Menjemputmu Kembali

Dia memeluk Reka, lalu mengusap wajahnya. Mencium pipinya dan mengucap selamat tinggal.

"Azkia, jangan pergi..."

Dia tersenyum manis sambil melambaikan tangannya. "Semoga kamu selalu bahagia bersama orang yang mencintai kamu. Mulai sekarang kamu harus benar-benar melupakan aku."

"Azkia! Azkia!"

Reka terbangun dari tidurnya dan langsung terduduk. Dia usap wajahnya lalu menghela napas panjang. Dia termenung beberapa saat mengingat mimpi itu. Dia tahu, ini memang sudah waktunya dia melupakan Azkia.

Reka kini menoleh ke sisi kanannya, sudah tidak ada Nayla di sampingnya.

"Nayla kemana? Ini kan masih Subuh." Reka turun dari ranjang dan melihatnya ke kamar mandi. "Nay..." Tapi Nayla tidak ada di sana. Kemudian dia keluar dari kamar dan mencarinya di dapur, tetap tidak ada Nayla. Dia mencari ke ruang tengah dan penjuru rumah lainnya tapi tetap tidak ada juga.

Akhirnya Reka kembali ke kamarnya. Dia duduk di tepi ranjang sambil memikirkan keberadaan Nayla.

"Nay, kamu dimana?" Reka mengambil ponselnya berniat untuk menghubungi Nayla, tapi tanpa sengaja dia menyentuh selembar kertas. Dia ambil kertas itu lalu membacanya.

Mas Reka, maaf jika aku harus pergi. Jujur saja aku ingin mempertahankan pernikahan ini karena aku sudah jatuh cinta sama Mas Reka. Tapi aku tahu, Mas Reka masih mencintai Azkia dan menganggapku hanya sebagai pengganti. Bahkan dalam tidurpun Mas Reka masih menyebut namanya.

Terima kasih sudah memberiku banyak hal. Aku pamit, sampaikan salamku juga untuk Ayah dan Bunda...

Reka menghela napas panjang. Dia kembali merebahkan dirinya sambil mendekap kertas itu. Dia pejamkan matanya mencoba meresapi semua perasaannya. Benarkah yang dikatakan Nayla, dia masih mencintai Azkia?

Semua bayangan Nayla terlintas di pikirannya, mulai dari pertama kali dia bertemu dan semua yang telah terjadi setelah mereka menikah. "Nay, kamu wanita spesial dalam hidup aku. Aku gak akan melepaskan kamu!"

Reka beranjak dari tidurnya kemudian dia menuju kamar mandi untuk membasuh dirinya. Setelah berpakaian rapi dan menyisir rambutnya, dia keluar dari kamar dengan membawa kunci mobil beserta ponselnya.

"Reka, mau kemana?" tanya Luna yang baru saja keluar dari kamarnya dan berpapasan dengan Reka yang berjalan menuju ruang makan.

"Mau ke rumah Nayla," jawab Reka.

Hal itu jelas membuat Luna bingung. "Ke rumah Nayla? Loh, Nayla pulang ke rumahnya?"

"Iya, semalam Nayla pergi. Sepertinya dia pulang ke rumahnya." Reka mengambil air putih lalu meminumnya untuk sekedar membasahi tenggorokannya.

"Kalian berantem gara-gara masalah kemarin?"

Reka menggeleng kecil. "Hanya saja Nayla mengira kalau aku menganggapnya Azkia dan aku tidak mencintainya."

Luna menepuk bahu Reka memberinya dukungan. "Ya sudah, kalau kamu memang benar-benar mencintainya kamu kejar dia. Tapi kamu sarapan dulu, nanti maag kamu kambuh."

Reka menggelengkan kepalanya. "Bunda, aku bukan anak kecil lagi. Aku ke rumah Nayla sekarang. Aku gak mau mengulur waktu lagi." Reka melangkahkan kakinya jenjang keluar dari rumah.

Dia menatap langit yang mulai menampakan sinar terangnya. "Nayla, aku akan membawamu kembali bersamaku."

...***...

Baru kali ini Nayla nekad membawa sepeda motor tengah malam pulang ke rumahnya. Rasa sakit hati telah mengalahkan rasa takutnya. Untunglah jalan yang dia lalui aman, hingga dia sampai di rumahnya dengan selamat.

Setelah sampai di rumah, dia tidur sambil memeluk ibunya. Sampai pagi hari, dia masih belum bercerita apa-apa pada Ibunya.

"Nay, sebenarnya kamu ada masalah apa sama suami kamu? Kamu selesaikan baik-baik. Jangan main kabur seperti ini gak baik." Bu Lela mengusap rambut Nayla memberinya kenyamanan.

"Bu, sebenarnya Mas Reka menikahi aku karena wajah aku mirip dengan calon istrinya dulu yang telah meninggal." Akhirnya Nayla mulai bercerita.

Meskipun terkejut, tapi Bu Lela membiarkan putrinya bercerita sampai selesai.

"Dan mungkin sampai sekarang Mas Reka masih mencintai Azkia. Mas Reka belum bisa melupakan Azkia, bahkan saat tidur saja Mas Reka masih menyebut nama Azkia." Nayla kembali menangis. Rasa cemburunya kali ini memamg terlalu berlebihan. Ya, bisa-bisanya dia cemburu pada seseorang yang telah tiada.

"Nay, kamu pernah merasakan bagaimana rasanya ditinggal orang yang kamu sayang kan, dan pasti kita tidak bisa melupakannya begitu saja."

Nayla menganggukkan kepalanya pelan. Dia tahu rasanya ditinggal pergi Ayahnya untuk selama-lamanya dan rasanya itu sangat berat. Kasih sayang Ayahnya akan tetap terselip di dalam hatinya.

"Kamu harus bisa membiarkan sedikit ruang di hati Reka untuk selalu mengingat Azkia. Ibu tahu, kamu sangat mencintai Reka hingga kamu merasa cemburu seperti ini. Tapi sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Melupakan seseorang yang sudah tiada itu lebih sulit, tidak seperti kamu yang dengan mudah melupakan Dito." Bu Lela mencubit hidung Nayla berniat menggodanya. Dia sangat mengerti sifat putrinya, jika sudah mencintai seseorang pasti dia akan mencintai dengan sepenuh hati.

"Ih, Ibu. Aku biasa aja. Aku hanya ingin tahu, apa Mas Reka benar-benar mencintai aku atau tidak." kata Nayla.

"Kamu lihat saja. Reka pasti sebentar lagi ke sini jemput kamu." Bu Lela melepas pelukannya lalu dia beranjak dari tempat tidur. "Ibu mau masak dulu, kalau kamu mau istirahat tidak apa-apa."

Tapi Nayla justru mengikuti ibunya ke dapur. "Nanti kalau Mas Reka ke sini jangan dibuka dulu ya pintunya." kata Nayla yang mengekori ibunya.

"Kenapa? Kasihan dong."

"Aku mau lihat perjuangan Mas Reka dulu." Dia ingin Reka benar-benar membuktikan cintanya.

Benar saja, beberapa saat kemudian ada suara ketukan pintu dan salam dari Reka.

"Nay, tuh kan Reka datang jemput kamu." kata Bu Lela. "Bukain gih, suruh masuk."

"Biarkan dulu, Bu. Aku benar-benar ingin tahu Mas Reka cinta sama aku atau tidak." Nayla berjalan mendekati pintu. Dia mengintip Reka yang masih berdiri di dekat pintu.

"Nay, buka pintunya. Aku tahu kamu ada di dalam. Aku mau bicara sama kamu." Reka kembali mengetuk pintu itu sampai beberapa kali. "Aku akan tunggu di sini sampai kamu mau bertemu dengan aku." Reka menyandarkan dirinya di pintu yang tertutup itu.

Matahari telah merangkak naik dan terasa semakin panas. Sampai hari menjelang siang, Nayla tak juga mau membuka pintu untuk Reka.

"Nay," panggilan Reka semakin pelan. Dia akhirnya dia beralih duduk di kursi kecil dekat jendela sambil memegang perutnya. "Baru jam 10 kenapa maag aku sudah kambuh begini."

Sedangkan di dalam, sedari tadi Nayla terus mengintip Reka berulang kali.

"Astaga, Nayla, buka pintunya kasihan Reka nungguin kamu dari tadi di depan." suruh Bu Lela pada putrinya yang sedikit keras kepala itu.

Nayla akhirnya membuka pintu rumahnya. Pandangan mereka terpaut beberapa saat..

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Gantian Reka yang sakit

2025-01-30

1

Nur Rizqi

Nur Rizqi

semangat reka... semoga g goyah saat badai datang lebih besar y😉

2024-10-13

0

Eika

Eika

Pengorbanan Reka benar2 ya

2023-02-28

2

lihat semua
Episodes
1 Sanjaya Group
2 Sangat Mirip
3 Jadilah Pengganti
4 Kesepakatan
5 Jangan Panggil Pak Reka
6 Bertemu Keluarga Reka
7 Meminta Restu
8 Pernikahan
9 Baru Sehari
10 Maaf
11 Dia, Istriku
12 Anggap Aku Suami Kamu
13 Perhatian Reka
14 Apakah Cinta?
15 Jangan Pergi
16 Menjemputmu Kembali
17 Di Rumah Nayla
18 Beruntung Memilikimu
19 Begitulah Cinta
20 Seperti Sugar Daddy
21 Kembali Kuliah
22 Sudah Move On
23 Ada yang Mengikuti
24 Kado Spesial
25 You're Really The One
26 Makasih Kadonya
27 Tertidur di Kelas
28 Mengulang Lagi
29 Mau?
30 Acara Makan Malam
31 Akan Menjadi Orang Tua
32 Kabar Bahagia
33 Karena Berita Hoax
34 Kamu Mantan, Aku Suaminya!
35 Berkunjung Ke Kantor
36 Berkunjung ke kantor 2
37 Rujak Buah
38 Kejutan Apa?
39 Selamat Ulang Tahun
40 Peresmian
41 Rencana Keluar Kota
42 Kehilangan Ponsel
43 Cepatlah Pulang
44 Aku Membutuhkanmu
45 Wellcome Andika
46 Rekaman CCTV
47 Teror Pesan
48 Baby Blues?
49 Baby Blues 2
50 Curahan Hati
51 Kalian Segalanya
52 Lewat Jalur Tangan
53 100% Suami Idaman
54 Penyamaran
55 Sudah Tertangkap
56 Kagum
57 Sudah Saatnya
58 Kilas Balik
59 Wisuda
60 Hamil?
61 Karya Baru
62 Always Loving You
63 Jiwa Murni Putri Amora
64 When Mafia Fall In Love
65 Gadis SMA Milik Casanova
66 I Like Your Kiss
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Sanjaya Group
2
Sangat Mirip
3
Jadilah Pengganti
4
Kesepakatan
5
Jangan Panggil Pak Reka
6
Bertemu Keluarga Reka
7
Meminta Restu
8
Pernikahan
9
Baru Sehari
10
Maaf
11
Dia, Istriku
12
Anggap Aku Suami Kamu
13
Perhatian Reka
14
Apakah Cinta?
15
Jangan Pergi
16
Menjemputmu Kembali
17
Di Rumah Nayla
18
Beruntung Memilikimu
19
Begitulah Cinta
20
Seperti Sugar Daddy
21
Kembali Kuliah
22
Sudah Move On
23
Ada yang Mengikuti
24
Kado Spesial
25
You're Really The One
26
Makasih Kadonya
27
Tertidur di Kelas
28
Mengulang Lagi
29
Mau?
30
Acara Makan Malam
31
Akan Menjadi Orang Tua
32
Kabar Bahagia
33
Karena Berita Hoax
34
Kamu Mantan, Aku Suaminya!
35
Berkunjung Ke Kantor
36
Berkunjung ke kantor 2
37
Rujak Buah
38
Kejutan Apa?
39
Selamat Ulang Tahun
40
Peresmian
41
Rencana Keluar Kota
42
Kehilangan Ponsel
43
Cepatlah Pulang
44
Aku Membutuhkanmu
45
Wellcome Andika
46
Rekaman CCTV
47
Teror Pesan
48
Baby Blues?
49
Baby Blues 2
50
Curahan Hati
51
Kalian Segalanya
52
Lewat Jalur Tangan
53
100% Suami Idaman
54
Penyamaran
55
Sudah Tertangkap
56
Kagum
57
Sudah Saatnya
58
Kilas Balik
59
Wisuda
60
Hamil?
61
Karya Baru
62
Always Loving You
63
Jiwa Murni Putri Amora
64
When Mafia Fall In Love
65
Gadis SMA Milik Casanova
66
I Like Your Kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!