"Aaaaarrrgh!" Teriak Radit frustasi seraya mencengkeram erat rambutnya. Radit kemudian mendudukkan dirinya ke kursi kerjanya dengan kepala menelungkup ke atas meja.
Ceklek!
"Boss!" Kepala Erik menyembul dari balik pintu. Ya, Erik yang merasa penasaran langsung menuju ke ruang kerja Radit setelah tadi ia tak berhasil mengorek informasi dari sang berondong.
"Heeemm!"
"Boleh masuk?"
"Heeemm!" Lagi-lagi cuma jawaban itu yang keluar dari mulut Radit.
Erik melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut. Diedarkan pandangannya mengelilingi ruangan tersebut yang masih nampak rapi. Erik pikir tadi habis terjadi perang dunia ke dua di dalam ruangan ini, tapi nyatanya itu hanya ada dalam pikirannya saja.
Pandangan mata Erik tertumbuk pada kakinya, dimana kakinya hampir saja menginjak selembar kertas kotak kecil seperti sebuah foto. Erik segera berjongkok dan memungutnya. Diperhatikannya dengan seksama foto tersebut yang tertera nama Shasa Andika Pratama. Erik pun mengernyitkan keningnya.
"Boss!"
"Heeemm!"
"Ini milik siapa?" Radit perlahan mengangkat kepalanya mendengar pertanyaan Erik. Erik memperlihatkan foto hasil USG Shasa yang tadi di tepisnya. Radit hanya diam saja tanpa menjawabnya.
"Ini ada nama Shasa di sini boss. Apa mungkin Shasa hamil?" Lagi-lagi Radit hanya bungkam tanpa bisa menjawab pertanyaan Erik.
"Gue gak tau! Sekarang loe keluar, jangan ada yang ganggu gue!" Erik langsung meletakkan foto USG tersebut ke atas meja kerja Radit kemudian meninggalkan ruangan.
Sepeninggal Erik, Radit meraih foto USG yang tadi di letakkan Erik ke atas mejanya. Dipandanginya foto tersebut yang entah mengapa membuat hatinya berdesir.
*****
"Apapun yang loe dengar tadi, jangan sampe loe cerita ke siapapun. Apalagi cerita ke orang tua gue!" Shasa memperingatkan adik sepupunya untuk tutup mulut. "Cuma loe yang tau keadaan gue saat ini. Makanya gue pengen cepet-cepet lulus agar bisa pergi dari negara ini."
"Tap-tapi kak, Tante Dona dan Om Dika berhak tau."
"Kakak mohon sama loe Ed, nanti kakak bakalan ngomong sama mama dan papa kalau waktunya tepat. Untuk sementara biarkan mereka gak tau dulu, setidaknya sampe gue lulus kuliah, sebulan lagi."
"Tapi perut kakak bakalan tambah gede."
"Itu bisa di atur, nanti kakak pake baju yang kedodoran kan bisa. Atau sekalian pake daster jumbo." Ucapan Shasa barusan sontak membuat mereka berdua tergelak.
"Sekarang kita mau kemana lagi?" Tanya Edward yang sejak tadi mengemudikan mobilnya tanpa tujuan.
"Pulang saja, besok pagi kita balik ke Jakarta." Putus Shasa yang langsung diangguki oleh Edward.
"Bik!" Teriak Shasa sesampainya di rumah langsung menuju dapur mencari bik Nani. Sedangkan Edward langsung masuk ke dalam kamarnya dan ingin melanjutkan mimpinya yang tadi sempat terputus karena ulah kakak sepupunya.
"Iya non, ada apa? Apa non Shasa butuh sesuatu."
"Pohon mangga di belakang ada buahnya gak ya?"
"Eh si Enon, mangganya belum ada yang mateng non. Masih mentah dan ranum, hiiiiiii..... belum juga makan tapi ngebayanginnya aja gigi bibik udah ngilu rasanya."
"Minta tolong mang Udin ambilin donk bik, sekalian bibik buatin bumbu rujaknya." Permintaan Shasa barusan membuat bik Nani melongo keheranan.
"Non Shasa ini ada-ada saja, kayak ibu hamil yang lagi ngidam. Hehe.." Bik Nani langsung ke belakang mencari suaminya untuk mengambilkan mangga majikannya.
Shasa tak ambil pusing dengan ucapan bik Nani, ia langsung masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri. Tubuhnya terasa lengket oleh keringat dan air mata. Setelah masuk ke dalam kamar mandi, Shasa langsung menumpahkan kembali tangisannya.
"Loe lihat saja Raditya, suatu saat nanti loe akan bersujud memohon maaf di kaki gue! Dan jika saat itu tiba, pintu maaf gue udah tertutup rapat buat loe! Hiks.. hiks......."
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘🤪🤪
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
💝DENOK AW💝
Fighting Sha 💪💪🤧🤧🤧
2023-03-12
2
💝DENOK AW💝
emang lagi ngidam bik 🤭
2023-03-12
2
💝DENOK AW💝
Ide bagus Sha 🤣🤣
2023-03-12
2