Dengan harap-harap cemas Shasa menunggu reaksi dari benda pipih yang tadi di celupkan ke dalam urine yang sudah di tampungnya ke dalam wadah kecil. Ia berharap semoga saja tidak ada benih yang tumbuh di rahimnya akibat one night stand yang dilaluinya bersama Radit. Namun harapannya itu seketika sirna saat ia melihat testpack yang baru diangkatnya telah menunjukkan dua garis merah dengan sangat jelas.
"Kenapa bisa sejelas ini?"
"Bukannya kami melakukannya belum ada sebulan ini?"
Tok.. tok.. tok..
"Kakak ada di dalam?" Suara Edward berhasil membuyarkan lamunan Shasa. Shasa segera membuang testpack tersebut ke dalam tong sampah yang ada di dalam kamar mandinya.
"Iya, ada apa?" Teriak Shasa dari dalam.
"Pinjam carger!" Edward ikut berteriak.
"Ambil saja!"
Edward pun segera mengambil carger yang tergeletak di atas nakas samping tempat tidur kakak sepupunya itu kemudian keluar dari kamar.
Setelah dirasa aman tidak terdengar lagi suara sepupunya, Shasa segera keluar dari kamar mandi dengan perasaan yang entahlah.
"Sebaiknya besok aku ke rumah sakit saja untuk mengecek kebenarannya dari pada aku mati berdiri karena penasaran."
Shasa mondar-mandir di dalam kamar seraya sesekali menggigiti kuku-kukunya.
*****
Di tempat lain....
Radit yang sedari tadi merasakan pusing di kepalanya merebahkan tubuhnya ke atas ranjang dan berusaha memejamkan matanya. Namun itu sama sekali tak mengurangi rasa pusingnya. Akhirnya ia menelepon Erik untuk membelikannya obat sakit kepala.
"Hallo!"
"Belikan gue obat sakit kepala sekarang dan anterin ke apartemen."
"Oke!" Tanpa bertanya Erik langsung sigap. Ia meninggalkan kafe setelah pamit kepada bawahannya.
Sesampainya di apartemen, Erik langsung masuk ke dalam tanpa memencet bel yang ada di samping pintu masuk. Namun saat ia sampe di depan kamar, ia mengetuk pintunya terlebih dahulu. Meskipun Radit sudah menganggapnya seperti saudara, namun ia tau batasannya karena kamar adalah ranah privacy seseorang.
Erik segera masuk ke dalam kamar saat sudah mendapat izin pemiliknya. Dilihatnya Radit yang tergeletak di atas ranjang seraya memijat-mijat pelipisnya.
"Mana obatnya?" Tanya Radit tanpa membuka matanya. Erik pun segera menyodorkan kantong kresek kecil yang sejak tadi ada di genggamannya.
"Sudah makan belum?" Tanya Erik khawatir. Namun saat ia tak mendapat jawaban dari Radit, Erik segera keluar dari kamar menuju ke dapur mencari sesuatu yang bisa di makan. Dan ia menemukan roti tawar disana. Segera ia mengolesnya dengan sembarang selai yang ada disana lalu kembali ke kamar.
"Makan ini dulu." Radit mencoba bangkit dari tidurnya namun kepalanya yang berdenyut hebat membuatnya kembali merebah. Erik yang tak tega melihat boss sekaligus temannya itu segera membantunya duduk bersandar di kepala ranjang.
"Pait sekali!" Protes Radit setelah mengunyah roti tersebut kemudian meletakkan kembali ke atas meja. Erik pun mengernyitkan alisnya bingung. Ia segera meraih piring itu dan memperhatikan roti selai buatannya. Takutnya roti tersebut sudah kadaluarsa dan berjamur, namun nihil. Roti tersebut masih bagus dan baunya juga harum. Akhirnya ia berinisiatif untuk mencicipinya.
Sekali ia menggigitnya kemudian mengunyahnya lalu menelannya. Kemudian ia menggigitnya lagi dan lagi hingga roti di tangannya habis. Sepertinya Erik lupa kalau tadi ia hanya ingin memastikan ucapan Radit, namun apa yang terjadi, ia malah lupa akibat ia yang kelaparan atau mungkin doyan. Entahlah....
"Woy!" Teriak Radit menyadarkan Erik seketika.
"Astaga!" Erik menepuk jidatnya sendiri. "Maaf kebablasan, hehe... habisnya loe aneh, roti enak gitu di bilang pahit. Lidah loe kali yang bermasalah." Ucap Erik spontan kemudian segera membekap mulutnya sendiri. Radit hanya mendengus kemudian mencoba meraih gelas yang ada di nakas sampingnya. Erik yang melihat itu segera mengambil gelas tersebut kemudian memberikannya kepada Radit.
Setelah meminum obat, Radit langsung merebahkan tubuhnya kembali. Erik yang melihat sahabatnya itu sudah tertidur lelap langsung pergi meninggalkan apartemen untuk kembali lagi ke kafe.
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘🤪🤪
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
💝DENOK AW💝
😂😂😂😂😂
2023-03-01
2
💝DENOK AW💝
Ya ampuuuuun Erik 🤦🤦🤦
2023-03-01
2
💝DENOK AW💝
Nah loh Sha, hamidun kan 😩😩😩
2023-03-01
3