Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri

“Sebastian !”

Panggilan itu membuat Sebastian melepaskan ciumannya. Pria itu terlihat biasa saja bahkan setelah kepergok mommy-nya sedang mencium Kirana di depan para sahabat, sepupu dan asistennya. Berbeda dengan Kirana yang wajahnya sudah memerah karena malu.

“Mommy,” Sebastian menghampiri mommy Amelia sambil menggandeng Kirana.

“Ini siapa ?” Mommy Amelia mengerutkan dahinya berusaha melihat wajah perempuan yang digandeng oleh putra tunggalnya.

Kirana belum memperlihatkan wajahnya, dia berdiri di balik punggung Sebastian. Rasa gugupnya langsung naik ke level 10, bukan hanya karena bertemu dengan Nyonya Amelia, tapi wanita baya itu bahkan melihat Sebastian menciumnya.

Sebastian menarik tangan Kirana hingga posisinya sejajar dengannya.

Mommy Amelia memicingkan mata berusaha mengenali sosok wanita yang belum familiar namun terlihat cantik dengan gaun hitam di bawah lutut.

“Dia Kirana, Mom,” Sebastian menjelaskan dengan senyuman manisnya.

Mommy Amelia langsung membelalakan matanya.

“What ? Kalian… “

Sebastian hanya mengangguk sambil tersenyum. Dia mendekati mommy nya dan membisikan tentang rencananya mengajak Kirana tidak lain untuk menghadapi Tuan Herdiman.

“Lalu kenapa sampai cium-ciuman di depan umum ?” omel Mommy Amelia sambil memukul bahu putranya. Sebastian merngia sambil mngusap bahunya.

Nyonya Amelia mendekati Kirana dan menyentuh bahu gadis itu yang masih tertunduk.

“Apa kabar Kirana ?”

Perlahan Kirana mengangkat wajahnya dan mendapati Nyonya Amelia sedang tersenyum padanya. Kirana mengangguk dengan canggung sambil tersenyum.

“Selamat malam Nyonya Amelia,” sapa Kirana dengan suara pelan.

“Kamu harus memanggil mommy juga seperti Sebastian. Bukankah malam ini kamu adalah calon istri anakku ?” Bisik Nyonya Amelia di telinga Kirana.

Kirana tercengang mendengar ucapan Nyonya Amelia. Sebastian kembali menggenggam tangan Kirana, membuat gadis itu langsung menoleh. Sebastian tersenyum dan menganggukan kepalanya sebagai jawaban untuk menuruti permintaan mommy-nya.

“Nggg… maaf kalau,” lirih Kirana.

“Tidak apa-apa. Sebastian pasti sudah mempertimbangkannya.”

Di belakang mereka, ketiga sahabat Sebastian memandang semua drama itu dengan tidak percaya. Sikap Nyonya Amelia membuat mereka berpikir kalau Kirana adalah calon istri Sebastian sungguhan, bukan pura-pura seperti yang Kirana sampaikan. Apalagi sejak tadi Sebastian memperlakukan gadis itu layaknya seorang kekasih.

Steven yang juga masih berdiri dekat mereka terlihat geram dan mengepalkan kedua tangannya di samping. Dia tidak percaya kalau Kirana, teman masa kecilnya, yang sudah lama Steven cari dipertemukan kembali dengan status sebagai calon istri sepupunya.

Tidak lama Tuan Richard datang bersama Tuan Herdiman dan Winona menghampiri mereka. Nyonya Amelia segera menghampiri suaminya, menarik Tuan Richard sedikit ke belakang Tuan Herdiman. Dia membisikan sesuatu pada suaminya membuat Tuan Richard mengerutkan dahi namun akhirnya mengangguk juga untuk mengiyakan permintaan istrinya.

“Selamat malam Om Herdiman,” sapa Sebastian sambil membungkukan badannya.

“Maaf kalau saya belum sempat menemui Om. Tadi saya lihat Om masih sibuk dengan para tamu penting.”

Tuan Herdiman tertawa sambil menepuk-nepuk bahu Sebastian.

“Jangan sungkan Bas, seperti baru kenal saja. Kamu juga sama pentingnya seperti mereka. Kenapa kamu tidak datang bersama dengan daddy dan mommy mu ?”

Sebastian tertawa pelan dengan sikap sopan yang formal. Dia sempat melirik Winona yang berdiri di sebelah Tuan Herdiman yang bersikap layaknya seorang wanita yang sedang mencari perhatian pria.

“Selamat malam Winona,” Sebastian menoleh dan mengangguk pada putri Tuan Herdiman.

“Sebastian, apa kabar ? Sudah lama tidak bertemu,” Winona bergerak maju ingin memeluk Sebastian sebagai bentuk sapaan.

Tuan Herdiman menahan lengan putrinya saat dia menangkap gerakan Sebastian yang malah mundur.

“Daddy,” seru Winona sambil melihat tangan Tuan Herdiman yang menahan lengannya lalu menatap daddy nya dengan wajah tidak senang.

Melihat situasi seperti itu, Sebastian menarik Kirana supaya mendekat padanya.

“Tadi saya menjemput calon istri saya dulu, Om, jadi tidak datang bersama mommy dan daddy.”

Winona langsung menoleh dengan wajah terkejut, begitu juga dengan Tuan Herdiman langsung menatap Sebastian dan Kirana dengan wajah tercengang.

“Perkenalkan ini calon istri saya,” Sebastian merengkuh pinggang Kirana dari samping.

Kirana yang sudah mengerti tugasnya dalam misi malam ini langsung tersenyum dengan anggun. Dia mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri.

“Selamat malam Om Herdiman, sebelumnya saya ucapkan selamat ulangtahun, semoga selalu diberikan kesehatan dan umur panjang. Perkenalkan nama saya Kirana.”

Tuan Herdiman yang sudah bisa menguasai rasa terkejutnya langsung menyambut uluran tangan Kirana.

“Terima kasih ucapannya Nona Kirana,” Tuan Herdiman tersenyum terpaksa. “Senang berkenalan dengan anda.”

“Panggil saya Kirana saja, Om,” Kirana memasang wajah malu-malu.

Tuan Richard maju dari belakang dan menepuk bahu sahabatnya. Tuan Richard berusaha mencairkan suasana yang terlihat kaku. Apalagi saat mereka berbincang tadi, Tuan Herdiman sempat menyinggung sedikit soal rencananya untuk menjodohkan Winona dengan Sebastian,

Tuan Herdiman tersenyum dengan wajah terpaksa. Niatnya malam ini ingin berbagi kebahagiaan dengan putri bungsunya, dengan memenuhi permintaan Winona agar dijodohkan dengan Sebastian. Namun kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Malam ini Sebastian malah membawa wanita yang diperkenalkan sebagai calon istrinya dan terlihat kalau Tuan Richard dan Nyonya Ameia mendukung putranya.

Winona tidak mampu menutupi rasa kecewa dan kesal. Apalagi mendapati kalau gadis di depannya itu bukan merupakan tandingannya. Winona melihat kalau Kirana hanya seorang perempuan yang biasa saja.

“Maaf kalau berita ini mengejutkanmu,” Tuan Richard merangkul bahu sahabatnya. “Sengaja tidak dipublikasikan dulu atas pernintaan Sebastian. Kamu tahu sendiri kan masalah 2 tanun yang lalu.”

Tuan Herdiman hanya mengangguk dan berusaha untuk tersenyum seperti tidak ada masalah apa-apa.

“Sepertinya kita belum berjodoh untuk menjadi besan,” Tuan Herdiman menatap sahabatnya sambil tertawa.

“Selama janur kuning melengkung, segala kemungkinan masih bisa terjadi,” ucap Winona dengan wajah penuh kebencian menatap Kirana.

“Sayang,” Tuan Herdiman merangkul bahu putrinya. “Kalau tidak berjodoh jangan dipaksakan. Ayo, Daddy kenalkan dengan anak teman daddy lainnya.”

Tuan Herdiman berusaha membujuk putrinya dengan cara mengajaknya menjauh dan bertemu dengan yang lainnya.

“Jangan buat daddy-mu sedih malam ini, cantik,” sambung Nyonya Amelia sambil mengelus punggung Winona yang sedikit terbuka karena model pakaiannya.

Winona sempat menggerutu sambil menghentakan kakinya sekali ke lantai dan mengikuti langkah Tuan Herdiman.

Setelah keduanya berlalu, Tuan Richard mendekati Sebastian dan Kirana yang masih berpegangan tangan.

“Sejak kapan kalian jadi kekasih ? Jangan bilang kamu bahkan sudah melamar Kirana tanpa ijin mommy dan daddy,” Tuan Richard berbicara pelan namun terdengar tegas. Matanya melotot menatap putranya.

Nyonya Amelia terkekeh di belakang suaminya dan merangkul lengan Tuan Richard.

“Jangan biarkan skenario yang mereka susun jadi berantakan, honey,” Nyonya Amelia berusaha menenangkan suaminya.

“Biar Sebastian menjelaskan pada kita di rumah.”

Tuan Richard menatap istrinya yang tersenyum sambil mengangguk.

“Jangan sampai kamu pura-pura lupa Sebastian Pratama !” Daddy Richard menunjuk Sebastian dengan wajah seramnya. Namun bukannya takut, Sebastian malah tertawa.

Setelah mommy dan daddy-nya pergi untuk bertemu kenalan mereka yang lain, Sebastian mengajak Dion dan ketiga sahabatnya untuk menikmati jamuan malam itu.

Steven yang masih berdiri dengan wajah marah sempat bertukar pandang dengan Sebastian. Namun mengingat bahwa situasi mereka sedang di acara Tuan Herdiman, akhirnya Steven tetap menerima ajakan Sebastian untuk bergabung dengan mereka. Lagipula bisa jadi kesempatan juga untuk mendekati Kirana.

“Pak Bas,” Kirana menarik jas Sebastian supaya dia bisa mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga pria itu.

“Apa saya boleh mencari tempat duduk setelah mengambil makanan ? Kaki saya rasanya mau copot,” bisik Kirana kembali.

“Lupa dengan panggilan untukku malam ini ?” Sebastian sengaja memasang wajah datar karena Kirana memanggilnya dengan sebutan Bapak.

Kirana melengos ke lain arah. Mulutnya sempat komat kamit kalimat yang hanya bisa didengar dan dimengerti oleh dirinya sendiri.

Dia menoleh kembali menatap Sebastian dengan wajah datar.

“Honey,” panggilan Kirana dibuat semesra mungkin sambil mengerjapkan mata.Tangannya kembali menarik jas Sebastian supaya dia mudah berbisik. Biarpun Dion sudah menyiapkan sepatu berhak 5 cm, tapi tingginya baru sampai sebahu Sebastian.

“Honey, kalau setelah ambil makan kamu tidak membiarkan aku duduk, maka aku akan minta kamu menggendongku selama pesta,” Kirana nerbicara dibuat semesra dan semanis mungkin.

Duh alay dan lebay banget nih gue, gerutu Kirana dalam hati.

“Begitu nggak sabarannya kamu ingin merasakan berada dalam gendonganku.” Bukannya membalas dengan berbisik kembali, Sebastian malah sengaja bersuara biasa.

Reflek Kirana mencubit pinggang Sebastian, membuat boss nya itu meringis.

Ketiga sahabatnya plus Dion tertawa melihat Sebastian hanya meringis tanpa memasang wajah kesal. Bahkan Shera tidak pernah segalak itu padanya.

“Kayaknya Bastian jodohnya memang ini cewek,” tutur Sam sedikit pelan.

Evan dan Dion mengangguk aementara Bara hanya diam dalam antrian di meja hidangan utama. Sejak tadi dia hanya menjadi penonton segala tingkah laku Sebastian dan Kirana.

Steven yang berdiri paling belakang semakin bertambah kesal. Dia bertekad akan mencari tahu soal hubungan Sebastian dan Kirana.

Setelah mengambil makanan utama, ketujuh orang itu berdiri berdekatan menikmati makanan mereka. Sebastian memegang piring makan yang berisi makanan untuk disantap berdua dengan Kirana.

Dengan alasan piring terlalu berat, Sebastian memaksa Kirana menggunakan 1 piring saja untuk mereka berdua. Kirana sempat menolak dengan keras, namun tatapan tajam dan senyum penuh arti yang diperlihatkan Sebastian, membuat Kirana menurut.

Sebastian sengaja melakukannya untuk memanasi Steven yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua. Bukan tidak tahu dengan tatapan marah sepupunya, Sebastian justru makin sengaja menbuat Stevm bertambah panas.

Kirana bersender di dinding setelah selesai makan. Rasanya ingin melepas sepatu tingginya dan berjalan tanpa alas di lantai karpet ruangan ballroom.

Evan dan Samuel yang baru saja kembali sehabis mengambil minum dan buah mendekati Kirana. Gantian Dion yang tadi menemani Kirana, berlalu mengambil makanan lainnya.

“Sepertinya kamu memang jodohnya Sebastian,” gida Samuel,

“Jodoh dari langit ?” Kirana terkekeh. Dia sempat menggoyangkan kakinya untuk mengurangi rasa pegal.

“Belum pernah loh melihat Sebastian begiru pasrah ditindas sama perempuan,” ledek Evan.

“Eehhh darimana aku menindasnya,” protes Kirana sambil melotot.

“Yang ada dia menindasku dengan menyuruh aku pakai sepatu setinggi ini.” Kirana mengomel sambil menunjuk ke sepatu pestanya.

Evan dan Samuel tertawa. Kirana celingukan mencari Sebastian yang belum kembali lebih dari 20 menit yang lalu.

“Tenang aja, Bastian nggak akan kabur atau tergoda sama peremluan lain,” ledek Sam lagi saat melihat Kirana masih mengedarkan pandangannya.

“Isshh biar aja kalau memang Pak Bas ketemu jodoh di sini. Aku cuma mau nanya kapan bisa pulang, kaki udah pegel banget.”

“Mau aku gendong ?” Samuel mengerling menggoda Kirana.

“Itu namanya mencuri kesempatan dalam kemalangan orang,” jawab Kirana santai.

“Mana ada pepatah bunyinya seperti itu ?” Evan meledek.

Tidak lama Dion kembali bergabung membawa 2 piring puding.

“Ini diambilin sama Pak Bas khusus buat calon istri,” ledek Dion sambil memberikan sepiring puding untuk Kirana.

“Diihh katanya cuma pura-pura, perhatiannya udah kayak suami beneran,” ledek Evan sambil mencibir.

“Iri bilang boss,” Kirana balik meledeknya.

Perbincangan terus berlanjut dengan saling meledek satu sama lain. Bahkan Kirana sempat menggoda ketiga pria di depannya sebagi jones alias jomblo ngenes.

Tidak lama Sebastian dan Bara kembali bergabung.

“Pak Handoko ingin bertemu kita, guys,” ucap Sebastian pada ketiga sahabatnya.

“Proyek dimana ?” Tanya Evan.

“Belum tahu juga sjh, tadi beliau mau ngobrol-ngobrol dulu,” sahut Sebastian kembali.

Pria itu mendekati Kirana yang masih berdiri bersender ke dinding.

“Aku tinggal sebentar ya. Biar Dion menemani kamu dulu.”

“Tidak usah,” Kirana menggeleng. “Aku mau duduk di sana saja.” Sebastian mengikuti arah telunjuk Kirana.

“Ya sudah, nanti aku susul kalau sudsh selesai.”

Kirana mengangguk dan berjalan perlahan menuju deretan kursi yang tidak jauh dari situ. Namun belum sampai kursinya, Kirana yang melewati meja hidangan pastri, tergoda dengan kue-kue yang disajikan di situ. Dia pun berhenti dan mengambil piring untuk wadahnya.

Sebastian berdiri agak jauh di seberang Kirana berada. Sekalipun sedang berbicara serius, matanya masih sempat melihat Kirana sekali-aekali. Dia tidak ingin Kirana merasa tidak nyaman malam ini.

Kirana terkejut saat tangannya tiba-tiba digenggam, sementara tangan sebelahnya memegang piring berisi pastri.

Tangan itu menariknya keluar membuat Kirana akhirnya meletakan piring di meja yang dia lewati.

Tanpa memperdulikan Kirana yang sulit berjalan karena sepatu tingginya, tangan itu membawa Kirana keluar dari ruangan.

Sebastian melihat semuanya dengan wajah geram. Tangannya sebelah terkepal menahan marah. Dia pun membisikan sesuatu pada asistennya, Dion mengangguk dan panit meninggalkan obrolan menyusul Kirana.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

wah seru bgt bakal brsaing ni SM spupu

2024-03-20

1

Yuyun Yuningsih

Yuyun Yuningsih

seru ey,,

2023-02-21

1

мєσωzα

мєσωzα

dari pura-pura jadi kenyataan ini mah🤭

2023-01-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Pernikahan
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sekretaris Pengganti
4 Bab 4 Mulai Bekerja
5 Bab 5 Setelah 2 Minggu
6 Bab 6 Perpisahan Widya
7 Bab 7 Masa Percobaan
8 Bab 8 Bersikap Profesional
9 Bab 9 Mulai Perhatian
10 Bab 10 Undangan Pesta
11 Bab 11 Calon Istri
12 Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13 Bab 13 Cerita Teman Lama
14 Bab 14 Minta Penjelasan
15 Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16 Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17 Bab 17 Ketemu Mantan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Pacaran Yuk !
20 Bab 20 Drama Honey Bee
21 Bab 21 Tamu Tak Diundang
22 Bab 22 Bukan Penculikan
23 Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24 Bab 24 Ketapel Cinta
25 Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26 Bab 26 Anak Siapa ?
27 Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28 Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29 Bab 29 Ajakan Bertemu
30 Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31 Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32 Bab 32 Family Time
33 Bab 33 Sebuah Jawaban
34 Bab 34 Jangan Dendam
35 Bab 35 Panggilan Tugas
36 Bab 36 Pertemuan di Mal
37 Bab 37 Masih di Mal
38 Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39 Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40 Bab 40 Menghilang
41 Bab 41 Bertemu Shera
42 Ban 42 Merindukanmu
43 Bab 43 Tidak Merindukanmu
44 Bab 44 Kemarahan Kirana
45 Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46 Bab 46 Kecelakaan Kendra
47 Bab 47 Usaha Sebastian
48 Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49 Bab 49 Will You Marry Me ?
50 Bab 50 Rencana Lamaran
51 Bab 51 Meminta Restu
52 Bab 52 Tak Tergoyahkan
53 Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54 Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55 Bab 55 Rencana yang Tertunda
56 Bab 56 Permintaan yang Sulit
57 Bab 57 Bertemu Mommy
58 Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59 Bab 59 Makan Siang
60 Bab 60 Pertemuan Sosialita
61 Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62 Bab 62 Melepas Rindu
63 Bab 63 Provokasi Shera
64 Bab 64 Ajakan Makan Malam
65 Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66 Bab 66 Bantuan Sahabat
67 Bab 67 Sekelebat Fakta
68 Bab 68 Bertemu Steven
69 Jalur Koneksi
70 Bab 70 Tantangan Kirana
71 Bab 71 Keputusan Steven
72 Bab 72 Keputusan Sebastian
73 Bab 74 Rencana Sebastian
74 Bab 75 Memancing di Air Keruh
75 Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76 Menyetujui Permintaan Steven
77 Bab 78 Tes DNA
78 Bab 79 Rencana Masa Depan
79 Pengakuan Shera
80 Kenyataan yang Menyakitkan
81 Kekesalan Kirana
82 Aksi Dendam yang Gagal
83 Kemarahan Steven
84 Karena Aku Mencintaimu
85 Mengulang Kembali
86 Gara-gara Deja Vu
87 Hari Bahagia
88 Bukan yang Pertama dan Terakhir
89 Terima kasih dan Info
90 Kegundahan Hati Kirana
91 Berita Bahagia
92 Ingin Bertemu Steven
93 Para Wanita yang Merepotkan
94 Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95 Berbagi Kabar Bahagia
96 Bumil yang Berubah-ubah
97 Tentang Renata dan Reina
98 Ngidam yang Aneh
99 Bagaikan Amplop dan Perangko
100 Pertemuan dengan Tuan Alexander
101 Ulat Bulu yang Bikin Mual
102 Obrolan Makan Siang
103 Kedatangan Sebastian
104 Pertengkaran Pertama
105 Maafkan Aku
106 Aksi Para Jones
107 Aksi Mommy Amelia
108 Sepenggal Cinta Bara
109 Kenangan Tentang Cinta
110 Mengusir Ulat Bulu
111 Istri Kesayangan
112 Makan Siang
113 Ungkapan Hati Bara
114 Bertemu Renata (Lagi)
115 Kekalutan Renata
116 Pamitan
117 Penyesalan Renata
118 Pengakuan Cinta
119 Kelahiran Para Penerus
120 Ronald dan Roland Pratama
121 Sisi Gelap Shera
122 Pillow Talk
123 Papa Pasti Kembali
124 Akhir Sebuah Rasa
125 Yang Pertama dan Terakhir
126 Ibarat Pohon Buah
127 Selalu Mencintaimu
128 Promo Novel Baru
129 Rilis Novel Baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1 Hari Pernikahan
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sekretaris Pengganti
4
Bab 4 Mulai Bekerja
5
Bab 5 Setelah 2 Minggu
6
Bab 6 Perpisahan Widya
7
Bab 7 Masa Percobaan
8
Bab 8 Bersikap Profesional
9
Bab 9 Mulai Perhatian
10
Bab 10 Undangan Pesta
11
Bab 11 Calon Istri
12
Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13
Bab 13 Cerita Teman Lama
14
Bab 14 Minta Penjelasan
15
Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16
Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17
Bab 17 Ketemu Mantan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Pacaran Yuk !
20
Bab 20 Drama Honey Bee
21
Bab 21 Tamu Tak Diundang
22
Bab 22 Bukan Penculikan
23
Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24
Bab 24 Ketapel Cinta
25
Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26
Bab 26 Anak Siapa ?
27
Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28
Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29
Bab 29 Ajakan Bertemu
30
Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31
Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32
Bab 32 Family Time
33
Bab 33 Sebuah Jawaban
34
Bab 34 Jangan Dendam
35
Bab 35 Panggilan Tugas
36
Bab 36 Pertemuan di Mal
37
Bab 37 Masih di Mal
38
Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39
Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40
Bab 40 Menghilang
41
Bab 41 Bertemu Shera
42
Ban 42 Merindukanmu
43
Bab 43 Tidak Merindukanmu
44
Bab 44 Kemarahan Kirana
45
Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46
Bab 46 Kecelakaan Kendra
47
Bab 47 Usaha Sebastian
48
Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49
Bab 49 Will You Marry Me ?
50
Bab 50 Rencana Lamaran
51
Bab 51 Meminta Restu
52
Bab 52 Tak Tergoyahkan
53
Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54
Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55
Bab 55 Rencana yang Tertunda
56
Bab 56 Permintaan yang Sulit
57
Bab 57 Bertemu Mommy
58
Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59
Bab 59 Makan Siang
60
Bab 60 Pertemuan Sosialita
61
Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62
Bab 62 Melepas Rindu
63
Bab 63 Provokasi Shera
64
Bab 64 Ajakan Makan Malam
65
Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66
Bab 66 Bantuan Sahabat
67
Bab 67 Sekelebat Fakta
68
Bab 68 Bertemu Steven
69
Jalur Koneksi
70
Bab 70 Tantangan Kirana
71
Bab 71 Keputusan Steven
72
Bab 72 Keputusan Sebastian
73
Bab 74 Rencana Sebastian
74
Bab 75 Memancing di Air Keruh
75
Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76
Menyetujui Permintaan Steven
77
Bab 78 Tes DNA
78
Bab 79 Rencana Masa Depan
79
Pengakuan Shera
80
Kenyataan yang Menyakitkan
81
Kekesalan Kirana
82
Aksi Dendam yang Gagal
83
Kemarahan Steven
84
Karena Aku Mencintaimu
85
Mengulang Kembali
86
Gara-gara Deja Vu
87
Hari Bahagia
88
Bukan yang Pertama dan Terakhir
89
Terima kasih dan Info
90
Kegundahan Hati Kirana
91
Berita Bahagia
92
Ingin Bertemu Steven
93
Para Wanita yang Merepotkan
94
Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95
Berbagi Kabar Bahagia
96
Bumil yang Berubah-ubah
97
Tentang Renata dan Reina
98
Ngidam yang Aneh
99
Bagaikan Amplop dan Perangko
100
Pertemuan dengan Tuan Alexander
101
Ulat Bulu yang Bikin Mual
102
Obrolan Makan Siang
103
Kedatangan Sebastian
104
Pertengkaran Pertama
105
Maafkan Aku
106
Aksi Para Jones
107
Aksi Mommy Amelia
108
Sepenggal Cinta Bara
109
Kenangan Tentang Cinta
110
Mengusir Ulat Bulu
111
Istri Kesayangan
112
Makan Siang
113
Ungkapan Hati Bara
114
Bertemu Renata (Lagi)
115
Kekalutan Renata
116
Pamitan
117
Penyesalan Renata
118
Pengakuan Cinta
119
Kelahiran Para Penerus
120
Ronald dan Roland Pratama
121
Sisi Gelap Shera
122
Pillow Talk
123
Papa Pasti Kembali
124
Akhir Sebuah Rasa
125
Yang Pertama dan Terakhir
126
Ibarat Pohon Buah
127
Selalu Mencintaimu
128
Promo Novel Baru
129
Rilis Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!