Hipnotis

Sedangkan Aleyza setelah pergi dari kota sekarang memutuskan bersantai sambil minum kopi dan ketiga anaknya tertidur di ranjangnya sementara sampai kamar mereka selesai di buat.

Sambil membaca buku tentang kekaisaran Aleyza duduk di kursi dekat balkon. Pikirannya tertuju dengan pria asing yang ditemui nya tadi entah mengapa seakan ia kenal dan punya ikatan dengannya.

" Sebenarnya siapa dia mengapa aku bisa melihat tatapan sedihnya. Apa pria itu Kaisar?" ucap Aleyza kepada dirinya sendiri.

Jika benar dugaannya adalah Kaisar dirinya sama sekali tidak menyangka dengan bertemu lebih awal dengan pria brengsek itu. Aleyza sama sekali tidak peduli kalau Kaisar masih mencintainya. Karena sekarang Aleyza bukan orang bodoh lagi jiwa Emily menguasainya.

Sruup...

Aleyza minum kopinya dengan tiba-tiba saja pandangannya menajam ke arah salah satu pohon yang berada di depannya. Tidak lama ia terkekeh pelan.

" Sepertinya kita punya tamu di sini, tapi kita lihat saja apa sebenarnya ia cari." ucap Aleyza sambil tersenyum miring.

Sedangkan orang yang sedang mengawasi Aleyza menggangguk puas sebelum kemudian menghilang dari balik pohon. Setelah melihat nya masuk ke dalam kamar.

Orang itu bernafas lega sampai tiba-tiba saja ada sebuah belati di dekat lehernya membuat tubuhnya menegang.

" Apa tujuan mu datang ke sini?" tanya Aleyza yang berada di belakang orang misterius itu sambil meletakkan sebuah belati di lehernya.

" Saya tidak akan memberitahukan nya kepada anda, Lady." ucap orang itu menolak untuk memberikan jawabannya.

Tidak lama setelah itu Aleyza menurunkan belati nya orang itu kira dia bisa lari. Sayangnya tiba-tiba saja Aleyza menggunakan trik untuk menghipnotis orang itu.

Melihat orang itu sudah tidak berdaya Aleyza tersenyum tipis dan duduk bersandar di salah satu dahan pohon sebelum mengajukan pertanyaan yang sama.

" Jadi siapa orang yang menyuruhmu dan apa tujuannya?" tanya Aleyza dengan datar.

Orang yang sudah kena pengaruh hipnotis Aleyza pun langsung menjawabnya.

" Saya di perintahkan oleh tangan kanan Kaisar serta Kaisar untuk mengawasi anda. Karena Kaisar curiga anda membuat sesuatu yang buruk." ucap nya dengan pandangan mata kosong.

Aleyza mendengarnya menggangguk kepalanya puas dengan ilmu nya sama sekali tidak hilang. Memang dulu saat menjadi Emily dia senang mempelajari ilmu telekinesis dan hipnotis. Tapi yang bisa benar-benar dia kuasai adalah hipnotis jadi setiap ada orang atau bawahannya tidak mau mengaku dengan cepat Aleyza menghipnotis mereka untuk mengatakan sejujurnya.

Tapi Aleyza kecolongan dengan peristiwa yang membuatnya mati. Dia mengepalkan tangannya dengan kuat memikirkan penghianatan seseorang yang tidak di ketahui nya membuat nyawanya melayang.

" Baiklah sekarang anda kembali ke istana dan bilang dengan Kaisar bawa isterinya yang telah di buang bersama anak-anak nya sudah tidak membutuhkannya lagi. Jadi silahkan kau boleh pergi." ucap Aleyza sambil mengibaskan tangannya mengusir nya.

Orang itu pun yang masih terpengaruh langsung pergi. Annelise sengaja melakukannya sampai orang itu mengucapkan perkataan nya tadi dan setelah itu orang tadi langsung dengan kemarahan Kaisar.

Memikirkannya Aleyza sudah tidak sabar untuk mendengarkannya mungkin ia harus menyiapkan popcorn.

" Malam sudah larut aku harus tidur dan melanjutkan pekerjaanku yang boleh selesai." ucap Aleyza.

...****************...

BRAK...

" BAGAIMANA BISA KAU MENGATAKAN HAL ITU KEPADA KAISAR." ucap Kaisar Lucius marah mendengar ucapan orang yang di suruhnya mengawasi Aleyza kembali dengan ucapannya yang membuat hatinya sakit.