"santai bos, ngomong-nya santai dong, oh ya aku cuma mau bilang semua sudah ku transfer ke rekening bos yang baru, semua pelanggan suka, dan mereka bingung kenapa kita tak menempati markas lama," tanya Agmal.
"kalian mau meninggalkan keluarga kalian, kalian semua sudah bahagia bersama pasangan di desa ini, jadi untuk apa lagi kita bertarung di jalanan, ayolah aku saja sudah lelah harus hidup penuh dengan darah dan terus melihat saudara-saudara kita mati, aku ingin selesai dan fokus membangun bisnis di sini dan hidup nyaman," kata Malik.
"anda yakin bos?" tanya brewok.
"menurutmu? aku sudah tak ingin terus seperti ini, aku juga ingin tenang wok,"
"baiklah sesuai keinginan bos, tapi semua hasil penjualan barang kemarin, sudah aman, dan setelah ini bos mau kerja apa?" bingung brewok.
"aku juga bingung, aku dari kecil sudah hidup keras di jalanan, bahkan aku besar tanpa ilmu yang memadai," kata Malik.
"bagaimana kalau ternak kambing etawa dan kambing kepala hitam, jadi si kambing etawa bisa di ambil susunya, dan kambing kepala hitam bisa di jual ke restoran atau warung makan yang jual sate," usul Agmal.
"bukannya lebih cepat kambing Gibas ya?" tanya brewok.
"ya juga sih,habis kalau ternak kambing harus siap mau ngebersihin kotoran kan, memang bos sanggup," kata Agmal melihat bos besarnya itu.
"memang kenapa, namanya juga usaha, semua pasti tak mudah," jawab Malik.
brewok tak menyangka jika bos-nya itu benar-benar ingin memulai usaha seperti ini.
"jadi aku minta tolong siapa ini untuk bisa mulai membuka peternakan ini," tanya Malik.
pasalnya dia punya tanah kosong yang lumayan luas jadi setidaknya bisa di gunakan.
"biar aku yang atur bos, kalau bos punya ide desain kandang boleh deh tunjukkin pada ku," tanya brewok.
"tunggu ya nanti aku buat dulu," jawab pria itu.
sedang Hujan masih berkeliling menjajakan dagangannya, gadis itu tak menyerah, dia bisa melakukan apapun demi mendapatkan uang.
selesai jualan, dia sampai di rumah pukul dua belas siang, tak ada kata istirahat untuknya.
dia sekarang menuju ke sebuah klinik, ya dia menjadi buruh beres-beres di rumah Bu bidan itu.
mau Bagaimana lagi, dia hanya lulusan SMP yang tak mungkin bisa melamar di tempat kerja yang layak.
jadi dia hanya bisa menjadi buruh kasar seperti ini, tapi ya setidaknya dia tak buta huruf.
"assalamualaikum Bu bidan, maaf sedikit telat," kata Hujan yang baru sampai.
"iya gak papa, kamu bisa mulai nyuci dulu ya, karena tadi ada ibu yang melahirkan," kata Bu bidan itu.
"siap laksanakan Bu," jawab gadis cantik itu.
dua orang dengan nasib yang serupa, harus berjuang dengan kerasnya hidup di dunia.
tapi mereka punya jalan yang berbeda, Hujan mulai mengerjakan semuanya dengan senang hati.
pembangunan dari peternakan milik Malik berjalan cukup cepat, tak lupa dia juga memasang pagar tinggi dengan kawat berdiri yang di aliri listrik saat malam.
karena dia tak ingin ada orang nakal yang bisa merugikannya, tak hanya kambing, di sampingnya juga di buat kolam ikan lele dan kolam gurame.
meski menghabiskan banyak uang, tapi pria itu tak peduli toh dia harus berubah demi masa depan yang lebih baik.
sore hari tak sengaja saat membantu pekerja, tangan Malik terkena alat potong, tangan itu luka cukup dalam dan mengeluarkan darah yang cukup banyak.
"argh... sial!!" teriak Malik melihat tangannya.
"kita ke tempat Bu bidan Hayati saja bos, dia bisa mengobati luka," kata brewok.
"terserah, karena itu aku butuh segera luka ini di jahit," kata Malik yang sudah membungkus tangannya dengan kaos miliknya.
sesampainya di rumah bidan tang tidak seberapa jauh, mereka pun segera masuk.
Bu bidan kaget melihat darah yang begitu banyak, "ada apa ini?"
"ini Bu, tangan dari bos kami terluka, boleh di jahit, karena butuh waktu lama dan jauh kalau harus ke rumah sakit," kata Boglo salah satu anak buah Malik.
"iya iya, hujan ambilkan cairan infus dan bantu membersihkan lukanya," panggil Bu bidan Hayati.
hujan datang dan membersihkan luka itu dengan menuangkan cairan infus di luka yang menggangga itu bahkan dia bisa melihat daging merah.
"saya kasih anestesi dulu ya," kata Bu bidan.
"tidak usah Bu, langsung jahit saja," kata Malik yang tak mau semakin lama dia takut jika akan bengkak dan busuk.
Boglo dan Brewok mengangguk, akhirnya Bu bidan langsung menjahit luka itu sesuai keinginan pasien.
awalnya Malik terlihat tenang, tapi pas jahitan ketiga pria itu mulai berteriak.
karena posisi dari Hujan yang berada di depan pria itu, reflek Malik memeluk pinggang gadis itu dan mengejutkan dua anak buahnya.
mereka saling lihat, bagaimana bisa bos mereka itu curi kesempatan seperti ini, terlebih memilih gadis yang cantik seperti Hujan.
sedang Hujan yang meringis melihat hal itu, mengusap untuk menenangkan pria itu.
akhirnya Lina jahitan di berikan, dan Malik baru sadar dan mendorong Hujan.
"dasar pasien aneh!" kesal gadis itu yang kemudian pergi.
Bu bidan Hayati tersenyum melihat Hujan yang kesal, "mas pinter ya, milih meluk gadis perawan cantik, gak papa itung-itung itu anastesi ya," kata Bu bidan.
"sudah untuk sementara tangannya tak bisa di gunakan dulu sampai lukanya kering dan sembuh, jangan juga terkena air. dan ini obat yang saya berikan, sebisa mungkin untuk istirahat dulu ya," kata Bu bidan Hayati.
"baik Bu, kalau begitu terima kasih dan ini uangnya,mari .." kata Brewok.
Bu bidan memberikan uang seratus ribu pada Hujan, "loh kok Hujan juga dapat Bu?"
"anggap saja buat beli koyo, orang tadi ibu sempet lihat kamu nahan sakit karena pria itu bukan, dia kelihatan sangat kuat, akhirnya menyerah," kata Bu bidan Hayati.
"ya Allah Bu, siapa yang gak bakal menyerah Bu, orang rasanya denger daging tadi ke tusuk jarumnya bunyinya bisa kres gitu," kata Hujan yang ngeri-ngeri sedap juga.
Bu bidan hanya tertawa melihat reaksi dari Hujan, tapi itu benar, pria tadi termasuk kuat dan bisa menahan sakit.
pasalnya tanpa anastesi jika orang biasa pasti sudah pingsan, tapi beruntung asisten rumah tangganya itu tak apa-apa.
sedang Malik merasa entahlah ada rasa nyaman saat memeluk gadis tadi, aroma tubuhnya seperti candu untuknya.
tapi dia tak boleh terkecoh lagi oleh wanita muda, karena dia sudah bersumpah tak akan menikah, terlebih setelah apa yang di lakukan Nirmala Padanya.
Brewok dan Boglo heran melihat bos-nya tetap diam,baru kali ini mereka melihat Malik yang begitu larut dalam pikirannya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
🌹Devitha anggraini🌹
kak kalau boleh tau malik usianya berapa ya?
2022-10-18
0
Tukang Halu🤭
naah kan kena virus kau Malik,,mungkin bau hujan bisa bikin kamu awet muda loo,,,hahaha
2022-10-03
0