“Ma, kok pernikahanku miris banget ya ,,,” Keluh Abimana saat mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah .
Mungkin inilah pernikahan teraneh di dunia. Melakukan ijab qabul ditengah malam dan setelahnya mereka tidak bersama. Sang suami pulang ke rumahnya sedangkan sang istri tidur di hotel. Pernikahan mereka bukan pula pernikahan siri karena kedua orang tua mereka ikuti menyaksikan ijab qabul mereka.
“Gak usah dipikirkan, yang penting sekarang kalian sudah resmi sebagai suami istri.” Balas Kalisha seenteng kapas.
“Memang sih ma, tapi apa kata orang nanti apalagi keluarga besar kita jika mereka mengetahui pernikahan kami yang tak biasa bahkan terburu-buru. Mana ada orang menikah ditengah malam buta. Bisa-bisa mereka berpikiran yang aneh-aneh. Aku gak mau istriku dituduh yang macam-macam lho, ma.”
“Jangan khawatir, kalian gak akan kami biarkan tinggal bersama sebelum melewati setiap prosesi pernikahan pada umumnya.”
“Kenapa gak tunangan aja dulu, ma ,,,, kalau kayak gini kan semakin ribet.” Abimana benar-benar kesal merasa di permainkan oleh kedua orang tuanya.
“Emang Sheila mau ? Kalian digerebek aja Sheila masih menolak. Jangan kepedean kamu.” Balas Kalisha tak kalah kesalnya.
Abimana memiliki impian tentang pernikahannya . Hanya karena kesalahpahaman sehingga pernikahannya jauh dari impiannya selama ini. Apa hendak dikata semua sudah terjadi. Yang harus ia pikirkan adalah bagaimana memenangkan kembali perasaan Sheila dan mengulang kembali pernikahannya.
Sementara itu dihotel dimana Sheila berada, tak henti-hentinya gadis itu menangis meratapi nasibnya. Semua karena kesalahan yang dilakukan oleh Abimana. Jika saja pria itu tidak menarik tangannya, orang tua mereka tidak mungkin salah paham dan akhirnya menikahkan mereka.
Jam sudah menunjukkan pukul 02.05 dinihari, mata Sheila pun terpejam dengan sisa-sisa tangisan masih terdengar sesekali. Hingga beberapa jam kemudian pagi kembali menyapa. Sheila masih tertidur pulas akibat kelelahan menangis.
“Pa, Sheila kok belum kelihatan ? Jangan-jangan anak kita melakukan hal-hal aneh.” Bisik Rani khawatir.
“Tenang aja ma, jangan panik ,,, Sheila gadis yang tangguh, dia tidak mungkin merugikan diri sendiri hanya karena peristiwa semalam.” Balas Shehzad pelan agar tak ada yang mendengarnya.
Jika ada yang Shehzad khawatirkan hanyalah ketika Sheila melarikan diri keluar negeri akan tetapi sahabatnya itu telah mengantisipasinya dengan menggunakan sedikit kekuasaannya. Walaupun terdengar kejam namun Shehzad dan pak Kuncoro tak ingin Sheila melarikan diri dan menghilang.
“Ma, kakak di kamar nomor berapa ? Kok belum turun ? Biar aku yang membangunkannya.” Ucah Alisha penasaran.
“Semalam kakakmu setelah dinihari, jadi biarkan dia tidur. Kalau lapar dia pasti akan memesan makanan.” Balas Rani apa adanya.
Semalam bukan hanya Sheila yang tidur setelah dinihari tapi ia dan sang suami pun sama halnya bahkan Kalisha dan Kuncoro pun sama. Gara-gara ide gila sahabat suaminya sehingga putrinya terjebak dengan pernikahan ditengah malam.
Perlahan Sheila membuka kelopak matanya yang sembab. Setelah mengumpulkan nyawanya, perlahan ia turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Sekilas ia menatap dirinya di cermin yang ada di dalam kamar mandi. Sheila mendengus kasar melihat penampakannya yang jauh dari kata baik-baik saja. Rambut yang berantakan dengan mata bengkak.
Sheila lalu keluar dari kamar mandi setelah sikat gigi dan cuci muka. Ia meraih ponsel yang khusus untuk panggilan dari rumah sakit dan mengaktifkan ponselnya sambil mengompres matanya yang bengkak akibat menangis semalaman. Sejak kemarin ia mematikan ponselnya dan syukurnya tak ada panggilan darurat.
Setelah merasa kompresan matanya sudah cukup, Sheila kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini masih libur dan ia ingin keluar menikmati hari libur yang sangat jarang ia dapatkan.
Jam sudah menunjukkan pukul 10.00, Sheila bergegas keluar kamar, ia masuk ke dalam lift dan menuju basement dimana mobilnya terparkir. Jam 12 siang ia harus check in, karena malas bertemu dengan mama dan papanya maka Sheila memutuskan untuk menikmati harinya. Sesaat ia melupakan statusnya barunya. Ponsel pun ia matikan kecuali ponsel khusus rumah sakit tetap ia aktifkan.
Tak berselang lama, Abimana pun tiba dihotel dan menemui papa mertuanya terlebih dahulu. Ia tak ingin gegabah langsung menemui Sheila walaupun kini ia punya hak untuk itu.
Tok
Tok
Tok
Ceklek
“Lho, nak Abi ? Mari masuk.” Ucap Rani membuka pintu kamarnya lebar-lebar.
“Bagaimana dengan Sheila, ma ? Apa dia masih marah ?”
“Sheila belum keluar kamar, nak. Mungkin dia sarapan di kamarnya. Kamu langsung aja gih ke kamarnya.” Ucap Rani santai.
“Iya nak Abi kalaupun marah paling cuma sebentar lagian juga sudah terjadi kan ?” Timpal Shehzad tak kalah santainya.
Shehzad berani berkata demikian karena ia mengenal karakter putrinya selama ini yang selalu easy gong dan tak suka mempermasalahkan sesuatu secara berlebihan. Shehzad belum tahu sebesar apa rasa kecewa dalam hati putri sulungnya.
Kaki Abimana seolah berat untuk berjalan ke kamar wanita yang semalam dinikahinya, akan tetapi ia bukanlah laki-laki pengecut. Cepat atau lambat mereka harus berhadapan, tak ada yang bisa disalahkan karena posisi Abimana pun sama dengan Sheila. Mereka adalah korban kesalahpahaman.
“Lho mas, emang penghuni kamar ini sudah check out ?” Tanya Abimana ketika tiba di depan kamar Sheila yang sedang dibersihkan oleh salah satu petugas hotel.
“Sepertinya gitu, pak ,,,” Balas pria tersebut kemudian melanjutkan pekerjaannya.
Abimana menarik napas lalu memutar badannya kembali ke kamar mertuanya. Salahkan ia tak mengetahui nomor ponsel gadis itu.
‘Susah banget mendekatimu, Yang ,,,’ Batin Abimana mengeluh.
“Sheila mana ?” Tanya Shehzad melihat Abimana kembali ke kamarnya seorang diri.
“Kamarnya sudah kosong, pa. Abi boleh minta nomer Sheila ?”
Shehzad segera meraih ponsel Abimana dan menekan nomor ponsel putrinya. Dalam hati pria paruh baya itu sedikit kesal dengan tindakan Sheila yang kekanak-kanakan. Semua bisa dibicarakan bukannya menghilang tanpa kabar.
Abimana segera melakukan panggilan, begitupula dengan Shehzad. Bergantian kedua pria beda generasi itu mendial nomor Sheila namun hanya suara merdu sang operator yang menjawab. Mengetahui putrinya menghilang, Rani langsung panik. Bukan sifat putri sulungnya itu menghilang tiba-tiba.
“Gimana kalau Sheila lari keluar negeri, pa ,,,” Ucap Rani menyesal mengikuti rencana gila istri dari sahabat suaminya.
“Jangan panik ma, anak kita tidak seperti itu. Mungkin ia hanya ingin menenangkan diri sejenak.” Shehzad berusaha menenangkan sang istri.
Sama halnya dengan Abimana yang ikut panik dengan menghilangnya Sheila. Ia tak bisa menjamin jika gadis itu tidak melarikan diri. Enam tahun mereka tak bertemu membuat Abimana tak berani meyakinkan diri jika Sheila tidak pergi jauh meninggalkannya.
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sri Astuti
makanya jd ortu tu hrs menghargai perasaan anak, jgn krn kuasa bertindak semaunya
2022-10-19
1
Sri Mulyati
Tuh Kan para orang tua bingung. anak nya ilang.
sabar Abi, Sheila masih jalan2 cari angin sambil emosi.
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-10-18
1
Zainab ddi
Sheila lg jalan2 cari angin coba cek melalui hpnya aja sekarang ada dimana
2022-10-18
1