Bab 3 Sekretaris Pengganti

Satu setengah tahun berlalu.

Sebastian menjadi sosok pria yang bertambah kaku dan dingin pada wanita. Dia menghabiskan waktunya untuk berfokus pada pekerjaan dan mengembangkan MegaCyber.

Beberapa kali kedua orangtuanya mengajak liburan bersama namun pria itu menolaknya. Sebastian memilih menyibukkan dirinya daripada bersantai-santai dengan liburan. Kondisi seperti itu akan membuat pikirannya kembali teringat pada kenangannya bersama Shera.

Sebastian memanggil Dion lewat telepon di mejanya. Tidak lama, pria berpostur kurus tinggi itu pun sudah muncul dan berdiri di depan meja bossnya.

“Kapan Widya akan berhenti bekerja ?” Sebastian langsung bertanya tanpa menatap Dion. Tatapannya masih fokus ke satu berkas dokumen yang harus ditandatanganinya siang ini.

“Awal bulan depan, Pak. Jadi sekitar 3 minggu lagi.”

Sebastian menyandarkan punggungnya ke kursi dan menarik nafas berat.

“Sudah kamu cek latar belakang penggantinya ? Siapa namanya ?”

“Saya sudah meminta Aldo untuk menelusuri semua akun medsosnya, Pak, dan mencari informasi mengnai pengganti Mbak Widya.”

Sebastian menyatukan kedua jemarinya dan mendekatkan di depan bibirnya. Dia sempat pusing saat Widya, sekretaris senior yang sudah bekerja di MegaCyber lebih dari 10 tahun mengundurkan diri karena akan mengikuti suaminya pindah tugas ke luar kota.

Widya menjadi sekretaris Sebastian sejak dia mulai membantu daddy Richard mengelola peusahaan 5 tahun yang lalu. Sebelumnya Widya merupakan assiten Dewi, sekretaris daddy Richard.

Widya sudah mempersiapkan penggantinya. Namun Sebastian merasa ragu meskipun Widya sudsah memberikan jaminan kalau penggantinya akan mampu bekerja dengan baik seperti dirinya. Masalahnya perempuan yang akan menggantikan Widya masih berusia 21 tahun sedangkan Widya sendiri berumur 35 tahun. Dari sisi umur, sudah dipastikan kalau dari pengalaman penggantinya masih sangat minim.

Dion meletakkan sebuah map di atas meja Sebastian dan digeser mendekati bossnya. Sebastian mengambil dan membukanya.

“Namanya Kirana Gunawan, usianya 21 tahun. Lulusan sekolah sekretaris dengan gelar diploma. Belum pernah bekerja sebagai sekretaris, sejak lulus selama setahun pernah bekerja menjadi kasir, waiter dan SPG (sales promotion girl). Baru 3 bulan terakhir bekerja sebagai sekretaris junior, namun tidak melanjutkan masa percobaannya karena dianggap menggoda boss oleh istri bossnya sendiri.”

Sebastian mengerutkan dahinya mendngar penjelasan Dion. Tatapannya tertuju pada pas foto yang tertempel di surat lamaran yang sedang dibacanya. Sebastian jadi bingung kenapa Widya memberikan referensi untuk gadis semacam ini ? Apa dia mampu menjadi sekretraris seorang CEO sekelas Sebastian yang sarat tugas dan tanggungjawab ?

“Apa HRD tidak berusaha mencari pilihan calon lannya- ?” Sebastian menatap Dion sambil memicingkan matanya.

“Mbak Widya sudah bicara dengan Pak Rano (HRD Manager) dan minta untuk tidak mencari sekretaris lain sampai 3 bulan ke depan. Mbak Widya memastikan kalau pilihannya pasti sanggup menjadi penggantinya.”

Sebastian geleng-geleng kepala dengan wajah terlihat kesal.

Dua hari yang lalu dia bicara langsung dengan Widya membahas tentang sekretaris penggantinya. Widya kekeh meminta Sebastian untuk memberikan kesempatan pada Kirana untuk menggantikannya. Widya menjamin bahwa pilihannya tidak akan mengecewakan Sebastian. Dan yang membuat Sebastian bertambah kesal, daddy Richard yang ada saat itu memberikan dukungan pada permintaan Widya.

“Mungkin Widya benar, Bas. Kamu membutuhkan seorang sekretaris yang muda biar hidupmu lebih hidup dan bersemangat kembali.”

Sebastian langsung menatap daddy Richard yang berbicara sambil tertawa kecil.

“Apa maksud Daddy ?” tanya Sebastian dengan wajah kesal.

“Apa kamu tidak bosan didampingi wanita berumur seperti Widya dan asisten kaku seperti Dion ?” daddy Richard kembali terkekeh sambil menatap putranya.

“Saya senang karena Pak Richard mempunyai pandangan yang sama dengan saya,”

Widya tidak tersinggung dibilang wanita berumur oleh Tuan Richard, malah dia menanggapi secara positif omongan mantan bossnya itu.

Sebastian mendengus kesal melihat kekompakan daddy dan sekretarisnya.

“Pak Sebastian, mohon Bapak percaya pada pilihan saya ini. Beri waktu Kirana 6 bulan, dan sekiranya dia masih tidak bisa memenuhi kriteria Bapak, dia boleh dipecat sebagai sekretaris Bapak,” pinta Widya dengan wajah memohon.

“6 bulan ?” Sebastian mendengus kesal. “Terlalu lama ! Aku hanya akan memberinya waktu 3 bulan sesuai aturan masa percobaan. Kalau dia gagal, aku akan minta Pak Rano segera mencari penggantinya.”

“Terima kasih Pak Sebastian,” Widya menganggukkan kepalanya. “Saya akan pastikan kalau Kirana akan bekerja semaksimal mungkin selama 3 bulan.”

Raut wajah Sebastian berubah kesal jika ingat pembicaraannya dengan Widya dan daddy Richard.

“Pak Sebastian. Pak.”

Dion yang sejak tadi memperhatikan boss nya yang terdiam melamun mendekat dan menggerak-gerakan tangannya di depan wajah Sebastian.

“Kamu ngapain sih ?” Sebastian langsung menepis tangan Dion yang mengganggu di depan wajahnya.

Dion mundur kembali dan berdiri di depan meja Sebastian.

“Jadi kapan dia akan mulai bekerja di sini ?” tanya Sebastian sambil menurup map yang berisi data sekretaris penggantinya.

“Hari Senin, Pak. Mbak Widya akan mengajarkannya terlebih dahulu.”

“Awas saja kalau pilihan Widya malah membuatku tambah pusing !” omel Sebastian sambil mendorong keras map di depannya untuk dikembalikan pada Dion.

Dion tersenyum tipis melihat wajah kesal boss-nya membahas tentang sekretaris pengganti. Ada satu informasi yang tidak disampaikannya pada Sebastian. Dion yakin kalau Sebastian akan langsung menolak mentah-mentah jika tahu kalau Kirana adalah seorang gadis pemberani yang tidak segan melawan atasannya atau pelanggan yang berani bersikap tidak baik.

Dion berpikir kalau Sebastian membutuhkan karyawan seperti itu sebagai bagian dari tim intinya dalam bekerja. Dion berharap kalau gadis dengan karakter Kirana mampu memberikan warna baru dalam hidup Sebastian yang sangat monoton dan terkadang menjemukan. Apalagi sejak batal menikah dengan Shera.

“Temani aku makan siang !”

Sebastian bangun dari kursinya dan berjalan keluar ruangan. Dion hanya mengangguk dan mengikuti langkah bossnya.

Di depan ruangan, terlihat meja Widya kosong. Sekretarisnya itu minta ijin tidak masuk kerja selama 2 hari karena harus mengurus surat-surat pindahan sekolah kedua anaknya.

****

Di tempat lain, Kirana sedang membantu Widya yang mulai mengepak barang-barang pindaha. Rencananya suami Mbak Widya akan berangkat hari Minggu untuk mempersiapkan dulu kebutuhan istri dan kedua anaknya.

“Kamu sudah siap bekerja kan, Ki ?” tanya Widya sambil memasukan buku-buku koleksi suaminya ke dalam dus.

“Aku sih siap bekerja apa saja, Mbak, selama halal. Tapi apa Mbak yakin kalau boss mbak menerima aku jadi sekretarisnya ?”

Widya hanya tersenyum melihat wajah Kirana yang cemas namun malah terlihat lucu.

“Selama kamu mau belajar, yang sulit pasti jadi mudah. Tapi selalu ingat pesan mbak…”

“Jangan terlalu sering membantah sekalipun aku tahu kalau itu tidak benar, karena perkataan boss lebih banyak benarnya daripada salah,” potong Kirana dengan cepat dengan posisi siap siaga.

Widya tertawa melihat penampilan Kirana yang tiba-tiba berdiri tegak bagaikan seorang anak SD yang mengikuti upacara. Wajahnya pun berubah serius.

“Nah itu pintar, baru dua kali langsung hafal pesan Mbak.”

“Mbak,” Kirana mendekat, membantu merapatkan tutup dus yang akan disegel dengan selotip. Isinya sudah penuh.

“Boleh cerita sedikit nggak soal calon boss aku ?”

“Kenapa ? Mau jadi target calon suami ?” ledek Widya sambil tertawa.

“Ih bukan begitu, Mbak Wid. Minimal aku kan harus tahu apa yang dia suka atau nggak suka. Bagaimana sifatnya supaya aku lebih gampang ngertiin.”

Widya mengambil satu dus kosong dan mulai memasukan kembali buku-buku yang masih ada di rak.

“Pak Sebastian itu pengusaha muda berusia 28 tahun. Dia agak anti berinteraksi dengan perempuan-perempuan yang ganjen, genit dan agresif.”

“Itu bukan aku banget deh, Mbak,” potong Kirana sambil geleng-geleng.

“Satu setengah tahun yang lalu, Pak Bas sudah menikah tetapi di hari yang sama juga dia membatalkan pernikahannya.”

“Loh jadi Pak Bas itu duda dong, Mbak ?”

Widya menghentikan aktivitasnya, memicing menatap Kirana yang terlihat antusias dengan pertanyaannya.

“Kamu kok kayaknya lebih tertarik sama hal-hal pribadinya Pak Sebastian ?”

Kirana tersenyum malu-malu seperti gadis yang tertangkap basah melihat pria pujaannya.

“Kan nanya Mbak, nanya untuk memastikan.”

“Dasae abege yang haus perhatian cowok,” ledek Widya sambil tertawa.

“Ihh Mbak Wid mah nggak asyik,” gerutu Kirana dengan mulut yang sudah mengerucut.

“Soal status namanya duda atau perjaka, aku juga nggak tahu sih, Ki. Tapi ya begitu kondisinya.”

Kirana hanya manggut-manggut dan menunggu cerita Widya selanjutnya.

“Pak Bas itu orang yang baik hanya saja agak keras. Cuma memang kalau sama perempuan-perempuan single, dia agak kaku, dingin dan galak.”

“Bakalan begitu nggak Mbak kalau sama aku ?” tanya Kirana sambil menautkan kedua alisnya.

“Selama kamu bisa bekerja profesional, aku percaya kalau Pak Bas itu pasti bisa menerima kamu, kok. Asal kamu jangan keganjenan ya !” Widya kembali meledek Kirana sambil tertawa.

“Jangan lupa tahan diri kamu untuk nggak gampang emosi kalau lihat boss kamu lagi galau.”

“Memangnya Pak Bas suka galau, Mbak ?”

“Sejak pernikahannya gagal, Pak Bastian hanya fokus dengan pekerjaannya. Tapi ya namanya manusia, apalagi dia sudah pernah merasakan punya kekasih selama 3 tahun, sudah pasti ada saat dia membutuhkan perhatian dari perempuan meski dia menyangkalnya.”

“Apa mantan istrinya itu cantik, Mbak ?”

Widya menghentikan kembali aktivitasnya dan menatap Kirana dengan mata membelalak. Tapi kemudian dia tergelak.

“Kamu nanya sampai ke wajah mantan istrinya, memang kenapa ? Ada rencana mau mendekati Pak Bas ?”

“Ih Mbak Wid jangan nethink dulu dong,” protes Kirana dengan bibir manyun.

“Udah pastilah dia wanita cantik dan berpendidikan tinggi karena berasal dari keluarga berada. Kalau kamu mau daftar, kayaknya di babak kualifikasi aja kamu udah gagal deh,” ejek Widya sambil tertawa.

“Duh Mbak, mana ada aku berpikiran untuk mendekati seorang Tuan Sebastian Pratama yang tersohor dan konglomerat itu. Apalah artinya aku, cuma jadi remahan kerupuk di toples ruang para pelayannya.”

Widya masih saja tertawa mendengar ocehan Kirana sementara tangannya masih terus melanjutkan pekerjaan.

“Kamu belum aja lihat aslinya, pasti langsung klepek-klepek.”

“Memangnya aku ikan yang keluar dari kolam jatuh ke lantai jadi klepek-klepek karena nggak ada air ?” balas Kirana sambil mencibir.

Widya tertawa sambil geleng-geleng kepala. Dia sendiri berdoa dalam hati semoga keputusannya menjadikan Kirana penggantinya tidak salah.

Semula Widya tidak berpikir untuk mengajukan Kirana, gadis muda berusia 21 tahun yang menjadi tetangganya untuk menggantikan posisinya. Mereka kenal cukup baik karena tinggal di gang yang sama hanya beda 3 rumah.

Selain itu, Ibu Lia, mamanya Kirana adalah penjahit baju langganan Widya. Saat Widya mengambil jahitannya hari itu, Bu Lia meminta tolong pada Widya mencarikan pekerjaan untuk Kirana.

Kirana yang akhirnya mendapat pekerjaan sesuai pendidikannya, harus berhenti kembali setelah bekerja 3 bulan. Istri bossnya menuduh dia mencoba menggoda suaminya yang adalah atasan Kirana langsung.

Kirana sempat adu argumen dan memastikan bahwa dia tidak pernah menggoda bossnya, justru atasannya itu memang lelaki kegatelan yang sukanya sama daun muda. Akhirnya tanpa menunggu diberhentikan, Kirana pun mengundurkan diri.

Bu Lia percaya pada putri satu-satunya. Dia paham betul akan sifat Kirana yang memang berani namun tetap berpegang pada prinsipnya. Meski hanya hidup sederhana dengan orangtua dan seorang adik laki-lakinya, Kirana tidak pernah menerima pekerjaan yang tidak halal. Tidak pernah terpikir dalam hatinya untuk mengambil jalan pintas meski harus keluar masuk perusahaan mencari lowongan.

Widya percaya pada didikan Bu Asih dan Pak Anto, kedua orangtua Kirana. Widya sendiri melihat Kirana sebagai gadis baik yang periang, ramah, mudah bergaul dan ringan tangan. Sekalipun hanya menyelesaikan sekolah sekretaris tanpa gelar, Kirana adalah seorang gadis yang tekun dan mudah memahami saat belajar hal-hal baru. Gadis itu tidak pernah putus asa sekalipun harus menunggu pekejaan yang sesuai dengan pendidikannya.

Widya menatap Kirana yang masih membantunya di rumah sambil terus berceloteh. Sikap Kirana ini lah yang membuat Widya yakin untuk mengajukan Kirana penggantinya untuk seorang Sebastian Pratama. Apalagi Kirana berhasil lulus melewti semua tes yang menjadi standar prosedur di perusahaan, termasuk hasil pemeriksaan keseatan.

Semoga Kirana adalah pilihan yang tepat untuk menggantikan posisi Widya.

Terpopuler

Comments

Julia Juliawati

Julia Juliawati

suka sm gadis pemberani g lemah g menye"

2025-03-11

1

Ina Karlina

Ina Karlina

Kirana dan Sebastian pasti kaya Tom n Jerry.. pasti seru😁😁😁😁

2025-03-10

0

Yuli Yuli

Yuli Yuli

td ibunya Kirana nmnya lia kok td dganti nm asih

2024-03-20

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Pernikahan
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sekretaris Pengganti
4 Bab 4 Mulai Bekerja
5 Bab 5 Setelah 2 Minggu
6 Bab 6 Perpisahan Widya
7 Bab 7 Masa Percobaan
8 Bab 8 Bersikap Profesional
9 Bab 9 Mulai Perhatian
10 Bab 10 Undangan Pesta
11 Bab 11 Calon Istri
12 Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13 Bab 13 Cerita Teman Lama
14 Bab 14 Minta Penjelasan
15 Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16 Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17 Bab 17 Ketemu Mantan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Pacaran Yuk !
20 Bab 20 Drama Honey Bee
21 Bab 21 Tamu Tak Diundang
22 Bab 22 Bukan Penculikan
23 Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24 Bab 24 Ketapel Cinta
25 Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26 Bab 26 Anak Siapa ?
27 Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28 Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29 Bab 29 Ajakan Bertemu
30 Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31 Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32 Bab 32 Family Time
33 Bab 33 Sebuah Jawaban
34 Bab 34 Jangan Dendam
35 Bab 35 Panggilan Tugas
36 Bab 36 Pertemuan di Mal
37 Bab 37 Masih di Mal
38 Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39 Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40 Bab 40 Menghilang
41 Bab 41 Bertemu Shera
42 Ban 42 Merindukanmu
43 Bab 43 Tidak Merindukanmu
44 Bab 44 Kemarahan Kirana
45 Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46 Bab 46 Kecelakaan Kendra
47 Bab 47 Usaha Sebastian
48 Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49 Bab 49 Will You Marry Me ?
50 Bab 50 Rencana Lamaran
51 Bab 51 Meminta Restu
52 Bab 52 Tak Tergoyahkan
53 Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54 Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55 Bab 55 Rencana yang Tertunda
56 Bab 56 Permintaan yang Sulit
57 Bab 57 Bertemu Mommy
58 Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59 Bab 59 Makan Siang
60 Bab 60 Pertemuan Sosialita
61 Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62 Bab 62 Melepas Rindu
63 Bab 63 Provokasi Shera
64 Bab 64 Ajakan Makan Malam
65 Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66 Bab 66 Bantuan Sahabat
67 Bab 67 Sekelebat Fakta
68 Bab 68 Bertemu Steven
69 Jalur Koneksi
70 Bab 70 Tantangan Kirana
71 Bab 71 Keputusan Steven
72 Bab 72 Keputusan Sebastian
73 Bab 74 Rencana Sebastian
74 Bab 75 Memancing di Air Keruh
75 Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76 Menyetujui Permintaan Steven
77 Bab 78 Tes DNA
78 Bab 79 Rencana Masa Depan
79 Pengakuan Shera
80 Kenyataan yang Menyakitkan
81 Kekesalan Kirana
82 Aksi Dendam yang Gagal
83 Kemarahan Steven
84 Karena Aku Mencintaimu
85 Mengulang Kembali
86 Gara-gara Deja Vu
87 Hari Bahagia
88 Bukan yang Pertama dan Terakhir
89 Terima kasih dan Info
90 Kegundahan Hati Kirana
91 Berita Bahagia
92 Ingin Bertemu Steven
93 Para Wanita yang Merepotkan
94 Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95 Berbagi Kabar Bahagia
96 Bumil yang Berubah-ubah
97 Tentang Renata dan Reina
98 Ngidam yang Aneh
99 Bagaikan Amplop dan Perangko
100 Pertemuan dengan Tuan Alexander
101 Ulat Bulu yang Bikin Mual
102 Obrolan Makan Siang
103 Kedatangan Sebastian
104 Pertengkaran Pertama
105 Maafkan Aku
106 Aksi Para Jones
107 Aksi Mommy Amelia
108 Sepenggal Cinta Bara
109 Kenangan Tentang Cinta
110 Mengusir Ulat Bulu
111 Istri Kesayangan
112 Makan Siang
113 Ungkapan Hati Bara
114 Bertemu Renata (Lagi)
115 Kekalutan Renata
116 Pamitan
117 Penyesalan Renata
118 Pengakuan Cinta
119 Kelahiran Para Penerus
120 Ronald dan Roland Pratama
121 Sisi Gelap Shera
122 Pillow Talk
123 Papa Pasti Kembali
124 Akhir Sebuah Rasa
125 Yang Pertama dan Terakhir
126 Ibarat Pohon Buah
127 Selalu Mencintaimu
128 Promo Novel Baru
129 Rilis Novel Baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1 Hari Pernikahan
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sekretaris Pengganti
4
Bab 4 Mulai Bekerja
5
Bab 5 Setelah 2 Minggu
6
Bab 6 Perpisahan Widya
7
Bab 7 Masa Percobaan
8
Bab 8 Bersikap Profesional
9
Bab 9 Mulai Perhatian
10
Bab 10 Undangan Pesta
11
Bab 11 Calon Istri
12
Bab 12 Memperkenalkan Calon Istri
13
Bab 13 Cerita Teman Lama
14
Bab 14 Minta Penjelasan
15
Bab 15 Keponya Mommy Amelia
16
Bab 16 Perkenalan Tak Terduga
17
Bab 17 Ketemu Mantan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Pacaran Yuk !
20
Bab 20 Drama Honey Bee
21
Bab 21 Tamu Tak Diundang
22
Bab 22 Bukan Penculikan
23
Bab 23 Kenapa Kamu Mencintaiku ?
24
Bab 24 Ketapel Cinta
25
Bab 25 DLBK Bukan CLBK
26
Bab 26 Anak Siapa ?
27
Bab 27 Cerita dari Masa Lalu
28
Bab 28 Masih Cerita Masa Lalu
29
Bab 29 Ajakan Bertemu
30
Bab 30 Bertemu Tante Rosa
31
Bab 31 Selalu Ada Untukmu
32
Bab 32 Family Time
33
Bab 33 Sebuah Jawaban
34
Bab 34 Jangan Dendam
35
Bab 35 Panggilan Tugas
36
Bab 36 Pertemuan di Mal
37
Bab 37 Masih di Mal
38
Bab 38 Cinta yang Sesungguhnya
39
Bab 39 Pesan yang Menyakitkan
40
Bab 40 Menghilang
41
Bab 41 Bertemu Shera
42
Ban 42 Merindukanmu
43
Bab 43 Tidak Merindukanmu
44
Bab 44 Kemarahan Kirana
45
Bab 45 Dia Bukan Siapa-Siapa
46
Bab 46 Kecelakaan Kendra
47
Bab 47 Usaha Sebastian
48
Bab 48 Bertemunya Masa Lalu dan Masa Depan
49
Bab 49 Will You Marry Me ?
50
Bab 50 Rencana Lamaran
51
Bab 51 Meminta Restu
52
Bab 52 Tak Tergoyahkan
53
Bab 53 Lamaran dan Orang Ketiga
54
Bab 54 Dugaan yang Terbukti
55
Bab 55 Rencana yang Tertunda
56
Bab 56 Permintaan yang Sulit
57
Bab 57 Bertemu Mommy
58
Bab 58 Sisi Lain Mommy Amelia
59
Bab 59 Makan Siang
60
Bab 60 Pertemuan Sosialita
61
Bab 61 Wanita-wanita Kuat
62
Bab 62 Melepas Rindu
63
Bab 63 Provokasi Shera
64
Bab 64 Ajakan Makan Malam
65
Bab 65 Dukungan Sahabat Lama
66
Bab 66 Bantuan Sahabat
67
Bab 67 Sekelebat Fakta
68
Bab 68 Bertemu Steven
69
Jalur Koneksi
70
Bab 70 Tantangan Kirana
71
Bab 71 Keputusan Steven
72
Bab 72 Keputusan Sebastian
73
Bab 74 Rencana Sebastian
74
Bab 75 Memancing di Air Keruh
75
Bab 76 Pembiacaraan Dari Hati ke Hati
76
Menyetujui Permintaan Steven
77
Bab 78 Tes DNA
78
Bab 79 Rencana Masa Depan
79
Pengakuan Shera
80
Kenyataan yang Menyakitkan
81
Kekesalan Kirana
82
Aksi Dendam yang Gagal
83
Kemarahan Steven
84
Karena Aku Mencintaimu
85
Mengulang Kembali
86
Gara-gara Deja Vu
87
Hari Bahagia
88
Bukan yang Pertama dan Terakhir
89
Terima kasih dan Info
90
Kegundahan Hati Kirana
91
Berita Bahagia
92
Ingin Bertemu Steven
93
Para Wanita yang Merepotkan
94
Masa Lalu di Tengah Kebahagiaan
95
Berbagi Kabar Bahagia
96
Bumil yang Berubah-ubah
97
Tentang Renata dan Reina
98
Ngidam yang Aneh
99
Bagaikan Amplop dan Perangko
100
Pertemuan dengan Tuan Alexander
101
Ulat Bulu yang Bikin Mual
102
Obrolan Makan Siang
103
Kedatangan Sebastian
104
Pertengkaran Pertama
105
Maafkan Aku
106
Aksi Para Jones
107
Aksi Mommy Amelia
108
Sepenggal Cinta Bara
109
Kenangan Tentang Cinta
110
Mengusir Ulat Bulu
111
Istri Kesayangan
112
Makan Siang
113
Ungkapan Hati Bara
114
Bertemu Renata (Lagi)
115
Kekalutan Renata
116
Pamitan
117
Penyesalan Renata
118
Pengakuan Cinta
119
Kelahiran Para Penerus
120
Ronald dan Roland Pratama
121
Sisi Gelap Shera
122
Pillow Talk
123
Papa Pasti Kembali
124
Akhir Sebuah Rasa
125
Yang Pertama dan Terakhir
126
Ibarat Pohon Buah
127
Selalu Mencintaimu
128
Promo Novel Baru
129
Rilis Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!