Bab 16 Perkenalan Tak Terduga

Sabtu siang Kirana sudah ditunggu mobil mewah di depan rumahnya.

“Kamu mau kemana, Na ?” Tanya mama Lia yang sedang sibuk dengan jahitannya.

“Mamanya boss aku ulamgtahun hari ini, Ma. Aku diminta datang ke sana. Ada teman sekretaris lainnya juga.”

“Kok sampai dijemput begitu ?”

“Diminta ke salon dulu, Ma. Mungkin harus menjadi penerima tamu nanti,” jawab Kirana sambil mencium kedua pipi mamanya. Tidak lupa pelukan kasih sayang untuk mamanya yang begitu menyayangi Kirana, Kendra dan papa.

Mantan guru SD itu sekarang menjadi penjahit baju rumahan. Mereka memang sempat pindah setahun saat papa Kirana mendapat tugas menjadi kepala pabrik di Jawa Tengah. Mama Kirana berhenti bekerja bahkan rumah yang mereka miliki ikut dijual sebelum pindah. Namun hanya setahun karena ada kejadian besar menimpa pabrik yang membuat papa Kirana dipecat sebagai penanggungjawab.

Terjadi kebocoran pada pembuangan limbah yang sempat mengalir ke area perumahan warga sekitar. Racun limbah menyebabkan penyakit kulit dan sesak nafas. Masih beruntung tidak ada korban jiwa.

Kendra, adik Kirana yang saat itu duduk di bangku SMP kelas 8 adalah salah satu korban yang terkena dampak cukup parah. Selain ruam pada kulitnya, Kendra sempat menderita sesak nafas akut yang membuat anak itu harus menjalani pengobatan intensif.

Akhirnya Kirana, Kendra dan mama Lia kembali lagi ke Jakarta supaya Kendra mendapatkan pengobatan yang maksimal. Dengan sisa uang yang ada, orangtua Kirana membeli rumah yang lebih sederhana dari sebelumnya. Sementara pengobatan Kendra sebagian masih ditanggung perusahaan karena termasuk dalam korban pencemaran limbah.

Mama Lia sempat diminta bekerja kembali di SD tempat mengajar sebelum pindah, namun mama menolaknya dengan alasan ingin fokus dalam pengobatan Kendra.

Papa sendiri kembali 3 bulan setelahnya. Semua urusan masalah di pabrik bisa diselesaikan namun papa diberhentikan dengan pesangon yang sangat minim.

Yang selalu menjadi pertanyaan di benak Kirana adalah masalah mamanya yang mengganti nama panggilan. Dulu saat mengajar, mama nya yang mempunyai nama lengkap Dewi Liana, dikenal dengan nama Ibu Dewi. Sekembalinya ke Jakarta, mama membuka usaha jahitan dan mengganti namanya dengan Lia Modiste. Sempat Kirana menanyakan alasannya, mama hanya menjawab nama Lia Modiste terdengar lebih keren dan modern. Dan sejak itu orang memanggilnya dengan nama mama Lia.

Kirana benar-benar diperlakukan seperti calon menantu keluarga Pratama. Setelah diantar jemput ke salon oleh sopir Tuan Richard, jam 3.30 sore Kirana kembali dijemput dan langsung diantar ke mansion keluarga Richard Pratama.

Bahkan sejak kemarin, Nyonya Amelia membawa Kirana untuk melakukan perawatan tubuh dari ujung kepala sampai ke ujung kaki .

Jam 4 lewat Kirana sudah berdiri di teras rumah super mewah dengan tampilan wajahnya yang jauh berbeda dari biasanya.

“Sudah sampai Kiran ?” Nyonya Amelia keluar dari dalam menemui Kirana yang sudah dipersilakan masuk ke ruang tamu oleh salah seorang pelayan.

“Bibik akan mengantar kamu ke kamar tamu untuk mandi dan mempersiapkan diri. Tante juga mau siap-siap dulu,.”

Nyonya Amelia merangkul bahu gadis itu, membawanya masuk sambil memanggil seorang wanita paruh baya.

“Kamu sudah makan ?” tanya Nyonya Amelia saat melihat jam dinding hampir setengah lima.

“Sudah Tante, tadi sebelum ke salon saya sudah makan dulu.”

“Ooo kalau begitu biar kamu makan lagi dulu. Ini sudah sore, paling tidak kamu bisa minum jus dan makan kue.”

Nyonya Amelia memberi perintah pada wanita paruh baya tadi supaya mengajak Kirana ke ruang makan dulu sebelum mengantar gadis itu ke kamar tamu.

“Sorry Tante tidak bisa temani karena mau siap-siap juga.”

“Nggak apa- apa Tante. Maaf malah saya yang merepotkan.”

“Sama sekali tidak merepotkan,” Nyonya Amelia tersenyum memgusap rambut Kirana yang sudah ditata rapi.

Kirana pun menikmati hidangan kue dan jus yang disediakan pelayan di sana.

“Bibik sudah lama kerja di sini ?” Kirana yang merasa canggung membuka percakapan dengan wanita paruh baya yang menemaninya.

“Sudah sejak Tuan Sebastian lahir, Non.”

“Wah sudah lama banget, dong. Sudah kenal Pak Bas luar dalam,” Kirana terkekeh.

“Sudah bukan kenal lagi Non, hafal luar kepala.”

Bik Sum, nama wanita paru baya itu, tertawa bersama Kirana.

Sudah beberapa hari lalu, majikannya bercerita tentang Kirana padanya. Dan setelah bertemu lamgsung dengan gadis itu, Bik Sum mengerti mengapa Nyonya Amelia berusaha membuat hubungan pura-pura Sebastian dengan Kirana meningkat jadi hubungan yang sesungguhnya.

Kirana mengangkat bekas makan dan minumnya ke tempat cuci piring. Dia pun sudah ancang-ancang mencucinya namun dilarang oleh Bik Sum.

“Non, lebih baik non Kirana siap-siap sekarang. Biasanya keluarga Tuan dan Nyonya akan datang sebelum waktu undangan.”

Kirana pun menurut dan mengikuti Bik Sum menuju kamar yang dimaksud oleh Nyonya Amelia.

“Perlu bibik temani untuk siap-siap Non ?”

“Tidak perlu Bi, terima kasih,” sahut Kirana sambil memggeleng.

Kirana masuk ke dalam kamar yang sudah disiapkan. Matanya kembali tercengang dengan situasi kamar yang cukup mewah baginya. Luasnya bisa dibilang hampir separuh luas rumah keluarganya.

Kirana melihat ada beberapa paper bag diletakan di atas sofa. Dilihat dari motif kantongnya, Kirana mengenali kalau itu tas belanja dari butik yang dikunjunginya bersama Nyonya Amelia 2 hari yang lalu.

Kirana pun mendekat dan mengintip isinya. Ternyata benar. Semua adalah pakain yang sempat dicobanya di butik. Bahkan salah satu dress yang perlu dipermak juga sudah ada di dalam salah satu kantongnya.

Dress berwarna peach dengan motif bunga kecil dan perpaduan kain tile dan sifon sudah disiapkan di atas tempat tidur. Baju itu dipilihkan langsung oleh Nyonya Amelia untuk dikenakan Kirana malam ini.

Kirana bergegas ke kamar mandi dengan tas kecil yang dibawanya dari rumah dan diisi dengan perlengkapan mandi plus pakaian dalam bersih.

Hati-hati dia membersihkan diri tanpa mencuci muka dan keramas seperti biasanya,. Hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit sampai Kirana siap dengan baju pestanya.

Kirana duduk di tepi ranjang, bingung mau melakukan apa. Dia benar-benar meraaa canggung berada di rumah keluarga Tuan Richard. Apalagi sudah hampir dua minggu ini hubungannya dengan Sebastian tidak baik-baik saja.

Kirana melihat jam yahg terpampang di layar handphonenya. Jam 5.25. Acara dimulai jam 6 sore. Akhirnya Kirana memutuskan untuk mengirim pesan pada Dion. Dia yakin kalau asisten Sebastian itu pasti sudah datang ke rumah ini.

Kirana : Dion, sudah sampai di rumah Tuan Richard ?

Kirana menunggu balasan hingga 5 menit. Pesnnya terkirim karena sudah centang 2, tapi Dion belum membacanya karena belum berubah warna menjadi biru.

Akhirnya karena tidak sabaran, Kirana menghubungi Dion. Panggilan pertama tidak terjawab sampai masuk ke kotak suara. Hingga akhirnya panggilan ketiga, Dion baru mengangkat handphonenya.

“Dion dimana ?” tanya Kirana tanpa basa basi.

“Di hatimu,” jawab Dion sambil terkekeh.

“Kalau begitu bebaskan aku dari kurungan ini,” Kirana menjawab dengan kalimat yang asal juga.

“Memangnya dimana ?”

“Di kamar tamu, tapi aku sendiri tidak tahu di sebelah mana. Rumahnya terlalu besar dan aku belum hafal.”

Terdengar suara Dion tertawa pelan.

“Pangeran kuda putih yang akan menjemputmu.”

“Jangan bilang kalau Pak Bas yang kemari !”pekik Kirana dengan nada panik.

“Kenapa ? Ini kan rumah orangtuanya Pak Bas.”

Kirana tidak menyahut. Dia sedang mondar mandir di dalam kamar. Malas rassnya kalau harus berhadapan dengan Sebastisn yang masih menatapnya dengan wajah dingin. Apalagi sejak kemarin saat Nyonya Amelia mengajaknya mempercantik diri ke salon, wajah Sebastian merenggut seperti baju yang belum disetrika.

“Ki, kamu masih hidup kan ?” Dion masih berusaha bercanda.

“Setengah hidup,” jawab Kirana asal. Nadanya yang terdengar kesal malah membuat Dion tertawa.

Akhirnya Kirana menutup panggilan teleponnya, bersamaan dengan suara ketukan pintu kamarnya.

Kirana menarik nafas sebelum membukakan pintu karena tidak ada suara yang mengirimgi ketukan pintu.

Perlahan dia membuka pintu dan berdoa jangan sampai Sebastian yang ada di baliknya.

“Nona Kirana. Tuan dan Nyonya sudah menunggu di ruang tengah.”

Kirana menarik nafas lega karena Bik Sum yang menjemputnya, bukan Sebastian seperti ucapan Dion.

Kirana pun mengikuti Bik Sum yang sudah berjalan di depannya. Kirana makin dibuat terkagum dengan interior dan design bangunan rumah Tuan Richard.

“Silakan Nona,” Bik Sum mempersilakan Kirana menuju sebuah ruangan besar yang sudah tertata rapi dengan meja-meja hidangan di kiri kanannya.

“Ini sih mini ballroom,” decak Kirana dalam hati.

Kedatangan Kirana membuat beberapa orang yang duduk dekat pintu masuk ruangan menoleh. Pandangan mata orang-orang yang masih tampak asing di mata Kirana membuatnya gugup.

Kirana hanya mengangguk sambil tersenyum sebagai sapaan orang-orang yang ditemuinya. Dia bergegas menuju sisi kiri ruangan yang agak memojok.

Matahya sempat melirik kesana kemari mencari Dion atau Echi atau Marsha atau siapapuh saja yang dikenalnya. Bahkan Sebastian juga tidak kelihatan batang hidungnya.

Mata Nyonya Amelia sudah melihat kehadiran Kirana memasuki ruangan. Namun tidak sopan langsung menghentikan obrolan dengan kakak Tuan Richard dan istrinya.

Sesaat setelah perbincangan dirasa sudah tidak terlalu penting, Nyonya Amelia pamit untuk menghampiri Kirana.

Kirana masih berdiri sendiri sedang memilin kain sifon yang terlilit di pinggangnya.

“Kamu cantik sekali malam ini, Kira.” sentuhan Nyonya Amelia membuat Kirana yang tidak memperhatikan sekitarnya sedikit terkejut.

“Maaf Tante,” Kirana tersenyum kikuk.

“Ayo, Tante perkenalkan dengan keluarga kami di sana,” Nyonya Amelia menggenggam pergelangan tangan Kirana yang terasa dingin hingga ke telapak tangannya.

“Ngg… boleh saya tunggu Dion dan Pak Bas dulu, Tante ?” Kirana masih belum bergerak.

Nyonya Amelia menatapnya sambil tersenyum. Wajahnya digerakan ke arah Tuan Richard yang masih berbincang dengan sepasang suami istri.

“Itu ada Sebastian di sana,” Nyonya Amelia menunjuk dengan gerakan dagunya.

Kirana sudah tidak punya alasan lagi menolak. Dia mengikuti langkah Nyonya Amelia yang masih memegang pergelangan tangannya.

Sampai di dekat Tuan Richard, Kirana menganggukan kepalanya sebagai sapaan pada pemilik MegaCyber itu. Tuan Richard membalas dengan anggukan dan senyuman juga. Sementara Sebastian yang berdiri di sampingnya hanya melirik sekilas lalu menoleh ke arah lain.

“Mas Raymond, Mbak Rosa, kenalkan ini teman asenastian.”

Sepasang suami istri itu membalikan badannya ke arah Nyonya Amelia.

Kirana yang sempat mengerutkan dahi mendengar Nyonya Amelia menyebut dua nama yang familiar di telinganya.

“Tante Rosa !” pekik Kirana dengan suara tertahan. Matanya membelalak karena terkejut melihat sosok wanita di depannya.

Wanita yang disapa Tante Rosa pun tidak kalah kagetnya saat mendapati Kirana sedang digandeng oleh adik iparnya.

“Sudah naik derajat kamu jadi orang kaya ?” Sindir Nyonya Rosa dengan nada yang sangat sinis.

Tuan Richard dan Nyonya Amelia dibuat bingung oelh ucapan Nyonya Rosa, istri Tuan Raymond, kakak kandung Tuan Richard.

Keduanya mengerutkan dahi namun tidak berkata apa-apa.

Tuan Raymond yang mengenali Kiara menyapa gadis yang diperkenalkan sebagai teman keponakannya. .

“Apa kabar Kirana ?” Sapa Tuan Raymond dengan suara datar.

Kirana hanya menunduk dan tidak tahu harus bicara apa.

Terpopuler

Comments

Sya'wanah

Sya'wanah

maaf kak, pas liat d part awal sempat protes dengan panggilan mama Dewi jadi mama lia,ternyata masih ada lanjutan d bawahnya.
maaf ya kak, jd pembaca yg kurang pro aktif asal jeplak protes.
tenang aku kirim bunga sebagai lambang permintaan maafan kata2ku

2025-03-14

1

Yuli Yuli

Yuli Yuli

apa mgkn Kirana dhina kluarga stven JD Kirana g mau ngenal stven lg

2024-03-20

2

Baretta

Baretta

Nggak apa-apa Kak. Itu artinya kakak menyimak ceritanya banget. Terima kasih sudah membaca karya saya 🙏🙏

2023-02-24

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Pernikahan
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sekretaris Pengganti
4 Bab 4 Mulai Bekerja
5 Bab 5 Setelah 2 Minggu
6 Bab 6 Perpisahan Widya
7 Bab 7 Masa Percobaan
8 Bab 8 Bersikap Profesional
9 Bab 9 Mulai Perhatian
10 Bab 10 Undangan Pesta
11 Bab 11 Calon Istri
12 Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13 Bab 13 Cerita Teman Lama
14 Bab 14 Minta Penjelasan
15 Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16 Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17 Bab 17 Ketemu Mantan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Pacaran Yuk !
20 Bab 20 Drama Honey Bee
21 Bab 21 Tamu Tak Diundang
22 Bab 22 Bukan Penculikan
23 Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24 Bab 24 Ketapel Cinta
25 Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26 Bab 26 Anak Siapa ?
27 Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28 Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29 Bab 29 Ajakan Bertemu
30 Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31 Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32 Bab 32 Family Time
33 Bab 33 Sebuah Jawaban
34 Bab 34 Jangan Dendam
35 Bab 35 Panggilan Tugas
36 Bab 36 Pertemuan di Mal
37 Bab 37 Masih di Mal
38 Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39 Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40 Bab 40 Menghilang
41 Bab 41 Bertemu Shera
42 Ban 42 Merindukanmu
43 Bab 43 Tidak Merindukanmu
44 Bab 44 Kemarahan Kirana
45 Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46 Bab 46 Kecelakaan Kendra
47 Bab 47 Usaha Sebastian
48 Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49 Bab 49 Will You Marry Me ?
50 Bab 50 Rencana Lamaran
51 Bab 51 Meminta Restu
52 Bab 52 Tak Tergoyahkan
53 Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54 Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55 Bab 55 Rencana yang Tertunda
56 Bab 56 Permintaan yang Sulit
57 Bab 57 Bertemu Mommy
58 Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59 Bab 59 Makan Siang
60 Bab 60 Pertemuan Sosialita
61 Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62 Bab 62 Melepas Rindu
63 Bab 63 Provokasi Shera
64 Bab 64 Ajakan Makan Malam
65 Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66 Bab 66 Bantuan Sahabat
67 Bab 67 Sekelebat Fakta
68 Bab 68 Bertemu Steven
69 Jalur Koneksi
70 Bab 70 Tantangan Kirana
71 Bab 71 Keputusan Steven
72 Bab 72 Keputusan Sebastian
73 Bab 74 Rencana Sebastian
74 Bab 75 Memancing di Air Keruh
75 Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76 Menyetujui Permintaan Steven
77 Bab 78 Tes DNA
78 Bab 79 Rencana Masa Depan
79 Pengakuan Shera
80 Kenyataan yang Menyakitkan
81 Kekesalan Kirana
82 Aksi Dendam yang Gagal
83 Kemarahan Steven
84 Karena Aku Mencintaimu
85 Mengulang Kembali
86 Gara-gara Deja Vu
87 Hari Bahagia
88 Bukan yang Pertama dan Terakhir
89 Terima kasih dan Info
90 Kegundahan Hati Kirana
91 Berita Bahagia
92 Ingin Bertemu Steven
93 Para Wanita yang Merepotkan
94 Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95 Berbagi Kabar Bahagia
96 Bumil yang Berubah-ubah
97 Tentang Renata dan Reina
98 Ngidam yang Aneh
99 Bagaikan Amplop dan Perangko
100 Pertemuan dengan Tuan Alexander
101 Ulat Bulu yang Bikin Mual
102 Obrolan Makan Siang
103 Kedatangan Sebastian
104 Pertengkaran Pertama
105 Maafkan Aku
106 Aksi Para Jones
107 Aksi Mommy Amelia
108 Sepenggal Cinta Bara
109 Kenangan Tentang Cinta
110 Mengusir Ulat Bulu
111 Istri Kesayangan
112 Makan Siang
113 Ungkapan Hati Bara
114 Bertemu Renata (Lagi)
115 Kekalutan Renata
116 Pamitan
117 Penyesalan Renata
118 Pengakuan Cinta
119 Kelahiran Para Penerus
120 Ronald dan Roland Pratama
121 Sisi Gelap Shera
122 Pillow Talk
123 Papa Pasti Kembali
124 Akhir Sebuah Rasa
125 Yang Pertama dan Terakhir
126 Ibarat Pohon Buah
127 Selalu Mencintaimu
128 Promo Novel Baru
129 Rilis Novel Baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1 Hari Pernikahan
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sekretaris Pengganti
4
Bab 4 Mulai Bekerja
5
Bab 5 Setelah 2 Minggu
6
Bab 6 Perpisahan Widya
7
Bab 7 Masa Percobaan
8
Bab 8 Bersikap Profesional
9
Bab 9 Mulai Perhatian
10
Bab 10 Undangan Pesta
11
Bab 11 Calon Istri
12
Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13
Bab 13 Cerita Teman Lama
14
Bab 14 Minta Penjelasan
15
Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16
Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17
Bab 17 Ketemu Mantan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Pacaran Yuk !
20
Bab 20 Drama Honey Bee
21
Bab 21 Tamu Tak Diundang
22
Bab 22 Bukan Penculikan
23
Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24
Bab 24 Ketapel Cinta
25
Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26
Bab 26 Anak Siapa ?
27
Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28
Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29
Bab 29 Ajakan Bertemu
30
Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31
Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32
Bab 32 Family Time
33
Bab 33 Sebuah Jawaban
34
Bab 34 Jangan Dendam
35
Bab 35 Panggilan Tugas
36
Bab 36 Pertemuan di Mal
37
Bab 37 Masih di Mal
38
Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39
Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40
Bab 40 Menghilang
41
Bab 41 Bertemu Shera
42
Ban 42 Merindukanmu
43
Bab 43 Tidak Merindukanmu
44
Bab 44 Kemarahan Kirana
45
Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46
Bab 46 Kecelakaan Kendra
47
Bab 47 Usaha Sebastian
48
Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49
Bab 49 Will You Marry Me ?
50
Bab 50 Rencana Lamaran
51
Bab 51 Meminta Restu
52
Bab 52 Tak Tergoyahkan
53
Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54
Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55
Bab 55 Rencana yang Tertunda
56
Bab 56 Permintaan yang Sulit
57
Bab 57 Bertemu Mommy
58
Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59
Bab 59 Makan Siang
60
Bab 60 Pertemuan Sosialita
61
Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62
Bab 62 Melepas Rindu
63
Bab 63 Provokasi Shera
64
Bab 64 Ajakan Makan Malam
65
Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66
Bab 66 Bantuan Sahabat
67
Bab 67 Sekelebat Fakta
68
Bab 68 Bertemu Steven
69
Jalur Koneksi
70
Bab 70 Tantangan Kirana
71
Bab 71 Keputusan Steven
72
Bab 72 Keputusan Sebastian
73
Bab 74 Rencana Sebastian
74
Bab 75 Memancing di Air Keruh
75
Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76
Menyetujui Permintaan Steven
77
Bab 78 Tes DNA
78
Bab 79 Rencana Masa Depan
79
Pengakuan Shera
80
Kenyataan yang Menyakitkan
81
Kekesalan Kirana
82
Aksi Dendam yang Gagal
83
Kemarahan Steven
84
Karena Aku Mencintaimu
85
Mengulang Kembali
86
Gara-gara Deja Vu
87
Hari Bahagia
88
Bukan yang Pertama dan Terakhir
89
Terima kasih dan Info
90
Kegundahan Hati Kirana
91
Berita Bahagia
92
Ingin Bertemu Steven
93
Para Wanita yang Merepotkan
94
Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95
Berbagi Kabar Bahagia
96
Bumil yang Berubah-ubah
97
Tentang Renata dan Reina
98
Ngidam yang Aneh
99
Bagaikan Amplop dan Perangko
100
Pertemuan dengan Tuan Alexander
101
Ulat Bulu yang Bikin Mual
102
Obrolan Makan Siang
103
Kedatangan Sebastian
104
Pertengkaran Pertama
105
Maafkan Aku
106
Aksi Para Jones
107
Aksi Mommy Amelia
108
Sepenggal Cinta Bara
109
Kenangan Tentang Cinta
110
Mengusir Ulat Bulu
111
Istri Kesayangan
112
Makan Siang
113
Ungkapan Hati Bara
114
Bertemu Renata (Lagi)
115
Kekalutan Renata
116
Pamitan
117
Penyesalan Renata
118
Pengakuan Cinta
119
Kelahiran Para Penerus
120
Ronald dan Roland Pratama
121
Sisi Gelap Shera
122
Pillow Talk
123
Papa Pasti Kembali
124
Akhir Sebuah Rasa
125
Yang Pertama dan Terakhir
126
Ibarat Pohon Buah
127
Selalu Mencintaimu
128
Promo Novel Baru
129
Rilis Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!