Bab 13 Cerita Teman Lama

“Bisa pelanan nggak !” Protes Kirana yang mulai merasakan sedikit ngilu pada betisnya.

Pria itu tidak perduli dengan omelan Kirana, Dia menarik pergelangan tangan Kirana dan membawa gadis itu ke taman hotel yang berada di belakang grand ballroom.

Kirana menghempaskan tangannya dengan kasar saat mereka berhenti di taman. Sambil mengusap lengannya yang sedikit sakit, Kirana berjalan lalu duduk di bangku yang ada di situ.

“Sejak kapan kamu mengenal Sebastian ?” tanyanya dengan nada dingin.

“Apa penting buatmu ?” Jawab Kirana dengan nada kesal. Tangannya memijit betisnya yang terasa pegal.

Pria itu, Steven, membalikan badannya mendekati Kirana dan duduk di sebelah gadis itu.

“Aku mencarimu lebih dari 7 tahun,” suaranya terdengar pelan dan menyimpan kesedihan.

“Aku nggak kemana-mana,” jawab Kirana singkat.

“Sakit ?” Steven hendak menyentuh pergelangan tangan Kirana, tapi gadis itu buru2 menjauhkan tangannya.

“Kenapa menghilang begitu saja ? Bahkan kamu tidsk memberi kabar kalau mengganti nomor handphone.”

“Aku tidak menghilang. Aku masih tinggal di Jakarta,” jawab Kirana dengan ketus.

Steven bagun dan berjongkok di depan Kirana. Dia berusaha menggenggam jemari gadis itu tapi Kirana lagi-lagi menarik tangannya.

“Jangan macam-macam ! Aku ini calon istri orang,” ketus Kirana. Dia hendak beranjak bangun tapi Steven masih berdiam di depannya.

“Aku mau kembali ke dalam, calon suamiku pasti mencari aku.” Kirana berusaha mendorong tubuh Steven, tapi pria itu sama sekali tidak bergeser.

“Aku hanya ingin ngobrol sama kamu, nggak macam-macam,” Steven mengangkat 2 jarinya menbentuk huruf V.

Kirana menarik nafas panjang dan membuang pandangan ke arah lain. Bukan tanpa alasan dia malas berbicara dengan Steven.

“Aku beri kesempatan 10 menit buat ngobrol,” Kirana menatapnya. “Tapi aku nggak suka dengan posisi seperti ini.”

“Oke…oke…” Steven pun bangun dan kembali duduk di samping Kirana. Gadis itu memberi kode supaya Steven bergeser dan jangan terlalu dekat dengannya.

“Apa yang mau kamu tanyakan ?” tanya Kirana. Kali ini nadanya sudah tidak seketus tadi.

“Kenapa kamu tidak mengabari aku kalau ganti nomor handphone ?”

“Apa semua yang aku lakukan harus aku laporkan sama kamu ?”

Steven menarik nafas panjang. Dia kembali bingung dengan sikap Kirana. Ditatapnya Kirana dari samping sementara gadis itu hanya menoleh ke arah lain.

Pikirannya teringat kembali pada waktu Kirana tiba-tiba menghilang dari kehidupannya. Setelah pindah rumah entah kemana, Kirana bahkan mengganti nomor handphonenya. Steven berusaha mencari tahu keberadaan Kirana pada teman-teman sekolahnya, tapi tidak ada yang mau memberitahunya.

Mereka berdua adalah sahabat dari kecil dengan rentang usia 4 tahun. Keduanya saling mengenal sejak masih duduk di bangku SD dan dipertemukan di sekolah yang sama.

Mama Kirana adalah seorang guru SD yang mengajar di tempat mereka bersekolah. Itulah sebabnya kenapa Kirana dan adiknya yang bernama Kendra, dengan usia 2 tahun lebih muda, bisa menempuh pendidikan di sekolah yang terbilang elit.

Setiap hari Kirana dan Kendra menghabiskan waktu di sekolah sampai mama Dewi selesai mengajar. Selain menghemat biaya transport, tidak ada yang menemani mereka di rumah jika harus pulang sesuai jadwal sekolah.

Siang itu seperrti biasa Kirana menghabiskan waktu di sekitar lingkungan sekolah. Hari ini mama Dewi ada rapat guru sampai jam 3 sore. Kendra diijinkan tidur di ruang UKS seperti biasa.

Kirana yang sudah terbiasa dengan lingkungan sekolah dan cukup dikenal oleh orang-orang di sekitarnya mulai dari para sopir bis sekolah, petugas keamanan sampai para pedagang di kantin sekolah.

Kirana sedang berjalan menuju gedung kantor yayasan. Bangunan 3 lantai itu memiliki taman yang cukup asri di belakangnya. Belum sampai kakinya melangkah memutar jalan menuju taman, Kirana melihat seorang anak laki-laki berbadan cukup tinggi sedang dirisak oleh beberapa temannya. Kirana mengintip untuk melihat situasi dan kondisi dulu. Anak laki-laki itu berusaha melawan, tapi dengan 4 orang yang mengganggunya, perlawanan jadi tidak seimbang.

Melihat kondisi yang makin tidak berimbang, dengan berani Kirana keluar dari tempatnya dan mendekati mereka, lima anak laki-laki yang berseragam sama dengannya.

Keempat anak yang mengganggu itu langsung menoleh saat Kirana berseru untuk menghentikan mereka mengganggu temannya. Sambil bertolak pinggang, Kirana yang badannya cenderung kecil untuk anak seusianha dengan berani semakin mendekat.

“Kalau berani satu lawan satu, jangan main keroyokan begini,” omelnya dengan wajah galak.

Dua orang anak pengganggu itu terlihat mengejek dan merendahkannya, tapi dua anak lainnya mengenali siapa Kirana.

“Mau apa kamu !” hardik salah seorang dari mereka.

Dengan berani dan masih bertolak pinggang Kirana mendekati anak yang menghardiknya.

“Kalian itu anak laki-laki, kalau mau berantem sana pergi ke lapangan. Satu lawan satu, jangan keroyokan kayak begini. Mama bilang namanya pengecut.”

Seorang anak laki lainnya ikut mendekat.

“Tahu apa kamu anak kecil soal pengecut !” anak itu yang tingginya jauh melampaui Kirana menoyor kening gadis itu, membuat Kirana semakin kesal.

Kedua anak yang tidak ikut bicara itu mendekati teman mereka yang sedang beradu mulut dengan Kirana. Keduanya saling membisikan pada masing-masing anak laki yang berhadapan dengan Kirana. Akhirnya anak laki yang pertama menghardik Kirana, membalik badannya dan menatap teman yang dirisaknya.

“Kali ini kamu bisa bebas, tapi jangan lupa pesan kami !”

Anak lak-laki berbadan besar itu pun memberi kode pada ketiga temannya untuk meninggalkan Kirana dan anak laki-laki itu.

“Kenapa kamu tidak melawan ?” tanya Kirana sambil membereskan tas anak laki yang ada di depannya.

“Terima kasih,” lirih anak laki itu.

“Kamu itu anak laki-laki, kalau memang benar harus berani melawan, jangan hanya diam saja.”

Keduanya membereskan buku-buku yang berserakan di jalan semen. Sesudah rapi, Kirana menutup kembali tas itu.

“Nama kamu siapa ? Kelas berapa ?”

Anak laki-laki yang wajahnya memerah karena panas, mengulurkan tangannya.

“Aku Steven dan sekarang di kelas 6, 6 D tepatnya.” Senyum tipis terlihat di bibir Steven.

“Kirana,” anak kelas 2 SD itu menerima uluran tangan Steven dan menjabatnya. “Aku baru kelas 2, murid kelas 2B.”

“Sepertinya muka kamu tidak terlihat asing.”

“Ya sudah pasti lah, aku kan murid di sini juga. Lihat nih,” Kirana menyamping memperlihatkan badge yang terjahit di lengan kanannya.

Anak laki itu tertawa melihat Kirana menjawab dengan nada sewot. Maksud perkataannya tidak sesuai dengan jawaban Kirana.

“‘Maksud aku, wajah kamu mirip dengan seseorang yang aku kenal di sekolah.”

“Oooo…” Kirana manggut-manggut dengan mulutnya yang terbuka. “Aku anaknya Ibu Dewi.”

“Kamu keren banget tadi,” Steven memberikan jempolnya pada Kirana.

“Bukan aku yang keren, tapi kamu yang terlalu cupu,” Kirana mencibir. “Papaku bilang, kalau kita benar jangan takut untuk membela diri.”

Steven kembali tertawa dan tanpa sadar dia mengacak-acak rambut Kirana. Dia teringat pada adiknya Stevanie, murid kelas 4 SD yang bersekolah di tempat lain.

Sejak itu Steven yang cenderung pendiam dan tertutup mulai berteman dengan Kirana, anak kelas 2 SD yang pemberani. Rumah mereka satu arah tetapi tidak satu komplek.

Steven tinggal di kawasan perumahan elite sementara Kirana dan keluarganya tinggal di perkampungan dekat komplek tersebut.

Steven yang terus melanjutkan sekolah hingga ke jenjang SMA di sekolah yang sama, tetap menjalin pertemanan dengan dengan Kirana. Bahkan saat Steven meneruskan kuliah di kota lain, sementara Kirana masih di bangku SMP kelas 9, keduanya masih menjalin komunikasi lewat handphone. Sampai akhirnya Kirana mengabarkan kalau papanya akan dipindahtugaskan ke kantor cabang di daerah. Papa Kirana yang bekerja sebagai pegawai swasta dipercayakan untuk menjadi kepala pabrik perusahaannya yang berada di Jawa Tengah.

Kirana sempat berpamitan dengan Steven. Tetapi sebelum waktu keberangkatannya, Kirana memutus semua komunikasi dengan Steven.

“Aku harus kembali ke dalam,” Kirana memecahkan lamunan Steven. Sejak tadi pria itu hanya memandangnya dari samping tanpa bicara. Pikirannya melayang pada ingatan masa lalu dengan Kirana.

“Calon suamiku pasti mencari aku,” Kirana beranjak bangun, namun Steven kembali menahannya.

“Kenapa kamu seperti menghindariku ? Apa tidak kangen ngobrol denganku ?”

“Tentu aku masih senang ngobrol denganmu, tapi tidak sekarang dan berduaan seperti ini. Seperti kamu tahu kalau aku adalah calon istri Sebastian. Tidak pantas kalau sedang pergi dengan calon suami, aku malah mojok berduaan dengan pria lain.”

Kirana tertawa pelan sambil menoleh ke arah Steven. Perlahan dia melepaskan tangan Steven yang memegang pergelangannya.

“Boleh aku minta nomor handphonemu ?”

Kirana tersenyum tipis, lalu langsung menggeleng.

“Aku harus tanya calon suamiku dulu.”

“Kenapa semua harus ijin dengan Sebastian !” Steven bangun dari duduknya dan berseru dengan penuh emosi.

Kirana mengerutkan dahinya. Dia bingung karena sejak awal bertemu, Steven jadi mudah emosi.

“Apa sebegitu berkuasanya Sebastian sama kamu ?” Steven mendekat dengan tatapan sinis. Kirana pun mundur, kembali menjaga jarak.

“Apa karena dia pria kaya sampai kamu begitu tunduk padanya ?” Tatapan Steven penuh kemarahan.

“Kamu …” Kirana menunjuk wajah Steven, lidahnya sempat kelu karena mendadak hatinya jadi emosi mendengar ucapan Steven.

Kirana mendengus kesal dan berbalik hendak meninggalkan Steven, namun untuk kesekian kalinya, tangannya ditahan oleh Steven.

“Kenapa tidak menjawab pertanyaanku !” bentaknya sambil mempererat pegangannya membuat Kirana meringis.

Kirana tidak menjawab apapun, dia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Steven.

“Jawab Kirana !” Bentak Steven. Kirana terkejut lalu memegang dadanya.

“Lepaskan tangan calon istriku !” Suara Sebastian muncul dari kegelapan.

Sejak tadi Dion memang berdiri tidak jauh dari posisi Steven dan Kirana atas perintah Sebastian. Bukan hanya mendengarkan, Dion sempat merekamnya. Saat dilihat situasi makin memanas, Dion menghubungi bossnya untuk segera datang ke tempat mereka berada.

Melihat Steven sedikit lengah, Kirana segera menarik tangannya dengan kasar. Dia mendekati Sebastian dan reflek merangkul lengan calon suami pura-puranya itu.

Kedua pria itu saling berpandangan dengan tatapan tajam. Kirana dan Dion memperhatikan keduanya.

“Kirana baru calon istrimu kan ? Belum resmi menjadi istri,” ujar Steven dengan nada sinis.

Sebastian mengerutkan dahinya, bertanya dalam hatinya mengapa Steven terlihat begtu obsesi pada Kirana. Sebastian yakin kalau keduanya mempunyai hubungan dekat di masa lalu. Entah mengapa ada rasa tidak rela dan khawatir dalam hati Sebastian. Kirana memang terlihat biasa-biasa saja, namun Sebastian menangkap kalau Kirana justru menyembunyikan sesuatu.

“Lalu apa maumu ? Merebutnya lagi ?”

Lagi ? Kirana mengernyit dan bertanya dalam hatinya. Apakah Steven pernah merebut kekasih Sebastian ? Bukannya dari cerita Dion kalau Sebastian hanya sekali berpacaran dan langsung menikah ? Berarti yang dimaksud Sebastian kalau Steven pernah berusaha merebut Shera ?

“Belum bisa move on dari kenangan akan Shera ?” tanya Steven sambil tersenyum sinis. “Masih menyimpan cerita mantan istri tapi sudah mau menikahi perempuan lain.”

Sebastian mengepalkan kedua tangannya di samping. Wajahnya mulai memerah.

Kirana mempererat genggamannya di lengan Sebastian. Dia sedikit menggoyangkan lengan Sebastian membuat pria itu menoleh menatapnya.

“Apa acara sudah selesai ? Lebih baik kita kembali ke dalam,” pinta Kirana.

“Kita pulang saja. Daddy dan mommy juga sudah pulang,” jawab Sebastian.

“Ya sudah, kita pulang yuk.”

Sebastian menatap tajam Steven sebelum beralu. Bahkan Kirana tidak pamitan kepadanya, membuat hati Steven semakin sakit. Hati Kirana masih sakit dengan ucapan Steven. Meskipun Kirana sadar kalau Steven tidak tahu kebenarannya soal sandiwara malam ini, namun ucapannya sangat menohok dan menyakiti Kirana. Pria yang mengaku menjadi sahabatnya ternyata tidak benar-benar mengenal kepribadian Kirana.

Sebastian yang melihat wajah Kirana sedikit muram, melepaskan pegangan gadis itu di lengannya dan meraih jemari Kirana dalam genggamannya. Kirana tertegun mendapat perlakuan demikian dari Sebastian. Perhatian Sebastian belakangan ini membuatnya kadang-kadang deg deg kan, apalagi diperslukan seperti ini. Jantung Kirana kembali berdegup kencang. Genggaman Sebastian seolah ingin menyalurkan perhatian pria itu untuk membuat Kirana tenang.

Kirana memegang dadanya dengan tangan yang bebas.

“Kamu kenapa ?” tanya Sebastian dengan lembut.

Kirana tercengang dan langsung menggeleng cepat.

“Jangan dimasukan ke hati masalah Steven,” lanjutnya kembali dengan senyuman.

Lagi-lagi Kirana hanya mengangguk, mulutnya terasa beku untuk mengucapkan sesuatu. Apalagi melihat senyuman Sebastian yang begitu menawan, seluruh badan Kirana langsung terasa lemas.

Di belakang mereka Dion mengikuti sambil senyum-senyum sendiri. Dion yakin kalau boss nya bukan hanya belajar kembali menjalin hubungan dengan perempuan, tapi membuka hatinya untuk rasa yang namanya cinta.

Terpopuler

Comments

Asiasi Ptk

Asiasi Ptk

loading kok lama ya

2025-02-19

2

Yuli Yuli

Yuli Yuli

ada mslah apa kirana SM stven

2024-03-20

0

devaloka

devaloka

agak aneh sifat kirana ke stev

2023-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Pernikahan
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sekretaris Pengganti
4 Bab 4 Mulai Bekerja
5 Bab 5 Setelah 2 Minggu
6 Bab 6 Perpisahan Widya
7 Bab 7 Masa Percobaan
8 Bab 8 Bersikap Profesional
9 Bab 9 Mulai Perhatian
10 Bab 10 Undangan Pesta
11 Bab 11 Calon Istri
12 Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13 Bab 13 Cerita Teman Lama
14 Bab 14 Minta Penjelasan
15 Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16 Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17 Bab 17 Ketemu Mantan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Pacaran Yuk !
20 Bab 20 Drama Honey Bee
21 Bab 21 Tamu Tak Diundang
22 Bab 22 Bukan Penculikan
23 Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24 Bab 24 Ketapel Cinta
25 Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26 Bab 26 Anak Siapa ?
27 Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28 Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29 Bab 29 Ajakan Bertemu
30 Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31 Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32 Bab 32 Family Time
33 Bab 33 Sebuah Jawaban
34 Bab 34 Jangan Dendam
35 Bab 35 Panggilan Tugas
36 Bab 36 Pertemuan di Mal
37 Bab 37 Masih di Mal
38 Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39 Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40 Bab 40 Menghilang
41 Bab 41 Bertemu Shera
42 Ban 42 Merindukanmu
43 Bab 43 Tidak Merindukanmu
44 Bab 44 Kemarahan Kirana
45 Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46 Bab 46 Kecelakaan Kendra
47 Bab 47 Usaha Sebastian
48 Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49 Bab 49 Will You Marry Me ?
50 Bab 50 Rencana Lamaran
51 Bab 51 Meminta Restu
52 Bab 52 Tak Tergoyahkan
53 Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54 Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55 Bab 55 Rencana yang Tertunda
56 Bab 56 Permintaan yang Sulit
57 Bab 57 Bertemu Mommy
58 Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59 Bab 59 Makan Siang
60 Bab 60 Pertemuan Sosialita
61 Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62 Bab 62 Melepas Rindu
63 Bab 63 Provokasi Shera
64 Bab 64 Ajakan Makan Malam
65 Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66 Bab 66 Bantuan Sahabat
67 Bab 67 Sekelebat Fakta
68 Bab 68 Bertemu Steven
69 Jalur Koneksi
70 Bab 70 Tantangan Kirana
71 Bab 71 Keputusan Steven
72 Bab 72 Keputusan Sebastian
73 Bab 74 Rencana Sebastian
74 Bab 75 Memancing di Air Keruh
75 Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76 Menyetujui Permintaan Steven
77 Bab 78 Tes DNA
78 Bab 79 Rencana Masa Depan
79 Pengakuan Shera
80 Kenyataan yang Menyakitkan
81 Kekesalan Kirana
82 Aksi Dendam yang Gagal
83 Kemarahan Steven
84 Karena Aku Mencintaimu
85 Mengulang Kembali
86 Gara-gara Deja Vu
87 Hari Bahagia
88 Bukan yang Pertama dan Terakhir
89 Terima kasih dan Info
90 Kegundahan Hati Kirana
91 Berita Bahagia
92 Ingin Bertemu Steven
93 Para Wanita yang Merepotkan
94 Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95 Berbagi Kabar Bahagia
96 Bumil yang Berubah-ubah
97 Tentang Renata dan Reina
98 Ngidam yang Aneh
99 Bagaikan Amplop dan Perangko
100 Pertemuan dengan Tuan Alexander
101 Ulat Bulu yang Bikin Mual
102 Obrolan Makan Siang
103 Kedatangan Sebastian
104 Pertengkaran Pertama
105 Maafkan Aku
106 Aksi Para Jones
107 Aksi Mommy Amelia
108 Sepenggal Cinta Bara
109 Kenangan Tentang Cinta
110 Mengusir Ulat Bulu
111 Istri Kesayangan
112 Makan Siang
113 Ungkapan Hati Bara
114 Bertemu Renata (Lagi)
115 Kekalutan Renata
116 Pamitan
117 Penyesalan Renata
118 Pengakuan Cinta
119 Kelahiran Para Penerus
120 Ronald dan Roland Pratama
121 Sisi Gelap Shera
122 Pillow Talk
123 Papa Pasti Kembali
124 Akhir Sebuah Rasa
125 Yang Pertama dan Terakhir
126 Ibarat Pohon Buah
127 Selalu Mencintaimu
128 Promo Novel Baru
129 Rilis Novel Baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1 Hari Pernikahan
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sekretaris Pengganti
4
Bab 4 Mulai Bekerja
5
Bab 5 Setelah 2 Minggu
6
Bab 6 Perpisahan Widya
7
Bab 7 Masa Percobaan
8
Bab 8 Bersikap Profesional
9
Bab 9 Mulai Perhatian
10
Bab 10 Undangan Pesta
11
Bab 11 Calon Istri
12
Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13
Bab 13 Cerita Teman Lama
14
Bab 14 Minta Penjelasan
15
Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16
Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17
Bab 17 Ketemu Mantan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Pacaran Yuk !
20
Bab 20 Drama Honey Bee
21
Bab 21 Tamu Tak Diundang
22
Bab 22 Bukan Penculikan
23
Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24
Bab 24 Ketapel Cinta
25
Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26
Bab 26 Anak Siapa ?
27
Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28
Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29
Bab 29 Ajakan Bertemu
30
Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31
Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32
Bab 32 Family Time
33
Bab 33 Sebuah Jawaban
34
Bab 34 Jangan Dendam
35
Bab 35 Panggilan Tugas
36
Bab 36 Pertemuan di Mal
37
Bab 37 Masih di Mal
38
Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39
Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40
Bab 40 Menghilang
41
Bab 41 Bertemu Shera
42
Ban 42 Merindukanmu
43
Bab 43 Tidak Merindukanmu
44
Bab 44 Kemarahan Kirana
45
Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46
Bab 46 Kecelakaan Kendra
47
Bab 47 Usaha Sebastian
48
Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49
Bab 49 Will You Marry Me ?
50
Bab 50 Rencana Lamaran
51
Bab 51 Meminta Restu
52
Bab 52 Tak Tergoyahkan
53
Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54
Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55
Bab 55 Rencana yang Tertunda
56
Bab 56 Permintaan yang Sulit
57
Bab 57 Bertemu Mommy
58
Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59
Bab 59 Makan Siang
60
Bab 60 Pertemuan Sosialita
61
Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62
Bab 62 Melepas Rindu
63
Bab 63 Provokasi Shera
64
Bab 64 Ajakan Makan Malam
65
Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66
Bab 66 Bantuan Sahabat
67
Bab 67 Sekelebat Fakta
68
Bab 68 Bertemu Steven
69
Jalur Koneksi
70
Bab 70 Tantangan Kirana
71
Bab 71 Keputusan Steven
72
Bab 72 Keputusan Sebastian
73
Bab 74 Rencana Sebastian
74
Bab 75 Memancing di Air Keruh
75
Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76
Menyetujui Permintaan Steven
77
Bab 78 Tes DNA
78
Bab 79 Rencana Masa Depan
79
Pengakuan Shera
80
Kenyataan yang Menyakitkan
81
Kekesalan Kirana
82
Aksi Dendam yang Gagal
83
Kemarahan Steven
84
Karena Aku Mencintaimu
85
Mengulang Kembali
86
Gara-gara Deja Vu
87
Hari Bahagia
88
Bukan yang Pertama dan Terakhir
89
Terima kasih dan Info
90
Kegundahan Hati Kirana
91
Berita Bahagia
92
Ingin Bertemu Steven
93
Para Wanita yang Merepotkan
94
Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95
Berbagi Kabar Bahagia
96
Bumil yang Berubah-ubah
97
Tentang Renata dan Reina
98
Ngidam yang Aneh
99
Bagaikan Amplop dan Perangko
100
Pertemuan dengan Tuan Alexander
101
Ulat Bulu yang Bikin Mual
102
Obrolan Makan Siang
103
Kedatangan Sebastian
104
Pertengkaran Pertama
105
Maafkan Aku
106
Aksi Para Jones
107
Aksi Mommy Amelia
108
Sepenggal Cinta Bara
109
Kenangan Tentang Cinta
110
Mengusir Ulat Bulu
111
Istri Kesayangan
112
Makan Siang
113
Ungkapan Hati Bara
114
Bertemu Renata (Lagi)
115
Kekalutan Renata
116
Pamitan
117
Penyesalan Renata
118
Pengakuan Cinta
119
Kelahiran Para Penerus
120
Ronald dan Roland Pratama
121
Sisi Gelap Shera
122
Pillow Talk
123
Papa Pasti Kembali
124
Akhir Sebuah Rasa
125
Yang Pertama dan Terakhir
126
Ibarat Pohon Buah
127
Selalu Mencintaimu
128
Promo Novel Baru
129
Rilis Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!