Bab 8 Bersikap Profesional

Tanpa terasa waktu berjalan memasuki bulan ke-3 Kirana bekerja di MegaCyber.

Dengan langkah gontai, Kirana kembali ke ruangannya setelah menemui Ibu Yuli, wakil Pak Rano yang menangani masalah administrasi karyawan.

Kirana sedikit membanting map dibawanya dari ruang HRD. Isinya surat perjanjian kontrak kerja antara dirinya dan MegaCyber. Sebastian tidak langsung mengangkatnya menjadi karyawan tetap setelah melewati masa percobaan 3 bulan.

Kirana menarik nafas panjang dan terasa berat. Meski tidak sesuai dengan harapannya, tapi keputusan yang dibuat oleh Sebastian adalah hak penuh boss nya itu. Entah karena alasan pribadi atau memang kualitas kerja Kirana tidak memenuhi standard Sebastian, Kirana harus menerima kenyataan kalau dia tetap bisa bekerja sebagai sekretaris Sebastian dengan status karyawan kontrak.

Sebastian dan Dion baru saja kembali dari makan siang. Kirana sendiri sudah kembali duduk di mejanya. Dia menolak tawaran Echi untuk makan siang bareng di cafe dekat kantor. Kirana memilih makan siang di pantri dengan pesanannya yang dibelikan oleh Mansyur.

“Ki, kamu kenapa ?” Dion berdiri di depan mejanya dengan alis bertaut. Sejak tadi dia melihat Kirana gelisah dan tidak fokus.

“Kamu lagi ada masalah di rumah ?”

Kirana mendongak menatap Dion lalu menggeleng.

“Saya mau bicara dengan Pak Bas. Mau menanyakan apa masalah saya sampai Pak Bas memutuskan tidak mengangkat saya jadi karyawan tetap tapi hanya sebagai karyawan kontrak.”

“Beneran ?” Dion membelalak.

Pria itu tidak percaya mendengar ucapan Kirana. Seminggu yang lalu, Dion dan Sebastian sempat membahas mengenai masa percobaan Kirana yang akan berakhir. Mengingat tanggapan Sebastian yang positif, Dion yakin kalau Kirana akan langsung diangkat menjadi karyawan tetap.

“Saya mau tanya langsung sama Pak Bas,” Kirana beranjak dari kursinya. “Paling tidak saya akan tahu dimana kekurangan saya untuk bisa diperbaiki di masa depannya.”

Dion mengangguk dan membiarkan Kirana mengetuk pintu ruangan Sebastian. Di tangan Kirana sudah ada map yang berisi perjanjian kontrak kerjanya.

“Maaf saya mengganggu, Pak,” ucap Kirana saat masuk ruangan Sebastian.

Sebastian mendongak dan menatap Kirana, dia mengira kalau Dion yang mengetuk pintu ruangannya.

Sebastian hanya memberi kode menyuruh Kirana duduk di depan mejanya dan gadis itu mengikuti permintaan bossnya.

“Saya sudah menandatangani perjanjian kontrak kerja dengan Bu Yuli,” Kirana meletakan map yang dibawanya di atas meja.

Sebastian hanya diam sambil menatap Kirana dan melipat kedua tangannya di depan dada.

“Saya hanya ingin memastikan kalau keputusan Bapak ini semata-mata karena hasil kerja saya yang belum memenuhi standard Bapak,” Kirana menjeda sejenak sambil menarik nafas. “Bukan karena Bapak punya masalah personal dengan saya, kan ?”

Sebastian menautkan kedua alisnya mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Kirana.

Kirana tersenyum getir saat melihat bossnya hanya diam dan menanggapi pertanyaannya hanya dengan bahasa tubuh.

“Saya tahu kalau sejak awal Bapak tidak menyetujui permintaan Mbak Widya untuk mempekerjakan saya sebagai penggantinya. Bahkan selama 3 bulan ini, Bapak tidak mau banyak bicara sama saya. Hampir semua pesan dan instruksi saya terima lewat perantaraan Pak Dion.” Kirana mulai emosi dan menaikan suaranya. Napasnya sedikit tersengal menahan emosi.

“Apa kamu begitu yakin kalau dirimu cukup pantas menjadi pengganti Widya hanya dalam waktu 3 bulan ?” Sebastian buka suara dengan nada sinis.

“Bahkan 3 minggu pertama masih kamu jalani dengan bantuan Widya dan Dion,” lanjut Sebastian.

Tatapannya terlihat tidak suka dengan sikap Kirana.

“Lalu apa boleh saya tahu kenapa Bapak tidak mau bicara dengan saya ?” Kirana menurunkan nada suaranya kembali normal.

“Itu hak saya !” Sahut Sebastian kesal.

Kirana menarik nafas panjang dan kembali mengatur dadanya yang bergemuruh karena emosi. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa sangat kesal saat berhadapan dengan Sebastian. Kirana merasa kalau boss nya itu membawa perasaan pribadi dalam hubungan mereka sebagai atasan dan karyawan.

“Apa semua ini karena Bapak menganggap saya sebagai wanita pelakor ?” Kirana mengangkat wajahnya menatap Sebastian yang sedang menatapnya dengan wajah dingin.

“Saya tahu kalau Bapak sudah mengecek latar belakang saya dengan detail. Dan saya yakin alasan saya berhenti dari perusahaan sebelumnya juga sudah Bapak dengar. Tapi sebagai seorang pemimpin yang bijak, ada baiknya kalau Bapak mencari tahu kebenaran dari orang yang terlibat langsung di dalamnya.”

Sebastian hanya diam dan masih menatap Kirana dengan wajah datar.

“Saya juga tahu alasan Bapak tidak terlalu suka membangun relasi dengan perempuan,” tutur Kirana dengan nada agak sinis.

“Apa maksud kamu ?” bentak Sebastian. Wajahnya berubah merah karena marah.

“Bukan urusan saya menghapus kepahitan dalam hidup Bapak. Tapi tolong supaya tetap bersikap profesional di kantor sekalipun saya seorang perempuan.”

Kirana bangun dari kursinya dan membungkukan badannya.

“Tunggu !” seruan Sebastian membuat Kirana urung melangkah setelah berbalik badan.

“Jangan mencampuri urusan pribadi saya !” Sebastian mencekal lengan Kirana cukup kuat membuat gadis itu meringis.

“Kalau begitu Bapak juga mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan saya. Apa Bapak sudah mencari tahu kebenaran status saya yang dicap sebagai pelakor ? Apa karena isu yang belum pasti benar itu, Bapak menganggap saya sebagai perempuan yang tidak benar ?”

Nada suara Kirana tetap santai namun ternyata memancing emosi Sebastian. Tatapan Sebastian penuh dengan kemarahan.

“Saya berterima kasih tetap diberi kesempatan bekerja di MegaCyber sekalipun dengan kondisi sebagai pegawai kontrak. Hanya saya minta supaya Bapak melihat saya sebagai seorang Kirana bukan perempuan pelakor yang Bapak dengar.”

Dengan sopan, Kirana melepaskan tangan Sebastian yang masih mencekal lengannya. Terasa sakit tapi Kirana berusaha bersikap biasa.

“Saya permisi, Pak.” Kirana membungkukan badan sebelum meninggalkan ruangan.

Kirana langsung menutup pintu ruangan Sebastian dan berdiri bersandar di pintu. Kirana memegang dadanya yang berdegup kencang karena berusaha bersikap tenang di hadapan Sebastian.

Dion menatap sambil mengernyit dari balik mejanya. Melihat Kirana bernafas seperti orang yang habis lari marathon, Dion bangun dari kursinya sementara Kirana berjalan kembali ke mejanya.

“Kamu kenapa Ki ?” Dion berdiri di depan Kirana. Gadis itu mengambil gelas air putih dan menenggak habis isinya.

“Sepertinya saya harus bersiap menerima kemungkinan terburuk,” Kirana menatap Dion dengan wajah cemas. “Saya baru saja membangunkan macan tidur .”

Dion yang semula begitu khawatir jadi tertawa pelan. Ekspresi Bianca yang terlihat cemas sangat bertentangan dengan ucapannya. Gadis di depannya ini memang unik. Sempat terpikir di benak Dion kalau Widya sudah melihat keunikan Kirana akan mampu membuat Sebastian keluar dari keterpurukannya, makanya Widya ngotot meminta Kirana yang menggantikan posisinya.

Sementara di dalam ruangan, Sebastian sudah kembali duduk di kursi kerjanya. Dia memijit pelipisnya, kemudian menopang wajah dengan kedua tangan memegang pelipisnya.

Terngiang ucapan Kirana barusan. Apa yang dikatakannya memang ada benarnya. Secara pekerjaan, Kirana telah menunjukan kualitas yang cukup baik untuk ukuran pemula sepertinya. Tapi entah kenapa Sebastian agak sulit membangun relasi yang baik dengannya.

Kirana bukan tipe perempuan yang suka mencari perhatian, tapi penuh perhatian.

Beberapa kali bentuk perhatian Kirana justru mengingatkan Sebastian pada Shera. Perlakuan Kirana padanya membuat Sebastian merasa seperti de javu akan masa indahnya saat bersama Shera.

Sebastian belum menemukan alasan kuat untuk memutuskan hubungan kerja dengan Kirana. Harus diakui kalau Kirana adalah gadis cerdas yang penuh semangat dan tekun. Dion pun mengakui kalau Kirana sudah bisa menguasai hampir semua pekerjaan Widya. Dion pun cukup terbantu dengan sikap Kirana yang ringan tangan dan mampu memberikan pendapat sebagai solusi saat Dion butuh teman bertukar pikiran.

Sebastian mengusap wajahnya dengan kasar. Apa yang dikatakan Kirana benar, kalau dia tidak boleh mencampuradukan perasaan pribadinya dengan keputusannya sebagai seorang pemimpin perusahaan.

Tidak ada alasan bagi Sebastian untuk menghambat Kirana dalam karir pekerjaannya. Dengan status karyawan kontrak, beberapa peluang dan fasilitas perusahaan tidak bisa didapatkannya.

Di sisi lain Sebastian yang melihat potensi besar dalam diri Kirana, merasa tidak rela kalau Kirana melesat cepat dan menjadi jauh darinya.

Terpopuler

Comments

Ina Karlina

Ina Karlina

kadang Bianca terus Kirana yang bener yang mana🤔🤔🤔🤔

2025-03-11

1

Yuli Yuli

Yuli Yuli

klo Uda dtgal Kirana br nyesel km sebastian

2024-03-20

0

AsriMaria

AsriMaria

Mbak authornya blm move in dr bianca ya?😀😀😀...sma aw jg..to sayang gak ada season 2 nya

2023-02-24

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Pernikahan
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sekretaris Pengganti
4 Bab 4 Mulai Bekerja
5 Bab 5 Setelah 2 Minggu
6 Bab 6 Perpisahan Widya
7 Bab 7 Masa Percobaan
8 Bab 8 Bersikap Profesional
9 Bab 9 Mulai Perhatian
10 Bab 10 Undangan Pesta
11 Bab 11 Calon Istri
12 Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13 Bab 13 Cerita Teman Lama
14 Bab 14 Minta Penjelasan
15 Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16 Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17 Bab 17 Ketemu Mantan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Pacaran Yuk !
20 Bab 20 Drama Honey Bee
21 Bab 21 Tamu Tak Diundang
22 Bab 22 Bukan Penculikan
23 Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24 Bab 24 Ketapel Cinta
25 Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26 Bab 26 Anak Siapa ?
27 Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28 Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29 Bab 29 Ajakan Bertemu
30 Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31 Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32 Bab 32 Family Time
33 Bab 33 Sebuah Jawaban
34 Bab 34 Jangan Dendam
35 Bab 35 Panggilan Tugas
36 Bab 36 Pertemuan di Mal
37 Bab 37 Masih di Mal
38 Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39 Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40 Bab 40 Menghilang
41 Bab 41 Bertemu Shera
42 Ban 42 Merindukanmu
43 Bab 43 Tidak Merindukanmu
44 Bab 44 Kemarahan Kirana
45 Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46 Bab 46 Kecelakaan Kendra
47 Bab 47 Usaha Sebastian
48 Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49 Bab 49 Will You Marry Me ?
50 Bab 50 Rencana Lamaran
51 Bab 51 Meminta Restu
52 Bab 52 Tak Tergoyahkan
53 Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54 Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55 Bab 55 Rencana yang Tertunda
56 Bab 56 Permintaan yang Sulit
57 Bab 57 Bertemu Mommy
58 Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59 Bab 59 Makan Siang
60 Bab 60 Pertemuan Sosialita
61 Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62 Bab 62 Melepas Rindu
63 Bab 63 Provokasi Shera
64 Bab 64 Ajakan Makan Malam
65 Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66 Bab 66 Bantuan Sahabat
67 Bab 67 Sekelebat Fakta
68 Bab 68 Bertemu Steven
69 Jalur Koneksi
70 Bab 70 Tantangan Kirana
71 Bab 71 Keputusan Steven
72 Bab 72 Keputusan Sebastian
73 Bab 74 Rencana Sebastian
74 Bab 75 Memancing di Air Keruh
75 Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76 Menyetujui Permintaan Steven
77 Bab 78 Tes DNA
78 Bab 79 Rencana Masa Depan
79 Pengakuan Shera
80 Kenyataan yang Menyakitkan
81 Kekesalan Kirana
82 Aksi Dendam yang Gagal
83 Kemarahan Steven
84 Karena Aku Mencintaimu
85 Mengulang Kembali
86 Gara-gara Deja Vu
87 Hari Bahagia
88 Bukan yang Pertama dan Terakhir
89 Terima kasih dan Info
90 Kegundahan Hati Kirana
91 Berita Bahagia
92 Ingin Bertemu Steven
93 Para Wanita yang Merepotkan
94 Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95 Berbagi Kabar Bahagia
96 Bumil yang Berubah-ubah
97 Tentang Renata dan Reina
98 Ngidam yang Aneh
99 Bagaikan Amplop dan Perangko
100 Pertemuan dengan Tuan Alexander
101 Ulat Bulu yang Bikin Mual
102 Obrolan Makan Siang
103 Kedatangan Sebastian
104 Pertengkaran Pertama
105 Maafkan Aku
106 Aksi Para Jones
107 Aksi Mommy Amelia
108 Sepenggal Cinta Bara
109 Kenangan Tentang Cinta
110 Mengusir Ulat Bulu
111 Istri Kesayangan
112 Makan Siang
113 Ungkapan Hati Bara
114 Bertemu Renata (Lagi)
115 Kekalutan Renata
116 Pamitan
117 Penyesalan Renata
118 Pengakuan Cinta
119 Kelahiran Para Penerus
120 Ronald dan Roland Pratama
121 Sisi Gelap Shera
122 Pillow Talk
123 Papa Pasti Kembali
124 Akhir Sebuah Rasa
125 Yang Pertama dan Terakhir
126 Ibarat Pohon Buah
127 Selalu Mencintaimu
128 Promo Novel Baru
129 Rilis Novel Baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1 Hari Pernikahan
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sekretaris Pengganti
4
Bab 4 Mulai Bekerja
5
Bab 5 Setelah 2 Minggu
6
Bab 6 Perpisahan Widya
7
Bab 7 Masa Percobaan
8
Bab 8 Bersikap Profesional
9
Bab 9 Mulai Perhatian
10
Bab 10 Undangan Pesta
11
Bab 11 Calon Istri
12
Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13
Bab 13 Cerita Teman Lama
14
Bab 14 Minta Penjelasan
15
Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16
Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17
Bab 17 Ketemu Mantan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Pacaran Yuk !
20
Bab 20 Drama Honey Bee
21
Bab 21 Tamu Tak Diundang
22
Bab 22 Bukan Penculikan
23
Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24
Bab 24 Ketapel Cinta
25
Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26
Bab 26 Anak Siapa ?
27
Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28
Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29
Bab 29 Ajakan Bertemu
30
Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31
Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32
Bab 32 Family Time
33
Bab 33 Sebuah Jawaban
34
Bab 34 Jangan Dendam
35
Bab 35 Panggilan Tugas
36
Bab 36 Pertemuan di Mal
37
Bab 37 Masih di Mal
38
Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39
Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40
Bab 40 Menghilang
41
Bab 41 Bertemu Shera
42
Ban 42 Merindukanmu
43
Bab 43 Tidak Merindukanmu
44
Bab 44 Kemarahan Kirana
45
Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46
Bab 46 Kecelakaan Kendra
47
Bab 47 Usaha Sebastian
48
Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49
Bab 49 Will You Marry Me ?
50
Bab 50 Rencana Lamaran
51
Bab 51 Meminta Restu
52
Bab 52 Tak Tergoyahkan
53
Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54
Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55
Bab 55 Rencana yang Tertunda
56
Bab 56 Permintaan yang Sulit
57
Bab 57 Bertemu Mommy
58
Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59
Bab 59 Makan Siang
60
Bab 60 Pertemuan Sosialita
61
Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62
Bab 62 Melepas Rindu
63
Bab 63 Provokasi Shera
64
Bab 64 Ajakan Makan Malam
65
Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66
Bab 66 Bantuan Sahabat
67
Bab 67 Sekelebat Fakta
68
Bab 68 Bertemu Steven
69
Jalur Koneksi
70
Bab 70 Tantangan Kirana
71
Bab 71 Keputusan Steven
72
Bab 72 Keputusan Sebastian
73
Bab 74 Rencana Sebastian
74
Bab 75 Memancing di Air Keruh
75
Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76
Menyetujui Permintaan Steven
77
Bab 78 Tes DNA
78
Bab 79 Rencana Masa Depan
79
Pengakuan Shera
80
Kenyataan yang Menyakitkan
81
Kekesalan Kirana
82
Aksi Dendam yang Gagal
83
Kemarahan Steven
84
Karena Aku Mencintaimu
85
Mengulang Kembali
86
Gara-gara Deja Vu
87
Hari Bahagia
88
Bukan yang Pertama dan Terakhir
89
Terima kasih dan Info
90
Kegundahan Hati Kirana
91
Berita Bahagia
92
Ingin Bertemu Steven
93
Para Wanita yang Merepotkan
94
Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95
Berbagi Kabar Bahagia
96
Bumil yang Berubah-ubah
97
Tentang Renata dan Reina
98
Ngidam yang Aneh
99
Bagaikan Amplop dan Perangko
100
Pertemuan dengan Tuan Alexander
101
Ulat Bulu yang Bikin Mual
102
Obrolan Makan Siang
103
Kedatangan Sebastian
104
Pertengkaran Pertama
105
Maafkan Aku
106
Aksi Para Jones
107
Aksi Mommy Amelia
108
Sepenggal Cinta Bara
109
Kenangan Tentang Cinta
110
Mengusir Ulat Bulu
111
Istri Kesayangan
112
Makan Siang
113
Ungkapan Hati Bara
114
Bertemu Renata (Lagi)
115
Kekalutan Renata
116
Pamitan
117
Penyesalan Renata
118
Pengakuan Cinta
119
Kelahiran Para Penerus
120
Ronald dan Roland Pratama
121
Sisi Gelap Shera
122
Pillow Talk
123
Papa Pasti Kembali
124
Akhir Sebuah Rasa
125
Yang Pertama dan Terakhir
126
Ibarat Pohon Buah
127
Selalu Mencintaimu
128
Promo Novel Baru
129
Rilis Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!