Bab 6 Perpisahan Widya

Dua hari terakhir Widya bekerja di MegaCyber penuh dengan pesan dan wejangan untuk Kirana. Tidak lupa juga Widya menitipkan pesan pada Dion untuk tetap membantu Kirana.

Kirana sempat menceritakan pengalaman pertamanya berhadapan langsung dengan Sebastian saat Widya dan Dion tidak ada di kantor. Untung saja, hari itu Dion sudah kembali ke kantor setelah makan siang, sehingga Kirana lebih bisa bernafas.

“Ingat Ki, Pak Sebastian adalah boss yang baik. Selama ini beliau memperlakukan saya dengan baik. Mungkin kalau kamu dianggap masih muda, dan sikap suka keceplosan, malah memancing emosinya.”

“Saya pasti akan terus berusaha mengontrol diri, Mbak Wid. Saya janji tidak akan membuat Mbak Wid malu karena sudah merekomendasikan saya.”

Percakapan singkat itu mengisi dari banyak perbincangan Widya dan Kirana saat makan siang.

Menjelang jam 3 sore, Echi memgabarkan kalau Tuan Richard sudah menyiapkan makan malam sederhana sebagai pesta perpisahan Widya. Tidak mungkin menolak karena instruksi langsung dari Tuan Richard.

Jam 5.30 akhirnya Widya dan Kirana berangkat bersama Echi dan Marsya, asisten Echi yang menggantikan Widya 5 tahun lalu. Ikut juga Lili, sekretaris Pak Johan, wakil dari Sebastian.

Staf khusus direksi yang ditempatkan di lantai 16 yang berjumlah 5 orang berangkat dengan mobil lainnya. Begitu pula dengan Pak Johan yang membawa mobil sendiri. Sebastian semobil dengan Dion dan Amir, asisten Tuan Richard, langsung dari kantor. Sementara Tuan Richard sendiri berangkat dari rumah bersama Nyonya Amelia yang ingin ikut hadir dalam acara Widya.

Satu meja sudah diatur untuk para petinggi MegaCyber dan para asisten mereka, sementara para sekretaris bergabung dengam 6 orang staf khusus berada di meja lainnya. Tetapi atas permintaan langsung dari Nyonya Amelia, Kirana dan Widya bergabung di meja para petinggi.

“Mbak, aku harus omong apa ?” bisik Kirana saat berjalan menuju meja yang telah diisi oleh Tuan Richard dan yang lainnya.

“Jadilah dirimu sendiri, Kirana,” jawab Widya sambil berbisik juga.

“Aku harus panggil apa, Mbak ? Nyonya atau ?”

“Biasa aku memanggilnya Nyonya Amelia. Kamu samakan saja.”

Kirana mengangguk sementara jemarinya saling meremas dan mulai terasa dingin.

Kegugupan Kirana tidak mampu diredam mengingat kalau mereka akan duduk dengan para petinggi MegaCyber, terutama Sebastian !

“Nyonya Amelia, perkenalkan ini Kirana, yang akan menggantikan saya sebagai sekretaris Pak Sebastian,” Widya memperkenalkan Kirana saat mereka sudah berdiri tepat di depan Nyonya Amelia yang sudah duduk.

“Selamat malam Nyonya, perkenalkan saya Kirana,” gadis itu membungkukan badan dan mengulurkan tangannya.

Nyonya Amelia menatap Kirana dari atas kepala sampai ke ujung kaki, membuat Kirana semakin was was.

“Sepertinya masih sangat muda, Wid,” sahut Nyonya Amelia menatap Widya, tanpa membalas uluran tangan Kirana.

“Iya Nyonya,” Widya mengangguk. “Kirana memang baru berumur 21 tahun, Nyonya. Tapi saya yakin kalau dia pasti mampu menjadi pengganti saya.”

Kirana baru saja hendak menarik tangannya namun Nyonya Amelia malah menjabatnya dengan erat.

“Duduklah di sini.” Nyonya Amelia menunjuk kursi kosong di sebelahnya.

Di seberang Nyonya Amelia duduk Tuan Richard dan Sebastian di sebelahnya, berseberangan langsung dengan Kirana.

Beberapa kali tatapan mereka saling bertemu. Meski tatapan Sebastian tidak penuh kebencian seperti pertama kali Kirana bertemu dengannya, namun perasaan cemas masih menghantui Kirana apalagi duduk berhadapan seperti ini.

“Kamu baru lulus kuliah ?” pertanyaan pertama Nyonya Amelia ajukan saat Kirana dan Widya sudah duduk di sebelahnya.

“Sudah setahun yang lalu Nyonya. Hanya saja belum mendapatkan pekerjaan sesuai dengan pendidikan saya,” jawab Kirana sambil tersenyum untuk menetralkan rasa deg deg kan yang berpacu di hatinya.

“Kamu memang lulusan sekretaris ?”

“Iya Nyonya, saya lulusan sekolah sekretaris. Hanya saja baru berjodoh dengan pekerjaan yang sesuai.”

“Jadi pengangguran dong setahun kemarin ?” suara Nyonya Amelia terdengar lebih santai membuat Kirana mulai mengurangi degup di dadanya.

“Saya kerja apa saja Nyonya asal halal. Pernah menjadi pelayan cafe, kasir, SPG bahkan tukang cuci piring di cafe.”

Tanpa sadar perlahan Kirana mulai menjadi dirinya sendiri. Gadis muda yang penuh semangat dan berbicara apa adanya sambil tersenyum lebae. Nyonya Amelia sendiri tertawa pelan menanggapinya, begitu juga dengan Tuan Richard yang menyunggingkan senyum melihat percakapan istri dan sekretaris anaknya.

“Tidak kamu sebutkan juga belajar jadi pelakor ?” sindir Sebastian dengan nada ketus.

“Apa maksud Bapak ?” tanya Kirana spontan sambil menautkan kedua alisnya.

Semua yang duduk di meja itu mendadak diam dan memusatkan perhatian pada Sebastian dan Kirana yang saling bertatapan. Sebastian hanya tertawa sinis tanpa menjawab pertanyaan Kirana.

Sebelum Tuan Richard bertanya pada anaknya, pelayan sudah datang dan mulai menyajikan makanan. Kirana sempar tercengang menatap satu persatu makanan yang disajikan. Pengalamannya sebagai pelayan cafe atau restoran, membuat Kirana bisa menebak kira-kira harga makanan di depannya.

Sambil menikmati makanan yang luar biasa lezatnya untuk Kirana, gadis itu memutar otaknya berpikir tentang perkataan Sebastian barusan. Apa ini ada hubungannya dengan masalah Kirana dengan istri bossnya di perusahaan sebelumnya ?

Kirana menarik nafas panjang dan berusaha menetralkan perasaan kesalnya. Apa karena Sebastian berpikir bahwa Kirana benar-benar seorang pelakor hingga pria itu menatapnya penuh kebencian saat mereka bertemu pertama kali ? Apa Sebastian punya pandangan bahwa Kirana adalah perempuan yang sama seperti mantan istrinya ?

Kirana berusaha menepis pikiran buruknya, apalagi Nyonya Amelia memperlakukannya dengan sangat baik. Istri pemilik MegaCyber itu masih terus mengajaknya berbincang dan sesekali menanyakan hal-hal seputaran kehidupan Kirana. Dan ternyata bukan hanya Kirana, semua sekretaris dan staf khusus lantai 15 dan 16 juga menganggap kalau Nyonya Amelia adalah wanita bangsawan yang sangat baik, ramah, sederhana dan rendah hati. Tidak aneh kalau seluruh yang hadir malam ini terlihat akrab namun sangat segan dan menghormati Nyonya Amelia. Bukan sebagai istri seorang Tuan Richard, pemilik MegaCyber, tapi sebagai wanita yang luar biasa.

Jam 10.15 acara selesai. Untung saja hari ini adalah akhir pekan hingga besok tidak perlu masuk bekerja.

Malam ini Widya dan Kirana diantar pulang oleh Dion dan Amir menggunakan mobil Sebastian, sementara Sebastian sendiri pulang bersama kedua orangtuanya. Sisanya persis seperti formasi saat berangkat tadi.

Kirana memilih diam dan menyenderkan badamnya pada pintu. Widya sempat menatapnya dan mengerti bahwa pikiran Kirana masih terganjal dengan masalah omongan Sebastian tadi.

“Tidak usah dipikirkan lebih jauh, Ki. Kebenaran pasti akan terungkap dengan sendirinya,” nasehat Widya sambil mengelus pelan bahu Kirana.

Gadis itu tersenyum getir sambil mengangguk.

“Mas Dion,” panggil Kirana pada Dion yang duduk di belakang kemudi. Kirana juga menegakkan posisi duduknya.

“Apa Pak Sebastian pernah mendapatkan informasi mengenai kejadian saya di tempat kerja terakhir ?”

Dion melirik Kirana lewat spion tengah. Posisinya yang duduk persis di belakang Dion memudahkan pria itu bertukar pandang dengan Kirana.

“Pak Sebastian orang yang teliti Kirana. Semua detail pekerjaan kamu sudah diketahui oleh Pak Bas, termasuk soal tuduhan istri boss kamu itu,” jelas Dion.

“Tenang saja Kirana,” Amir menimpali. “Tuan Richard dan Pak Sebastian akan mengambil data yang akurat bukan gosip,” Amir terkekeh.

“Elo kira MegaCyber itu perusahaan infotainment ?” Widya menepuk bahu Amir dari belakang.

Amir dan Dion langsung tergelak. Hanya Kirana yang masih sesekali mengerutkan dahinya.

“Apa karena itu Pak Sebastian tidak memyukai saya, karena menganggap saya perempuan nggak benar ?” Tanya Kirana di sela-sela tawa Amir dan Dion.

“Sudah Ki,” Widya mendekat dan merangkul bahu Kirana dari samping. “Kita bertiga percaya kok kalau kamu bisa kerja dan mampu membuat Pak Bas mengubah pandangannya.”

“Semangat Kirana !” seru Amir sambil mengangkat tangannya memberi semangat.

“Kalau perlu bikin Pak Bastian jatuh cinta sama kamu,” ledek Amir sambil mengedipkan matanya ke arah Kirana.

“Ngaco ya elo !” Widya menepuk kembali bahu Amir lebih keras dari yang tadi, hingga membuat asisten Tuan Richard itu meringis.

“Jangan meracuni pikiran anak baik-baik.”

“Target nggak usah ketinggian, Ki,” Dion kembali melirik Kirana dari spion tengah. “Minimal kamu bisa mengembalikan cara pandang Pak Bas soal perempuan, seperti waktu Pak Bas belum dikhianati dengan perkawinannya.”

“Ternyata Mas Amir dan Mas Dion mirip boneka salju hanya pas di depan boss saja ya, aslinya mah ternyata gesrek juga.” Kirana tertawa melihat tingkah kedua asisten yang duduk di depan.

“Biasa Ki, jaim nya ditinggiin,” ledek Widya sambil mencibir.

“Menyesuaikan dengan sikon dong, Ki. Nanti nama baik boss bisa jatuh kalau punya asisten yang suka ngawur,” jawab Amir.

“Nyindir saya nih ?” Kirana mencebik.

“Berasanya begitu, Ki ?”’ledek Dion.

“Kamu hanya perlu belajar menahan spontanitas kamu kok, Ki,” timpal Widya.

Kirana kembali tertawa dan larut dalam candaan dengan Amir, Dion dan Widya. Dukungan ketiganya membuat semangat Kirana kembali lagi. Dia bertekad akan membuktikan bahwa tidak semua perempuan punya niat tersembunyi dibalik kebaikan mereka terutama pada Sebastian.

Hingga akhirnya mobil berhenti di depan rumah Widya. Amir dan Dion turun dari mobil dan sempat memeluk Widya sebagai ucapan perpisahan. Kirana yang terakhir memeluk Widya dengan sangat erat.

Meski besok pagi-pagi.subuh Widya sudah harus berangkat dengan anak-anaknya ke tempat yang baru, Kirana yakin kalau hubungan yang baik ini tidak akan terputus hanya karena rentangan jarak.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

hemmmm....

2024-03-20

0

Mega Girl

Mega Girl

suka ceritanya, semangat thor

2023-04-10

4

мєσωzα

мєσωzα

SEMANGAT KI.. 💪🏼😁

2023-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Pernikahan
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sekretaris Pengganti
4 Bab 4 Mulai Bekerja
5 Bab 5 Setelah 2 Minggu
6 Bab 6 Perpisahan Widya
7 Bab 7 Masa Percobaan
8 Bab 8 Bersikap Profesional
9 Bab 9 Mulai Perhatian
10 Bab 10 Undangan Pesta
11 Bab 11 Calon Istri
12 Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13 Bab 13 Cerita Teman Lama
14 Bab 14 Minta Penjelasan
15 Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16 Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17 Bab 17 Ketemu Mantan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Pacaran Yuk !
20 Bab 20 Drama Honey Bee
21 Bab 21 Tamu Tak Diundang
22 Bab 22 Bukan Penculikan
23 Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24 Bab 24 Ketapel Cinta
25 Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26 Bab 26 Anak Siapa ?
27 Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28 Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29 Bab 29 Ajakan Bertemu
30 Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31 Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32 Bab 32 Family Time
33 Bab 33 Sebuah Jawaban
34 Bab 34 Jangan Dendam
35 Bab 35 Panggilan Tugas
36 Bab 36 Pertemuan di Mal
37 Bab 37 Masih di Mal
38 Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39 Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40 Bab 40 Menghilang
41 Bab 41 Bertemu Shera
42 Ban 42 Merindukanmu
43 Bab 43 Tidak Merindukanmu
44 Bab 44 Kemarahan Kirana
45 Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46 Bab 46 Kecelakaan Kendra
47 Bab 47 Usaha Sebastian
48 Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49 Bab 49 Will You Marry Me ?
50 Bab 50 Rencana Lamaran
51 Bab 51 Meminta Restu
52 Bab 52 Tak Tergoyahkan
53 Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54 Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55 Bab 55 Rencana yang Tertunda
56 Bab 56 Permintaan yang Sulit
57 Bab 57 Bertemu Mommy
58 Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59 Bab 59 Makan Siang
60 Bab 60 Pertemuan Sosialita
61 Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62 Bab 62 Melepas Rindu
63 Bab 63 Provokasi Shera
64 Bab 64 Ajakan Makan Malam
65 Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66 Bab 66 Bantuan Sahabat
67 Bab 67 Sekelebat Fakta
68 Bab 68 Bertemu Steven
69 Jalur Koneksi
70 Bab 70 Tantangan Kirana
71 Bab 71 Keputusan Steven
72 Bab 72 Keputusan Sebastian
73 Bab 74 Rencana Sebastian
74 Bab 75 Memancing di Air Keruh
75 Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76 Menyetujui Permintaan Steven
77 Bab 78 Tes DNA
78 Bab 79 Rencana Masa Depan
79 Pengakuan Shera
80 Kenyataan yang Menyakitkan
81 Kekesalan Kirana
82 Aksi Dendam yang Gagal
83 Kemarahan Steven
84 Karena Aku Mencintaimu
85 Mengulang Kembali
86 Gara-gara Deja Vu
87 Hari Bahagia
88 Bukan yang Pertama dan Terakhir
89 Terima kasih dan Info
90 Kegundahan Hati Kirana
91 Berita Bahagia
92 Ingin Bertemu Steven
93 Para Wanita yang Merepotkan
94 Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95 Berbagi Kabar Bahagia
96 Bumil yang Berubah-ubah
97 Tentang Renata dan Reina
98 Ngidam yang Aneh
99 Bagaikan Amplop dan Perangko
100 Pertemuan dengan Tuan Alexander
101 Ulat Bulu yang Bikin Mual
102 Obrolan Makan Siang
103 Kedatangan Sebastian
104 Pertengkaran Pertama
105 Maafkan Aku
106 Aksi Para Jones
107 Aksi Mommy Amelia
108 Sepenggal Cinta Bara
109 Kenangan Tentang Cinta
110 Mengusir Ulat Bulu
111 Istri Kesayangan
112 Makan Siang
113 Ungkapan Hati Bara
114 Bertemu Renata (Lagi)
115 Kekalutan Renata
116 Pamitan
117 Penyesalan Renata
118 Pengakuan Cinta
119 Kelahiran Para Penerus
120 Ronald dan Roland Pratama
121 Sisi Gelap Shera
122 Pillow Talk
123 Papa Pasti Kembali
124 Akhir Sebuah Rasa
125 Yang Pertama dan Terakhir
126 Ibarat Pohon Buah
127 Selalu Mencintaimu
128 Promo Novel Baru
129 Rilis Novel Baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1 Hari Pernikahan
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sekretaris Pengganti
4
Bab 4 Mulai Bekerja
5
Bab 5 Setelah 2 Minggu
6
Bab 6 Perpisahan Widya
7
Bab 7 Masa Percobaan
8
Bab 8 Bersikap Profesional
9
Bab 9 Mulai Perhatian
10
Bab 10 Undangan Pesta
11
Bab 11 Calon Istri
12
Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13
Bab 13 Cerita Teman Lama
14
Bab 14 Minta Penjelasan
15
Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16
Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17
Bab 17 Ketemu Mantan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Pacaran Yuk !
20
Bab 20 Drama Honey Bee
21
Bab 21 Tamu Tak Diundang
22
Bab 22 Bukan Penculikan
23
Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24
Bab 24 Ketapel Cinta
25
Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26
Bab 26 Anak Siapa ?
27
Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28
Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29
Bab 29 Ajakan Bertemu
30
Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31
Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32
Bab 32 Family Time
33
Bab 33 Sebuah Jawaban
34
Bab 34 Jangan Dendam
35
Bab 35 Panggilan Tugas
36
Bab 36 Pertemuan di Mal
37
Bab 37 Masih di Mal
38
Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39
Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40
Bab 40 Menghilang
41
Bab 41 Bertemu Shera
42
Ban 42 Merindukanmu
43
Bab 43 Tidak Merindukanmu
44
Bab 44 Kemarahan Kirana
45
Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46
Bab 46 Kecelakaan Kendra
47
Bab 47 Usaha Sebastian
48
Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49
Bab 49 Will You Marry Me ?
50
Bab 50 Rencana Lamaran
51
Bab 51 Meminta Restu
52
Bab 52 Tak Tergoyahkan
53
Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54
Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55
Bab 55 Rencana yang Tertunda
56
Bab 56 Permintaan yang Sulit
57
Bab 57 Bertemu Mommy
58
Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59
Bab 59 Makan Siang
60
Bab 60 Pertemuan Sosialita
61
Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62
Bab 62 Melepas Rindu
63
Bab 63 Provokasi Shera
64
Bab 64 Ajakan Makan Malam
65
Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66
Bab 66 Bantuan Sahabat
67
Bab 67 Sekelebat Fakta
68
Bab 68 Bertemu Steven
69
Jalur Koneksi
70
Bab 70 Tantangan Kirana
71
Bab 71 Keputusan Steven
72
Bab 72 Keputusan Sebastian
73
Bab 74 Rencana Sebastian
74
Bab 75 Memancing di Air Keruh
75
Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76
Menyetujui Permintaan Steven
77
Bab 78 Tes DNA
78
Bab 79 Rencana Masa Depan
79
Pengakuan Shera
80
Kenyataan yang Menyakitkan
81
Kekesalan Kirana
82
Aksi Dendam yang Gagal
83
Kemarahan Steven
84
Karena Aku Mencintaimu
85
Mengulang Kembali
86
Gara-gara Deja Vu
87
Hari Bahagia
88
Bukan yang Pertama dan Terakhir
89
Terima kasih dan Info
90
Kegundahan Hati Kirana
91
Berita Bahagia
92
Ingin Bertemu Steven
93
Para Wanita yang Merepotkan
94
Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95
Berbagi Kabar Bahagia
96
Bumil yang Berubah-ubah
97
Tentang Renata dan Reina
98
Ngidam yang Aneh
99
Bagaikan Amplop dan Perangko
100
Pertemuan dengan Tuan Alexander
101
Ulat Bulu yang Bikin Mual
102
Obrolan Makan Siang
103
Kedatangan Sebastian
104
Pertengkaran Pertama
105
Maafkan Aku
106
Aksi Para Jones
107
Aksi Mommy Amelia
108
Sepenggal Cinta Bara
109
Kenangan Tentang Cinta
110
Mengusir Ulat Bulu
111
Istri Kesayangan
112
Makan Siang
113
Ungkapan Hati Bara
114
Bertemu Renata (Lagi)
115
Kekalutan Renata
116
Pamitan
117
Penyesalan Renata
118
Pengakuan Cinta
119
Kelahiran Para Penerus
120
Ronald dan Roland Pratama
121
Sisi Gelap Shera
122
Pillow Talk
123
Papa Pasti Kembali
124
Akhir Sebuah Rasa
125
Yang Pertama dan Terakhir
126
Ibarat Pohon Buah
127
Selalu Mencintaimu
128
Promo Novel Baru
129
Rilis Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!