Perhatian Reka

Baru saja Reka tertidur, dia terbangun karena mendengar rintihan dari Nayla. "Nay?" Tangan Reka menyentuh kening Nayla untuk mengecek suhu tubuhnya. "Badan kamu panas banget."

Reka segera turun dari ranjang dan mengambil baskom yang dia isi dengan air hangat beserta handuk kecil. Di kompres kening Nayla agar panas ditubuhnya terserap.

Merasakan dingin di kepalanya, Nayla sedikit membuka matanya.

"Badan kamu panas sekali. Kamu minum obat penurun demam dulu ya." Reka membantu Nayla duduk, kemudian dia ambil obat penurun demam itu dan membantu Nayla meminumnya. Setelah itu dia bantu Nayla merebahkan kembali badannya.

Nayla tak berkata apa-apa lagi. Badannya terasa sangat tidak enak dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya Dia kembali memejamkan matanya dengan sesekali merintih.

Reka terus terjaga, dengan telaten dia membasahi kompres lagi saat handuk kecil itu sudah terasa panas. Begitu berulang kali sampai suhu tubuh Nayla berangsur turun.

Dia kini duduk bersandar di headboard dengan tangan yang mengusap puncak kepala Nayla. Lama kelamaan dia tertidur dengan posisi seperti itu sampai malam menjelang pagi.

Nayla perlahan membuka matanya. Hatinya tersentuh saat melihat Reka yang tertidur dengan setengah duduk di sampingnya. Pasti semalam Reka terjaga untuk menjaganya. Andai saja Reka melakukan ini semua untuknya, pasti dia akan menjadi wanita yang sangat bahagia tapi pada kenyataannya Reka menyayanginya hanya karena wajahnya yang mirip dengan Azkia.

Perlahan tangan Nayla menyentuh pipi Reka hingga membuat Reka kini membuka matanya. "Ada apa? Kamu tidur lagi, ini masih pagi banget."

"Aku mau ke kamar mandi." kata Nayla.

"Iya." Reka turun dari ranjang lalu meraih tubuh Nayla dan menggendongnya menuju kamar mandi. Menunggunya sampai selesai setelah itu dia kembali menggendong Nayla lalu dia baringkan di tempat tidur kembali.

Reka menutup tubuh Nayla dengan selimut. "Kamu tidur lagi ya." Kemudian dia rebahkan dirinya di samping Nayla dan menyisakan jarak kosong di tengah.

Nayla menatap wajah Reka yang masih saja belum tertidur.

"Makasih, Pak Reka sudah merawat aku."

Reka memutar tubuhnya sambil tersenyum. "Kamu dengar kata Bunda kemarin, suami harus merawat saat istrinya sakit."

Entah mengapa Nayla menjadi gugup seperti ini. Bukannya memejamkan mata tapi dia justru memainkan jemarinya sendiri.

"Mulai sekarang kamu juga udah gak boleh kerja di kantor lagi. Kamu udah aku pecat." kata Reka sambil melipat tangannya sendiri di dadanya.

"Ih, iya, iya, aku gak kerja lagi di tempat Pak Reka."

"Kok masih panggil, Pak. Kan udah aku pecat."

Nayla melirik tajam Reka. Baru juga hatinya melunak, Reka sudah mulai membuatnya kesal lagi. Tapi kali ini Nayla mengalah. "Iya, Mas Reka."

Reka semakin tersenyum. Satu tangannya terulur dan memeluk Nayla.

"Hmm, Pak, eh, Mas tangannya." Nayal berusaha menyingkirkan tangan Reka yang ada di perutnya tapi sangat berat.

"Ini sebagai bayaran udah jagain kamu semalam." Reka semakin mengeratkan pelukannya.

Jujur saja, Nayla merasa nyaman mendapat pelukan dari Reka. Baru beberapa detik Reka memeluknya, Reka sudah tertidur dengan nyenyak. Dia pandangi paras yang tampan rupawan itu. Andai saja hubungan ini bukan di atas kertas pasti dia akan menjadi wanita yang paling beruntung memiliki Reka.

...***...

"Kok bisa sampai jatuh, nak?" Bu Lela baru datang siang itu saat mendapat kabar jika Nayla terjatuh.

"Kemarin gak sengaja tersandung tangga." bohong Nayla. "Ibu gak usah terlalu khawatir, ada Mas Reka yang merawat aku."

Reka yang duduk di dekat Nayla hanya tersenyum sambil mengusap kaki Nayla yang terbalut itu.

"Ibu khawatir dengar kamu jatuh. Soalnya kalau kamu sakit biasanya manja banget sama Ibu."

"Sekarang manjanya sama saya, Bu. Kemarin sampai nangis-nangis gak bisa ngapa-ngapain." Goda Reka mengejek Nayla. Dia juga puas menertawakan Nayla.

"Ih, apaan sih. Siapa yang nangis." Nayla memanyunkan bibirnya mendengar pernyataan Reka, padahal itu memang benar adanya. Dia cubit pinggang Reka agar dia berhenti menertawakannya.

"Kamu nih." Reka mencubit hidung Nayla membalasnya.

"Malah ngobrol di kamar." Luna masuk ke dalam kamar Reka. "Kita makan dulu yuk. Bu Lela, mari makan siang dulu sama-sama. Reka bawa Nayla keluar kamar juga biar gak bosan di dalam kamar terus."

"Iya, Bun."

Bu Lela dan Bunda Luna keluar dari kamar Reka tapi Reka dan Nayla justru saling tatap.

"Mau makan diluar atau di dalam kamar saja?" tanya Reka.

"Diluar aja Mas," jawab Nayla. "Aku bisa jalan sendiri gak ya?"

"No! Kaki kamu benar-benar gak boleh gerak selama satu minggu." Reka meraih tubuh Nayla tapi Nayla menahan tangan Reka.

"Aku harus mengganti dengan apa, semua perhatian Mas Reka ini?" Nayla menatap Reka dengan sangat dekat.

Reka tersenyum manis yang membuat Nayla semakin meleleh. "Dengan menemaniku seumur hidup kamu."

"Jadi aku harus terus perpanjang kontrak?" Nayla mengalungkan tangannya di leher Reka. Sepertinya dia sudah mulai terbiasa dengan sentuhan-sentuhan Reka.

"Iya. Perpanjang kontrak seumur hidup." Reka semakin dalam memandang wajah Nayla. Bibir itu begitu sangat menggoda. Dia tidak akan melewatkan kesempatan ini. Bagai ada magnet yang saling menarik. Reka menempelkan bibirnya di bibir tipis Nayla dan mulai memagutnya dengan lembut.

Reka tersenyum dalam hatinya saat merasakan balasan dari ciumannya. Terasa begitu mendebarkan, seolah dia enggan melepas ciuman manis itu.

"Reka, ditungguin mertua sama Bunda di bawah malah asyik ciuman di kamar." suara Niko membuyarkan adegan manis putranya itu.

Seketika Reka melepas dirinya. "Ayah, kalau mau ke kamar ketuk pintu dulu."

"Ketuk pintu gimana? Sedari tadi pintunya terbuka."

Nayla semakin menyembunyikan wajahnya karena malu. Bisa-bisanya dia menikmati dan mungkin akan kecanduan dengam ciuman Reka itu.

Reka tersenyum tanpa dosa sambil mengangkat tubuh Nayla. "Iya, lupa." mereka keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan.

Reka menurunkan Nayla di kursi makan dan tak lupa mengganjal kaki Nayla dengan kursi kecil agar tetap lurus.

"Reka, Bunda tungguin lama sekali."

"Asyik bercumbu di kamar." kata Niko yang memang suka menggoda putra pertamanya.

"Ayah, jangan buka kartu." Reka mengambil piring lalu dia isi dengan nasi dan lauk untuk Nayla.

"Semoga Ibu cepat dapat cucu."

Perkataan Ibunya membuat Nayla hampir saja tersedak.

"Sayang, pelan-pelan. Minum dulu." Reka mengambilkan segelas air putih untuk Nayla dan langsung diteguk habis oleh Nayla.

"Kayaknya sih gak lama lagi." kata Niko sambil tertawa mengingat Reka adalah produk pertamanya dulu yang sekali tembak langsung jadi.

Reka sedikit melirik Nayla yang hanya berdiam diri dengan pipi yang merona.

Apakah sudah saatnya membuat cucu untuk mereka?

💞💞💞

.

Jangan lupa like dan komen ya...

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Semoga kata cinta segera terucap dari ke duanya 😍😍

2025-01-30

0

Nur Rizqi

Nur Rizqi

buat dah buru/Chuckle/ mo tahu versi sachetnya seperti apa😂

2024-10-13

0

Heryta Herman

Heryta Herman

klo sdh cinta ma nayla bilang aja boss....
keburu di tikung nti...

2024-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Sanjaya Group
2 Sangat Mirip
3 Jadilah Pengganti
4 Kesepakatan
5 Jangan Panggil Pak Reka
6 Bertemu Keluarga Reka
7 Meminta Restu
8 Pernikahan
9 Baru Sehari
10 Maaf
11 Dia, Istriku
12 Anggap Aku Suami Kamu
13 Perhatian Reka
14 Apakah Cinta?
15 Jangan Pergi
16 Menjemputmu Kembali
17 Di Rumah Nayla
18 Beruntung Memilikimu
19 Begitulah Cinta
20 Seperti Sugar Daddy
21 Kembali Kuliah
22 Sudah Move On
23 Ada yang Mengikuti
24 Kado Spesial
25 You're Really The One
26 Makasih Kadonya
27 Tertidur di Kelas
28 Mengulang Lagi
29 Mau?
30 Acara Makan Malam
31 Akan Menjadi Orang Tua
32 Kabar Bahagia
33 Karena Berita Hoax
34 Kamu Mantan, Aku Suaminya!
35 Berkunjung Ke Kantor
36 Berkunjung ke kantor 2
37 Rujak Buah
38 Kejutan Apa?
39 Selamat Ulang Tahun
40 Peresmian
41 Rencana Keluar Kota
42 Kehilangan Ponsel
43 Cepatlah Pulang
44 Aku Membutuhkanmu
45 Wellcome Andika
46 Rekaman CCTV
47 Teror Pesan
48 Baby Blues?
49 Baby Blues 2
50 Curahan Hati
51 Kalian Segalanya
52 Lewat Jalur Tangan
53 100% Suami Idaman
54 Penyamaran
55 Sudah Tertangkap
56 Kagum
57 Sudah Saatnya
58 Kilas Balik
59 Wisuda
60 Hamil?
61 Karya Baru
62 Always Loving You
63 Jiwa Murni Putri Amora
64 When Mafia Fall In Love
65 Gadis SMA Milik Casanova
66 I Like Your Kiss
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Sanjaya Group
2
Sangat Mirip
3
Jadilah Pengganti
4
Kesepakatan
5
Jangan Panggil Pak Reka
6
Bertemu Keluarga Reka
7
Meminta Restu
8
Pernikahan
9
Baru Sehari
10
Maaf
11
Dia, Istriku
12
Anggap Aku Suami Kamu
13
Perhatian Reka
14
Apakah Cinta?
15
Jangan Pergi
16
Menjemputmu Kembali
17
Di Rumah Nayla
18
Beruntung Memilikimu
19
Begitulah Cinta
20
Seperti Sugar Daddy
21
Kembali Kuliah
22
Sudah Move On
23
Ada yang Mengikuti
24
Kado Spesial
25
You're Really The One
26
Makasih Kadonya
27
Tertidur di Kelas
28
Mengulang Lagi
29
Mau?
30
Acara Makan Malam
31
Akan Menjadi Orang Tua
32
Kabar Bahagia
33
Karena Berita Hoax
34
Kamu Mantan, Aku Suaminya!
35
Berkunjung Ke Kantor
36
Berkunjung ke kantor 2
37
Rujak Buah
38
Kejutan Apa?
39
Selamat Ulang Tahun
40
Peresmian
41
Rencana Keluar Kota
42
Kehilangan Ponsel
43
Cepatlah Pulang
44
Aku Membutuhkanmu
45
Wellcome Andika
46
Rekaman CCTV
47
Teror Pesan
48
Baby Blues?
49
Baby Blues 2
50
Curahan Hati
51
Kalian Segalanya
52
Lewat Jalur Tangan
53
100% Suami Idaman
54
Penyamaran
55
Sudah Tertangkap
56
Kagum
57
Sudah Saatnya
58
Kilas Balik
59
Wisuda
60
Hamil?
61
Karya Baru
62
Always Loving You
63
Jiwa Murni Putri Amora
64
When Mafia Fall In Love
65
Gadis SMA Milik Casanova
66
I Like Your Kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!