Pukul sembilan pagi Shasa dan Edward sudah sampai di Jakarta kembali, karena Shasa mengambil penerbangan awal. Dengan di jemput oleh supir Oma Sekar, Shasa dan Edward sampai di kediaman Oma Sekar yang sekarang menjadi kediaman keluarga Pratama.
"Hoooeekk!" Shasa langsung berlari masuk ke dalam rumah dan langsung menaiki tangga menuju kamarnya.
"Kak, hati-hati jangan lari-lari begitu!" Seru Edward mengingatkan.
"Shasa kenapa Ed?" Tanya mama Dona saat melihat Edward memasuki rumah.
"Mual kayak mau muntah tan." Jawab Edward jujur. Mama Dona langsung melesat menaiki tangga menuju kamar anaknya.
"Sayang!" Mama Dona langsung masuk ke dalam kamar Shasa dan menghampiri Shasa yang terdengar muntah-muntah di dalam kamar mandi.
"Hoooeekk.. hoooeekk!"
"Sayang, kamu kenapa nak?" Mama Dona mendekat kemudian memijat tengkuk putrinya.
"Gak papa ma, mungkin masuk angin." Jawab Shasa lemas.
"Wajah kamu pucat Sha, Apa perlu mama panggil dokter?"
"Gak usah ma, Shasa gak papa kok. Mungkin hanya mabuk perjalanan saja."
"Tapi kan gak biasanya kamu seperti ini."
"Mungkin karena Shasa kecapekan juga ma, jadi kondisi tubuh kurang vit."
"Ya udah kalau gitu, ayo duduk dulu disini biar mama balur tubuh kamu pakai minyak kayu putih." Mama Dona menuntun Shasa menuju ke ranjang. "Sebentar mama ambil di kamar dulu minyaknya."
Sesaat kemudian mama Dona kembali dengan minyak kayu putih di tangannya.
"Ayo tiduran dulu, buka bajunya ke atas." Perintah mama Dona dan tanpa sadar Shasa pun menurut.
"Eh, kok kamu agak gendutan ya Sha?"
Deg!
Ucapan mama Dona barusan membuatnya terkejut dan langsung menurunkan kembali bajunya namun di cegah oleh mama Dona yang membuat Shasa ketar-ketir takut mama Dona mengetahui kehamilannya.
"Eh, ngapain di tutup lagi? Gak papa gendutan malah bagus, daripada kerempeng kayak biasanya."
"Ma-masa sich ma, perasaan biasa saja!" Elak Shasa.
"Udah gak papa, cepet buka lagi bajunya." Perintah mama Dona sekali lagi dan Shasa pun menurut. Namun bau minyak kayu putih yang menguar saat mama Dona membuka tutup botol minyak tersebut membuat perutnya bergejolak kembali. Shasa langsung beranjak dari tempat tidurnya berlari ke kamar mandi seraya membekap mulut serta hidungnya yang membuat mama Dona keheranan.
Hoooeekk.. hoooeekk..
"Sayang!" Mama Dona kembali memijat tengkuk anaknya. "Mama panggil dokter saja ya, kayaknya kamu mabuk parah. Nanti biar di kasih obat mual sama dokter."
"Gak usah ma, aku mau tiduran saja. Mama taruh aja minyaknya di meja, nanti aku pake sendiri. Sekarang aku mau istirahat dulu." Tolak Shasa seraya berjalan mendekati ranjang.
"Ya udah kalau gitu kamu istirahat saja, mama keluar dulu. Nanti mama antar makan siangnya ke kamar."
"Makasih ma."
Mama Dona langsung keluar dari kamar anaknya. Meskipun ia khawatir, tapi mama Dona tidak mau memaksa anaknya. Betul apa yang di katakan Shasa, Shasa hanya kelelahan. Dari kemarin udah pusing dan juga cape ngerjain skripsi, di tambah ia harus bolak balik Jakarta-Surabaya. Mama Dona sendiri saja gak kebayang gimana capeknya Shasa. Mungkin Shasa lelah jiwa raganya pikir mama Dona.
Shasa merebahkan tubuhnya kembali ke atas ranjang. Lelah! Ya, saat ini Shasa merasa sangat lelah. Bukan hanya tubuhnya saja, tapi juga hati dan pikirannya. Ia hanya berharap semoga saja tubuhnya tidak sampe drop sehingga ia tak berurusan dengan dokter apalagi rumah sakit. Kalau itu sampe terjadi, bisa kebongkar kehamilannya yang coba ia sembunyikan dari semua orang kecuali Edward dan Radit, bapak si jabang bayi yang gak mau mengakui darah dagingnya yang saat ini sedang tumbuh di dalam perutnya.
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘🤪🤪
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
💝DENOK AW💝
smoga saja Sha 🤗
2023-03-12
2
💝DENOK AW💝
lelah hayati 🤣🤣🤣
2023-03-12
2
💝DENOK AW💝
Eh, malah di buka 🤦
2023-03-12
2