"Kamu siapa, kenapa aku bisa sampai di sini??" ucap Rina disela isak tangisnya.
"Maaf Aku tadi yang menolongmu, kamu jatuh pinsang di lantai Toilet tadi, dan sekujur tubuh kamu basah, sehingga aku membawamu ke sini karena Aku tidak tahu arah jalan ke Rumah Sakit," ucap Emre.
Untung saja Rina segera sadar dan tenang kembali setelah beberapa saat Emre berusaha untuk menenangkan Rina. Emre pun menghubungi nomor handphone sahabatnya, agar Arya segera datang dan Emre Ingin membahas rencananya yang ingin melamar dan segera menikahi Rina sebelum perutnya semakin membesar.
Emre khawatir melihat kondisi Rina. Rina sepertinya trauma dengan kejadian yang terjadi dulu. Emre andai saja tidak dalam keadaan pengaruh obat perangsang dan minuman alkohol pasti Emre tidak akan melakukan hal itu. Emre segera menghubungi nomor handphone Arya.
Karena hanya Arya orang yang bisa membantunya mengatasi masalah yang sedang dialaminya. Emre segera menghubungi nomor handphone Arya. Tetapi sudah berulang kali Emre menghubungi nomor handphone Arya, tetapi belum mendapatkan hasil.
Emre tidak putus asa dan tetap berusaha untuk menghubungi nomor handphone Arya. Emre bernafas lega karena telponnya akhirnya diangkat juga. Emre bahagia karena sudah putus asa dengan keadaan Rina.
"Assalamu alaikum Arya," ucap salam Emre setelah telponnya tersambung.
"Waalaikum salam," jawab Arya yang sedang duduk di hadapan komputernya.
"Arya, boleh kah tidak Aku minta tolong??" tanya Emre kepada Arya.
"Silahkan Emre, Emangnya mau minta tolong apa?" tanya Arya.
"Boleh gak kamu datang ke kamar hotel Aku?" Tanya Emre.
"Emangnya ada apa yah, sepertinya ada yang penting?" Jawab Arya.
"Tolong jangan lakukan itu padaku, Aku mohon jangan," ucap Rina setengah berteriak.
Saking kerasnya suara Rina hingga Arya mampu mendengarnya. Arya pun kaget dan heran kenapa ada seorang perempuan di kamar Hotel Emre dan perempuan itu berteriak.
"Emre, itu suara siapa, kok ada suara perempuan yang meminta tolong??" tanya Arya yang dibuat penasaran.
Delia pun mendengar teriakan dari perempuan itu.
"Kak, sepertinya Aku mengenal suara itu" ucap Delia yang mencoba mengingat dengan baik suara itu.
Arya dan Delia langsung saling berpandangan setelah memikirkan tentang siapa pemilik suara itu. Arya dan Delia sudah dalam perjalanan pulang ke Kediamannya setelah dari acara resepsi pernikahan Rangga Azof dan Rindu Kirana.
Emre mencoba untuk menenangkan Rina, tetapi Rina malahan semakin bertambah takut bahkan sudah histeris dan berteriak. Karena Emre tidak ingin Arya dan Delia salah paham, karena Emre sangat yakin kalau Arya pasti mendengar suara dari teriakan Rina.
"Jangan mendekat, Aku mohon pergilah dari sini" teriak Rina yang semakin menjadi saja bahkan Rina sudah melempar apa saja yang ada di dekatnya.
"Arya cepatlah kesini, please!" ucap Emre yang sudah terkena lemparan pas bunga mawar.
Emre terkena lemparan pas bunga yang ada dia atas Nakas. Emre berusaha untuk menghindarkan tetapi naas nasib Emre karena Jidadnya menjadi sasaran empuk dari amukan Rina.
"Kak, Ayo cepat putar balik mobilnya, Aku tidak ingin terjadi sesuatu kepada Rina" ucap Delia.
Arya segera memutar balik mobilnya yang untungnya belum terlalu jauh dari Area Hotel Ocean Global. Arya mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena sudah mengkhawatirkan keadaan Rina. Arya dan Delia sangat yakin kalau perempuan yang berteriak itu adalah Rina.
"Ya Allah, apa sebenarnya yang terjadi kepadamu Rina," ucap Delia yang sudah semakin mengkhawatirkan keadaan Rina.
Arya dan Delia segera turun dari mobilnya dan tidak memarkirkan mobilnya di tempat parkir mobil yang disediakan.
Maklumlah Arya dan Delia kan pemilik dari Hotel DA jadi bebas saja mau parkir di mana pun tidak ada yang berani melarang atau pun berkomentar. Arya dan Delia segera berlari ke dalam Hotel dan segera menaiki Lift.
"Sayang, hati-hati jalannya, ingat kamu itu sedang hamil," ucap Arya yang khawatir melihat Delia yang sudah setengah berlari.
"Jangan khawatirkan Aku Kak, insya Allah Aku dan bayiku baik-baik saja," tuturnya Delia yang tetap melangkahkan kakinya ke Kamar Hotel Emre.
Arya tidak bis berbuat apa-apa lagi kalau Istrinya berkata seperti itu, Arya mencari aman saja dari pada dirinya tidak mendapatkan jatah. Delia langsung masuk ke dalam kamar Hotel Emre yang kebetulan tidak terkunci.
Delia sangat kaget melihat kondisi Rina. Pakaiannya sudah acak-acakan, hijabnya sudah hampir terlepas dari kepalanya. Makeup Rina pun sudah belepotan.
"Ya Allah Rin, Kamu kenapa sayang??" Tutur Delia yang berusaha untuk menenangkan diri Rina dengan cara memeluknya.
Rina langsung menoleh ke arah Delia, Rina langsung berhambur ke arah Delia dan membalas pelukan Delia.
"Del, kamu sudah datang, Bawa aku pulang yah, Aku takut Del," sahut rengekan Rina.
"Okey, kita akan pulang tapi tolong jangan seperti ini, aku sedih melihatmu!" Lirihnya Delia sambil mengelus punggung Rina.
"Del, Pria itu ingin menyentuhku, tapi aku tidak mau Del" ucap Rina sambil menangis tersedu-sedu seperti ana kecil yang ingin dibelikan permen.
Rina menunjuk ke arah Emre. Emre langsung tidak enak karena Emre tidak ingin Arya dan Delia salah paham kepadanya. Delia langsung menatap Emre, Delia kasihan pada Emre Karena luka yang ada di kepalanya belum diobati dan darah sudah menetes membasahi pipinya.
......................
Tinggalkan jejaknya kakak Readers setelah baca yah dan dukung juga Novelku yg lainnya yang alur ceritanya tidak kalah menarik dari cerita Kekuatan Cinta judulnya ada dibawah ini:
Hikayat Cinta Syailendra
Pelakor Pilihan
Ketika Kesetiaanku Dipertanyakan
Cinta Kedua CEO
Hanya Sekedar Baby Sitter
Makasih banyak untuk Readers yang telah meluangkan waktunya untuk mampir..
Mohon Maaf jika banyak sekali terdapat kesalahan atau typo kata dalam penulisan maupun pengetikannya...
I love you all Readers…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments