Bab 4

" Em Tuan siapa nama mu " tanya Silvana tiba-tiba membuat Arga tersedak ludahnya sendiri.

" Tuan…."

" Arga…..Nama mu Arga Nona bisa memanggil ku dengan itu " jawab Cepat Arga sambil melirik sebuah bendah kecil yang berada di sudut Ruangan miliknya.

" Mudah-mudahan Tuan tidak mendengar apa yang aku ucapkan " Doa Arga dalam hati.

" Baiklah Tuan Arga " Monolog Silvana lalu mulai serius membaca lagi.

1 jam kemudian

Silvana yang memang memiliki daya ingat yang kuat tidak perlu membaca berulang-ulang kali cukup satu kali maka ia akan langsung ingat.

Krrek Krekk krekk

Bunyi tulang-tulang Silvana yang sedang merenggangkan Otot-ototNya karna duduk terlalu lama.

" Saya sudah semua Tuan….mana lagi yang harus saya kerjakan " kata Silvana.

" Anda yakin " tanya Arga kurang yakin karna yang di baca Silvana tidak sedikit tapi gadis itu sudah selesai dalam jangka waktu 1 jam.

" Saya sangat yakin Tuan….jadi apa yang bisa saya kerjakan sekarang " ulang Silvana bertanya kepada Arga.

" Kerjakan ini…… gunakan Leptop di depan mu " dengan Ragu Arga memberikan 1 berkas yang harus ia kerjakan tapi karna untuk menguji Silvana Arga memberikan berkas itu.

Silvana dengan semangat mengambil berkas itu Allah membuka Leptop di depannya. Ia akan membuktikan kejeniusan otaknya kepada Arga sehingga Arga tidak ragu lagi kepadanya.

Dengan konsentrasi yang penuh Silvana mulai membaca dan mempelajari apa yang ada di berkas itu lalu mulai mengerjakannya dengan teliti dan hati-hati.

Beberapa menit kemudian berlalu Baik Arga maupun Silvana masih sibuk mengerjakan apa yang ada di depan mereka.

" Sudah Tuan…."

Arga mengangkat kepalanya lalu mengambil berkas yang di kerjakan Silvana.

" 10 menit….dalam 10 menit ia bisa mengerjakannya padahal ini termasuk sulit jika karyawan lain paling Cepat 1 jam " monolog Arga dalam hati mengamati berkas yang di kerjakan Silvana.

Sret

" Kita langsung ke Ruangan Tuan saja Nona " kata Arga berlalu pergi.

" Eh eh……" Silvana tidak punya waktu untuk bertanya ataupun protes selain mengikuti langkah lebar Arga menuju Ruangan CEO.

Ceklek

" Tuan…"

" Ada apa…." Tanya Zio tanpa melihat ke arah Arga.

" Itu Nona Silvana sudah selesai membaca dan memahami semua yang harus ia kerjakan dan juga saya sudah mengujinya mengerjakan berkas penting dan Pekerjaan dia benar semua tidak ada kesalahan " papar Arga.

Zio mengangkat kepalanya lalu melihat Ke arah Silvana yang sedang menatapnya intens hingga tatapan mata mereka bertemu

" Shit…."

" Arga kembali ke ruangan mu " Usir Zio.

" Baik permisi Tuan…." Arga menundukkan kepalanya sebentar lalu berbalik keluar.

" Eh saya Tuan " kata Silvana menunjuk dirinya sendiri.

" Ruangan kamu disana…." Zio menunjuk sebua Ruangan di sebelah kirinya yang hanya berbataskan kaca dengan Ruangannya.

" Disana " monolog Silvana ikut menunjuk ruangan yang di tunjuk Zio.

" Yah….kenapa tidak suka…"

" Ah tidak….saya permisi Tuan " pamit Silvana lalu ngacir ke ruangan miliknya.

" Woaaah…..indahnya….tau gini dari dulu dah aku ngelamar disini nggak perlu tuh nangkring di tempat Buaya buntung " Oceh Silvana duduk di kursinya lalu memutar-mutar kursi miliknya.

" Nyamannya Tuhan….."

Tanpa Silvana ketahui Zio terus memperhatikannya dengan lekat bahkan pria yang terkenal akan sifat dingin itu sesekali akan terkekeh karena ulah Silvana yang seperti Bocah.

Kring

Kring

Kring

" Ayam ayam ayam….. kampret nih telfon bikin jantungan dah " kaget Silvana karna asyik melamun membuat dia hampir terjungkal ke belakang karna kaget.

" Hallo…."

" Kemari Cepat….."

"Eh.."

Tut

Tut

Silvana langsung melihat ke arah ganggang telfon lalu melihat Ke arah Atasannya yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam dan datar membuat Silvana langsung menelan ludah.

" Mampus jangan-jangan Bos marah nih gara-gara nih kursi aku putar-putar " Guman Silvana berjalan pelan ke arah Zio.

" Jangan spai deh aku di pecat auto mati aku……kan nggak ada Perusahaan yang mau menerima aku gara-gara si Doni buaya buntung itu " omel Silvana dalam hati.

" Ada apa tuan…" tanya Silvana takut-takut.

" Ambil ini dan Kerjakan " Zio langsung menjukan beberapa berkas yang menggunung di depannya untuk di kerjakan oleh Silvana.

" Baik Tuan " Dengan patuh Silvana mengambil semua berkas itu lalu kembali berbalik berjalan ke ruangannya.

" Buset baru masuk sudah sebanyak ini…..mampus dah otak aku "

" Ini mah kerja Rodi tapi Gajinya selangit " Gerutu Silvana saat sampai di meja kerjanya.

Silvana mulai konsentrasi mengerjakan satu persatu berkas yang ada di depannya itu.

Sudah 2 jam Silvana duduk di depan komputer dengan berkas di tangannya.

" Astaga aku lapar…..tapi ini bum selesai. Itu juga si Bos kagak lapar apa masa nggak keluar-keluar gimana mau keluar cari makan coba " Omel Silvana sambil melirik Zio yang sedang fokus dengan berkas di tangannya.

" Kayaknya tadi aku simpan roti deh di tas " Guman Silvana lalu menyambar tasnya untuk mencari Roti yang ia masukan tadi pagi di dalam Tasnya.

" Nah kan……lumayanlah mengganjal lapar " Guman Silvana lalu mengigit Roti itu dengan sebelah tangannya memegang berkas.

Kring kring

" Astaga baru juga makan…." Omel Silvana mengambil ganggang telfon lalu mendekatkan ke telinganya.

" Hallo…."

" Kemari…"

Tut

Tut

Tut

" Astaga…..selalu saja begini dasar Bos Edan seenak jidat saja menyuruh-nyuruh syukur ganteng tuh Bos kalau kagak usah aku gebukin deh " Dengan kesal Silvana berbalik lalu berjalan ke arah Zio dengan sebelah tangannya masih memegang Roti.

" Ada apa……" ucapan Silvana langsung Menggantung saat melihat beraneka makanan di atas meja di depannya.

" Duduk dan makanlah "

" Eh…..saya boleh makan ini Tuan " tanya Silvana kepada Zio.

" HM……duduklah bantu saya menghabiskannya "

" Terima kasih banyak Tuan….tau aja aku lagi lapar " Silvana langsung duduk di depan Zio lalu memakan Cepat Roti di tangannya membuat Zio mengernyitkan alis.

" Buang saja "

" Apanya yang di buang Tuan "

" Roti "

" Ah ini…..mubazir Tuan " Silvana mulai memakan makanan di atas meja setelah Roti miliknya tertelan semua.

" Tuan tidak makan….." tanya Silvana kepada Zio yang hanya duduk menatap dirinya makan.

" Makan " satu kata yang di keluarkan Zio lalu mulai memakan kembali makanan di depannya walau sesekali ia akan terkekeh kecil melihat Silvana makan tanpa anggun sama sekali sangat berbeda dengan semua wanita yang ia temui.

Kebanyakan wanita yang ia temui atau jumpai mereka akan makan dengan sangat anggun di depannya membuatnya bukannya terkesan malah merasa jijik akan itu karna sifat mereka yang penuh kepura-puraan sedangkan untuk gadis di depannya ini semua sifat yang ia tunjukan adalah alami sifat dirinya memang bukan sifat kepura-puraan atau sifat yang di buat-buat.

" Pelan-pelan saja makannya nanti kamu….." perkataan Zio terpotong dengan.

Uhukk uhukk

Silvana yang makan dengan Cepat langsung tersedak hingga hidungnya memerah.

" Minumlah " Zio menyodorkan sebotol air mineral ke arah Silvana yang langsung di sambut gadis itu.

Gluk gluk

" Terima kasih "

Terpopuler

Comments

athyee

athyee

lanjut

2023-02-01

1

Nurhayatins Aqil

Nurhayatins Aqil

lnjg

2022-11-05

0

Ita Sinta

Ita Sinta

astaga ni cewek ga ada anggun2 nya😁

2022-11-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!