Bab 11 Calon Istri

Sabtu sore sekitar jam 6, mobil mewah Sebastian yang disopiri oleh Dion berhenti di depan salon yang cukup terkenal.

“Pak Bas nggak turun jemput Kirana ?” goda Dion sambil melirik boss nya dari spion tengah.

“Kamu aja yang turun,” jawab Sebastian tanpa mengalihkan pandanganny dari handphone.

“Katanya calon istri, Pak ?” Dion kembali menggoda sambil terkekeh.

Sebastian tetap memilih menunggu di mobil dan membiarkan Dion yang menjemput Kirana.

Tidak sampai 5 menit keduanya sudah keluar dan berdiri dekat mobil. Dion mengetuk kaca pintu belakang memberitahu kalau Kirana akan masuk ke mobil.

“Selamat sore Pak Sebastian,” sapa Kirana saat sudah duduk manis di sebelah bossnya.

“Sore…” Sebastian langsung tercengang menatap wanita di sebelahnya yang terlihat berbeda. Kalau tadi Kirana tidak menyapanya lebih dulu, Sebastian tidak yakin kalau yang masuk ke dalam mobilnya adalah Kirana.

“Awas kemasukan lalat, Pak,” Kirana terkekeh.

Sebastian jadi salah tingkah karena terpesona dengan penampilan Kirana yang terlihat berbeda sore ini. Cantik, puji Sebastian dalam hati.

“Bagaimana usaha saya merubah penampilan Kirana, Pak ?” Dion bertanya sambil senyum-senyum dan melirik Sebastian dari spion tengah.

Sebastian hanya berdehem dan menoleh ke samping. Wajahnya ditopang tangan kirinya yang bersandar di batas jendela mobil.

“Lumayan,” gumamnya pelan.

“Yah kalau lumayan berarti saya nggak cocok menjadi calon istri Bapak malam ini,” keluh Kirana dengan wajah sedikit manyun.

“Jadi kamu mau batalin, Ki ?” Goda Dion dari depan.

“Lebih baik begitu, daripada saya nanti malu-maluin Pak Bas di depan kenalannya,” sahut Kirana.

“Eh mana bisa begitu,” protes Sebastian sambil menoleh menatap Kirana.

“Saya sudah keluar uang banyak untuk membuat kamu seperti sekarang ini. Lagian mana mungkin saya cari pengganti kamu dalam waktu yang mepet begini.”

“Bapak yakin nggak malu memperkenalkan saya sebagai calon istri Bapak ?” Kirana memiringkan wajah dan mendekati Sebastian.

“Yakin !” Jawab Sebastian cepat dan langsung memundurkan badannya hingga menempel ke pintu. Dia terkejut karena wajah Kirana lumayan dekat dengan wajahnya.

“Awas kalau nanti Bapak berubah pikiran ya,” ancam Kirana sambil mengarahkan telunjuknya ke depan muka Sebastian, membuat mata pria itu langsung terbelalak.

“Jangan-jangan nanti saya ditinggalkan di tengah acara,” ujar Kirana melanjutkan ucapannya.

Dion tertawa melihat perlakuan Kirana pada Sebastian. Sama sekali tidak sesopan biasanya seperti di kantor. Dan Dion melihat kalau Sebastian tidak langsung marah seperti biasa kalau ada wanita-wanita cantik menggodanya.

“Tenang Ki, kalau Pak Sebastian ninggalin kamu di tengah acara, saya pasti akan membawa kamu pulang dengan selamat,” sahut Dion.

Sebastian melihat ke spion tengah untuk menatap Dion dengan mata melotot. Dion semakin tertawa melihat sikap boss nya itu.

Akhirnya mobil Sebastian berhenti mulus di depan lobby hotel berbintang 5 yang menjadi tempat acara ulangtahun Tuan Herdiman Notohusodo ke 61.

Dion turun dari kursi sopir dan membukakan pintu untuk Kirana. Sebastian yang keluar dari pintu lainnya langsung memutari mobil dan menghampiri Kirana.

Dion sudah menyerahkan kunci pada petugas valet. Kirana nampak terdiam berdiri di tempatnya.

“Kamu kenapa ?” Sebastian mendekat dan bertanya dengan suara pelan.

“Saya belum biasa pakai sepatu tinggi, Pak. Takut jatuh,” jawab Kirana dengan pelan juga.

Sebastian tertawa pelan lalu mengambil tangan Kirana dan meletakkannya di lengan pria itu.

“Pegangan padaku saja, jangan dilepas,” ucapan lembut Sebastian disertai senyuman manisnya.

Kirana melongo melihat Sebastian bersikap begitu manis padanya, belum lagi senyumannya itu membuat kaki Kirana tiba-tiba lemas. Jadi ingat kata-kata Mbak Widya kalau Sebastian itu bisa bikin ciwi-ciwi pada meleleh dan klepek-klepek kayak ikan kekurangan air.

“Bapak jangan jauh-jauh ya dari saya,” Kirana berbisik kembali. “Saya berasa deg deg kan banget nih jalan berdua seperti ini sama Pak Bas.”

Sebastian tertawa mendengar ucapan Kirana, apalagi ekspresi gadis itu terlihat polos dan apa adanya.

“Bukannya biasanya kamu gadis pemberani ?” ledek Sebastian masih dengan suara pelan.

“Kalau menghadapi Bapak saja tidak masalah, tapi ini harus mengaku sebagai calon istri Bapak di depan banyak orang,” lirih Kirana.

Sebastian menggenggam jemari Kirana yang merangkul lengannya dan kembali menatap Kirana sambil tersenyum. Jantung Kirana makin berdegup kencang.

“Jangan gugup, aku memilihmu karena yakin kalau kamu pasti bisa menghadapi semuanya. Dan jangan lupa,” Sebastian menyentuh hidung Kirana dengan telunjuknya. “Jangan panggil aku Bapak.”

“Terus saya harus panggil apa ?” Kirana mengangkat kedua alisnya. Sebetulnya jantungnya seperti mau copot berdandengan dengan Sebastisn, apalagi sampai ditoel sama pria ganteng itu meski cuma hidung saja.

“Sayang atau honey atau…”

“Duh kayaknya lidah saya bakalan suka kepeleset kalau menyebut kata lain selain Bapak,” potong Kirana cepat sebelum ucapan Sebastian melantur.

Sebastian terkekeh. Langkah mereka sudah semakin dekat di pintu ballroom. Di belakang mereka Dion mengikuti sambil senyum-senyum. Siapapun yang melihat Sebastian dan Kirana, pasti percaya kalau mereka adalah sepasang kekasih.

”Ingat jangan panggil aku Bapak, sayang,” Sebastian berbisik di telinga Kirana membuat bulu kuduk gadis itu meremang.

Mereka masuk ke dalam ruangan grand ballroom yang mulai dipenuhi dengan para tamu undangan.

Kirana mengedarkan pandangannya. Beberapa kali dia berdecak kagum dengan dekorasi ruangan dan panggung yang terlihat mewah. Para tamu berdiri berkelompok sambil bercakap-cakap.

“Tenang Ki, jadilah diri kamu sendiri, tapi jangan asal ngejeplak ya,” bisik Dion di samping kiri Kirana.

“Masa iya udah cantik begini masih jadi wanita bar bar,” Kirana mencibir membuat Dion tertawa pelan.

Sebastian menoleh menatap Dion dengan alis bertaut. Tangannya menggenggam kembali jemari Kirana yang terasa dingin.

“Jangan lupa kalau kamu calon istriku malam ini, sayang,” bisik Sebastian begitu dekat di telinga Kirana, bahkan pria itu meniup leher Kirana membuat gadis itu kembali bergidik.

Sebastian menghampiri 3 pria tampan yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

“Itu para sahabatku, mereka selalu jadi tim sukses proyek-proyek besae MegaCyber,” jelas Sebastian sambil membawa Kirana mendekati ketiga pria itu.

“Hai Bro,” sapa salah seorang pria yang memakai jas abu-abu tua dipadu dengan celana hitam.

Sebastian membalas sapaan itu dengan mengangkat tangannya.

“Wah udah ada gandengan baru lagi nih,” godanya sambil menatap Kirana yang masih berpegangan pada lengan Sebastian.

“Kenalin Kira, ini tim sukses di MegaCyber,” Sebastian memperkenalkan 3 sahabatnya pada Kirana.

“Bara”

“Evan”

“Samuel, biasa dipanggil Sam.”

“Kirana.”

Kirana mulai menghafalkan ketiga wajah sahabat bossnya. Ternyata pria yang paling bawel tadi namanya Samuel.

“Kamu pacarnya Bastian ?” tanya Samuel tanpa malu-malu.

Sebastian tidak lagi bergandengan dengan Kirana. Pria itu ditemani Dion, pamit pada Kirana untuk menemui beberapa kenalan Tuan Richard.

“Calon istri,” jawab Kirana sambil terkekeh.

“What ?” Ketiga pria di depannya spontan tercengang sambil membelalakan matanya. Mereka menatap Kirana dengan ekspresi berbeda namun satu makna : tidak percaya !

“Sejak kapan ? Kok kita nggak ada yang tahu ?” Protes pria yang tadi memperkenalkan dirinya dengan nama Evan.

“Kalau soal itu tanya pada Pak Sebastian langsung,” jawab Kirana santai.

“Kok calon istri tapi panggilnya Bapak ?” Bara, pria yang terlihat paling kaku itu memicingkan mata menatap Kirana penuh selidik.

“Tanyakan juga masalah itu pada Pak Sebastian,” Kirana tersenyum tipis.

“Kamu bukan wanita bayaran, kan ?” tanya Evan sambil ikut memicingkan mata.

“Nggak lah !” Protes Kirana. “Memangnya di wajahku ada tulisan bisa disewa ?” Mulut Kirana langsung maju lima centi.

“Gemes ih,” Samuel tertawa dan ingin mencubit pipi Kirana, namun dengan sigap gadis itu menepis tangan Samuel.

“Nggak boleh sembarangan sama calon istri orang,” omel Kirana dengan mata melotot.

Samuel dan Evan bertukar pandang lalu tertawa bersama, sementara Bara masih sekali-kali melirik Korana.

“Galak bener,” ujar Evan di sela-sela tawanya.

“Kayaknya kamu bukan selera Basrian banget, deh,” timpal Samuel.

“Memangnya selera Pak Bas yang model apa ?”

Samuel memegang dagunya dan memandangi Kirana dari atas ke bawah dengan dahi sesekali berkerut, layaknya orang berpikir.

Kirana mengibaskan tangannya di depan wajah Samuel.

“Nggak sopan memandangi cewek baru kenal kayak mesin detektor,” omelnya.

Samuel lagi-lagi dibuat tertawa. Dirinya semakin yakin kalau Kirana cuma pura-pura jadi istri Sebastian.

“Kamu bisa kenal Sebastian dimana ?” suara Bara yang terdengar galak mirip dengan detektif film barat yang sedang menginterogasi penjahat.

“Mau tahu aja atau mau tahu banget ?” jawab Kirana dengan wajah santai.

Hanya Evan dan Sam yang menggeleng sambil tertawa, sementara wajah Bara terlihat semakin galak.

“Maaf Pak Bara,” Kirana mengatupkan kedua tangannya di depan wajah. “Berhubung kita akan sering ketemu, jadi saya kasih bocoran nih,” Kirana sempat menengok kanan kiri dan meminta ketiga pria iru mendekat.

“Saya ini sekretarisnya Pak Sebastian, pengganti Mbak Widya,” ucap Kirana dengan suara sepelan mungkin, takut ada orang lain yang mendengar.

“Sejak kapan ?” tanya Bara kembali.

“Bapak itu polisi atau detektif sih ? Kok tanyanya nggak habis-habis ?” Kirana menggerutu dengan muka cemberut.

Samuel dan Evan kembali tertawa apalagi melihat wajah Bara yang bertambah kesal.

“Kamu….” Bara menunjuk Kirana dengan wajah kesal. Namun belum selesai dia berucap dari belakang Kirana, terdengar suara seorang pria memanggil nama gadis itu.

“Nana !”

Kirana terpaku berdiri di tempatnya. Tanpa menoleh pun Kirana sudah hafal suara itu. Dan hanya seseorang yang memanggilnya dengan Nana.

Ketiga pria di depannya mengerutkan dahi melihat ekspresi Kirana.

“Steven !” Kirana membalikan badannya dan dengan wajah berbinar dia balik memanggil nama itu.

Steven, pria itu bergegas mendekati Kirana dan langsung memeluknya. Kirana terhuyung karena terkejut mendapat pelukan yang tiba-tiba. Dia berusaha melepaskan diri dari pelukan Steven, namun pria itu semakin erat memeluknya.

“Steven !” teguran yang cukup keras itu membuat Steven melepaskan pelukannya.

Sebastian dengan wajah memerah menahan amarah langsung menarik Kirana hingga membuat gadis itu hampir jatuh. Tidak terbiasa dengan sepatu berhak tinggi membuat Kirana sulit menyeimbangkan tubuhnya.

Dengan sigap Sebastian langsung merengkuh pinggang Kirana dan menariknya ke dalam dekapan Sebastian. Hatinya terasa panas saat melihat sepupunya itu memeluk Kirana tanpa ijin padanya.

“Nana ?” Steven menatap Kirana dengan penuh tanda tanya.

Kirana bingung harus menjawab apa. Dia belum mengetahui kalau Sebastian dan Steven adalah saudara sepupu.

“Kenapa sembarangan memeluk perempuan ?” tanya Sebastian dengan nada marah.

“Nana bukan orang baru bagiku,” jawab Steven tidak kalah galak.

“Nana ?” Sebastian mengulang panggilan itu dengan nada sinis. “Namanya Kirana, dan jangan sembarangan memeluknya.”

“Apa hakmu melarang aku memeluk sahabatku ?” Steven balik bertanya.

Sebastian menarik nafas dan mempererat genggaman tangannya pada Kirana yang sudah lepas dari pelukannya. Dia memandang mata Kirana begitu dalam, membuat jantung Kirana kembali berdegup tidak karuan.

“Tentu saja aku berhak,” ucap Sebastian tanpa menoleh pada Steven. Matanya hanya terpaku pada wajah Kirana. “Karena dia calon istriku.”

Keempat pria yang ada di dekat situ tercengang mendengar ucapan Sebastian. Hanya Dion yang bersikap biasa-biasa saja.

“Calon istri ?” gumam Steven.

“Ya, calon istri,” Sebastian tersenyum sinis dengan wajah penuh kemenangan. “Apa kamu perlu bukti ?”

Steven hanya menatap Sebastian dengan ekspresi tidak percaya.

Tiba-tiba Sebastian menarik pinggang Kirana hingga menempel padanya. Sebelah tangannya yang lain memegang pipi Kirana dan tanpa ijin gadis itu, Sebastian langsung mencium bibir Kirana begitu dalam.

Saking terkejutnya Kirana hanya bisa terbelalak dan tidak memberontak saat Sebastian mencium bibirnya.

“Ya Tuhan, kenapa ciuman pertamaku jadi begini ceritanya ?” Teriak Kirana dalam hatinya.

Sekarang bukan hanya keempat pria yang ada di dekat situ dibuat tercengang, Dion pun ikut melongo, tidak percaya kalau Sebastian akan melakukan tindakan sejauh itu.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

loo cut gk ada di scrip/Curse//Curse/

2025-03-24

1

vj'z tri

vj'z tri

woi di luar skenario cut cut cut 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2025-03-08

2

ila_bocah

ila_bocah

gak tau Kirana untung bnyak atau malah rugi,ciuman pertama melayang bgtu aja 🤣🤣🤣

2025-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Pernikahan
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sekretaris Pengganti
4 Bab 4 Mulai Bekerja
5 Bab 5 Setelah 2 Minggu
6 Bab 6 Perpisahan Widya
7 Bab 7 Masa Percobaan
8 Bab 8 Bersikap Profesional
9 Bab 9 Mulai Perhatian
10 Bab 10 Undangan Pesta
11 Bab 11 Calon Istri
12 Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13 Bab 13 Cerita Teman Lama
14 Bab 14 Minta Penjelasan
15 Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16 Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17 Bab 17 Ketemu Mantan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Pacaran Yuk !
20 Bab 20 Drama Honey Bee
21 Bab 21 Tamu Tak Diundang
22 Bab 22 Bukan Penculikan
23 Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24 Bab 24 Ketapel Cinta
25 Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26 Bab 26 Anak Siapa ?
27 Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28 Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29 Bab 29 Ajakan Bertemu
30 Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31 Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32 Bab 32 Family Time
33 Bab 33 Sebuah Jawaban
34 Bab 34 Jangan Dendam
35 Bab 35 Panggilan Tugas
36 Bab 36 Pertemuan di Mal
37 Bab 37 Masih di Mal
38 Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39 Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40 Bab 40 Menghilang
41 Bab 41 Bertemu Shera
42 Ban 42 Merindukanmu
43 Bab 43 Tidak Merindukanmu
44 Bab 44 Kemarahan Kirana
45 Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46 Bab 46 Kecelakaan Kendra
47 Bab 47 Usaha Sebastian
48 Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49 Bab 49 Will You Marry Me ?
50 Bab 50 Rencana Lamaran
51 Bab 51 Meminta Restu
52 Bab 52 Tak Tergoyahkan
53 Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54 Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55 Bab 55 Rencana yang Tertunda
56 Bab 56 Permintaan yang Sulit
57 Bab 57 Bertemu Mommy
58 Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59 Bab 59 Makan Siang
60 Bab 60 Pertemuan Sosialita
61 Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62 Bab 62 Melepas Rindu
63 Bab 63 Provokasi Shera
64 Bab 64 Ajakan Makan Malam
65 Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66 Bab 66 Bantuan Sahabat
67 Bab 67 Sekelebat Fakta
68 Bab 68 Bertemu Steven
69 Jalur Koneksi
70 Bab 70 Tantangan Kirana
71 Bab 71 Keputusan Steven
72 Bab 72 Keputusan Sebastian
73 Bab 74 Rencana Sebastian
74 Bab 75 Memancing di Air Keruh
75 Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76 Menyetujui Permintaan Steven
77 Bab 78 Tes DNA
78 Bab 79 Rencana Masa Depan
79 Pengakuan Shera
80 Kenyataan yang Menyakitkan
81 Kekesalan Kirana
82 Aksi Dendam yang Gagal
83 Kemarahan Steven
84 Karena Aku Mencintaimu
85 Mengulang Kembali
86 Gara-gara Deja Vu
87 Hari Bahagia
88 Bukan yang Pertama dan Terakhir
89 Terima kasih dan Info
90 Kegundahan Hati Kirana
91 Berita Bahagia
92 Ingin Bertemu Steven
93 Para Wanita yang Merepotkan
94 Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95 Berbagi Kabar Bahagia
96 Bumil yang Berubah-ubah
97 Tentang Renata dan Reina
98 Ngidam yang Aneh
99 Bagaikan Amplop dan Perangko
100 Pertemuan dengan Tuan Alexander
101 Ulat Bulu yang Bikin Mual
102 Obrolan Makan Siang
103 Kedatangan Sebastian
104 Pertengkaran Pertama
105 Maafkan Aku
106 Aksi Para Jones
107 Aksi Mommy Amelia
108 Sepenggal Cinta Bara
109 Kenangan Tentang Cinta
110 Mengusir Ulat Bulu
111 Istri Kesayangan
112 Makan Siang
113 Ungkapan Hati Bara
114 Bertemu Renata (Lagi)
115 Kekalutan Renata
116 Pamitan
117 Penyesalan Renata
118 Pengakuan Cinta
119 Kelahiran Para Penerus
120 Ronald dan Roland Pratama
121 Sisi Gelap Shera
122 Pillow Talk
123 Papa Pasti Kembali
124 Akhir Sebuah Rasa
125 Yang Pertama dan Terakhir
126 Ibarat Pohon Buah
127 Selalu Mencintaimu
128 Promo Novel Baru
129 Rilis Novel Baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1 Hari Pernikahan
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sekretaris Pengganti
4
Bab 4 Mulai Bekerja
5
Bab 5 Setelah 2 Minggu
6
Bab 6 Perpisahan Widya
7
Bab 7 Masa Percobaan
8
Bab 8 Bersikap Profesional
9
Bab 9 Mulai Perhatian
10
Bab 10 Undangan Pesta
11
Bab 11 Calon Istri
12
Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13
Bab 13 Cerita Teman Lama
14
Bab 14 Minta Penjelasan
15
Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16
Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17
Bab 17 Ketemu Mantan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Pacaran Yuk !
20
Bab 20 Drama Honey Bee
21
Bab 21 Tamu Tak Diundang
22
Bab 22 Bukan Penculikan
23
Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24
Bab 24 Ketapel Cinta
25
Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26
Bab 26 Anak Siapa ?
27
Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28
Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29
Bab 29 Ajakan Bertemu
30
Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31
Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32
Bab 32 Family Time
33
Bab 33 Sebuah Jawaban
34
Bab 34 Jangan Dendam
35
Bab 35 Panggilan Tugas
36
Bab 36 Pertemuan di Mal
37
Bab 37 Masih di Mal
38
Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39
Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40
Bab 40 Menghilang
41
Bab 41 Bertemu Shera
42
Ban 42 Merindukanmu
43
Bab 43 Tidak Merindukanmu
44
Bab 44 Kemarahan Kirana
45
Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46
Bab 46 Kecelakaan Kendra
47
Bab 47 Usaha Sebastian
48
Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49
Bab 49 Will You Marry Me ?
50
Bab 50 Rencana Lamaran
51
Bab 51 Meminta Restu
52
Bab 52 Tak Tergoyahkan
53
Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54
Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55
Bab 55 Rencana yang Tertunda
56
Bab 56 Permintaan yang Sulit
57
Bab 57 Bertemu Mommy
58
Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59
Bab 59 Makan Siang
60
Bab 60 Pertemuan Sosialita
61
Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62
Bab 62 Melepas Rindu
63
Bab 63 Provokasi Shera
64
Bab 64 Ajakan Makan Malam
65
Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66
Bab 66 Bantuan Sahabat
67
Bab 67 Sekelebat Fakta
68
Bab 68 Bertemu Steven
69
Jalur Koneksi
70
Bab 70 Tantangan Kirana
71
Bab 71 Keputusan Steven
72
Bab 72 Keputusan Sebastian
73
Bab 74 Rencana Sebastian
74
Bab 75 Memancing di Air Keruh
75
Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76
Menyetujui Permintaan Steven
77
Bab 78 Tes DNA
78
Bab 79 Rencana Masa Depan
79
Pengakuan Shera
80
Kenyataan yang Menyakitkan
81
Kekesalan Kirana
82
Aksi Dendam yang Gagal
83
Kemarahan Steven
84
Karena Aku Mencintaimu
85
Mengulang Kembali
86
Gara-gara Deja Vu
87
Hari Bahagia
88
Bukan yang Pertama dan Terakhir
89
Terima kasih dan Info
90
Kegundahan Hati Kirana
91
Berita Bahagia
92
Ingin Bertemu Steven
93
Para Wanita yang Merepotkan
94
Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95
Berbagi Kabar Bahagia
96
Bumil yang Berubah-ubah
97
Tentang Renata dan Reina
98
Ngidam yang Aneh
99
Bagaikan Amplop dan Perangko
100
Pertemuan dengan Tuan Alexander
101
Ulat Bulu yang Bikin Mual
102
Obrolan Makan Siang
103
Kedatangan Sebastian
104
Pertengkaran Pertama
105
Maafkan Aku
106
Aksi Para Jones
107
Aksi Mommy Amelia
108
Sepenggal Cinta Bara
109
Kenangan Tentang Cinta
110
Mengusir Ulat Bulu
111
Istri Kesayangan
112
Makan Siang
113
Ungkapan Hati Bara
114
Bertemu Renata (Lagi)
115
Kekalutan Renata
116
Pamitan
117
Penyesalan Renata
118
Pengakuan Cinta
119
Kelahiran Para Penerus
120
Ronald dan Roland Pratama
121
Sisi Gelap Shera
122
Pillow Talk
123
Papa Pasti Kembali
124
Akhir Sebuah Rasa
125
Yang Pertama dan Terakhir
126
Ibarat Pohon Buah
127
Selalu Mencintaimu
128
Promo Novel Baru
129
Rilis Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!