Perjalanan menelusuri jalan menuju kebawah dataran rendah sangatlah terbayar dengan pemandangan semesta alam yang sangat indah dipandang mata. Suara burung yang beterbangan, Kupu-kupu yang warnanya sangat indah. Belum lagi pemandangan semesta alam yang menyegarkan mata. Hingga akhirnya lupa akan lelah dan penat yang ada pada raga ini.
Alunan suara anak sungai melepaskan dahaga kami sejenak untuk meminum air yang sangat jernih ini.
"Hem airnya sangat segar dan dingin dan air ini langsung dari pegunungan". Ucap Larissa.
"Rika,,,,,Rika,,,,,Rika,,,,,".Coba lihat sepertinya ini kakak yang tadi, coba lihat iya kan?" Tanya Dita.
"Mana? Mana Dita aku tidak melihatnya". Sahut Rika.
"Itu loh Rika disampingnya baju merah dia memakai hoodie warna hitam mukanya persis sama yang barusan bukan ?" Ucap Dita tidak mau kalah.
"Ya Tuhan. Kakak dewa itu . Ku sebut engkau kakak dewa. Kenapa kita selalu bertemu? Apakah kita berjodoh? Apakah aku dewi mu?" Ucap Rika seraya menghayal dengan suara kecil.
"Hey,,,hey,,,hey,,,kalian berdua sedang sibuk membicarakan apa sih?" Tanya Larissa.
"Tidak ada". Sahut Dita seraya tersenyum tipis.
"Itu loh Larissa kami sangat terpukau dengan aliran anak sungai ini. Airnya sangat bersih, jernih ,segar, dan juga dapat untuk di minum". Ucap Rika.
"Ohh..... aku pikir kalian sedang ngomongin apa tadi". Jawab Larissa.
Larissa beranjak pergi dan bergabung bersama Diva dan Adit. Tak terasa setelah dari anak sungai sampailah akhirnya kami diparkiran mobil. Kami berlima pun berbondong-bondong secara bergantian memasukkan barang bawaan kami.
Adit adalah supir yang handal. Orang yang bisa diharapkan untuk masalah menyetir. Larissa, Dita dan Rika duduk di belakang. Sedangkan Diva berada tepat disampingnya Adit.
Sepanjang jalan membentang mata dimanjakan dengan pemandangan hamparan sawah yang sangat luas. Suasana ini hingga akhirnya membuat Larissa berlarut dalam kenyamanan dan tertidur pulas akibat kelelahan.
Satu jam setengah sudah Larissa menyusuri perjalanan yang melelahkan ini. Larissa terbangun dari tidurnya. Ternyata Dita sudah tidak ada dalam mobil. Dita sudah lebih dulu sampai menuju rumahnya. Hingga akhirnya tibalah giliran Larissa yang sampai rumah.
"Terima kasih teman-teman atas waktunya. Aku sungguh sangat senang dengan perjalanan kita. Sekali Lagi terima kasih Adit,Rika dan Diva.
Bey,,,,, Bey,,,,,,,". Ucap Larissa.
Lambaian tangan Larissa kini mulai melajukan mobil mereka.
"Bey,,,,,Bey,,,,,Bey". Sahut Diva,Adit dan Rika.
" Guys kalo ada perempatan jalan belok kiri yah turunkan saja aku disitu. Aku mau mampir ke rumah nenek ku dulu". Ucap Rika.
"Kok gak pulang ke rumah Rika?" Tanya Adit.
"Aku mau jenguk nenek aku dulu.Beliau sedang sakit". Sahut Rika.
"Oh begitu". Sahut Adit.
"Stop,,,,,Stop,,,,,Stop disini sajalah aku berhenti". Ucap Rika
"Baiklah". Jawab Diva.
"Nanti kapan-kapan kita traveling lagi yah Rika". Tanya Adit.
"Baiklah". Sahut Rika.
Bey,,,,,bey,,,,,,bey,,,,,,
Lambaian tangan Rika perlahan menghilang dari kejauhan. Tinggallah Adit dan Diva dari dalam mobil. Adit ingin sekali menanyakan sesuatu hal kepada Diva. Tapi, Adit ragu-ragu hingga akhirnya Adit lebih memilih melajukan perjalanan dan memutar sebuah lagu khusus. Sesekali menyindir perasaan diva yang entah untuk siapa. Lagu yang diputar berjudul jatuh cinta dari penyanyi St 12.
.........
Diva sangat menikmati lagu ini perasaan yang membuyarkan begitu bergelora bagian dada. Sangat bersemangat dalam bernyanyi seraya membayangkan wajah cinta pertamanya Larissa. Gaya Diva begitu heboh ketika menyanyikan didalam mobil.Hingga akhirnya, Adit menepuk bahu diva.
"Sabar-sabar Diva. Sepertinya, kamu sangat berhasrat dengan lagu ini. Kamu lagi jatuh cinta yah Diva? Tanya Adit.
"Ah,,,,Kamu ini bisa saja. Ya tidak lah aku lagi seneng aja". Jawab Diva.
"Masa sih Diva? Kelihatan loh dari gerak-gerik mu. Aku tahu Diva lelaki jatuh cinta itu seperti apa". Sahut Adit.
" Sok tau banget sih kamu Adit". Jawab Diva.
Melotot mata Diva seraya melirik Adit dengan tatapan tajam hingga membuat Adit sungkan dengan pertanyaannya. Tapi Adit sangat penasaran dengan apa yang ada dipikiran Diva . Hingga akhirnya Adit mengumpulkan nyali untuk memberanikan diri dan berkata
" Larissa. Wanita ini kan Diva? Sedari Malam tadi kamu bernyanyi dan meliriknya beberapa kali. Aku benar benar melihatnya. Terus pagi tadi aku juga melihat kamu senyum senyum melihatnya pas di gunung". Ucap Adit.
"Apaan sih Adit. Ya enggaklah aku gak munkin jatuh cinta dengannya, Lihat saja penampilannya. Dia bahkan lebih tertarik dengan buku dari pada dengan ku. Ah dasar kutu buku!!". Ucap Diva dengan hinaan terhadap Larissa .
"Hahahaha,,,,,,hahaha,,,,,,hahahaha,,,,,,".
Lalu Adit dan Diva tertawa bersama.
"Nanti kalo ada pertigaan turunkan saja aku disitu. Aku bisa berjalan kaki untuk menuju rumah setelah itu". Suruh Diva.
"Baik tuan muda". Sahut Adit.
"Hati-hati dijalan Tuan muda. Awas kemakan omongan sendiri. Awas jatuh cinta ". Ucap Adit.
Adit mengolok-olok Diva dengan mengedipkan matanya. Diva tertawa puas dan mengusap kepalanya
"Ada-ada saja Adit ini". Ucap Diva.
Adit melambaikan tangan dan berpamitan tak lupa Diva mengucapkan terima kasih.
Adit melajukan mobilnya dan tidak terasa lima belas menit sudah perjalanan membawanya menyusuri jalan
Dering,,,,,dering,,,,,dering,,,,,
Telepon Adit berbunyi. Adit mencari sumber suara tersebut. Tangannya menyusuri setiap tempat didalam mobil. Hingga akhirnya kepala adit menunduk dan menjangkau handphone. Tanpa di sadari seorang wanita muda menyebrang dan Adit menabrak wanita tersebut.
Bruk,,,,,Bruk,,,,,,Bruk,,,,,
Suara mobil Adit menabrak seseorang. Adit bergegas keluar mobil dan warga mulai berkerumun melihat insiden ini .
"Hello Papah,,,, Nanti dulu yah papah aku ada masalah sedikit". Nanti aku telepon kembali.
Ucap Adit.
"Tolong,,,,,tolong,,,,,, " . Ucap para Warga.
"Permisi,,,,,Permisi,,,,,, Maaf mas, dan tante saya harus bawa korban menuju rumah sakit. Saya harus bertanggung jawab akan hal ini". Ucap Adit.
Seorang wanita cantik dan muda sedang tergeletak lemas tak berdaya. Adit buru-buru membawanya ke rumah sakit. Adit melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Disepanjang jalan Adit sangat gugup. Wanita ini memang tidak mengalami luka serius hanya bagian lengan ada luka keluar darah sedikit. Tapi, Adit juga khawatir jika terjadi luka dalam akibat ulahnya.
Lima belas menit telah berlalu dalam perjalan menuju rumah sakit.
"Seseorang tolonglah saya. Ini ada wanita tergeletak tidak berdaya berada di mobil saya". Ucap Adit.
Para perawat bergegas mengambilkan ranjang rumah sakit dan membawanya keruang unit gawat darurat. Adit tidak karuan rasa akan musibah hal ini .Merasa bersalah dan gugup tidak tahu harus menghubungi siapa ? Karena, dia khawatir akan terjadi yang tidak -tidak. Apa lagi jika orang tuanya tahu bisa mampus hidup Adit dimarahin habis-habisan sama orang tuanya terutama papanya.
"Tunggu diluar dulu pak.Nanti saya kabari untuk kabar pasien ini". Perintah perawat.
Adit memegang ponsel dan memilih-milih nomor siapa yang akan dia hubungi. Ingin rasanya Adit menelpon Diva. Tapi dia mengurungkan niatnya .Pasti sahabat-sahabatku sedang kelelahan habis traveling ini. Dua puluh lima menit telah berlalu. Adit mondar mandir didepan ruangan. Hingga, akhirnya sang perawat membukakan pintu.
"Keluarga pasien". Seraya berbicara seorang perawat".
Adit buru-buru mendatangi perawat tersebut.
"Iya saya sus". Jawab Adit.
"Silahkan masuk. Pasien sudah bisa dijenguk". Suruh perawat.
"Baiklah". Sahut Adit.
Foto diatas hanyalah sebagai ilustrasi gambar. Foto diatas sebagai Tokoh Rania Anggraeni
Adit memasuki ruangan. Terpasang selang infus dan oksigen di dalam ruangan tersebut. Adit ingin bicara tapi tidak tahu juga siapa nama wanita ini. Wanita ini sangat cantik. Kecantikannya sangat natural.
Tubuh tinggi dan rambut panjang bergelombang yang berurai. Adit sungguh melihat kecantikannya dari atas sampai bawah. Adit memandangi fisik wanita ini. Ternyata di bagian lengan berdarah dan terpasang perban.
"Kasian sekali wanita ini.
Siapa namanya yah?" Gumam Adit.
Adit mencari identitas wanita ini di dalam tas yang berada tepat diatas lemari rumah sakit. Adit terduduk di sofa rumah sakit dan mencarinya hingga ke sela-sela tas. Tapi, dia tidak menemukan apa-apa. Hanya foto seorang ibu dan alamat rumah yang tidak jauh dari alamat tempat tinggalnya. Adit pun kelelahan dan tertidur di sofa rumah sakit.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu 19:00 Wib. Adit bergegas membuka handphone dan memesan makanan melalui via online di salah satu aplikasi ojek. Karena suara perut Adit sudah mulai beradu seakan meminta isi. Sudah hampir dua jam Adit tertidur wanita ini tidak juga siuman.
"Apakah wanita ini baik baik saja atau kelelahan sekali ". Gumam dalam hati Adit.
Di aplikasi handphone Adit. Adit memesan soto daging untuk menghangatkan tubuhnya tak lupa pula Adit memesan Es jeruk peras untuk menyegarkan dahaga. Lima belas menit berlalu pesanan Adit datang . Adit sangat lahap dengan makanannya. Seperti orang kelaparan akibat kelelahan. Adit habis memakan makanan dan minum es jeruk peras .
"Ah,,,,Oh,,,,Sakit,,,,,". Suara wanita itu membuyarkan lamunan Adit. Adit bergegas menengok ranjang pasien wanita itu.
" Hey apa kamu baik baik saja?" Tanya Adit.
Suara itu pelan pelan membukakan mata pasien.
"Aku dimana. Aduh kepala aku sakit sekali". Tanya wanita itu.
"Sudah,,, Sudah,,, Kamu jangan terlalu banyak berpikir. Kamu istirahat saja sekarang. Kamu ada di ruang Unit gawat darurat ". Sahut Adit.
Suara perut berbunyi
Rok,,, Rok,,,
Terdengar samar-samar di telinga Adit.
Seperti bunyi keroncongan yang hendak minta diisi.
"Apa aku boleh minta air putih ". Ucap wanita tadi.
Adit mengambilkan air di atas lemari.
"Ini air putih untuk kamu. Ucap Adit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Siti H
semangat kakak👍👍👍
2022-11-23
2