Bab 10 Undangan Pesta

“Apa aku harus hadir di undangan Pak Herdiman, Yon ?”

Sebastian membuka undangan yang baru saja diletakan Dion di mejanya dan membaca isinya. Undangan perayaan ulangtahun Herdiman Notohusada, teman bisnis Daddy Richard.

“Sepertinya begitu, Pak. Tuan Richard dan Nyonya diundang juga. Saya sudah memastikan pada Echi kalau Tuan dan Nyonya akan hadir.”

“Huuhh ! Sepertinya aku benar-benar malas datang. Sejak dia tahu kalau aku gagal menikah, tidak bosannya dia menjodohkan aku dengan anak bungsunya.”

Sebastian menghempaskan diri ke kursi sofa dan melempar undangan ke atas meja di depannya.

Dion diam sejenak. Dia mengerti kalau Sebastian paling anti dengan yang namanya perjodohan, tetapi tidak mungkin juga kalau Sebastian tidak hadir karena Tuan dan Nyonya Richard sudah dipastikan akan hadir.

“Apa Pak Sebastian tidak mau mencoba mengenal putri bungsu Tuan Herdiman ?”

“Ogah Yon,” jawab Sebastian dengan posisi masih menyenderkan kepalanya dan tangan terlentang pada sandaran sofa. Tatapannya menerawang ke langit-langit.

“Selain manja dan materialistis, anak Om Herdiman juga sedikit liar. Di depan orangtuanya saja terlihat sebagai perempuan baik dan sopan, tapi di luar tidak begitu. Samuel dan Evan masih sering bertemu dengannya dalam keadaan mabuk di club.”

Dion hanya diam karena apa yang dikatakan oleh bossnya itu memang benar.

Enam bulan setelah Sebastian gagal menikah, Tuan Herdiman pernah meminta Tuan Richard untuk mempertemukan kedua anak mereka. Winona, putri bungsu Tuan Herdiman sudah lama suka dengan Sebastian dan meminta papanya untuk menjodohkan mereka berdua.

Demi menghormati rekan bisnis daddy-nya, Sebastian menuruti permintaan daddy Richard untuk datang bersama memenuhi undangan makan malam di rumah keluarga Herdiman. Untungnya Daddy Richard tidak pernah memaksanya untuk mengenal Winona lebih jauh.

Sebelum dipertemukan, Sebastian meminta Dion mencari tahu mengenai Winona. Kedua sahabat Sebastian, Evan dan Samuel, mengenal Winona sebagai perempuan yang suka dengan kehidupan dunia malam, sering berganti pasangan dan hidupnya penuh dengan foya-foya.

Evan, Samuel, ditambah Bara adalah sahabat baik Sebastian sejak SMA. Selama ini, ketiga sahabatnya merupakan partner tetap yang menjalin kerjasama dengan MegaCyber untuk mengerjakan proyek-proyek besar.

“Pak Bas, bagaimana kalau Bapak datang dengan Kirana dan memperkenalkannya sebagai calon istri Pak Bas ?” Dion memberi usul.

“What ? Kamu gila Yon !” Sebastian yang tadi sempat memejamkan mata sambil berpikir langsung kembali duduk tegak dengan mata melotot pada Dion.

Dion tertawa pelan sambil menggaruk tengkuknya.

“Dengan begitu, Pak Herdiman tidak punya alasan lagi untuk meminta Pak Bas menjalin hubungan dengan Nona Winona.”

“Apa bisa mereka percaya kalau aku membawa Kirana ?” ucap Sebastian tidak yakin.

“Maksud Bapak karena Kirana tidak cantik ?” Dion bertanya sambil menautkan alisnya.

“Eehh… nggg… bukan begitu maksudku, Yon,”

Sebastian jadi merasa tidak enak saat melihat Dion berpikiran kalau Kirana tidak pantas buat Sebastian.

“Bapak takut kalau dianggap sudah turun seleranya dari Nona Shera ke Kirana ?”

“Bukan… bukan begitu,” Sebastian bertambah gugup karena merasa serba salah menjawab pertanyaan Dion.

“Tapi memang secara kasat mata keduanya sangat berbeda jauh,” ujar Dion. “Fisik Kirana jauh dari perempuan ideal, berbeda dengan Nona Shera dan Nona Winona.”

“Haizz… gimana aku musti ngomongnya ke kamu, Yon.” Sebatian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Maaf kalau ide saya malah membuat Pak Bas tsmbah pusing.”

Keduanya sempat terdiam. Dion tahu kalau idenya menjadikan Kirana sebagai calon istri pura-pura, orang akan sulit percaya karena Kirana cuma seorang perempuan yang biasa-biasa saja.

“Apa Kirana mau menjadi calon istri pura-pura ?” tanya Sebastian tiba-tiba.

“Bapak yakin ?” Dion menautkan kedua alisnya.

“Sepertinya ide kamu bagus juga. Tapi apa Kirana nya mau pura-pura jadi calon istriku ?” terdengar keraguan dalam nada bicara Sebastian.

Dion bangun dan langsung membuka pintu untuk memanggil Kirana masuk ke dalam ruangan.

Melihat tindakan Dion, mendadak Sebastian jadi gugup dan langsung bangun dari sofa menuju meja kerjanya. Dia perlu pengalihan untuk menutupi kegugupannya, dan yang terpikir saat ini adalah menyibukkan diri di depan laptop atau membaca berkas-berkas di mejanya.

Kirana pun sudah masuk mengikuti Dion dan keduanya langsung duduk di kursi depan meja Sebastian.

Kirana sempat melihat Sebastian dan Dion bergantian. Dion memberi kode pada Sebastian, sementara bossnya sedang mengatur degup di dadanya.

“Pak Sebastian butuh bantuan kamu,” ucap Dion langsung to the point. Dia sedikit gemas melihat Sebastian sedari tadi pura-pura melihat laptop.

“Bantuan apa, Pak Bas ?”

Bukannya balik bertanya pada Dion, Kirana langsung menatap Sebastian menunggu jawaban.

“Pak Bas,” panggil Dion.

Sebastian masih diam saja dan tangannya pura2 sibuk mengetik sesuatu di keyboard laptop.

“Bapak Sebastian Pratama !” Panggil Dion dengan sedikit lebih keras.

“Kamu kira saya tuli !” omel Sebastian mendengar panggilan Dion yang cukup keras.

“Pak Sebastian memerlukan bantuan apa dari saya ?” tanya Kirana sambil menatap Sebastian dan mengangakt kedua alisnya.

Suasana sempat hening karena Sebastian hanya diam saja. Tangannya sudah berhenti bergerak di atas keyboard. Dion terlihat gemas dengan kelakuan bossnya.

Sebastian sempat melihat wajah Dion yang kesal menatapnya.

“Saya mau minta kamu pura-pura jadi istri saya,” akhirnya kalimat itu keluar juga dari mulutnya.

Uhhuukkk uhhuuukk

Kirana tersedak salivanya sendiri karena terlalu terkejut mendengar pernyataan Sebastian.

“Saya ? Pura-pura jadi calon istri Bapak ?” Kirana menunjuk dirinya sendiri.

“Hanya pura-pura bukan beneran. Jangan ge-er dulu,” ujar Sebastian cepat.

Bukannya marah atau tersinggung, Kirana malah tertawa pelan.

“Bapak nggak salah makan siang, kan ? Kenapa model perempuan seperti saya yang Bapak pilih jadi calon istri pura-pura ? Cari yang cantikan dari saya dong, Pak,” ledek Kirana di akhir kalimatnya.

Sebastian mengernyit dan memicingkan matanya. Biasanya para gadis langsung merasa tersanjung saat ditawari jadi calon istri Sebastian Pratama biar hanya pura-pura, tapi gadis di depannya ini malah tertawa bahkan secara tidak langsung menolak tawaran Sebastian.

“Memangnya kalau kamu yang saya pilih, ada masalah ?”

Kirana menghentikan tawanya sambil menggeleng.

“Orang-orang pasti akan langsung tahu kalau saya hanya orang yabg dibayar untuk pura-pura jadi calon istri Bapak.”

“Maksudmu ?” Sebastian mengernyit.

“Bapak itu seorang CEO tekenal. Bukan hanya karena perusahaan Bapak saja, tapi kalau saya baca di majalah-majalah, Bapak itu termasuk jajaran idola para wanita, udah kaya, pintar, keren, ganteng, meskipun statusnya….”

Kirana sengaja menggantung kalimatnya. Diliriknya Dion yang menoleh ke arah lain karena menahan tawa.

“Meskipun apa ?” Sebastian mencondongkan sedikit badannya karena tidak sabar mendengar kelanjutan kalimat Kirana.

Hati Sebastian sudah berbunga-bunga mendengar pujian yang diucapkan Kirana pada dirinya.

Kirana senyum-senyum dan sengaja mendehem sebelum bicara.

“Meskipun statusnya duda,” Kirana terkekeh.

Sebastian langsung mundur lagi dan duduk tegak di kursinya, matanya melotot menatap Kirana dan sempat menoleh pada Dion yang cekikan sambil menutup mulutnya.

Wajah Sebastian langsung memerah juga karena kesal dengan ucapan Kirana.

“Mana bisa saya dibilang duda !” protes Sebastian dengan wajah masam. “Baru menikah beberapa jam, lewatin malam pertama aja belum kesampaian, masa kamu bilang saya duda.”

Kirana masih terkekeh sambil menutup mulutnya.

“Biar beberapa jam, tapi sudah sempat disahkan secara agama dan negara. Apalagi beberapa undangan sudah hadir dalam pengesahan pernikahan Pak Bas. Coba aja Bapak periksa KTP dan lihat status Bapak di sana,” lanjut Kirana di sela tawanya.

Penasaran, Sebastian mengeluarkan KTP dari dalam dompet yang ada di saku belakang celananya.

“Mana bisa kamu bilang saya duda. Di KTP saja status saya masih belum kawin,” Sebastian memperlihatkan KTP-nya pada Kirana.

Kirana dan Dion saling berpandangan dan kembali tertawa pelan. Tdak berani sampai ngakak, takut dipecat karena wajah Sebastian benar-benar ditekuk karena kesal.

Sebastian mendengus kesal dan mengambil gelas air putih lalu menenggak habis isinya.

“Jadi bagaimana, Pak ? Kirana tetap jadi calon istri bohongan ?” tanya Dion dengan nada sedikit menggoda.

“Buat apa kalau dia malu karena menganggap saya duda,” omel Sebastian. Tatapannya beralih pada handphone yang sedang digenggamnya.

“Maaf Pak Sebastian,” Kirana menarik nafas menahan rasa gelinya. “Kalau memang bisa membantu masalah Bapak, saya bersedia.”

Sebastian langsung merasa senang dengan keputusan Kirana, tapi karena masih dalam mode marah, dia sengaja memasang wajah kesalnya.

Sebastian tetap diam dan pura-pura sibuk dengan handphonenya.

“Tapi….” Kirana menoleh sebentar ke Dion ssbelum meneruskan kalimatnya.

Sebastian mengangkat wajahnya. Tatapannya dibuat sedingin mungkin biar Kirana tidak bisa membaca isi hatinya.

“Tapi saya minta dimodali buat baju pesta dan dandannya. Saya tidak punya gaun yang pastinya harus sesuai dengan acara kalangan atas.”

Kirana sempat malu-malu menyampaikan persyaratannya. Misi yang akan dijalankan memang demi kepentingan Sebastian, tapi Kirana merasa jadi cewek matere karena minta dimodali untuk tugasnya.

Sebastian mendadak ingin tertawa. Melihat wajah Kirana yang malu-malu membuatnya ingin balik mengerjai sekretarisnya. Tapi belum sempat ide muncul di kepalanya, panggilan telepon Daddy Richard sudah terdengar dari handphone yang dipegangnya.

“Biar Dion yang nanti bantu mempersiapkannya..”

Sebastian menekan tombol hijau di layar handphonenya.

“Ya Dad,” sapanya begitu tersambung.

Sebastian memberi kode pada Dion dan Kirana supaya keluar dari ruangannya. Keduanya pun bangun dan membungkukan badan sebelum keluar.

“Kenapa tiba-tiba Pak Sebastian membutuhkan calon istri pura-pura, Yon ?” Kirana dengan wajah penuh tanda tanya mengikuti langkah Dion menuju meja kerja pria itu

Kirana sudah mulai terbiasa memanggil teman sekerjanya hanya dengan nama sesuai permintaan Sebastian. Bisa panjang urusannya kalau terus membantah permintaan bossnya. Lagipula usia mereka memang tidsk terpaut jauh, berbeda dengan Widya yang sudah berumur 35 tahun.

Dion pun memeperlihatkan undangan Tuan Herdiman yang tadi sempat diambilnya kembali. Dia menceritakan secara garis besar permasalahan Sebastian dan Winona.

“Jadi hanya karena ingin menghindari pertentangan dengan Tuan Herdiman, Pak Bas sampai harus bertindak sejauh ini ?”

“Iya,” Dion mengangguk. “Tuan Herdiman itu orang yang cukup keras apalagi kalau soal bisnis. Kalau sampai Pak Bas bisa menikah dengan anaknya, sudah pasti kedua perusahaan besar akan bergabung dan semakin maju. Jadi semacam pernikahan bisnis.”

Kirana manggut-manggut mendengarkan dengan wajah yang dibuat seserius mungkin. Dion hanya menggeleng sambil tertawa pelan.

“Nggak usah sok serius gitu !”

“Hehehehhe…. “ Kirana cengengesan. “Tapi beneran ya saya harus dimodalin loh. Uang gaji sebulan langsung habis kalau disuruh beli baju pesta sendiri, apalagi pake acara make up ke salon segala.”

“Biar Pak Sebastian tergoda kalau kamu dirubah jadi kayak Cinderella ?” ledek Dion sambil mencebik.

“Yaahh… nasib orang nggak ada yang tahu, Dion ganteng,” Kirana mengerjapkan matanya beberapa kali. “Siapa tahu dari pura-pura jadi beneran.”

“Dih jadi cewek matere. Ternyata mulai keluar ya sifat aslinya,” Dion kembali mencebik.

Kirana tertawa dan bergaya bagaikan wanita bangswan yang berjalan anggun.

“Tenang saja, nanti kamu kecipratan juga,” Kirana mengambil sebuah map di atas meja Dion dan memggunakanya seperti sebuah kipas.

Dia mengibaskan map itu dengan gaya yang dibuat-buat layaknya wanita bangsawan di film jaman kerajaan Eropa. Bahkan Kirana menutup sebagian wajahnya dengan map itu, hanya terlihat bagian mata ke atas.

“Nggak pantes !” oceh Dion sambil melempar sebuah pena ke arah Kirana.

Lemparan ala-ala pemain basket itu pun mengenai kening Kirana dan langsung membuat gadis itu meringis.

“Sadis banget deh !” sungutnya dengan bibir manyun, Kirana mengusap keningnya.

Dion tertawa dan mendekati Kirana. Dilihatnya kening Kirana yang memang sedikit memerah.

“Duh, jidat mulusnya jadi merah begini. Kacian banget,” ledek Dion sambil berusaha mengusap kening Kirana.

Kirana reflek menghindar tangan Dion karena merasa kesal. Apalagi pria di depannya masih tertawa.

“Teganya main fisik,” Kirana mengomel dengan wajah memberenggut.

Dion makin tertawa dan mendekat untuk kembali berusaha mengusap kening Kirana yang kemerahan.

Baru saja kelima jarinya mendarat di kening Kirana, suara seruan dari balik punggungnya membuat keduanya terpaku.

“Dion ! Kamu lagi ngapain ?” suara bernada tinggi itu terdengar cukup emosi.

“Mati aku !” Dion membatin dalam hatinya. “Duda posesif mulai mengeluarkan taringnya.”

Kirana melongok ke samping dari balik badan Dion. Tangan pria itu sudah turun dari keningnya. Kirana menautkan kedua alisnya, menatap bingung wajah Sebastian yang sudah memerah karena menahan emosi. Bahkan Kirana melihat kedua tangan Sebastian mengepal di samping.

“Kenapa si boss makin lama makin aneh ?” Tanya Kirana dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Dona Venalonza Ena

Dona Venalonza Ena

emang disini kirana gak cantik thor😒😁

2025-03-09

1

Enink Puri

Enink Puri

lahhh si Dion udah si bos mulai jinak mode kucing anggora...malah diganggu, balik lg kan mode singa betina hbs beranak roarrrr🤭😂😂

2025-03-07

1

Anita Nita

Anita Nita

capek aku thor ketawa terus dari tadi😂😂😂

2025-02-22

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Pernikahan
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sekretaris Pengganti
4 Bab 4 Mulai Bekerja
5 Bab 5 Setelah 2 Minggu
6 Bab 6 Perpisahan Widya
7 Bab 7 Masa Percobaan
8 Bab 8 Bersikap Profesional
9 Bab 9 Mulai Perhatian
10 Bab 10 Undangan Pesta
11 Bab 11 Calon Istri
12 Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13 Bab 13 Cerita Teman Lama
14 Bab 14 Minta Penjelasan
15 Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16 Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17 Bab 17 Ketemu Mantan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Pacaran Yuk !
20 Bab 20 Drama Honey Bee
21 Bab 21 Tamu Tak Diundang
22 Bab 22 Bukan Penculikan
23 Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24 Bab 24 Ketapel Cinta
25 Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26 Bab 26 Anak Siapa ?
27 Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28 Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29 Bab 29 Ajakan Bertemu
30 Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31 Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32 Bab 32 Family Time
33 Bab 33 Sebuah Jawaban
34 Bab 34 Jangan Dendam
35 Bab 35 Panggilan Tugas
36 Bab 36 Pertemuan di Mal
37 Bab 37 Masih di Mal
38 Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39 Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40 Bab 40 Menghilang
41 Bab 41 Bertemu Shera
42 Ban 42 Merindukanmu
43 Bab 43 Tidak Merindukanmu
44 Bab 44 Kemarahan Kirana
45 Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46 Bab 46 Kecelakaan Kendra
47 Bab 47 Usaha Sebastian
48 Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49 Bab 49 Will You Marry Me ?
50 Bab 50 Rencana Lamaran
51 Bab 51 Meminta Restu
52 Bab 52 Tak Tergoyahkan
53 Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54 Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55 Bab 55 Rencana yang Tertunda
56 Bab 56 Permintaan yang Sulit
57 Bab 57 Bertemu Mommy
58 Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59 Bab 59 Makan Siang
60 Bab 60 Pertemuan Sosialita
61 Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62 Bab 62 Melepas Rindu
63 Bab 63 Provokasi Shera
64 Bab 64 Ajakan Makan Malam
65 Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66 Bab 66 Bantuan Sahabat
67 Bab 67 Sekelebat Fakta
68 Bab 68 Bertemu Steven
69 Jalur Koneksi
70 Bab 70 Tantangan Kirana
71 Bab 71 Keputusan Steven
72 Bab 72 Keputusan Sebastian
73 Bab 74 Rencana Sebastian
74 Bab 75 Memancing di Air Keruh
75 Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76 Menyetujui Permintaan Steven
77 Bab 78 Tes DNA
78 Bab 79 Rencana Masa Depan
79 Pengakuan Shera
80 Kenyataan yang Menyakitkan
81 Kekesalan Kirana
82 Aksi Dendam yang Gagal
83 Kemarahan Steven
84 Karena Aku Mencintaimu
85 Mengulang Kembali
86 Gara-gara Deja Vu
87 Hari Bahagia
88 Bukan yang Pertama dan Terakhir
89 Terima kasih dan Info
90 Kegundahan Hati Kirana
91 Berita Bahagia
92 Ingin Bertemu Steven
93 Para Wanita yang Merepotkan
94 Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95 Berbagi Kabar Bahagia
96 Bumil yang Berubah-ubah
97 Tentang Renata dan Reina
98 Ngidam yang Aneh
99 Bagaikan Amplop dan Perangko
100 Pertemuan dengan Tuan Alexander
101 Ulat Bulu yang Bikin Mual
102 Obrolan Makan Siang
103 Kedatangan Sebastian
104 Pertengkaran Pertama
105 Maafkan Aku
106 Aksi Para Jones
107 Aksi Mommy Amelia
108 Sepenggal Cinta Bara
109 Kenangan Tentang Cinta
110 Mengusir Ulat Bulu
111 Istri Kesayangan
112 Makan Siang
113 Ungkapan Hati Bara
114 Bertemu Renata (Lagi)
115 Kekalutan Renata
116 Pamitan
117 Penyesalan Renata
118 Pengakuan Cinta
119 Kelahiran Para Penerus
120 Ronald dan Roland Pratama
121 Sisi Gelap Shera
122 Pillow Talk
123 Papa Pasti Kembali
124 Akhir Sebuah Rasa
125 Yang Pertama dan Terakhir
126 Ibarat Pohon Buah
127 Selalu Mencintaimu
128 Promo Novel Baru
129 Rilis Novel Baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1 Hari Pernikahan
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sekretaris Pengganti
4
Bab 4 Mulai Bekerja
5
Bab 5 Setelah 2 Minggu
6
Bab 6 Perpisahan Widya
7
Bab 7 Masa Percobaan
8
Bab 8 Bersikap Profesional
9
Bab 9 Mulai Perhatian
10
Bab 10 Undangan Pesta
11
Bab 11 Calon Istri
12
Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13
Bab 13 Cerita Teman Lama
14
Bab 14 Minta Penjelasan
15
Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16
Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17
Bab 17 Ketemu Mantan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Pacaran Yuk !
20
Bab 20 Drama Honey Bee
21
Bab 21 Tamu Tak Diundang
22
Bab 22 Bukan Penculikan
23
Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24
Bab 24 Ketapel Cinta
25
Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26
Bab 26 Anak Siapa ?
27
Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28
Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29
Bab 29 Ajakan Bertemu
30
Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31
Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32
Bab 32 Family Time
33
Bab 33 Sebuah Jawaban
34
Bab 34 Jangan Dendam
35
Bab 35 Panggilan Tugas
36
Bab 36 Pertemuan di Mal
37
Bab 37 Masih di Mal
38
Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39
Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40
Bab 40 Menghilang
41
Bab 41 Bertemu Shera
42
Ban 42 Merindukanmu
43
Bab 43 Tidak Merindukanmu
44
Bab 44 Kemarahan Kirana
45
Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46
Bab 46 Kecelakaan Kendra
47
Bab 47 Usaha Sebastian
48
Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49
Bab 49 Will You Marry Me ?
50
Bab 50 Rencana Lamaran
51
Bab 51 Meminta Restu
52
Bab 52 Tak Tergoyahkan
53
Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54
Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55
Bab 55 Rencana yang Tertunda
56
Bab 56 Permintaan yang Sulit
57
Bab 57 Bertemu Mommy
58
Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59
Bab 59 Makan Siang
60
Bab 60 Pertemuan Sosialita
61
Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62
Bab 62 Melepas Rindu
63
Bab 63 Provokasi Shera
64
Bab 64 Ajakan Makan Malam
65
Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66
Bab 66 Bantuan Sahabat
67
Bab 67 Sekelebat Fakta
68
Bab 68 Bertemu Steven
69
Jalur Koneksi
70
Bab 70 Tantangan Kirana
71
Bab 71 Keputusan Steven
72
Bab 72 Keputusan Sebastian
73
Bab 74 Rencana Sebastian
74
Bab 75 Memancing di Air Keruh
75
Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76
Menyetujui Permintaan Steven
77
Bab 78 Tes DNA
78
Bab 79 Rencana Masa Depan
79
Pengakuan Shera
80
Kenyataan yang Menyakitkan
81
Kekesalan Kirana
82
Aksi Dendam yang Gagal
83
Kemarahan Steven
84
Karena Aku Mencintaimu
85
Mengulang Kembali
86
Gara-gara Deja Vu
87
Hari Bahagia
88
Bukan yang Pertama dan Terakhir
89
Terima kasih dan Info
90
Kegundahan Hati Kirana
91
Berita Bahagia
92
Ingin Bertemu Steven
93
Para Wanita yang Merepotkan
94
Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95
Berbagi Kabar Bahagia
96
Bumil yang Berubah-ubah
97
Tentang Renata dan Reina
98
Ngidam yang Aneh
99
Bagaikan Amplop dan Perangko
100
Pertemuan dengan Tuan Alexander
101
Ulat Bulu yang Bikin Mual
102
Obrolan Makan Siang
103
Kedatangan Sebastian
104
Pertengkaran Pertama
105
Maafkan Aku
106
Aksi Para Jones
107
Aksi Mommy Amelia
108
Sepenggal Cinta Bara
109
Kenangan Tentang Cinta
110
Mengusir Ulat Bulu
111
Istri Kesayangan
112
Makan Siang
113
Ungkapan Hati Bara
114
Bertemu Renata (Lagi)
115
Kekalutan Renata
116
Pamitan
117
Penyesalan Renata
118
Pengakuan Cinta
119
Kelahiran Para Penerus
120
Ronald dan Roland Pratama
121
Sisi Gelap Shera
122
Pillow Talk
123
Papa Pasti Kembali
124
Akhir Sebuah Rasa
125
Yang Pertama dan Terakhir
126
Ibarat Pohon Buah
127
Selalu Mencintaimu
128
Promo Novel Baru
129
Rilis Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!