Setelah menyelesaikan tugasnya yang memakan waktu selama dua hari Yu Lan beserta rombongan pun bergegas pulang menuju istana.
Namun dalam perjalanan pangeran Yu Lan nampak memikirkan sesuatu dan itu tidak luput dari pandangan sang pengawal kepercayaan sang raja
...Pangeran Yu Mong Lan...
"Yang mulia, Yang mulia" panggil nya dan itu membuat sang pangeran tersentak
"Seperti nya anda lelah, apakah kita harus mencari tempat beristirahat terlebih dahulu?"
"Hn, tidak. Kita lanjutkan saja perjalannya, bukankah sebentar lagi kita akan memasuki gerbang istana lagipula sebentar lagi matahari terbenam?" tanya sang pangeran
Kang Fa menatap arah matahari dan memang benar matahari hendak terbenam
"Ayo! kita harus bergegas, sebentar lagi gelap. Kita harus segera sampai ke istana" ucap Ino Kang Fa
"Baik! Ayo semangat teman teman!" ucap para prajurit dan itu membuat yang lain pun tertawa bersama dan tak luput juga pangeran Yu Lan tersenyum walaupun samar melihat semangat para prajurit.
Di istana permaisuri Ming Xi sedang mondar-mandir , ia begitu khawatir karena menunggu sang putra pangeran Yu Lan yang belum kembali sejak dua hari lalu pergi
Incaru yang melihat sang ibu yang dari tadi mondar mandir pun jengah "Ibunda, bisakah kau duduk dengan tenang, aku tahu Ibunda sangat khawatir dengan Yu Lan"
...Permaisuri Ming Xi...
Ming Xi menatap sang putra lalu berkata
"Incaru, Ibunda sangat khawatir dengan adik mu. Apa kau tidak khawatir dengannya?"
Tentu saja ia khawatir, tapi dia tidak akan menampakkan nya seperti ibunya yang menurutnya terlalu berlebihan. Pada saat ia hendak menjawab pertanyaan sang ibu tiba tiba terdengar suara
"PANGERAN YU LAN SUDAH TIBA!" teriak salah satu penjaga gerbang istana.
Mendengar suara itu Ming Xi pun bergegas menuju keluar, ia ingin memastikan jika yang ia dengar adalah benar, namun tidak lama seorang pelayan pun datang
"Yang mulia" ucapnya sambil membungkuk
"Apa benar kalau putra ku pangeran Yu Lan datang?"
Pelayan itu pun menjawab "Benar yang mulia, pangeran kini sudah memasuki istana"
Ming xi pun senang bukan kepalang
"Putra ku datang, putra ku datang" ucapnya senang ia pun berjalan setengah berlari dan itu membuat para dayang yang ada di sekitarnya pun panik dan ikut berlari
"Yang mulia, yang mulia berjalan lah pelan pelan nanti anda bisa terjatuh" ucap salah satu dayang
Ming Xi yang mendengar penuturan dari sang dayang tidak terlalu peduli "Aku baik baik saja, aku tidak. mungkin aku akan terjatuh"
Namun tiba tiba kaki nya hampir tergelincir
"Aaakkkhh!" namun tiba tiba sebuah tangan memeluknya
"YANG MULIA!" teriak para dayang
Greep!!
Orang yang memeluk sang permaisuri adalah Furkada "Permaisuri ku, kau hampir saja terjatuh"
"Maafkan hamba yang mulia, aku sangat senang pangeran Yu Lan telah kembali"
Saat itu sang pangeran Yu Lan pun kini tepat dihadapannya Furkada yang melihat sang anak ada di hadapannya pun tersenyum lega
"Ayahanda aku kembali" ucapnya datar sambil membungkuk hormat
"Akhirnya nak kau kembali" ucap sang ayah sambil memeluk Yu Lan
Yu Lan pun membalas pelukan sang ayah walaupun dengan setengah hati
Matanya kini beralih pada sang ibunda
"Akhirnya kau pulang anakku" Ming Xi sambil memeluk sang anak dengan erat
Tapi tidak lama Ming xi merenggangkan pelukannya
"Kau baik baik saja kan nak? Apakah kau terluka? Apakah ada yang membuat mu tidak nyaman selama berada disana?" tanya sang ibu beruntun.
Yu Lan hanya menggeleng pelan dengan pertanyaan ibunya itu
Incaru yang melihat keakraban kedua orang tuanya dengan adik kesayangannya tersenyum lembut
Andai kan saja semua ini bisa bertahan lama
Ia pun menghampiri sang adik lalu berkata
"Akhirnya kau kembali adikku"
"Kau tahu Ibunda sangat mengkhawatirkan mu" ucapnya sambil melirik sang ibu yang kini masih dalam pelukan Yu Lan
Yu Lan pun menatap sang ibu "Hn benarkah Ibunda?"
"Putra ku jujur saja Ibunda sangat takut saat kau di beri tugas oleh ayahanda mu" sambil melirik sang suami yang tertunduk
"Lebih baik kita semua masuk dahulu biarkan pangeran beristirahat" ucap Furkada
"Pelayan! siapkan semua keperluan pangeran" ucap sang dayang senior
"Baik nyonya" ucap para pelayan
Para dayang pun menyambut kedatangan sang pangeran "Selamat datang yang mulia pangeran"
Yu Lan mengangguk pelan sebagai jawaban
Mereka berempat pun masuk di ruang tamu untuk duduk bersama
"Putra ku kau pasti lelah, lebih baik istirahat lah dahulu. Kau bisa melaporkan apa yang terjadi di desa itu esok hari" ucap sang ayah
Yu Lan hanya mengangguk namun
"Nak bisa kah kita makan malam bersama ayahanda dan ibunda ingin merayakan kedatangan mu" ucap nya lagi
Yu Lan hanya menjawab dengan kata "Terserah ayahanda saja"
Setelah mengatakan itu Yu Lan pun pergi menuju kamar nya
Sesampainya dikamar ternyata Yu Lan di sambut oleh beberapa dayang, akan tetapi sebelum itu ada seorang dayang yang cukup berani hendak melepaskan jubah sang pangeran pangeran namun
"Tunggu" ucap nya tegas dan otomatis perbuatan sang dayang itu terhenti
"Iya yang mulia" ucap sang dayang sambil menunduk
"Kau tidak usah membantu ku!" ucapnya datar tanpa melihat wajah gadis itu
"Maaf yang mulia, saya lancang" sambil menunduk
"Kau tahu jika itu lancang haah! Sekali lagi kau berani menyentuh ku. Aku akan memotong tangan mu!" ancam nya
"Dan untuk kalian, ini juga peringatan! Aku tidak ingin siapa pun menyentuh tubuhku!"
Mendengar itu semua dayang pun terkejut dan langsung mengangguk
"B ba ik ya yang mulia" ucap mereka serempak
"Keluar lah! Aku bisa melakukan ini sendiri" ucap Yu Lan dengan nada mengusir
Para dayang yang hendak melayani sang pangeran pun keluar namun ada satu orang yang sangat kesal
"Ck, padahal sedikit lagi. Aku bisa menyentuh tubuh pangeran Yu Lan yang sangat gagah itu, kau pasti iri kan saat aku ingin menyentuh tubuh sang pangeran?" tanyanya sombong
Sedangkan gadis gadis lain yang mendengar itu menggeleng pelan "Haa Ni, kau itu berani sekali heh, tapi bagus lah sang pangeran tidak ingin disentuh oleh mu" ucap salah satu dayang
Mendengar itu Haa Ni pun menatap tajam
"Kau! Awas saja. Akan aku pasti kan pangeran Yu Lan terpesona akan kecantikan ku" ucapnya sambil menyeringai
Setelah mengatakan itu Haa Ni pun pergi dan para dayang berbisik. "Sombong sekali si Haa Ni itu bukannya dia itu bekerja eh malah mau menggoda yang mulia pangeran Yu Lan"
"Yaa kau benar, dia belum tahu saja siapa pangeran Yu Lan. Kalian pasti masih ingat kan saat beberapa waktu lalu saat seorang pelayan berani menyentuh tubuh nya apa yang terjadi"
Mereka yang ada disana mengangguk
"tangan gadis itu langsung hilang satu karena ulah pangeran Hiih seram! Dan sekarang si Haa Ni malah nantangin yang mulia"
Lalu salah satu dayang menjawab "Mungkin dia sudah bosan hidup kali jadi dia mau cari gara gara dengan yang mulia pangeran" ucap Ham Da
Semuanya mengangguk "Sudah sudah ayo kita lakukan tugas kita"
Saat ini Yu Lan berada disebuah ruangan mulai melepaskan pakaian nya satu persatu dan ia pun mulai berendam di sebuah kolam yang tidak jauh dari tempat tidurnya
Saat berendam ia mengingat ucapan nenek tua yang ia temui saat itu
"Apa maksud nya kalau aku akan bertemu dengan nenek itu" ucapnya pelan.
Selesai berendam Yu Lan pun memakai pakaian tidurnya dan merebahkan tubuhnya yang lelah Ia pun memejamkan mata dan tidur dengan tenang
Keesokan harinya aktivitas istana pun dimulai
sang putra mahkota Incaru kini mulai berlatih adu pedang dengan Kang Fa sang panglima kerajaan
Traang!!
Sreekk!!
Traang
Bunyi gesekan pedagang pun bergama ditempat itu. Para prajurit yang ada di sana berdecak kagum saat melihat betapa gesit nya putra mahkota Incaru saat menghindari setiap serangan yang dilancarkan sang panglima
Dan tidak lupa sang raja Furkada Lan. pun ikut menonton kebolehan sang putra kebanggaan nya itu
Prok! Prok!
Sebuah suara tepuk tangan pun terdengar
Incaru dan Kang Fa pun menoleh
"Cukup cukup" ucap sang raja
Incaru dan Kang Fa pun membungkuk hormat pada Furkada
"Yang mulia/ Ayahanda" ucap keduanya berbarengan
"Hebat! Sungguh hebat sekali putra ku" puji sang raja.
Mendengar pujian itu Incaru pun mengucapkan terima kasih pada sang ayah
"Terima kasih atas pujian ayahanda"
sedangkan Kang Fa pun mengakui kehebatan sang putra mahkota
"Anda benar yang mulia, yang mulia putra mahkota memang sangat hebat menghindari semua serangan saya"
"Paman itu hanya kebetulan saja, anda tahu pangeran Yu Lan lah yang lebih hebat dalam bermain pedang" ucapnya merendah
Incaru ingin mengunggulkan sang adik pada sang ayah
Mendengar itu Furkada terdiam sejenak
Kau benar nak, adik mu memang lebih hebat tapi kau lah yang akan mewarisi tahta kerajaan bukan adikmu itu
Sedangkan tidak jauh ditempat yang sama seseorang melihat interaksi Furkada dan Incaru dengan tatapan iri
"Cih! Selalu saja dia yang di unggulkan. Heh! dan kau Incaru. Dasar munafik!"
Setelah mengatakan itu orang itu pun pergi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
☀️𝕱 ⃝⃟ ₳ɹɹɐ
Aaaaaaa, ganteng bangetttt🤧🤧🤧✨✨✨
2022-12-31
2
⸙ᵍᵏ•ᴋͫᴇͣɪͬɴͨɴͪᴀͤʀᷞᴀᷞ•Kᵝ⃟ᴸ
yaeelaahh, penggoda ternyata ada di mana2🥱🥱🥱🥱🥱
2022-12-03
1
Ai 𝕷𝖎𝖔𝖓🦁💙
cari masalah aja lo han, entar hilang tangan lo satu baru tau.
2022-11-30
1