangan suka main tangan?" omel Bu Atmariani yang memang tak suka dengan sikap temperamental putranya ini.

" Ibu kalau tidak tau apa-apa, lebih baik diam. Jangan terus-menerus ngebelain menantu kesayangan ibu ini! Begini 'kan jadinya, terlalu sering di bela jadi ngelunjak!" keluh Argi.

" Ibu bukan ngebelain Ayyara, hanya mau mengingatkan kalau ada masalah itu jangan suka main tangan. Bicara baik-baik kan bisa, lagipula dia itu istri kamu bukan samsak tinju yang bisa kamu pukul sebagai pelampiasan ketika marah, "terang bu Atmariani yang jadi ikut emosi. Pasalnya, dia juga seorang wanita yang bisa merasakan sakit jika di pukul.

Jangankan di pukul, di bentak saja hatinya sakit. Apalagi mendapatkan kekerasan, tambah double rasa sakitnya.

" Argi juga gak akan marah seperti ini jika dia tidak berbuat salah. Lagian, jadi istri gak ada becusnya. Udah gak bisa kasih anak, bikin masalah mulu!" cemooh Argi yang membuat hati Ayyara semakin sakit.

" Argi!" bentak bu Atmariani yang tak suka dengan ucapan putranya barusan.

Dikarenakan malas berdebat dengan sang Ibu, Argi pun berlalu pergi meninggalkan ruangan kerjanya.

Sementara Bu Atmariani segera menghampiri Ayyara yang sudah gemetaran dan terisak akibat ucapan Argi yang begitu melukai hatinya.

" Sudah, jangan di masukkan ke dalam hati perkataan Argi barusan ya. Mungkin dia sedang banyak pikiran, makanya jadi begitu." Bu Atmariani mencoba untuk menenangkan Ayyara lalu membawa menantunya itu keluar dan mengambilkan air minum demi merilekskan dirinya.

" Te-rimakasih, Buk," lirih Ayyara dengan suara bergetar.

" Iya, kamu minum dulu biar tenang," ujar Bu Atmariani sambil mengusap punggung Ayyara.

Inilah alasan kenapa bu Atmariani tak pernah mengizinkan Argi dan Ayyara untuk tinggal sendiri. Bukan karena tak ingin melihat anaknya mandiri, melainkan takut jika putranya bisa lepas kendali ketika marah.

Putranya itu bisa menjadi pria baik, pengertian, dan penyayang. Namun, kadang kala dia juga bisa menjadi pria yang menakutkan ketika marah.

" Sudah tenang?" bu Atmariani mengusap lembut pundak menantunya.

Ayyara mengangguk.

Setelahnya, bu Atmariani menanyakan apa yang sebenarnya telah terjadi sampai bisa membuat Argi marah seperti itu. Dia tahu betul karakter anaknya, dia memang tak akan marah tanpa sebab.

Setelahnya, Ayyara menceritakan kalau ia hanya membantu membereskan meja kerja Argi yang berantakan. Seingat Ayyara, dia sudah menyimpan file dokumen itu terlebih dahulu sebelum menutup laptop Argi. Tapi, entah kenapa Argi bisa marah-marah dan mengatakan kalau dokumen pekerjaannya telah hilang akibat kecerobohan Ayyara.

" Kalau begitu, kamu yang sabar ya ... mungkin Argi memang sedang banyak pikiran saja. Jadi, mudah marah ketika terjadi sesuatu tanpa sengaja." bu Atmariani menasehati Ayyara dengan lembut.

Ayyara mengangguk mengerti.

Inilah alasan kenapa Ayyara masih mau bertahan tinggal bersama mertuanya yang selalu membantunya ketika Argi marah. Mungkin, kebanyakan menantu tak kuat jika harus tinggal bersama mertua dalam waktu yang lama. Tapi Ayyara?  Meski rasa  ingin tinggal di rumah sendiri itu ada, tapi ia juga masih memikirkan mertuanya yang sangat baik padanya seperti putri sendiri.

...***...

Keesokan paginya, ketika akan  berbelanja di tukang sayur, Ayyara harus melihat para ibu-ibu yang  tengah berbelanja. Andai ia tak sedang buru-buru untuk memasak, Ayyara pasti akan membeli sayur setelah mereka pergi.

Ayyara menarik nafasnya dalam-dalam sebelum berjalan pergi ke tukang sayur.

" Tenang, Yara. Jika mereka berbicara yang tidak-tidak, anggap saja itu sebagai burung sedang berkicau." Ayyara mencoba menenangkan dirinya sendiri. Pasalnya, Ia pasti akan mendengarkan suara-suara sumbang dari para ibu-ibu itu.

" Wah, si mandul lagi belanja sayur," cibir seorang wanita yang selalu menghina Ayyara dengan memanggilnya mandul. Padahal Ayyara sudah pernah mengatakan bahwa ia tak Mandul, tetapi orang itu masih  saja menghinanya mandul karena tak kunjung hamil.

Di negara ini, kenapa kebanyakan para wanita yang selalu saja dianggap mandul jika tak kunjung hamil. Bukankah laki-laki juga bisa mandul? Tapi kenapa mereka tak pernah di hina jika sang istri belum hamil juga?

Lagipula, siapa sih yang ingin ada di posisi ini? Ayyara juga ingin hamil dan punya anak layaknya wanita lainnya. Tetapi, jika memang belum diberi amanah sama sang pemilik hidup, mau bagaimana lagi.

Berusaha? Berdoa? Ikhtiar? Itu semua sudah Ayyara lakukan, tapi masih belum ada hasil. Jadi, sekarang dia hanya bisa pasrah dan berserah diri.

" Lagi pura-pura budek, ya? Nanti budeg beneran baru tau rasa!" cibir ibu itu lagi saat melihat Ayyara  hanya diam saja tanpa membalas ucapannya.

Ayyara memang sengaja diam dan terus memilih apa yang ia butuhkan, lagi pula menjawab juga tak akan ada gunanya. Hanya buang-buang energi saja.

" Bang, semuanya berapa? "tanya Ayyara ketika sudah selesai berbelanja dan siap membayar.

" Sebentar ya, neng, " ujar penjual sayur itu yang segera menghitung belanjaan Ayyara.

" Belanjaannya tumben dikit, Ra?" tanya Ibu-ibu lainnya yang sok basa basi dengan Ayyara.

" Iya, soalnya cuma butuh ini saja," jawab Ayyara singkat.

" Semuanya lima puluh ribu, Neng."

Setelahnya, Ayyara segera membayar belanjaannya agar bisa pergi dari tempat itu.

" Mari, Ibu-ibu duluan," pamit Ayyara sebagai sopan santun.

"Ih, sok cuek! Padahal di hatinya pasti panas banget!" dengus bu Mimin.

" Ya ... Neng Ayyara mah emang pendiem kali bu Mimin, cantik lagi walau tidak pakai make up menor," sindir sang penjual sayur pada bu Mimin yang selalu memakai lipstik merah menyala, bedak tebal tapi tak senada dengan warna kulit serta alis yang di gambar begitu tebal berwarna hitam legam.

" Cantik aja itu gak cukup kalau tidak bisa memberikan keturunan! "tandas Bu Mimin yang segera berlalu pergi.

" Loh, Buk. Sayurnya belum bayar, "teriak sang penjual sayur.

" Bayar besok sekalian! "balas Bu Mimin tanpa menoleh ke belakang.

Sang penjual sayur pun hanya bisa menghembuskan nafas panjangnya.

" Kebiasaan! Sukanya ngomongin orang terus ... Tapi urusan bayar sayuran selalu ngutang, " kesal sang penjual Sayur.

...****************...

Halo guys ... Selamat datang di karya baru Novi. Semoga suka dengan cerita ini. Jangan lupa like, komen, vote, dan beri hadiahnya ya.... Kalau kalian suka, tinggal pencet tombol favorit.

.

Terpopuler

Comments

AnggieYuniar

AnggieYuniar

haaaaaaiiiiii thor

2022-11-29

1

💅UŁΛЛ GΞUŁłS💅

💅UŁΛЛ GΞUŁłS💅

aih mencibir bisa bayar sayuran ngutang 🙄

2022-11-23

1

bung@ter@t@i

bung@ter@t@i

aku mampir kak Novi

2022-11-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!