Reka dan Nayla kini berdiri sambil menatap pusara yang telah mengering itu. Sebelumnya Reka selalu datang ke makam Azkia sendiri. Baru kali ini dia mengajak Nayla. Karena seseorang yang telah tiada itu seringkali membuat Nayla merasa cemburu.
"Kamu lihat kan Nay, apa aku bisa menyentuhnya?" Reka tersenyum kecil lalu berjongkok sambil menabur bunga di atas pusara dan berdo'a.
Nayla juga ikut berjongkok dan mendo'akannya.
"Kamu pasti juga pernah merasakan kehilangan seseorang untuk selamanya dan rasanya itu sulit untuk dilupakan. Nay..." Reka sedikit memutar tubuhnya dan menggenggam tangan Nayla. "Sisakan sedikit ruang kosong di hati aku untuk tetap mengenang Azkia. Karena semua kenangan yang telah aku lalui bersamanya tidak mungkin bisa aku lupakan."
Nayla menatap nanar wajah Reka. Dia tahu, pasti Reka tidak mudah melewati ini semua.
Reka menangkup kedua pipi Nayla. "Sejak pertama kali bertemu dengan kamu, aku sadar, aku sudah jatuh cinta sama kamu. Itu sebabnya aku tidak menandatangani surat kontrak itu. Aku tidak bermaksud menjadikanmu pengganti."
Kedua tangan Nayla kini melingkar di pinggang Reka dan memeluknya dengan erat.
"Mulai sekarang kita akan menjadi pasangan suami istri yang sebenarnya ya."
Nayla menganggukkan kepalanya pelan.
"Makasih, sudah mau menerima aku yang sudah semakin berumur ini." Reka tertawa kecil. Karena pada kenyataannya umur mereka memang terpaut 10 tahun.
Nayla ikut tertawa lalu merenggangkan pelukannya dan menatap wajah tampan itu. "Untung masih ganteng. Apalagi lesung pipi ini." Nayla mencubit kedua pipi Reka. "Aku suka banget."
"Aduh, kalau gemas jangan dicubit. Sakit." Reka mengusap pipinya dari cubitan Nayla.
"Terus diapain?" tanya Nayla.
"Dicium." bisa-bisanya Reka modus di pemakaman umum.
"Yee," Nayla berdiri yang diikuti oleh Reka. Mereka saling bergandengan tangan keluar dari pemakaman.
"Makan di resto dulu yuk." ajak Reka.
"Di McD aja ya. Aku mau makan es krim."
Reka memutar bola matanya. "Begitu banyak restoran romantis kenapa kamu milih di sana yang sudah jelas pasti ramai."
"Aku gak butuh romantis, aku butuhnya makan."
Inilah yang Reka suka dari Nayla, dia benar-benar apa adanya, tidak pernah jaga image. "Ya udah, gimana kalau take away aja. Kita makan sama Ibu juga di rumah."
Nayla mengangkat jempolnya sambil tersenyum. "Pengertian banget sih." lagi-lagi Nayla mencubit pipi itu sebelum masuk ke dalam mobil.
"Aduh, pipi aku nanti jadi tembem. Jangan dicubit lagi." Reka duduk di kursi pengemudi dan beberapa saat kemudian mobil Reka mulai melaju.
"Jadi gimana rencana selanjutnya?" tanya Reka tiba-tiba.
"Rencana apa?" Nayla balik bertanya tak mengerti.
Dengan tatapan yang masih fokus menatap jalanan, Reka justru kembali menggoda Nayla. "Apakah sudah ada rencana melakukan hal yang menyenangkan untuk pasangan suami istri?"
Seketika wajah Nayla bersemu merah. Dia mengerti apa yang dimaksud suaminya itu. "Kita omongin nanti malam aja."
"Oke, udah di acc nih. Berarti nanti malam langsung yah."
Seketika Nayla menjadi tegang. Benarkah ini sudah saatnya melakukan hal yang katanya menyenangkan itu bersama Reka.
Reka sedikit menoleh Nayla yang begitu tegang. "Jadi gak sabar buat nanti malam." Reka semakin menggoda Nayla.
"Ih, Mas Reka jangan dibayangin sekarang."
Reka hanya tertawa sambil membelokkan mobilnya ke layanan drive thru.
"Kamu mau apa? Paket lengkap? Es krim juga?" tanya Reka saat menghentikan mobilnya di tempat pemesanan.
"Mau semua." kata Nayla dengan mata yang berbinar seperti seorang anak kecil yang akan dituruti kemauannya.
Reka tersenyum lalu memesan paket komplit, termasuk hamburger dan french fries.
Tak butuh waktu lama pesanan mereka sudah siap.
"Mas Reka, aduh, aku kebelet banget."
"Kebelet apa?" tanya Reka sambil melajukan mobilnya pelan keluar dari area drive thru.
"Kebelet buang air kecil. Emang apa?"
"Oo, kirain." Reka terkekeh lalu menghentikan mobilnya di tempat parkir.
"Mas Reka tunggu sini aja, aku cuma bentar." buru-buru Nayla keluar dari mobil. Dia berjalan cepat menuju toilet umum yang berada di dekat restoran.
Setelah selesai, Nayla keluar dari toilet itu. Langkahnya berhenti saat tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya.
"Nayla."
Nayla menatap kaku padanya.
"Nay, udah lama aku gak ketemu kamu. Kenapa kamu gak kuliah?"
Nayla tak menjawab pertanyaan itu. Dia kembali melangkah jenjang menuju mobil Reka.
Nayla menghela napas panjang. Sepertinya kejadian barusan ditangkap oleh kedua mata Reka.
"Siapa?" tanya Reka sambil melajukan mobilnya meninggalkan area parkir.
"Hmm, Dito." jawab Nayla. Dia juga tidak menyangka bisa bertemu Dito di tempat itu. Setelah dia memutuskan Dito, dia sudah tidak pernah lagi bertemu dengannya. Bahkan ibunya pernah bercerita jika Dito sempat mencarinya ke rumah beberapa kali.
"Mantan kamu?"
Nayla menganggukkan kepalanya.
"Gini nih. Godaan terbesar adalah mantan yang masih hidup."
Seketika Nayla mencubit pinggang Reka. "Idih, apaan sih. Aku juga gak akan tergoda lagi sama dia."
"Ngomong-ngomong, kenapa bisa putus?" tanya Reka dengan santai sambil fokus pada jalanan sore hari itu.
"Dia anak pejabat, jadi gak pantaslah aku sama dia. Percuma juga diperjuangin kalau keluarganya gak pernah suka sama aku." antara keluarga Reka dan Dito jelaslah berbeda. Meski keluarga Reka sangat kaya tapi mereka tidak pernah membedakan status sosial itu.
Reka tersenyum miring. "Jadi pejabat yang digaji rakyat aja bangga. Bangga itu kalau udah bisa menciptakan lapangan pekerjaan buat orang lain."
Nayla tersenyum mendengar kalimat Reka. Tentu saja, dia bangga memiliki Reka yang sudah memberi pekerjaan puluhan karyawan di perusahaannya atau mungkin bisa ratusan jika digabung dengan bisnis lainnya.
"Seperti aku yang bangga memiliki Mas Reka." Nayla sedikit menyandarkan dirinya di bahu Reka.
"Senangnya Nayla sekarang udah bucin."
Seketika Nayla kembali menegakkan dirinya. Momen manis gagal hanya karena perkataan Reka. "Ih, apaan sih. Giliran romantis aja diledek."
Tangan kiri Reka meraih kepala Nayla agar kembali bersandar di bahunya. "Aku juga beruntung memiliki kamu. Jangan lupa nanti malam ya."
Dada Nayla berdegup kencang.
Nanti malam? Gawat!
💞💞💞
.
Nanti malam ngapain sih? 😅
Jangan lupa like dan komen ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Vina Vina
Tega amat bilang ke calon istri bahwa di hatinya masih ada ruang untuk wanita lain. Walaupun dah meninggal.
2025-03-01
0
Yani
Persiapkan Nay mau belah duren 🤭
2025-01-30
0
Elizabeth Zulfa
nanti mlm main bola za bang 🤣🤣🤣
2024-09-28
0