Bab 20 Drama Honey Bee

Sebastian tidak lagi menyembunyikan perasaannya pada Kirana di depan umum. Bahkan di saat pesta ulangtahun Mommy Amelia, Dion kena getahnya.

Sesuai pesan dari Bik Jum bahwa Kirana tidak boleh banyak bergerak, malam itu Dion bukan menjadi asisten Sebastian melainkan khusus untuk Kirana.

Pria berusia 25 tahun itu mengomel karena dipercayakan tugas membantu Kirana mengambilkan ini dan itu, sementara gadis itu hanya boleh duduk manis di salah satu bangku.

Amir, Echi dan Marsha tidak henti-hentinya mem”bully” Dion yang terus saja menggerutu. Jangan lupakan juga Three Musketers yang datang setelah insiden kolam renang. Mereka juga bagian dari tim sukses pem”bully” an Dion. Tidak mungkin menolak tugas, karena dari kejauhan Sebastian terus memperhatikannya.

Sudah 4 hari ini Sebastian tidak pernah absen menjemput Kirana. Bahkan dia sudah berkenalan dengan keluarga Kirana. Paket komplit. Mulai dari papa, mama dan Kendra. Bahkan tanpa sungkan, Sebastian mengakui kalau dia adalah boss sekaligus kekasih Kirana. Gadis itu hanya bisa menepuk jidatnya sendiri saat boss nya yang biasa bersikap dingin dan datar, mendadak jadi pria paling gentle yang Kirana kenal.

“Bee, aku sudah bisa jalan sendiri.”

Kirana menolak seperti biasa saat Sebastian menuntun tangan Kirana merangkul lengannya. Mereka baru saja sampai di kantor dan turun di lobby.

Oh ya jangan lupakan panggilan yang ikut berubah. Sebastian ogah dipanggil dengan embel-embel abang, kakak apalagi mas, karena panggilan itu biasa Kirana gunakan untuk para karyawan yang lebih tua di kantor.

Mereka sempat berdebat di mobil hari Senin lalu. Perjalanan 30 menit dari rumah Kirana menuju kantor, hanya mencari kesepakatan soal panggilan.

“Kalau begitu aku panggil sayang aja, ya ?” tanya Kirana dengan nada kalem.

Maklum membahas masalah panggilan saja bisa bikin mood Sebastian mendadak anjlok.

“Nggak mau !”

“Kenapa ? Kan umum memanggil sayang pada kekasih atau suami ?”

Sebastian terdiam dengan wajah sedikit manyun, membuat Kirana harus menahan diri untuk tidak tertawa.

“Pas jalan sama Shera kami biasa memanggil dengan sayang. Kamu berbeda dengan Shera, jadi aku mau panggilannya juga beda.”

“Yakin karena itu ? Bukan karena takut teringat sama mantan istri ? Nanti pas manggil bukan wajah aku yang kamu lihat, tapi mukanya Mbak Shera.” Ledek Kirana sambil cekikikan.

“Jadi kamu mau disamain sama mantan istri aku ? Jadi kamu senang kalo aku suka ingat-ingat dia setiap panggil kamu sayang ?” Nada ketus dengan mode galak langsung terdengar dari sahutan Sebastian.

Setelah sampai di lobby gedung MegaCyber, kesepakatan baru didapat. Sebastian akan memanggil Kirana dengan sebutan honey dan Kirana memanggil pria itu bee yang artinya lebah atau setelah menikah tetap by sebagai penggalan kata hubby.

Kirana melangkah dengan kikuk sambil memegang lengan Sebastian. Meskipuh sudah hari keempat, perasaan sungkan masih mendominasi hatinya. Apalagi banyak karyawan yang mulai kasak kusuk.

“Kenapa ? Kamu malu jalan gandengan begini sama aku ?” Nada datar dan tatapan tajam langsung bercampur dalam sahutan Sebastian

Posisi mereka sudah berada dalam lift khusus menuju lantai 15.

Kalau pria yang baru resmi 6 hari menjadi kekasihnya sudah pasang tampang dan suara begitu, Kirana memilih mengalah dan menurut. Maklum Sebastian pasti terbawa kebiasaan sebagai CEO. Perkataannya berlaku mutlak dan susah diganggu gugat.

“Kamu malu kalau orang-orang tahu kita pacaran ?”

tanyanya dengan mata memicing.

“Iya,” Kirana mengangguk spontan.

“Jadi nyesel ? Mau putus ?”

Duh tatapan tajam Sebastian jadi bikin Kirana lemas karena menahan ingin ketawa.

Sebelum jadian, Kirana merasakan deg deg ser kalau berduaan di lift dengan Sebastian. Bossnya sering pasang tampang cool dan banyak diam.

Setelah jadi pacar, ternyata Sebastian baru kelihatan aslinya yang tidak pendiam amat. Tapi baik sebelum maupun sesudah yang tetap sama adalah perkataannya susah dibantah.

“Bukan malu karena kamu yang jadi pacar, tapi malu karena dianggap sebagai penggoda boss,” jawab Kirana dengan nada sedikit pelan.

“Memang kamu menggoda aku terus,” ejek Sebastian.

“Dih siapa yang menggoda siapa,” sahut Kirana dengan nada sewot.

“Memangnya kamu sering tergoda sama aku ?” Sebastian menoel dagu Kirana sambil mengedipkan sebelah matanya.

Mode marahnya mendadak hilang. Mirip roller coaster, bikin ser ser an karena suka berubah situasi dengan cepat.

“Kalau aku nggak tergoda, mana mau aku diajak pacaran sama Pak Bas. Mana nembaknya kagak ada mesra-mesranya. Ajak pacaran kayak ngajak tetangga main catur.”

Sebastian tergelak melihat mulut Kirana yang bergerak mengomel.

“Iihh ngeselin, ngomong serius diajak bercanda,” Kirana memukul bahu kekasihnya.

“Lagian itu mulut ngomel kayak ikan koi Daddy di kolam belakang,” sahut Sebastian di tengah tawanya.

Gantian Kirana yang kesal. Sampai di lantai 15, sambil menyenggol lengan Sebastian, dia mendahului keluar lift. Langkahnya sudah bisa cepat meskipun belum normal. Sepatunya juga masih yang datar, tidak diijinkan Sebastian memakai sepatu tinggi biar hanya 3 senti.

“Honey, jangan ngambek doonngg, jadi pengen kiss kiss nih,” Sebastian langsung mengejar dan merangkul leher Kirana lalu mencium pelipis gadis itu.

“Lagian orang disamain kayak ikan koi.”

Sebastian hanya tertawa dan menghujani Kirana dengan ciuman di pipi gadis itu.

“Udah iihh…. Rugi nih kalau sering dicium-cium.” Kirana mendorong Sebastian supaya menjauh darinya.

“Rugi kenapa ?”

“Selamat pagi Pak Bas. Selamat pagi calon Bu Bas,”

sapaan Dion membuat perdebatan honey bee itu terputus.

“Jelek banget panggilannya Yon,” protes Kirana.

“Loh memang sekarang kan kamu calon Bu Bastian,” ledek Dion sambil tergelak.

“Dia udah nggak sabar minta di sahkan, Yon.” Timpal Sebastian sambil menoel pipi Kirana.

“Memangnya undang-undang perlu disahkan ?” sahut Kirana sambil bergegas menuju mejanya.

“Pelan-pelan kenapa sih, Kiran. Sudah tahu kaki kamu belum sembuh benar,” omel Sebastian.

“Kerja yang benar ya, jangan kebanyakan mikirin aku,” Sebastian mendekat dan mengusap pipi Kirana.

Dion yang melihatnya langsung mencebik dan ingin muntah. Sikap Sebastian yang memang agak bucin saat pacaran dengan Shera dan bertambah parah sejak jadian sama Kirana.

Belum juga seminggu, tapi tingkat bucinnya sudah hampir level 10. Namun Dion harus mengakui kalau sifat Kirana itu memang menggemaskan. Meskipun statusnya sudah berganti jadi kekasih CEO MegaCyber, sikapnya masih seperti biasa. Tidak jaim, bawel dan supel serta kadang-kadang agak neyeleneh.

Kirana menarik nafas lega saat Sebastian sudah masuk ke dalam ruangannya. Dia mulai menyalakan komputer dan merapikan berkas di atas mejanya.

“Mau titip salam nggak ?” Goda Dion sebelum masuk ke dalam ruangan Sebastian.

“Maunya saya salam tempel,” sahut Kirana santai.

“Dasar cewek matere !” Cebik Dion.

Kirana tergelak dan mulai menyibukan diri dengan setumpuk berkas yang baru dikeluarkan dari laci meja.

Sampai jam 11, situasi aman terkendali. Sebastian tidak keluar meeting, tapi beberapa orang dari divisi keuangan, HRD dan staf lantai 16 bergantian masuk membahas pekerjaan dengan sang CEO.

Kirana merenggangkan otot-ototnya sambil berdiri dekat mejanya. 3 jam dalam posisi duduk lumayan membuat kakinya perlu peregangan.

“Ki, makan siang bareng yuk. Udah lama nih,” Aldo menghampiri meja Kirana setelah keluar ruangan Sebastian.

“Mau makan dimana ? Traktir ya ?” Kirana langsung berbinar mendengar ajakan makan.

“Isshh pelitnya sekretaris CEO. Mau juga kamu yang traktir, Ki. Kita-kita kan belum merasakan gaji pertama kamu nih,” Milan yang menjawab.

“Duh statusku masih kontrak, Bang Milan. Mana sanggup traktir mahal-mahal para pesohor di lantai 16. Mau traktir di kang bakso mana level,” Kirana mencibir.

“Siapa bilang kita kagak level sama warteg,” ujar Aldo.

“Beneran nih ? Asal jangan kelas cafe, ayo ajalah.”

“Bener ya ? Saya info di grup lantai 16 nih.”

Milan langsug mengeluarkan handphone dari saku celananya untuk memberi kabar teman-teman di lantai 16 termasuk Echi dan Marsha.

Belum juga pesan terkirim, suara Sebastian sudah menggelegar dari balik pintu.

“Ngapain kalian di situ ? Masih ada keperluan sama saya ?” Nada Sebastian terdengar sedikit ketus.

Di belakangnya Dion langsung tertawa tertahan.

“Eh nggak Pak Bas. Sudah beres sama Pak Bas. Ini mau ajak Kirana makan siang bareng sama teman-teman lantai 16.” Aldo menjawab sedikit gugup.

Sebastian langsung mengernyit. Kirana menghela nafas menunggu drama siang ini. Dion masih cekikikan tanpa suara di belakang Sebastian.

“Kenapa harus makan siang bareng sama Kirana ?” Tanya Sebastian sambil memicingkan matanya.

Kirana mengerucutkan bibirnya karena mulai kesal, apalagi melihat Dion sengaja meledeknya tanpa terlihat oleh Sebastian.

Kirana beringsut keluar dari balik mejanya. Dia memberi kode pada Aldo dan Milan supaya balik dulu ke ruangan mereka.

“Pak Sebastian sayang, boleh ya saya makan siang sama teman-teman lantai 16 ? Mbak Echi sama Mbak Marsha ikutan juga kok. Kalau perlu Dion ikutan juga biar bisa laporan sama bee bee sayang,” Kirana dengan nada manja berusaha merayu Sebastian yang masih berdiri dengan mode galak.

“Terus kalau kalian pergi, aku makan siang sama siapa ?” tanya Sebastian dengan wajah datar.

Kirana menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Benar juga, kalau siang ini Dion dan dirinya keluar bersama semua staf lantai 16, berarti Sebastian tinggal sendirian.

“Mau aku tanyain Mbak Lili apa bisa Pak Johan temani makan siang ?” Kirana mengerjapkan matanya beberapa kali.

“Nggak mau,” tolak Sebastian.

“Atau Pak Bas ikut kami sekalian aja,” ujar Dion tanpa rasa bersalah.

Kirana langsung memiringkan badannya dan melotot ke arah Dion. Bukan makan siang bersama kalau sampai Sebastian ikut. Asisten boss nya itu hanya tertawa meledek.

“Ya sudah kalau begitu…” Sebastian ingin mengiyakan ide Dion, tapi belum selesai, handphonya berbunyi.

Kirana melirik berharap nama yang muncul di handphone Sebastian mengajaknya makan siang.

Dan sepertinya alam sedang berpihak pada Kirana. Tuan Richard menghubungi Sebastian mengajaknya bertemu sekalian makan siang.

Kirana menarik nafas lega dan bersyukur karena Tuan Richard benar-benar menjadi penolongnya.

“Ya sudah, kamu pergi makan sama mereka. Jangan macam-macam ya, nggak boleh mepet-mepet sama cowok-cowok lantai 16,” ancam Sebastian.

Kirana mengangguk dan memasang wajah genitnya.

“Terima kasih, Bee,” Kirana mengusap lengan Sebastian.

“Pakai ini buat traktir mereka.” Sebastian mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompetnya.

“Aku dengar kalau kamu janji mau bayarin mereka makan. Jangan makan sembarangan, cari tempat yang bagusan.”

“Nggak usah Bee, aku kan traktir dalam rangka gaji pertama.”

Sebastian tidak menjawab, hanya melotot sambil menyodorkan kartu emasnya.

“Terima atau nggak boleh pergi !”

Akhirnya Kirana menurut dan menerima kartu itu. Ada sedikit rasa tidak enak di hatinya. Belum seminggu pacaran, Sebastian bahkan sudah memberikan kartu ATM nya.

“Nanti aku kirim nomor pin nya.”

Sebastian berbalik kembali ke ruangannya. Tapi dia berhenti begitu sampai di pintu.

“Minta Pak Tomo siap-siap di lobby. Aku berangkat sama sopir saja. Dion biar ikut sama kamu, biar bisa ingetin kamu kalau mulai lupa sama cowok-cowok.”

Sebastian tersenyum licik bikin Kirana jadi sebal.

Dion hanya cekikkan sendiri, membuat Kirana ingin menimpuknya dengan sepatu.

Sebastian keluar lagi dari ruangannya membawa tas kerjanya yang berisi dokumen.

“Kamu bisa jalan sendiri kan ?” Sebastian melihat kaki Kirana dari atas.

“Bisa,” Kirana mengangguk mantap.

“Kalau nanti susah nggak boleh pegangan sama Dion atau cowok lainnya ya ! Pegangan sama Marsha atau Echi saja.”

Kirana mengangguk kembali dengan wajah manisnya. Bisa batal kalau dia langsung menunjukan wajah putus asanya karena terlalu banyak menerima pesan Sebastian.

Baru tiga langkah Sebastian berjalan melewati Kirana, pria itu kembali berhenti. Ditariknya lengan Kirana hingga masuk dalam dekapannya.

“Ingat nggak boleh nakal, ya ! Jangan kebawelan bikin cowok lain gemes,” bisik Sebastian sambil mengusap punggung Kirana yang ada dalam pelukannya.

Kirana lagi -lagi hanya mengangguk dan menurut.

Cup.

Sebastian mencium pipi kekasihnya sebelum berlalu keluar ruangan. Dion yang sejak tadi menahan tawa akhirnya bersuara juga sambil memegang perutnya.

“Dioonnn !” Pekik Kirana dengan wajah sebal.

Terpopuler

Comments

Indah Rizqi Amalia

Indah Rizqi Amalia

enak sebenernya kalo punya pacar bucin, tapi ribet kalo mau pergi sama temen banyak drama😅

2025-03-25

2

Yuli Yuli

Yuli Yuli

Uda bucin angkut tu Bastian 🥰🥰💪💪

2024-03-21

0

devaloka

devaloka

kasian bastiannya malah gak diajak 🤭

2023-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Pernikahan
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sekretaris Pengganti
4 Bab 4 Mulai Bekerja
5 Bab 5 Setelah 2 Minggu
6 Bab 6 Perpisahan Widya
7 Bab 7 Masa Percobaan
8 Bab 8 Bersikap Profesional
9 Bab 9 Mulai Perhatian
10 Bab 10 Undangan Pesta
11 Bab 11 Calon Istri
12 Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13 Bab 13 Cerita Teman Lama
14 Bab 14 Minta Penjelasan
15 Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16 Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17 Bab 17 Ketemu Mantan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Pacaran Yuk !
20 Bab 20 Drama Honey Bee
21 Bab 21 Tamu Tak Diundang
22 Bab 22 Bukan Penculikan
23 Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24 Bab 24 Ketapel Cinta
25 Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26 Bab 26 Anak Siapa ?
27 Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28 Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29 Bab 29 Ajakan Bertemu
30 Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31 Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32 Bab 32 Family Time
33 Bab 33 Sebuah Jawaban
34 Bab 34 Jangan Dendam
35 Bab 35 Panggilan Tugas
36 Bab 36 Pertemuan di Mal
37 Bab 37 Masih di Mal
38 Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39 Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40 Bab 40 Menghilang
41 Bab 41 Bertemu Shera
42 Ban 42 Merindukanmu
43 Bab 43 Tidak Merindukanmu
44 Bab 44 Kemarahan Kirana
45 Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46 Bab 46 Kecelakaan Kendra
47 Bab 47 Usaha Sebastian
48 Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49 Bab 49 Will You Marry Me ?
50 Bab 50 Rencana Lamaran
51 Bab 51 Meminta Restu
52 Bab 52 Tak Tergoyahkan
53 Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54 Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55 Bab 55 Rencana yang Tertunda
56 Bab 56 Permintaan yang Sulit
57 Bab 57 Bertemu Mommy
58 Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59 Bab 59 Makan Siang
60 Bab 60 Pertemuan Sosialita
61 Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62 Bab 62 Melepas Rindu
63 Bab 63 Provokasi Shera
64 Bab 64 Ajakan Makan Malam
65 Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66 Bab 66 Bantuan Sahabat
67 Bab 67 Sekelebat Fakta
68 Bab 68 Bertemu Steven
69 Jalur Koneksi
70 Bab 70 Tantangan Kirana
71 Bab 71 Keputusan Steven
72 Bab 72 Keputusan Sebastian
73 Bab 74 Rencana Sebastian
74 Bab 75 Memancing di Air Keruh
75 Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76 Menyetujui Permintaan Steven
77 Bab 78 Tes DNA
78 Bab 79 Rencana Masa Depan
79 Pengakuan Shera
80 Kenyataan yang Menyakitkan
81 Kekesalan Kirana
82 Aksi Dendam yang Gagal
83 Kemarahan Steven
84 Karena Aku Mencintaimu
85 Mengulang Kembali
86 Gara-gara Deja Vu
87 Hari Bahagia
88 Bukan yang Pertama dan Terakhir
89 Terima kasih dan Info
90 Kegundahan Hati Kirana
91 Berita Bahagia
92 Ingin Bertemu Steven
93 Para Wanita yang Merepotkan
94 Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95 Berbagi Kabar Bahagia
96 Bumil yang Berubah-ubah
97 Tentang Renata dan Reina
98 Ngidam yang Aneh
99 Bagaikan Amplop dan Perangko
100 Pertemuan dengan Tuan Alexander
101 Ulat Bulu yang Bikin Mual
102 Obrolan Makan Siang
103 Kedatangan Sebastian
104 Pertengkaran Pertama
105 Maafkan Aku
106 Aksi Para Jones
107 Aksi Mommy Amelia
108 Sepenggal Cinta Bara
109 Kenangan Tentang Cinta
110 Mengusir Ulat Bulu
111 Istri Kesayangan
112 Makan Siang
113 Ungkapan Hati Bara
114 Bertemu Renata (Lagi)
115 Kekalutan Renata
116 Pamitan
117 Penyesalan Renata
118 Pengakuan Cinta
119 Kelahiran Para Penerus
120 Ronald dan Roland Pratama
121 Sisi Gelap Shera
122 Pillow Talk
123 Papa Pasti Kembali
124 Akhir Sebuah Rasa
125 Yang Pertama dan Terakhir
126 Ibarat Pohon Buah
127 Selalu Mencintaimu
128 Promo Novel Baru
129 Rilis Novel Baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1 Hari Pernikahan
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sekretaris Pengganti
4
Bab 4 Mulai Bekerja
5
Bab 5 Setelah 2 Minggu
6
Bab 6 Perpisahan Widya
7
Bab 7 Masa Percobaan
8
Bab 8 Bersikap Profesional
9
Bab 9 Mulai Perhatian
10
Bab 10 Undangan Pesta
11
Bab 11 Calon Istri
12
Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13
Bab 13 Cerita Teman Lama
14
Bab 14 Minta Penjelasan
15
Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16
Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17
Bab 17 Ketemu Mantan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Pacaran Yuk !
20
Bab 20 Drama Honey Bee
21
Bab 21 Tamu Tak Diundang
22
Bab 22 Bukan Penculikan
23
Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24
Bab 24 Ketapel Cinta
25
Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26
Bab 26 Anak Siapa ?
27
Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28
Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29
Bab 29 Ajakan Bertemu
30
Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31
Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32
Bab 32 Family Time
33
Bab 33 Sebuah Jawaban
34
Bab 34 Jangan Dendam
35
Bab 35 Panggilan Tugas
36
Bab 36 Pertemuan di Mal
37
Bab 37 Masih di Mal
38
Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39
Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40
Bab 40 Menghilang
41
Bab 41 Bertemu Shera
42
Ban 42 Merindukanmu
43
Bab 43 Tidak Merindukanmu
44
Bab 44 Kemarahan Kirana
45
Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46
Bab 46 Kecelakaan Kendra
47
Bab 47 Usaha Sebastian
48
Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49
Bab 49 Will You Marry Me ?
50
Bab 50 Rencana Lamaran
51
Bab 51 Meminta Restu
52
Bab 52 Tak Tergoyahkan
53
Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54
Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55
Bab 55 Rencana yang Tertunda
56
Bab 56 Permintaan yang Sulit
57
Bab 57 Bertemu Mommy
58
Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59
Bab 59 Makan Siang
60
Bab 60 Pertemuan Sosialita
61
Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62
Bab 62 Melepas Rindu
63
Bab 63 Provokasi Shera
64
Bab 64 Ajakan Makan Malam
65
Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66
Bab 66 Bantuan Sahabat
67
Bab 67 Sekelebat Fakta
68
Bab 68 Bertemu Steven
69
Jalur Koneksi
70
Bab 70 Tantangan Kirana
71
Bab 71 Keputusan Steven
72
Bab 72 Keputusan Sebastian
73
Bab 74 Rencana Sebastian
74
Bab 75 Memancing di Air Keruh
75
Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76
Menyetujui Permintaan Steven
77
Bab 78 Tes DNA
78
Bab 79 Rencana Masa Depan
79
Pengakuan Shera
80
Kenyataan yang Menyakitkan
81
Kekesalan Kirana
82
Aksi Dendam yang Gagal
83
Kemarahan Steven
84
Karena Aku Mencintaimu
85
Mengulang Kembali
86
Gara-gara Deja Vu
87
Hari Bahagia
88
Bukan yang Pertama dan Terakhir
89
Terima kasih dan Info
90
Kegundahan Hati Kirana
91
Berita Bahagia
92
Ingin Bertemu Steven
93
Para Wanita yang Merepotkan
94
Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95
Berbagi Kabar Bahagia
96
Bumil yang Berubah-ubah
97
Tentang Renata dan Reina
98
Ngidam yang Aneh
99
Bagaikan Amplop dan Perangko
100
Pertemuan dengan Tuan Alexander
101
Ulat Bulu yang Bikin Mual
102
Obrolan Makan Siang
103
Kedatangan Sebastian
104
Pertengkaran Pertama
105
Maafkan Aku
106
Aksi Para Jones
107
Aksi Mommy Amelia
108
Sepenggal Cinta Bara
109
Kenangan Tentang Cinta
110
Mengusir Ulat Bulu
111
Istri Kesayangan
112
Makan Siang
113
Ungkapan Hati Bara
114
Bertemu Renata (Lagi)
115
Kekalutan Renata
116
Pamitan
117
Penyesalan Renata
118
Pengakuan Cinta
119
Kelahiran Para Penerus
120
Ronald dan Roland Pratama
121
Sisi Gelap Shera
122
Pillow Talk
123
Papa Pasti Kembali
124
Akhir Sebuah Rasa
125
Yang Pertama dan Terakhir
126
Ibarat Pohon Buah
127
Selalu Mencintaimu
128
Promo Novel Baru
129
Rilis Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!