meski tangannya tak boleh bergerak, bukan berarti dia tak bisa membantu, dia tetap ikut membantu meski hanya mengusung kayu.
setidaknya selama dua Minggu akhirnya luka itu sembuh, karena Malik tidak minum obat dari bidan melainkan mengunakan obat China yang di belikan oleh para anak buahnya.
pagi ini seperti biasa, dia menunggu gadis yang jualan nasi,tapi saat lewat terlihat gadis itu sudah memasang wajah jutek.
"hei kalau jualan jangan masang wajah judes gitu dong, gak laku baru tau rasa loh," kata Malik menggoda Hujan.
"bos ini mendoakan, sudah tau aku sudah gak kerja di rumah Bu bidan, karena Bu bidan pindah," kata Hujan sedih.
"ya sudah kerja di tempat ku saja, kamu hanya perlu datang untuk membersihkan rumah dan mencuci baju, kebetulan bajuku sudah sangat banyak numpuk karena dua Minggu tak bisa cuci baju, bagaimana?" tanya Malik dengan santai sambil makan sarapan.
"benarkah bos, tapi aku minta bayaran mahal loh," kata Hujan.
"tenang saja, aku tak akan miskin meski kamu mematok harga tinggi, tapi nanti kamu belanja deterjen dan yang lainnya, karena di rumahku tak ada apa-apa," kata Malik.
"siap bos," jawab Hujan.
gadis itu menerima kunci cadangan untuk masuk ke rumah itu nanti, sebenarnya di juga bisa melihat jika rumah itu sedikit kotor.
akhirnya setelah menemani pria itu makan, gadis itu langsung bergegas pergi untuk menawarkan jualannya pada semua orang.
pasalnya dia sangat membutuhkan uang karena dia tulang punggung untuk menghidupi kedua adiknya dan ibunya yang hanya seorang buruh tani.
hari ini dagangannya cepat habis karena para pekerja di tempat Malik membelinya.
Malik sudah ada di tempat kerja itu setelah Nandar menjemputnya, dia juga kaget melihat semua sedang sarapan.
"loh hari ini istri Brewok tak mengirim makanan?" tanya Malik yang turun dari motor.
"he-he-he maaf bos, istriku sedang hamil muda, jadi dia terus muntah dan mengomel, jadi jangan heran ya," kata pria itu dengan senyum merekah
"ya sudah gak papa, kalau begitu alihkan pada gadis ini saja, toh masakannya juga enak kok," kata Malik.
"aduh pak bos ini gimana sih, kalau aku yang pegang repot dong, aku harus buat kopi dan Snack juga buat sore, kan aku punya kerjaan lain," protes Hujan.
"kamu bagian makan saja Hujan, biar untuk Snack dan kopi di urus istri Sampir, jadi kamu santai kan," kata Nandar.
"siap kalau begitu, sekarang aku pulang ya semuanya, permisi," pamit Hujan.
Malik hanya tersenyum saja, Hujan sudah pergi entah kemana,gadis itu memang penuh semangat.
hari ini pembangunan cukup cepat, karena semua pekerjaan di lakukan dengan banyak orang.
hujan sudah sampai di rumah dan membereskan semua barang yang di gunakan untuk jualan.
tak butuh waktu lama setelah mandi dia pun bergegas pergi menuju ke rumah Malik.
sesampainya di rumah itu, dia menaruh sepeda miliknya di sebuah taman belakang rumah.
dia segera masuk lewat belakang, dan betapa kagetnya dia melihat semua perkakas kotor dan baju kotor menumpuk.
"ya Tuhan, apa ini, apa dia tak membersihkan rumah!" kata Hujan syok.
beruntung tadi dia di berikan uang hingga dia membeli sabun cuci baju dan sabun colek untuk mencuci piring.
baiklah, lebih baik kita mulai dengan ruangan dalam dulu," kata Hujan yang langsung melepas pakaian panjang yang sengaja dia kenakan.
menggantikannya dengan baju lengan pendek dan juga celana pendek juga.
dia mulai melihat setiap kamar sesuai izin dari Malik. dan dia kembali di buat syok saat membuka kamar pria itu.
Hujan menepuk dahinya dan langsung menarik seprei kotor itu dan menggantinya.
setelah itu dia mulai menyapu dan mengepel, setelah rumah bersih, dia pun mulai mencuci piring dan semua perabotan.
bahkan sepatu dan juga sendal yang kotor, setelah semuanya selesai. Hujan mulai akan mencuci baju yang sudah menumpuk itu.
dia mengucek satu persatu pakaian pria itu. bahkan saat harus mengucek bahan jeans dia terpaksa mengunakan sikat karena itu sangat berat.
pukul empat sore Malik pulang, dia heran karena teras rumahnya masih seperti tadi pagi.
"apa dia tak jadi datang," gumamnya.
dia pun mencuci kakinya sebelum masuk rumah, tapi saat dia masuk betapa terkejutnya dia.
karena rumahnya sudah sangat bersih dan tercium aroma wangi semerbak.
"Hujan!! kamu dimana?" panggil pria itu.
"aku di belakang bos, sedang menjemur baju," kata Hujan.
Malik pun melihat dua kamar juga sudah bersih, bahkan kamarnya sudah wangi dan rapi dan seprei itu juga sudah di ganti.
dia kebelakang dan semuanya juga bersih, ternyata Hujan baru juga selesai menjemur baju.
"apa tak akan bau karena kamu mencuci jam segini," tanya Malik.
"tentu saja tidak, tenang saja aku sudah pakai pewangi," jawab Hujan yang membersihkan area bekas dia mencuci.
Malik langsung memalingkan wajahnya saat melihat tubuh Hujan, pasalnya kaos gadis itu sudah basah dan menempel hingga mencetak tubuh gadis yang sedang mekar-mekarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Sugeng Yestiwi
pasti obat china nya ping zhe huang kan bang malik
2023-01-14
0
Carlina Carlina
parah nich di boss🤭🤭😂😂😂
2022-12-08
0
Nurul Kosidah
beli mesin cuci boos
2022-10-19
0