Generasi Ke 3

Generasi Ke 3

Bab. 1

"BERHENTI!"

DUARRR

Suara tembakan senjata itu membuat langkah kaki seorang wanita tertahan. Dia berdiri membelakangi segerombolan pria dengan napas yang terputus-putus. Hutan tempat dia berada sangat sunyi dan menakutkan. Di tambah lagi hari mulai gelap. Rasanya tidak ada jalan untuk kabur lagi karena orang yang mengejarnya berjumlah banyak.

"Bagus. Sekarang berputarlah," ujar pria bertato dengan senyum simpul di bibirnya.

"Darimana mereka tahu kalau aku ada di hutan ini?" umpat wanita itu. Kedua matanya terpejam untuk sejenak sebelum ia memutar tubuhnya dan memandang satu persatu wajah pria yang sejak tadi mengejarnya.

"Apa yang kalian inginkan?" tanyanya dengan wajah ketakutan.

"Tubuhmu!" sahut salah satu pria.

Wanita itu melebarkan kedua matanya. "Kalian mau mati?" Tiba-tiba saja wanita itu mengangkat kedua tangannya. Dia menyatukannya. Ia membentuk jarinya menyerupai sebuah pistol. Tidak lupa si gadis menyipitkan salah satu matanya seolah sedang membidik seseorang dengan senjata di tangannya.

Jelas saja tingkah laku wanita itu menjadi bahan tertawa semua orang yang ada di sana. Mereka segera menurunkan senjata api mereka karena menurut mereka tidak ada yang perlu di khawatirkan.

Senjata wanita itu tidak ada. Dia juga hanya seorang wanita lemah yang tak berdaya. Sendirian tanpa pengawasan siapapun. Kapanpun mereka ingin, wanita itu bisa mereka miliki sampai kapanpun mereka mau.

"Kau bukan hanya cantik, tetapi juga lucu dan menggemaskan. Gadis manis, berhentilah bermain-main, karena leluconmu itu hanya akan membuatku menjadi semakin penasaran," ucap pria bertato itu dengan tatapan mesum.

Pria itu memperhatikan gaun putih wanita yang ada di hadapannya dengan rasa memiliki yang begitu besar. Angin yang kencang membuat gaun wanita itu bergoyang hingga terkadang memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih dan mulus. Rambutnya yang sengaja di gerai sesekali menutupi wajahnya yang cantik.

"Siapa dulu yang mau mati?" tanya si gadis.

"Saya. Saya ingin menjadi pria yang pertama kali kau tembak," sahut seorang pria berbadan tegap yang berdiri di sisi kanan rombongan. Ada terdengar tawa ledekan di sana.

"Baiklah, akan saya turuti," jawab wanita itu. Dia mengarahkan ujung jarinya ke arah pria yang tadi menawarkan diri. Kedua matanya terpejam sebelum ia mengucapkan doa di dalam hati.

"Semoga keberuntungan berpihak padaku," gumamnya sebelum.

"DUAARR!" teriaknya.

Sebuah peluru mendarat di dada pria itu. Darah segar mengalir hingga membuat semua orang terbelalak kaget. Mereka memandang si wanita yang jelas-jelas tidak memegang senjata apapun. Hanya kepalan jari yang tanpa adanya peluru.

Melihat lawannya tertembak, wanita itu mengarahkan jarinya ke yang lain. Tembakan demi tembakan ia lepas hingga hanya tersisa satu pria saja. Kini pria itu mengarahkan senjata apinya ke arah wanita.

Rekan-rekannya telah tewas. Maka tidak ada pilihan lain selain membunuh orang yang sudah menjadi penyebabnya.

"Wanita sialan!" Pria itu dengan cepat mengangkat senjata apinya hendak menembak wanita tersebut. Namun, dalam hitungan detik saja sebuah tembakan membuat pistol di tangannya terpental.

"Sekarang giliranmu!" ucap wanita itu.

Namun, si pria segera berlutut di depan si wanita karena tidak mau mati konyol.

"Ampun! Ampun!"

"Kau menyerah? Senjata ini sama sekali tidak berbahaya." Wanita itu melepas jarinya dan tertawa meledek.

"Maafkan saya!" ujar pria itu sebelum lari terbirit-birit. Si gadis berputar dan memandang ke arah pepohonan yang rindang. Ada senyum di bibirnya. "Kakak?"

Wanita itu adalah Daisy Zein (21 tahun) Putri ke tiga dari pasangan Jordan Zein dan Eleonora Chen. Sesuai dengan namanya Daisy. Daisy wanita cantik yang memiliki hati yang lembut dan bersih. Dia tidak mengikuti jejak kedua kakaknya yang justru terjun di dunia kriminal. Wanita itu memutuskan untuk tinggal di asrama sekolah dan menjadi wanita biasa.

Karena kehidupannya terlalu sempurna, dia sampai bosan dan tergelitik mencoba kehidupan di luar wilayah ayahnya. Daisy bahkan meminta Jordan agar tidak mengirim pengawal untuk menjaganya. Sayangnya, sang kakak tidak rela membiarkan adik mereka ini tanpa pengawasan. Secara diam-diam mereka menjaga Daisy hingga tidak ada satu orangpun bisa sembarang menyentuhnya.

Seseorang yang kini memegang sniper dan bersemangat di atas pohon bernama Zion Zein (28 tahun). Dia menurunkan senjatanya setelah memastikan keamanan aman. Di telinganya ada sebuah earphone yang terhubung ke nomor seseorang.

"Bagaimana? Apa kakak berhasil mengatasinya? Apa aku perlu turun tangan?" ujar wanita di dalam telepon dengan suara lantang. "Aku bisa menunda latihanku jika kakak kesulitan menghadapi mereka."

"Aman," jawabnya. Setelah memastikan Daisy sudah bertemu dengan rombongannya, pria itu segera turun dari pohon. Mematuskan panggilan telepon tersebut secara sepihak.

Wanita di dalam telepon tersenyum bahagia mendengar adiknya selamat. Dia melanjutkan latihan menembaknya karena kini sudah tidak ada masalah yang perlu ia pikirkan lagi. Wanita itu bernama Norah Zein (24 tahun). Dia anak kedua. Wanita cantik berambut pirang yang jago banget menembak dan berkelahi.

Tingkah lakunya sangat mirip dengan Leona. Keras kepala! Susah di bilangi dan sok jago! Bahkan ketika ilmu bela dirinya belum seberapa, sudah banyak preman jalanan yang ia tantangi dengan tangan kosong. Beruntungnya Zion selalu menjaganya saat itu. Apapun keadaannya, wanita itu bisa lolos dari bahaya.

Ketiga bersaudara ini hidup saling menyayangi. Leona dan Jordan memberi kebebasan kepada anak-anak mereka untuk menikmati masa muda mereka.

...***...

Livy Verin. Putri tunggal dari pasangan Oliver dan Katterine. Verin di ambil dari nama ayah dan ibu kandung mereka. Oliver dan Katterine.

Livy mewarisi kecantikan ibunya dan ilmu bela diri ayahnya. Livy bekerja sebagai seorang dokter di sebuah rumah sakit ternama yang ada di Amerika. Penampilannya yang sederhana dan nada bicaranya yang lembut membuat semua orang tidak akan menyangka, kalau wanita ini adalah wanita tangguh yang bisa menggunakan segala macam senjata dan bisa bela diri.

Livy menjalani hari-harinya dengan gembira karena memang sejak kecil cita-citanya menjadi seorang dokter. Oliver sempat menawarkannya kado sebuah gedung rumah sakit saat ulang tahunnya yang ke 21.

Sayangnya Livy menolak dan memilih untuk bekerja dengan cara di interview dan melewati tahapan seperti pada umumnya.

Livy sangat dekat dengan Zion. Sejak kecil mereka sudah dekat karena Katterine sering mengajak Livy ke rumah Leona begitu juga sebaliknya. Sebagian orang yang memergoki mereka bersama bahkan mengira mereka berpacaran. Padahal sebenarnya mereka sepupuan.

Hanya Livy yang bisa mengendalikan Zeon jika pria itu sedang marah. Walau status Livy seorang dokter, tapi dia selalu memantau Heng mafia Gold Dragon. Bersama dengan Deon, mereka menjadi Gold Dragon semakin kuat dan tak terkalahkan. Di dunia mafia, Livy di kenal dengan istilah Tiger eye. Dalam aksinya ia selalu menggunakan topeng dan hanya terlihat sepasang matanya yang tajam ketika sedang mengincar lawannya.

Terpopuler

Comments

hartatik hartatik

hartatik hartatik

lm ga buka NT byk yg baru sisca

2024-06-02

0

Aleta Henderinahauteas

Aleta Henderinahauteas

astagaaaaaa baru baca ternyata ada lanjutannya udah setahun ajaaa

2024-03-28

0

nanik aspriani 'ilmira

nanik aspriani 'ilmira

Alhamdulillah ketemu juga lanjutannya 🤗🤗Serena zeroun 😘😘 seneng banget aku

2023-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 Bab. 97
98 Bab. 98
99 Bab. 99
100 Bab 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
134 Bab. 134
135 Bab. 135
136 Bab. 136
137 Bab. 137
138 Bab. 138
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143
144 Bab. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 147
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab. 151
152 Bab. 152
153 Bab. 153
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab. 161
162 Bab. 162
163 Bab. 163
164 Bab. 164
165 Bab. 165
166 Bab. 166
167 Bab. 167
168 Bab. 168
169 Bab. 169
170 Bab. 170
171 Bab. 171
172 Bab. 172
173 Bab. 173
174 Bab. 174
175 Bab. 175
176 Bab. 176
177 Bab. 177
178 Bab. 178
179 Bab. 179
180 Bab. 180
181 Bab. 181
182 Bab. 182
183 Bab. 183
184 Bab. 184
185 Bab. 185
186 Bab. 186
187 Bab. 187
188 Bab. 188
189 Bab. 189
190 Bab. 190
191 Bab. 191
192 Bab. 192
193 Bab. 193
194 Bab. 194
195 Bab. 195
196 Bab. 196
197 Bab. 197
198 Bab. 198
199 Bab. 199
200 Bab. 200
201 Bab. 201
202 Bab. 202
203 Bab. 203
204 Bab. 204
205 Bab. 205
206 Bab. 206
207 Bab. 207
208 Bab. 208
209 Bab. 209
210 Bab. 210
211 Bab. 211
212 Bab. 212
213 Bab. 213
214 Bab. 214
215 Bab. 215
216 Bab. 216
217 Bab. 217
218 Bab. 218
219 Bab. 219
220 Bab. 220
221 Bab. 221
222 Bab. 222
223 Bab. 223
224 Bab. 224.
225 Bab. 225
226 Bab. 226
227 Bab. 227
228 Bab. 228
229 Bab. 229
230 Bab. 230
231 Bab. 231
232 Bab. 232
233 Bab. 233
234 Bab. 234
235 Bab. 235
236 Bab. 236
237 Bab. 237
238 Bab. 238
239 Bab. 239
240 Bab. 240
241 Bab. 241
242 Bab. 242
243 Bab. 243
244 Bab. 244
245 Bab. 245
246 Bab. 246
247 Bab. 247
248 Bab. 248
249 Bab. 249
250 Bab. 250
251 Bab. 251
252 Bab. 252
253 Bab. 253 (Part Ending)
254 Pesan Author
Episodes

Updated 254 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
Bab. 97
98
Bab. 98
99
Bab. 99
100
Bab 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133
134
Bab. 134
135
Bab. 135
136
Bab. 136
137
Bab. 137
138
Bab. 138
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143
144
Bab. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 147
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab. 151
152
Bab. 152
153
Bab. 153
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab. 161
162
Bab. 162
163
Bab. 163
164
Bab. 164
165
Bab. 165
166
Bab. 166
167
Bab. 167
168
Bab. 168
169
Bab. 169
170
Bab. 170
171
Bab. 171
172
Bab. 172
173
Bab. 173
174
Bab. 174
175
Bab. 175
176
Bab. 176
177
Bab. 177
178
Bab. 178
179
Bab. 179
180
Bab. 180
181
Bab. 181
182
Bab. 182
183
Bab. 183
184
Bab. 184
185
Bab. 185
186
Bab. 186
187
Bab. 187
188
Bab. 188
189
Bab. 189
190
Bab. 190
191
Bab. 191
192
Bab. 192
193
Bab. 193
194
Bab. 194
195
Bab. 195
196
Bab. 196
197
Bab. 197
198
Bab. 198
199
Bab. 199
200
Bab. 200
201
Bab. 201
202
Bab. 202
203
Bab. 203
204
Bab. 204
205
Bab. 205
206
Bab. 206
207
Bab. 207
208
Bab. 208
209
Bab. 209
210
Bab. 210
211
Bab. 211
212
Bab. 212
213
Bab. 213
214
Bab. 214
215
Bab. 215
216
Bab. 216
217
Bab. 217
218
Bab. 218
219
Bab. 219
220
Bab. 220
221
Bab. 221
222
Bab. 222
223
Bab. 223
224
Bab. 224.
225
Bab. 225
226
Bab. 226
227
Bab. 227
228
Bab. 228
229
Bab. 229
230
Bab. 230
231
Bab. 231
232
Bab. 232
233
Bab. 233
234
Bab. 234
235
Bab. 235
236
Bab. 236
237
Bab. 237
238
Bab. 238
239
Bab. 239
240
Bab. 240
241
Bab. 241
242
Bab. 242
243
Bab. 243
244
Bab. 244
245
Bab. 245
246
Bab. 246
247
Bab. 247
248
Bab. 248
249
Bab. 249
250
Bab. 250
251
Bab. 251
252
Bab. 252
253
Bab. 253 (Part Ending)
254
Pesan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!