Bab 5 : Sebuah Kesempatan

Sesampainya di kamar Apartemen, Vegas dengan cepat mengambil surat yang masih ada di atas meja dekat TV, dia membuka surat itu dan membaca surat pengunduran diri dengan tanda tangan Harry yang menyatakan jika pada tanggal 13 Harry resmi berhenti menjadi asistem Vegas. Tanggal 13 adalah lusa, benar-benar sangat mendadak dan bagaimana bisa Vegas mencari asisten baru yang bisa membuatnya merasa nyaman seperti bersama keluarga sendiri. 2 tahun bersama Marteen saja Vegas masih membatasi diri dan tidak terlalu terbuka dengan isi hatinya, tidak pernah sekali pun Vegas menceritakan keluhan dalam pekerjaannya yang menumpuk pada Marteen langsung dan selalu mengomel pada Harry sebagai pelampiasannya. "Argh sial," desis Vegas sambil berdecak keras lalu membuang surat yang ada di tangannya pada tempat sampah.

Harry yang melihat itu hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan, dia pun mengurungkan niatnya untuk membujuk Vegas agar mau melepaskannya. Dengan berat hati, Harry keluar dari apartemen Vegas, dia masuk ke dalam lift dan menekan tombol kamara apartemennya yang hanya berbeda beberapa lantai.

Harry mengeluarkan ponsel dan mulai menghubungi Rose, dia tidak tahu cara menenangkan Vegas jika sudah seperti ini. "Halo? Harry?" terdengar suara Rose yang sudah memanggil Harry, suara Rose tampak sedang sibuk di dapur karena Harry tak sengaja menangkap suara peralatan dapur dan kompor.

"Halo, Rose. Apa kau sedang sibuk?" tanya Harry dengan nada ragu, apa dia sudah mengganggu Rose yang sedang sibuk?

"Oh tidak, santai saja, aku sedang memiliki tamu yang cukup baik, dia membantu ku memasak. Ada apa Harry? apa ada sesuatu tentang Vegas?"

Harry menarik nafasnya dalam, dia memijit pelan keningnya yang terasa pening. "Dia sedang marah pada ku. Aku bingung harus membujuknya bagaimana agar dia mengijinkan aku untuk berhenti menjadi asistennya."

"Apa? tunggu sebentar Harry, aku akan keluar dulu sebentar. Helena, tunggu sebentar ya, aku harus menerima telepon." Harry dapat mendengar suara kecil Rose yang sedang berpamitan pada seseorang. Tak berapa lama, suara yang didengar Harry cukup tenang, tidak seberisik tadi. "Harry, kau masih di sana?" tanya Rose.

"Ya, aku masih di sini," jawab Harry sambil keluar dari dalam lift, dia menyusuri lorong menuju kamarnya.

"Ada masalah apa hingga membuat mu keluar? apa Vegas membuat mu lelah? dia memang sedikit keras kepala, tapi dia anak yang baik Harry," ucap Rose dengan begitu lembut.

Harry tersenyum kecil, sangat beruntung Vegas memiliki seorang kakak yang sangat menyayanginya seperti ini. "Tidak Rose, aku tidak bermasalah sedikit pun dengan Vegas. Tapi ada masalah besar yang sekarang sedang aku hadapi, Julia hamil, dia sudah berada di Peru dan keluarga ku sudah mempersiapkan acara pernikahan kita untuk minggu depan, kehamilan Julia sudah memasuki 4 bulan, aku tidak bisa menunda pernikahan ini Rose."

Rose tak langsung memberikan solusi, ada beberapa detik yang terjeda dalam percakapan mereka. "Apa setelah menikah kau tidak bisa kembali bekerja dengan Vegas? kau dan Julia bisa tinggal di Kolombia setelah menikah," ucap Rose dengan hati-hati.

"Tidak, aku sudah mengajukan saran itu, tapi Julia ingin tinggal di Peru, bahkan Ayahnya sudah mengatur pekerjaan baru ku di perusahaan miliknya. Aku benar-benar tidak memiliki pilihan lain, Rose."

"Baiklah, kau tenang saja, saat ini mungkin Vegas sedang emosi. Aku akan membantu mu untuk membujuk Vegas agar mengerti dengan posisi mu saat ini. Apa kau sudah memiliki asisten pengganti untuk Vegas?"

Harry lagi-lagi hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan. Dia membuka pintu kamar apartemennya dan menggaruk tekuknya yang tidak gatal. "Aku belum sempat, tapi aku pastikan besok sudah mendapatkan beberapa kandidat yang cocok untuk Vegas, aku yakin Marteen pun memiliki beberapa orang pilihan yang dirasa cocok untuk menjadi asisten Vegas," jelas Harry.

"Tidak, tidak perlu, aku sepertinya sudah memiliki kandidat yang cocok. Dia teman lama Vegas, aku yakin dia tidak akan kesulitan untuk beradaptasi dengan asisten barunya," ucap Rose membuat Harry sedikit bisa tenang dan hal itu sangat membantu.

"Terima kasih Rose, baiklah, kalau begitu aku tutup dulu teleponnya, aku akan menghubungi Marteen dulu," pamit Harry yang tak lama kemudian mengakhiri panggilan mereka.

Sementara di sana, Rose kembali masuk ke dalam dapur, dia tersenyum pada wanita cantik yang begitu anggun. "Bukankah kau ingin bertemu Vegas sebelum pergi mencari pekerjaan di Venezuela?" tanya Rose.

"Ya, tapi jika dia sedang sibuk aku tidak bisa memaksakan diri untuk bertemu dengannya, Rose," jawab Helena sambil tersenyum kecil dan memasukkan beberapa bahan masakan. Baginya bisa mengenal keluarga pria itu pun sudah cukup membuatnya tenang dan mungkin memang sudah takdirnya untuk menikah dengan Zack, dia sudah menitipkan surat maaf karena sudah mengingkari janjinya dulu kepada Vegas.

Rose mengembangkan senyumnya dan mengusap bahu Helena dengan pelan. "Sepertinya besok kau tidak perlu membeli tiket pulang mu dulu Helena. Kau bisa pergi ke Bogota, Vegas sedang membutuhkan seorang asisten, kau bisa menggunakan kesempatan itu untuk bertemu dengannya. Jika kau merasa cocok menjadi asistennya, aku bisa pertahankan pekerjaan itu, mencari pekerjaan saat ini sangat sulit," jelas Rose.

Seperti mendapatkan sebuah kesempatan emas, Helena pun dengan cepat menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lebar dengan kabar bahagia yang diberikan Rose. Bukan hanya bisa bertemu dan berbincang, Helena bisa berada di dekat Vegas mulai besok!

***

Ada yang bisa nebak masa lalu mereka?😂

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***