Keesokan harinya, Shasa menolak saat Edward ingin kembali mengantarkannya ke kampus. Pasalnya pagi ini ia ingin pergi ke rumah sakit untuk memastikan sesuatu. Jadi ia menolak mentah-mentah tawaran dari sepupunya itu dengan alasan ia yang tak suka melihat Edward yang tebar pesona di kampusnya hingga membuat cewek-cewek disana heboh.
Saat ini mereka sedang berada di ruang makan menikmati sarapan paginya. Ada Oma Sekar, papa Andika, mama Dona, Tante Yasmin, Edward dan juga dirinya.
"Wajah mu kok sedikit pucat Sha, kamu sakit?" Ucap Tante Yasmin tiba-tiba yang membuat orang-orang yang ada disana serempak mengalihkan pandangannya ke arah Shasa, membuat Shasa salah tingkah.
"Kamu sakit sayang?" Mama Dona beranjak dari duduknya kemudian menghampiri Shasa. Dipegangnya kening Shasa yang terasa dingin itu.
"Gak panas, tapi kok dingin." Ucap mama Dona sambil mengernyitkan keningnya.
"Iih mama, aku gak papa, cuma agak pusing dikit." Jawab Shasa menepis tangan mamanya.
"Istirahat di rumah saja gak usah berangkat kuliah dulu."
"Aku gak papa ma, santai aja. Mungkin hanya kelelahan, semalam ngerjain skripsi hingga larut jadi kurang tidur."
"Jangan terlalu cape!" Ucap papa Andika menyahut.
"Iya pa, Shasa pengen cepet lulus. Habis itu pengen ikut Tante Yasmin ke Singapura."
"Haaahh!" Mama Dona sepertinya terkejut dengan ucapan anaknya.
"Kamu mau ninggalin mama Sha?" Mama Dona sudah berkaca-kaca.
"Eh mama, bukan begitu mah. Shasa hanya pengen liburan aja gak ninggalin mama. Kalau nanti mama mau ikut ya ayo."
"Terus papa gimana? Gak bisa gitu donk. Enak aja papa di tinggal sendirian." protes papa Andika.
"Sudah-sudah, mama akan tetap di sini, lagian nanti siapa yang ngurusin Oma kalian." Putus mama Dona.
"Mama gak papa Don, kan ada Lely sama Santi." Ucap Oma Sekar menyahut.
"Gak ma, Dona gak akan kemana-mana. Biar nanti Shasa pergi sendiri setelah kelulusan."
Setelah menyelesaikan sarapannya, Shasa segera berangkat bersama papa Andika namun dengan mobil dan tujuan yang berbeda. Papa Andika yang pergi ke kantor sedangkan Shasa pergi menuju ke rumah sakit.
Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya sekarang tiba gilirannya. Shasa pun segera masuk ke dalam ruangan.
"Silahkan duduk Bu, ada yang bisa kami bantu?" Tanya dokter tersebut.
"Saya mau periksa kandungan dok." Jawab Shasa lugas.
"Sudah berapa bulan? Emm, maksud saya apa sudah terlambat datang bulan?" Tanya dokter tersebut.
"Iya dok, bulan ini saya belum mendapatkan tamu bulanan. Harusnya Minggu lalu sudah menstruasi tapi sampai sekarang belum."
"Baiklah, berarti sudah telat dua Minggu ya Bu? Sudah coba di tes Bu?" Shasa segera merogoh testpack dari dalam tasnya dan menunjukkannya kepada dokter tersebut.
"Mari Bu langsung kita periksa saja biar lebih jelas."
Shasa segera berbaring di atas ranjang atau brankar perawatan. Kemudian ada seorang perawat yang mengoleskan gel ke permukaan perutnya. Setelah itu dokter langsung menggerakkan transduser untuk melihat kondisi kandungan Shasa saat ini.
"Wah, selamat Bu, ini sudah memasuki usia enam minggu." Ucap dokter tersebut.
"E-enam Minggu dok?" Tanya Shasa terkejut.
"Iya!"
"Tap-tapi bagaimana bisa? Kami melakukannya belum lama ini, sekitar hampir sebulan dan itu hanya semalam saja?" Ceplos Shasa yang tak menyadari ucapannya. Dokter itu pun mengernyitkan alisnya bingung.
"Memangnya suaminya kemana Bu?"
"Keluar kota!" Jawab Shasa spontan.
"Owh, jadi ini ceritanya pengantin baru yang di tinggal dinas keluar kota?" Canda dokter tersebut yang membuat Shasa salah tingkah.
"Begini Bu, sesuai dengan ilmu kedokteran, bahwa usia kehamilan tidak di hitung berdasarkan kapan melakukan hubungan suami istri, tetapi usia kehamilan di hitung sejak hari pertama haid terakhir. Jadi jangan khawatir Bu." Jelas dokter tersebut yang membuat Shasa sedikit lega.
Setelah mendapatkan resep vitamin dari dokter, Shasa segera keluar dari ruangan dengan perasaan yang entahlah. Ia segera menebus obatnya ke apotik lalu berjalan menyusuri selasar rumah sakit seraya menunduk memperhatikan foto USG yang tadi di berikan dokter kepadanya. Ada sebuah titik kecil di tengah lingkaran tersebut yang membuat hatinya berdesir.
Bruukk!
Tubuh Shasa mundur ke belakang setelah bertabrakan dengan seseorang. Beruntung mereka tak sampai jatuh, mungkin karena tabrakannya yang pelan jadi tidak ada yang terjatuh diantara mereka. Shasa segera memungut foto USG-nya yang terjatuh dalam keadaan terbalik itu kemudian memasukkannya ke dalam tas.
"Tan-Tante Rosi!" Shasa terkejut mendadak ia salah tingkah.
"Ya Tuhan, jangan sampai Tante Rosi melihat foto USG tadi." Gumam Shasa dalam hati.
"Shasa, kok ada disini? Sama siapa sayang?" Tanya mama Rosi celingukan.
"Hehe, sendiri Tante tadi abis nebus vitamin." Jawab Shasa cengengesan.
"Kamu sakit Sha?"
"Enggak kok Tan, cuma kecapean aja, akhir-akhir ini sibuk ngerjain skripsi jadinya pusing karena anemia." Elak Shasa namun tak sepenuhnya ia berbohong karena memang ada vitamin penambah darahnya dalam resep dokter tadi.
"Mama mu gak ikut ke Jakarta Sha?"
"Kami udah pindah kesini hampir sebulan ini Tan."
"Eh, bener-bener si Dona gak kasih kabar sama aku." Geram mama Rosi.
"Tante sendiri ngapain di rumah sakit? Apa om Hadi sedang sakit? Atau kak Nara yang sakit?"
"Anak dan cucu Tante di rawat disini."
"Hah, kak Nara udah punya anak Tan? Kapan nikahnya kok gak ngundang kami?"
"Ayo ikut Tante, nanti Tante jelaskan." Mama Rosi langsung menggandeng tangan Shasa, membuat Shasa mau tak mau mengikuti kemana mama Rosi melangkah.
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘🤪🤪
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Dwi Handayani
kyknya kl dr HB ke hamil bedanya cuma 2 mingguan wajar kali gitu ya, misal kayak Shasa, HB 4 minggu yll, tp usia kndungan dhitung 6 minggu. kl bedanya di atas 1 bulan, bru bisa dipertanyakan 😁 sepupuku korbannya, dikira dia hamil duluan, krn begitu HB pertma sma suami, dia langsung jdi.
2023-05-27
1
💝DENOK AW💝
Nah ternyata benar, Tante Rosi mamanya Nara 🤗🤗
2023-03-02
3
💝DENOK AW💝
Tante Rosi mamanya Nara bukan? 🤔🤔🤔
2023-03-02
3