CINTA NAZIFAH

CINTA NAZIFAH

Merantau

Nazifah Elyana, gadis berusia 19 tahun berparas cantik, putih, tinggi dan rambut yang hitam juga lebat. Akan tetapi, nasibnya tak secantik rupanya.

Gadis yang biasa di sapa Zifa ini harus merantau dari Jawa Barat ke Kota Jakarta, Zifa mendapatkan tawaran pekerjaan dari tetangganya yang juga merantau di Ibu Kota.

"Bu, Zifa ijin ke kota, ya. Enggak mungkin Zifa yang udah dewasa terus mengandalkan ibu dan bapak, Zifa janji akan jaga diri baik-baik dan akan sering mengirim kabar buat ibu dan bapak."

Mirah, Sang Ibu hanya bisa menangis, ia takut kehilangan putri satu-satunya atau putrinya akan mengalami nasib yang malang seperti anak tetangga, pulang dengan keadaan berbadan dua tanpa suami.

"Tapi, Nak. Di Kota juga tidak menjanjikan kebahagiaan, ibu sudah senang kita hidup berkecukupan, bisa makan setiap hari dan berkumpul setiap hari!" lirih Mirah seraya menatap anaknya yang memelas meminta ijin.

Sudah satu minggu, Zifa mencoba meyakinkan ibunya, tetapi, Mirah masih belum juga bisa merelakan Zifa untuk merantau.

"Bu, Zifa janji akan jaga diri dan harga diri Zifa! Ibu percaya, kan. Zifa bukan gadis sembrono, bu!" ucap Zifa meyakinkan, tangannya menggenggam tangan Mirah yang berkeringat.

"Bapak juga semakin tua, Zifa enggak tega hati terus merepotkan kalian, sekarang saatnya Zifa membalas kebaikan ibu dan bapak," laniutnya, Zifa menatap Mirah dan Supardi secara bergantian.

Supardi sudah memberikan ijin untuk Zifa, karena menurutnya merantau lebih baik dari pada terus di kampung dan menjadi incaran para lelaki hidung belang yang terpesona dengan kecantikannya.

"Tapi, Zifa...," lirih ibunya yang sudah tak bisa melawan kerasnya keinginan Nazifah.

Mirah pun melepaskan tangan Nazifah lalu pergi ke kamar untuk menangis.

Zifa pun mengikutinya dan memeluk Mirah. "Bu, demi masa depan Zifa, Zifa enggak bisa pergi tanpa restu dari ibu."

"Zifa, tapi kamu harus berjanji, kamu tidak boleh berubah, tetaplah menjadi Nazifahnya ibu!"

"Zifa janji, bu!" ucap Nazifah yang mengeratkan pelukannya.

Keesokan harinya.

Merasa lega karena telah mendapatkan restu dari kedua orang tuanya.

Sekarang, Nazifah sudah berada di terminal untuk menuju ke Kota. Nazifah berbekal alamat tetangganya itu bekerja dan tetangga tersebut akan menjemput di terminal Kota Jakarta nanti.

Nazifah mencium punggung tangan ibu dan bapak secara bergantian.

"Selalu kabarin ibu, nak!" kata Mirah dan Zifa pun mengiyakan.

"Hati-hati, jaga diri baik-baik!" kata Supardi seraya menepuk lengan Nazifah.

Nazifah menganggukkan kepala.

"Zifa pamit, bu, pak. Doakan keselamatan zifa!" pinta Zifa sebelum naik ke bis.

Terdengar suara kalau semua penumpang sudah harus duduk di bangku masing-masing, Nazifah pun melambaikan tangan pada Ke dua orang tuanya.

****

Baru saja bis itu pergi, hari menjadi terasa sangat sepi bagi Mirah dan Supardi yang sekarang hanya tinggal berdua.

Supardi mengajak istrinya untuk pulang dan Mirah pun segera naik ke sepeda motor butut Supardi yang biasa ia gunakan untuk mencari rumput.

Pekerjaan Supardi adalah mengurus hewan ternak juragan di kampungnya.

Tidak hanya itu, Supardi juga akan mengerjakan apa saja jika ada yang menyuruhnya.

Begitu juga dengan Mirah, selain menjadi buruh petani, ia juga akan melakukan pekerjaan tambahan untuk menyambung hidupnya.

****

Beberapa jam berlalu, sekarang, Nazifah sudah sampai di Kota, Nazifah pun menghubungi tetangganya itu.

Tidak lama menunggu, Nazifah sudah dijemput olehnya.

"Zifa!" seru tetangganya itu yang merupakan ibu-ibu beranak satu. Wanita itu memarkirkan motornya lalu menghampiri Nazifah, membantu membawakan tas nazifah.

"Kamu barang banyak banget! Kaya pindahan aja!" katanya.

"Hehe, kebanyakan ya, bi?"

"Enggak apa-apa! Semoga aja nanti kamu betah kerja di sana!" kata tetangganya itu yang bernama Bi Marwah.

"Nanti kita satu kerjaan enggak, bi?"

"Enggak, beda rumah, kalau di tempat bibi udah penuh, enggak ada lowongan."

"Oh gitu, kalau di tempat yang sekarang ada lowongan itu, majikannya baik enggak, bi?" tanya Nazifah seraya naik ke motor Marwah.

"Baik, tapi Tuan agak dingin katanya, pokoknya pinter-pinter kamu kerja aja, Zifa! Di sana gajiannya gede!"

"Oh gitu ya, bi. Pasti tuannya rewel ya bi?"

"Enggak tau juga, bibi juga enggak pernah liat orangnya!"

Setelah beberapa saat, Marwah sudah sampai di tempatnya bekerja, ia membawa Nazifah ke tempatnya dulu untuk beristirahat.

"Zifa! Kamu istirahat dulu! Besok baru bibi antar ke sana, ya!"

"Baik, bi. Terimakasih banyak," kata Nazifah yang masuk ke kamar Marwah.

"Rumahnya besar banget! Apa rumah calon majikan ku juga sebesar ini?" tanya Nazifah pada dirinya sendiri.

****

Malam ini, Marwah mengajarkan banyak hal, pertama Nazifah harus menurut apa kata majikan dan mengerjakan apa yang disuruhnya.

Nazifah pun menganggukkan kepala.

"Udah malem, tidur! Biar besok fit, hari pertama kerja!"

Nazifah pun menurut dan ternyata Nazifah tidak dapat tidur.

Ia merindukan ibu dan bapaknya juga memikirkan hari pertamanya bekerja besok.

Nazifah pun tertidur saat dini hari dan seperti baru memejamkan mata, Nazifah sudah dibangunkan oleh suara alarm ponsel Marwah.

"Zifa, bangun! Mandi terus siap-siap, nanti bibi antarkan ke rumah majikan kamu!"

"Iya, bi," jawab Nazifah seraya merubah posisinya menjadi duduk.

Setelah bersiap, Marwah sudah mendapatkan ijin dari majikannya untuk mengantarkan Nazifah, Marwah pun tidak bisa lama-lama karena harus bekerja.

Sesampainya di rumah mewah yang berbeda blok itu, Marwah menitipkan Nazifah pada ketua asisten rumah tangga di rumah tersebut.

"Bu, saya titip keponakan, ajarin dia, saya yakin kalau dia bisa bekerja! Kalau salah harap dibimbing, ini pertama kali Zifa bekerja!" kata Marwah yang berdiri di depan pagar.

"Terimakasih, Marwah! Kamu udah bantu saya carikan orang! Kamu tau sendiri, enggak banyak yang betah kerja di sini!" kata Titin, kepala asisten rumah tangga tersebut.

Mendengar itu, Nazifah hanya bisa menelan salivanya. Ia berpikir kalau majikannya adalah orang keras dan apapun yang dilakukan anak buahnya adalah salah.

"Kamu jangan takut!" kata Marwah yang melihat Zifa seperti terdiam dan sedang berpikir.

Nazifah menganggukkan kepala.

Dan setelah itu, Marwah pun kembali ke tempatnya, Nazifah pun dibawa masuk oleh Titin.

Nazifah terkagum dengan kemegahan rumah mewah itu dan Titin membawanya ke rumah belakang terlebih dulu untuk menaruh barang di kamarnya, Titin juga memberikan seragam berwarna biru muda untuk Nazifah.

"Tugas kamu menyiapkan apapun keperluan Tuan! Nanti akan saya bawakan daftarnya!"

"Baik, bu!"

Setelah itu, Nazifah menutup pintu kamarnya, ia mengganti pakaiannya dengan seragam.

Tugas Nazifah.

1 Membuatkan kopi di pagi hari.

2 Menyiapkan sarapan untuk Tuan.

3 Menyiapkan baju ganti untuk Tuan.

4 Dan yang boleh masuk ke kamar Tuan hanya Nazifah termasuk membersihkan kamar Tuan.

Sore hari menyiapkan air mandi beserta baju ganti.

Menyambut Tuan pulang bekerja.

Menyiapkan makan malam dan menemani Tuan makan.

Setelah itu Nazifah boleh istirahat kalau Tuan tidak membutuhkannya lagi.

Membaca itu, Nazifah menanyakan keberadaan istrinya, tentunya, Nazifah bertanya dalam hati.

"Ah, bodoh. Kalau ada istrinya mana mungkin dia butuh asisten!" batin Nazifah.

"Mungkin dia duda atau jomblo enggak laku!" lanjutnya.

Nazifah pun menganggap pekerjaan itu sangat mudah dan apakah benar seperti apa yang dipikirkan oleh Nazifah?

Bersambung.

Like dan komen ya, All ☺

Terpopuler

Comments

Key Evllyn

Key Evllyn

kok tiap akhir kalimat pakenya tanda seru si?? jadi aga gimana bacanya, harusnya pake titik/koma. soalnya kalo tanda seru buat kalimat penegasan🙏🏻

2023-05-24

1

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

mampir lg ak Thor..

2023-03-28

1

ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸRisaVirgo

ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸRisaVirgo

baru pertama baca sudah tertarik jadi penasaran kelanjutan ceritanya

2023-01-22

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!